PELURUSAN WATAK UMAT TUHAN


PENDAHULUAN

Hanya pembaca yang sudah bertobat layak membaca buku kecil ini. Mengapa? Sebab pembaca yang belum bertobat, yang belum pernah meminta ampun atas dosa-dosanya kepada Tuhan Yesus (jadi yang belum beroleh keampunan dosa) serta belum pernah mengundang Yesus secara sadar untuk bekerja di dalam hatinya, tidak akan mampu mencernakan isi traktat ini dengan baik. Dapat dikatakan tak 'kan ada berkat yang diperoleh pembaca kendati membacanya sampai habis.

Bagi pembaca yang masih dalam status demikian, sebaiknya anda membaca buku "MATIUS-613" serta "ABSALOM OH ABSALOM" lebih dulu, serta mempraktekkan seluruh isi buku itu dengan tekun; baru anda layak membaca buku kecil ini.

Saudara, istilah 'bertobat' yang digunakan di atas adalah dalam arti sempit, yakni sekedar membereskan dosa-dosa masa lalu serta segala ikatan perjanjian (persekutuan) dengan Iblis. Namun sesungguhnya istilah bertobat boleh jadi digunakan dalam arti luas, yakni mencakup hal-hal yang tersebut tadi, ditambah dengan proses pelurusan watak, yang dibahas di dalam buku ini.

Apapun pengertian anda tentang kata 'bertobat', keterangan di atas sudah cukup memberi gambaran tentang lingkup pembahasan buku kecil ini : pelurusan watak yang harus dialami umat TUHAN, teristimewa para hamba Tuhan sehingga mereka akan menjadi milik Tuhan yang berharga, yang dilindungiNya, dirawatNya secara pribadi, sehingga yang bersangkutan akan mengalami damai sejahtera dan sukacita di sepanjang jalan kehidupannya. Silahkan anda membaca buku ini, jangan tergesa-gesa, kiranya anda juga dapat menjadi milik Tuhan yang berharga, menjadi kekasih hatiNya. Sebab status itu sungguh menjamin kebahagiaan hidup kita di dunia ini, dan dalam kehidupan kekal kelak !

Yakni kalau anda menginginkan hal itu, tentunya!

---o0o---


1. DIJUAL : ANJING-RAS , SUDAH DI-' STEMPER '.

Seorang pemuda berlatih berlari lintas-padang (cross-country) diiringi seekor anjing-balap, miliknya . Keinginannya adalah agar anjing itu berperan sebagai mitra-latihan ('sparring-partner'). Pemuda itu ingin agar anjing-balap itu berlari-secara teratur disisinya. Namun anjing itu memiliki kesenangan sendiri, punya maksud lain. Maka yang terjadi adalah bahwa untuk waktu yang singkat anjing itu patuh, berlari mengikuti si pemuda, namun dari waktu ke waktu selalu menyimpang, mengejar-ngejar kucing atau tikus di semak-semak. Memang anjing itu mungkin teringat lagi akan tuannya (si pemuda), namun dalam banyak hal, ia 'kehilangan' si pemuda, dan si pemuda, harus menyelesaikan urusannya sendirian!

Seorang penggembala domba memiliki beberapa ekor anjing geladak, domba-domba ke tempat penggembalaan. Namun apakah yang dapat diharapkan dari anjing-anjing geladak itu? disuruh menggiring domba, anjing geladak itu malah menyibukkan diri mengejar-ngejar kelinci ke semak-semak. Lebih parah lagi, ada saja ketikanya anjing-anjing geladak itu berkelahi antar sesamanya, menambah kerepotan si penggembala ! Oh sedih hati si penggembala oleh kenyataan itu!!

*** Pembaca, apakah anda sudah menduga arah pembicaraan ini ?

Satu pribadi yang Mahamulia mengharapkan kita menemani Dia dalam jalan kehidupan ini. Demi mencapai suatu tujuan yang mulia. Namun apa yang terjadi? Kebanyakan manusia lebih perduli akan urusannya sendiri, urusan kedagingan ! Persis seperti anjing-balap yang diceritakan sebelumnya. Kebanyakan manusia mau mengikut Tuannya untuk waktu seketika saja ! Segera mereka akan tenggelam dalam keinginan-keinginan sendiri, tidak perduli lagi akan Tuannya, bahkan dalam banyak hal kehilangan-jejak Tuannya. Lebih buruk dari keadaan anjing-balap itu, banyak orang sesat selamanya, tidak dapat bergabung kembali dengan Tuannya itu.

Seperti halnya si penggembala domba, Pribadi yang Mahamulia itu sesungguhnya mengandalkan peranan manusia-manusia yang ditunjukNya untuk 'menggiring' domba-domba, menolong umatNya ! Namun Tuan itu banyak kali dikecewakan oleh manusia-manusia yang dipercayaNya itu. Seperti anjing-anjing geladak tadi, orang-orang pilihan itu seringkali lebih mengejar keuntungan diri sendiri, mengabaikan tugas dari Tuannya, menggembalakan umat. domba-domba yang memerlukan tuntunan itu dibiarkan begitu saja. Bahkan lebih buruk lagi, sesama orang yang telah terpanggil TUHAN itu mungkin saling 'menggigit', saling menyakiti, bahkan saling memfitnah, tidak perduli rancangan Tuhan! Kehendak Tuhan tidak diperhatikan lagi !

*** Pada suatu hari, si penggembala itu membaca penawaran yang menggembirakan dalam iklan pada suatu surat kabar.

DIJUAL: Tiga ekor anjing-gembala, sudah di-'stemper', akan dijual dengan harga....., hubungi kami pada nomor tilpon : 226-7459, ....dst.

"Tetapi 'kok harganya sangat tinggi ya ?" Lalu dibanding kannya harga yang ditawarkan itu dengan anjing-gembala yang ditawarkan tetangganya. Hanya dