KONTROVERSI NAMA ALLAH


PENDAHULUAN

Tiba-tiba saja Tiur (7 tahun, bukan nama sebenarnya) dan Butet (3 tahun, bukan nama sebenarnya) merinding ketakutan dan dari sekujur tubuhnya keluar keringat dingin tatkala didengarnya suara azan dari televisi yang sedang ditontonnya. Hal semacam ini sangat mencemaskan kedua orangtua angkat anak-anak tersebut. Rupanya kedua anak itu menderita trauma parah akibat kekerasan, pembunuhan, perusakan dan pembakaran rumahnya di Ternate. Apakah anda sekalian tahu, teriakan-teriakan apa yang membuat anak-anak kecil tersebut mengalami trauma yang tak mudah dilupakan oleh anak-anak kecil tersebut mengalami trauma yang amat membekas. "Allahu Akbar!". Sebuah ungkapan yang tak mudah dilupakan oleh bocah-bocah cilik tersebut. Mengapa? Oleh karena mereka yang meneriakkannya, adalah juga yang mengobrak-abrik rumahnya, memukuli, menendang ayah-ibunya dan akhirnya membakar rumahnya hingga kedua orangtuanya tewas tak tertolong. Kini, dalam pengasingan di kota Manado, di rumah orangtua angkatnya, sementara anak-anak itu menonton TV, orangtua angkatnya senatiasa berwaspada, manakala azan tiba - mereka segera mematikan tayangan tersebut, tak lain demi menghindari guncangan jiwa yang semakin mengakumulasi dalam diri anak-anak itu.

Kasus lain, seorang bapak menceritakan pengalaman yang dialaminya pada tanggal 13 Mei 1998. Mobil yang dikendarai sepulang dari kantor, distop oleh serombongan orang yang meneriakkan yel-yel, "Allahu Akbar!". Ia berhenti, keluar dari mobilnya. Tiba-tiba dengan beringas orang-orang yang mencegatnya itu menjungkirkbalikkan mobilnya, sambil tetap meneriakkan, "Allahu Akbar!", selanjutnya, dengan rasa tanpa salah, bahkan menganggap sebagai perilaku pahlawan, mereka membakar mobil tersebut.

Hal lain lagi, dapatkah saudara bayangkan, kira-kira kalimat apakah yang diucapkan oleh Muhammad Atta, dan rekan-rekannya, para pembajak yang berhasil mengambil alih kendali Pesawat-pesawat Penumpang dan menghujamkannya ke Menara Kembar WTC dan ke Gedung Pentagon tanggal 11 September 2001 yang lalu. Mungkin saya salah, tetapi saya menebak, pasti mereka mengucapkan "Allahu Akbar" sementara mengarahkan moncong pesawat ke arah sasaran yang dituju untuk dihujamkan bagai bom penghancur yang membinasakan ribuan orang di dalam gedung-gedung tersebut sekaligus meledakkan diri mereka sendiri bersama-sama penumpang lainnya yang tak tahu menahu urusan mereka.

SPIRIT YANG TERKANDUNG DALAM NAMA "ALLAH"

Sejauh yang saya amati, saya berkesimpulan bahwa nama "Allah", yang dalam Islam dipercaya sebagai Tuhan semesta alam, ternyata mempunyai hakikat dan gaya berhubungan dengan ciptaanNya yang sangat berbeda dengan Tuhan yang dipercaya oleh orang-orang Kristen. Adapun perbedaannya, antara lain terlihat dalam:

  1. # "Allah" dalam Islam, tidak bisa dikenal secara dekat. Manusia tidak dapt membangun hubungan intim dengan "Allah". Ia terlalu jauh, abstrak dan tak terjangkau.
    # Tuhan orang Kristen bisa dikenal melalui pribadi Yesus Kristus (Yoh 17:3). Manusia bisa membangun hubungan perjanjian dengan Tuhan.

  2. # "Allah" menurut Islam, tidak terikat oleh apapun. Ia bebas melakukan apapun, kapanpun, dimanapun dan dengan cara apapun.
    # Tuhan orang Kristen rela terikat janji dengan umatNya. Ia mendasarkan segala perbuatannya atas dasar kasih dan kebenaran. Ia tidak mungkin berdusta (Titus 1:2; Ibr 6:18). Ia tidak mungkin menyangkali (kesetiaan) diriNya (2Tim 2:13).

  3. # "Allah" menurut Islam adalah Maha Adil. Keadilannya didasarkan atas kedaulatanNya dan kemahakuasaanNya yang mutlak.
    # Tuhan orang Kristen adalah Tuhan yang setia dan adil (1Yoh 1:9). Keadilannya selalu diimbangi dengan kesetiaanNya.

Dari uraian di atas, dapatlah disimpulkan bahwa spirit yang terkandung dalam nama "Allah" adalah spirit yang "memurkai segala dosa tanpa ampun". Spirit yang "keras dan tegas". Hal mana tercermin pula pada perilaku umatNya sejak dari Islam mulai berdiri. Islam adalah agama "Allah" yang harus ditegakkan melalui pedang. Nabinya telah melakukan 27 pertempuran dan merencanakan 39 pertempuran lainnya. Dalam perjuangan-perjuangan dan ekspansinya, pedang tidak pernah lepas dari genggaman pengikutnya. Jauh berbeda dengan ajaran Tuhan Yesus Kristus, yang justru memerintahkan pengikutNya untuk menyarungkan pedang (tidak mempergunakan pedang) bahkan dalam pembelaan diri sekalipun (Mat 26:52; 5:39,44).

NAMA PRIBADI MENGANDUNG SPIRIT PRIBADI YANG BERSANGKUTAN

ø    Sebelum Judas Iskariot (yang mengkhianati Yesus) dikenal, mungkin banyak orang memakai nama tersebut untuk nama pribadi putera mereka yang baru dilahirkan. Akan tetapi setelah nama itu dipakai oleh seorang pribadi yang murtad dan mengkhianati gurunya, sejak itu sukar sekali mendapati nama tersebut dipakai oleh seseorang. Hal itu tak lain, karena bagaimanapun orang mempercayai bahwa nama pribadi membawa spirit dari pribadi yang terwakili oleh nama tersebut.

BEDA ANTARA NAMA PRIBADI, JULUKAN DAN NAMA GENERIK (PREDIKAT/JABATAN)

  1. Nama Pribadi adalah nama yang khusus dipakai oleh seseorang (satu pribadi) dan tidak dapat dipertukarkan di antara pribadi-pribadi lainnya (kecuali pribadi-pribadi tersebut mempunyai nama pribadi yang sama). Contoh: Megawati
  2. Julukan adalah panggilan lain bagi seseorang (satu pribadi) di samping nama pribadinya. Julukan sebenarnya bukanlah nama otentik dari pribadi tersebut, namun julukan juga bisa menjadi otentik dan khas bagi sebutan pribadi tersebut. Julukan biasanya diberikan kepada (didapat oleh) seseorang karena alasan-alasan tertentu. Contoh: Si Pendiam.
  3. Nama Generik (Predikat/Jabatan) adalah sebenarnya bukan nama melainkan panggilan terhadap Predikat/Jabatan tertentu yang disandang oleh pribadi tersebut. Contoh: Presiden RI.

NAMA-NAMA SESEMBAHAN DARI BERBAGAI BAHASA/BUDAYA & KRITERIANYA

Catatan:

PERBEDAAN ESENSI KATA "TUHAN" DAN KATA "ALLAH"

A. MENURUT PANDANGAN ISLAM:
    a.    "Tuhan" adalah nama generik bagi sesembahan manusia secara universal.
    b.    "Allah" adalah nama pribadi sesembahan umat Islam, yang diklaimnya sebagai Tuhan secara universal.

B. MENURUT PANDANGAN KRISTEN:

    a.    Berdasarkan Pendapat Penerjemah LAI:

    b.    MENURUT PANDANGAN KRISTEN SECARA UMUM:

Catatan:

Para penerjemah bahasa Inggris maupun LAI diperkirakan telah keliru menerjemahkan kata "Adonai YAHWE" dengan "the Lord GOD" dan "Tuhan ALLAH" (lihat : contoh-contoh dalam kitab Yehezkiel). Dalam bahasa Inggris kekeliruan tersebut tidaklah berakibat fatal, namun dalam bahasa Indonesia sangat fatal. Karena dalam kata "Tuhan ALLAH" tersebut, nama "ALLAH" telah berubah konotasi dari nama generik (predikat/jabatan) menjadi nama pribadi. Tentu saja hal ini bisa disebut fatal, sebab "ALLAH" adalah nama pribadi sesembahannya orang Islam, yang diklaimnya sebagai prbadi yang tidak beranak dan tidak diperanakkan. Sedangkan nama pribadi sesembahan orang Kristen adalah YAHWE (PL) atau YESUS (PB). Yesus inilah yang oleh orang Kristen dikelan sebagai "Anak Allah" (istilah "Allah" di sini mengikuti versi terjemahan LAI).

BUKTI-BUKTI BAHWA NAMA "ALLAH" DALAM ISLAM ADALAH NAMA PRIBADI

  1. UNGKAPAN-UNGKAPAN AKTUAL ISLAM/QUR'AN:
    • "Ya Allah, ya Tuhan kami!" => jelas di sini, "Allah" adalah nama pribadi, sedangkan "Tuhan" adalah nama generik.
    • "Tiada Tuhan, selain Allah!" => juga nampak disini, "Allah" adalah nama pribadi, sedangkan "Tuhan" adalah nama generik.

  2. ORANG ISLAM SANGAT KEBERATAN JIKA KATA "ALLAH" DITULIS DALAM HURUF KECIL:
    Contoh:
    • Kel. 18:11; 20:3; Kis 7:40; 1Kor 8:5 (beberapa kalangan Islam memprotes penulisan: "allah" dalam ayat-ayat Alkitab ini, seharusnya kata tersebut dituliskan dengan:"ilah").

  3. NAMA PRIBADI TAK BISA DIBERI IMBUHAN, NAMA GENERIK BISA:
    Contoh:
    • Tak ada istilah: Kemegawatian atau Kesuhartoan; juga menurut Islam tak boleh ada istilah: Keallahan, sebab bagi Islam "Allah" adalah nama pribadi.
    • Yang ada adalah: Kepresidenan, Ketuhanan atau Keilahian, dsb.

  4. NAMA PRIBADI TIDAK BISA DIRANGKAI DENGAN KATA SANDANG, NAMA GENERIK BISA:
    • Tidak ada istilah: The Megawati; The Clinton, dll. Itu sebabnya menurut Islam tidak ada pula. The Allah atau Al Allah.
    • Yang ada adalah: The President, The Director; atau The God, Al Ilah, Al Jin, dll.

  5. NAMA PRIBADI TIDAK BISA DITULIS DALAM BENTUK JAMAK, NAMA GENERIK BISA:
    Contoh:
    • Tidak ada kata Clintons atau Megawati-Megawati, juga tidak ada: Allahs atau Allah-Allah.
    • Yang ada adalah: Presiden-Presiden, Directors, Ilah-ilah, Dewa-dewa, Gods, dll.
      Catatan: khusus untuk kata: "Tuhan-Tuhan" harus ditulis dengan huruf kecil: "tuhan-tuhan" berhubung kata "Tuhan" menunjuk sesembahan monoteistik sedangkan kata "tuhan" menunjuk sesembahan polyteistik.

  6. NAMA PRIBADI LAYAK MENDAPAT GELAR, TIDAK DEMIKIAN DENGAN JABATAN:
    Contoh:
    • Ali Said SH; James Brown PhD; Muhammad SAW; Isa AS; Allah SWT (dalam Islam "Allah" adalah nama pribadi, Ia layak mendapat gelar).
    • Sebaliknya, tidak ada: Tuhan SWT; Presiden MBA; Gubernur SH.

  7. NAMA PRIBADI TIDAK BISA DIGONTA-GANTI, SEKALIPUN DALAM PENGGUNAAN DENGAN BAHASA-BAHASA LAIN:
    Contoh:
    • Nama "Wundalar" (bah. Indonesia) akan tetap "Wundalar" walaupun digunakan dalam bahasa Inggris. Paling-paling pelafalannya yang sedikit melenceng jadi "one dollar
    • Demikian pula nama "Allah" (bah. Arab-dilafal: "auwloh"), dalam bahasa Indonesia tetap ditulis "Allah" (dilafal: "alah" atau "auwloh"), dalam bahasa Inggris, atau bahasa apapun tetap saja ditulis dan dilafal: "Allah".
      Contoh: Sura 48:1, "Lo! We have given thee, (O Muhammad) signal victory, that Allah may forgive thee of thy sin,"

Kalaupun ada nama yang sepertinya mempunyai terjemahan dalam beberapa bahasa dunia, agaknya hal tersebut bukanlah penerjemahan, melainkan "perubahan karena proses pelafalan antar bahasa". Contoh: "Charles" Yang Agung, bisa dipanggil "Karel" Yang Agung atau "Iskandar" Zulkarnain bisa dipanggil "Alexander" The Great, atau: "Abraham" jadi "Ibrahim".

Contoh yang paling faktual adalah nama Yesus.

Malahan nama-nama Charles=Karel=Carlos yang seakan merupakan terjemahan tersebut, di berbagai negara sebenarnya telah dipakai oleh pribadi yang berbeda-beda.

Contoh:

MENGAPA PENTING MENGETAHUI BAHWA NAMA ALLAH DALAM ISLAM ADALAH NAMA PRIBADI?

  1. AGAR DIMAKLUMI BAHWA KONSEP "ALLAH" DALAM ISLAM BERBEDA DENGAN "ALLAH" DALAM KRISTEN.
  2. AGAR DIPAHAMI BAHWA "NAMA" PRIBADI SELALU MEMBAWA "SPIRIT" PRIBADI.
  3. AGAR DIMENGERTI, BAHWA PENGGUNAAN NAMA "ALLAH" YANG DIPAKAI DALAM ALKITAB DAN SELURUH KEGIATAN KEKRISTENAN, PASTI MEMPUNYAI DAMPAK , SEKALIPUN KECIL DAN TERSELUBUNG.
  4. AGAR MENJADI BAHAN RENUNGAN, BAHWA DAMPAK MINIMAL DARI PENGARUH NAMA "ALLAH" YANG DIPAKAI DALAM ALKITAB DAN SELURUH KEGIATAN KEKRISTENAN ADALAH TERBENTUKNYA CELAH (JALAN MASUK) BAGI "SPIRIT ASING" KE DALAM KEKRISTENAN.
  5. AGAR DIRENUNGKAN LEBIH JAUH, MENGAPA KEKRISTENAN DI INDONESIA SELALU DALAM TEKANAN ROH INTIMIDASI, SEMENTARA PERYATAAN ALKITAB MENGATAKAN BAHWA KITA LEBIH DARI PEMENANG (RM 8:37; 1KOR 15:57; 2KOR 2:14; EF 6:12).
  6. AGAR DISADARI BAHWA "SPIRIT ALLAH" MEMPUNYAI STRATEGI GLOBAL TERSELUBUNG UNTUK MENGUASI DAN MEMPENGARUHI MANUSIA DI SELURUH DUNIA DENGAN CARA MEMEPERKENALKAN NAMA PRIBADINYA YANG SELALU OTENTIK (KARENA TAK PERNAH DI TERJEMAHKAN KE DALAM BAHASA APAPUN). KETIKA NAMA ITU DISERU DIBERBAGAI PELOSOK DUNIA, MAKA AKAN ADA PENGARUH (SPIRIT) YANG BEROPERASI DAN MEMPENGARUHI PELOSOK-PELOSOK DUNIA TERSEBUT.

KUASA PERKATAAN


Pernahkah anda bayangkan, apa yang terjadi dalam alam roh ketika kita menyanyikan lagu ini:
Dari utara ke selatan, terdengar pujian bagi Allah
Dari barat sampai ke timur, nama Yesus disanjung tinggi
Dari pulau-pulau, lembah-lembah, gunung-gunung yang tinggi
KebesaranNya disaksikan, kemuliaannya dic'ritakan
Yesus, Yesus, nama Yesus, nama Yesus disanjung tinggi
Dari pulau-pulau, lembah-lembah, gunung-gunung yang tinggi
Allahku dahsyat berkuasa, s'luruh bumi sujud
menyembah, tinggikan namaMu
Allahku dahsyat berkuasa, s'luruh bumi sujud
menyembah, tinggikan namaMu O

JALAN KELUAR TERBAIK

USULAN KEPADA LEMBAGA ALKITAB INDONESIA (LAI):
Demi menyatakan kebenaran dan demi kebaikan Gereja Tuhan di masa datang, alangkah arifnya jika LAI segera merevisi Terjemahan Alkitab edisi-edisi yang telah beredar dengan menerbitkan edisi baru yang mengalami perbaikan. Adapun saran perbaikan didasarkan pada realitas yang ada. Mungkin selama ini LAI berpegang teguh pada kaidah penerjemahan bahasa, namun apa artinya berpegang teguh pada hal tersebut jika kebenaran yang paling hakiki terkorbankan. Sekali lagi, mohon kearifan LAI untuk mempertimbangkan benar-benar realitas yang ada. Realitas yang ada antara lain adalah bahwa hampir semua orang Indonesia mengetahui dan mempercayi bahwa kata "Tuhan" itu adalah nama generik (predikat/sebutan). Sementara untuk nama "Allah", pengaruh Islam/Arab dalam bahasa Indonesia itu sangatlah kuat, dan hal ini tidak bisa kita pungkiri. Oleh karenanya, hampir semua orang Indonesia, pemahamannya akan nama "Allah" amatlah dipengaruhi oleh kepercayaan mayoritas, yang mengatakan bahwa nama itu adalah nama pribadi. Jika dari realitas kehidupan kita temui hal-hal tersebut, maka alangkah bijaksananya LAI, bila memakai kata yang telah sangat dikenal, yaitu "Tuhan" untuk semua nama generik apapun sesembahan orang Kristen dan Ibrani yang diungkap oleh bahasa asli Alkitab. Sedangkan untuk nama pribadi sesembahan kita, jangan diterjemahkan, pastikan itu tertulis sebagaiman "pelafalannya" dalam bahasa Indonesia.
Adapun rumusan saran perubahan yang sederhana namun sangat rasionil karena didasarkan pada realitas yang ada, adalah sebagai berikut:
  1. Kata "Allah" yang tertulis dalam Terjemahan Baru LAI, yang berasal dari kata "El/Elohim/Eloah dan Elah" (PL) dan Theos (PB) => semuanya mohon direvisi/diganti dengan kata: "Tuhan"
  2. Kata "Tuhan" yang tertulis dalam Terjemahan Baru LAI, yang berasal dari kata "Adonai" (PL) dan "Kurios" (PB) => semuanya tetap ditulis dengan kata "Tuhan".
  3. Kata "TUHAN" yang tertulis dalam Terjemahan Baru LAI khusus dalam Perjanjian Lama, yang berasal dari kata "YAHWE" => mohon direvisi/diganti dengan kata: "YAHWE". (Bagi kami kata ini merupakan nama pribadi yang tidak boleh diterjemahkan).
  4. Kata majemuk "TUHAN ALLAH" yang tertulis dalam Terjemahan Baru LAI khususnya dalam Perjanjian Lama, yang berasal dari kata majemuk "YAH YAHWE" => mohon direvisi/diganti menjadi "TUHAN YAHWE" atau tetap ditulis: "YAH YAHWE".
  5. Kata majemuk "Tuhan ALLAH" yang tertulis dalam Terjemahan Baru LAI khususnya dalam Perjanjian Lama, berasal dari kata majemuk "Adonai YAHWE" => mohon direvisi/diganti menjadi "Tuhan YAHWE".
  6. Kata majemuk "Tuhan Allah" yang tertulis dalam Terjemahan Baru LAI, yang berasal dari kata majemuk "Adonai-Elohim" (PL) atau "Kurios-Theos" (PB) => mohon direvisi/diganti menjadi: "Tuhan-Sesembahan" atau: "Tuhan-Yang Maha Tinggi".
  7. Khusus untuk frasa-frasa sulit seperti misalnya: "Tuhan, Allahnya Abraham...", => diusulkan agar mulai digunakan kata "Sesembahan" untuk mengganti kata "Allah" maupun kata "Tuhan" dalam kasus tersebut, berhubung kata tersebut cukup fleksible untuk diterapkan bagi keduanya. Dengan demikian, frasa-frasa tersebut bisa menjadi, "Tuhan, Sesembahannya Abraham..." dan "Terpujilah Tuhan, Bapa Sesembahan kita...".
USULAN KEPADA PARA PENERJEMAH LITERATUR KRISTIANI
Kebanyakan Literatur Kristiani yang diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia berasal dari bahasa Inggris. Dalam bahasa Inggris kita kenal dua kata nama generik untuk sesembahan, yaitu "God" dan "Lord". Untuk mulai menghindari pemakaian kata "Allah", kepada para Penerjemah diusulkan agar memakai kata "Tuhan" bagi kedua nama generik tersebut. (Kata "Lord" diterjemahkan "Tuhan", demikian pula kata "God" diterjemahkan "Tuhan"). Untuk hal-hal lainnya dapat diperhatikan usul-usul kepada LAI seperti yang termuat dalam poin A. No. 1 s/d No. 7 di atas.
USULAN KEPADA PARA PENULIS LIRIK/SYAIR LAGU PUJIAN/PENYEMBAHAN
Mulailah dengan serius menghindari pemakaian kata "Allah". Yakinlah, bahwa lagu-lagu yang anda tulis/karang/terjemahkan tanpa memakai kata "Allah" akan menjadi berkat yang luar biasa dan indah bagi kemuliaan nama Yesus.
USULAN KEPADA PARA PENGKHOTBAH, PENDOA DAN PEMUJI/SEMBAH
Belajarlah dengan kesungguhan untuk mulai menghindari pengucapan kata "Allah". Gantilah kata tersebut dengan kata "Yesus" atau "YAHWE" atau "Tuhan" tergantung pada kesesuaian penempatannya. Buktikanlah, bahwa Khotbah, Doa dan Puji/Sembah anda akan semakin berkuasa dan berhasil guna bagi Kerajaan Kristus.

KITA PASTI BISA

Mungkin usaha kita untuk berhenti menyebut dan menyanjung nama "Allah" tersebut akan mengalami banyak kesulitan, oleh karena nama tersebut telah mendarah daging dipakai dari generasi ke generasi. Namun, bila kita mau mencobanya, tidak ada yang tidak bisa, semua pasti bisa.

Ingat! Sebelum bahasa Indonesia menggunakan Ejaan Yang Disempurnakan (EYD), semua orang berpikir, akan sangat sulit mengubah sesuatu yang telah mendarah daging menjadi kebiasaan. Tetapi buktinya, setelah beberapa tahun berlalu, EYD pun dapat dikuasai oleh semua orang Indonesia. Paling-paling yang gagal memakainya hanya segelintir orang-orang dari generasi tua. Bagi generasi muda yang ada saat ini, justru banyak dari mereka yang tidak tahu-menahu kesulitan-kesulitan generasi tua dalam beradaptasi dengan EYD. Mereka hanya diwariskan sesuatu yang telah jadi dan sempurna, tanpa persoalan apapun.

Demikian juga, jika kita mengasihi generasi mendatang, mengapa kita tidak berusaha untuk mewariskan sesuatu yang baik dan benar bagi keturunan kita. Biarlah kita yang bersusah payah saat ini, biarlah kita yang berjerih lelah masa ini, demi kebaikan generasi penerus kita di masa datang. Syukur-syukur apabila dalam generasi kita ini, perubahan yang kita harapkan tersebut dapat berlangsung secara tuntas dan baik.

Kiranya Tuhan Yesus Kristus, penguasa alam semesta, memberkati kita semua yang mengasihi namaNya. Amin.

SERUAN UNTUK MENGASIHI SESAMA MANUSIA

Tulisan ini tidak dimaksudkan untuk menebar kebencian terhadap Saudara-saudara Muslim, apalagi terhadap mereka yang sebangsa dengan kita. Kalaupun tulisan ini dianggap mengandung nuansa fanatisme, bukanlah berarti setiap fanatisme itu salah. Ada fanatisme yang benar, yaitu fanatisme yang dibangun dalam area batiniah manusia. Inilah fanatisme dalam koridor yang benar. Fanatisme yang diperlukan untuk tetap menjaga kehidupan iman Kristen agar tidak mudah digoyangkan oleh apapun juga. Angin-angin pengajaran dan arus duniawi tidak akan mudah menghempas dan menghanyutkan bahtera iman Kristen, apabila bahtera tersebut dijangkarkan pada Batu Karang yang Teguh, yaitu Firman Yesus Kristus.

Tuhan Yesus Kristus bukan saja membangun nilai-nilai ajaranNya dalam kebenaran, tetapi yang terutama justru dalam kasih. Kasihlah yang menjadi alasan mengapa Ia datang ke dalam dunia. Kasihlah penyebab dan pendorong bagi Kristus untuk rela mati di atas kayu salib menanggung dosa seluruh umat manusia. Oleh karena kasih Bapa Surgawi yang demikian besar, maka setiap orang percaya kepada Kristus, telah mendapat penebusan dan keselamatan kekalnya.

Karena demikian besarnya kasih Tuhan kepada orang-orang tebusanNya, maka sepatutnyalah orang Kristen mendasari dan memotivasi sikap hidup, perkataan dan perbuatannya dengan kasih. Injil Matius pasal 5 ayat 44 menyebutkan, bahkan orang-orang yang menganggap kita sebagai musuhnya dan orang-orang yang menganiaya kita sekalipun, haruslah tetap kita kasihi.

Marilah kita semua melaksanakan Firman ini:
"Kasihilah Tuhan, Sesembahanmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu. ....
"Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri."

(Mat. 22:37,39)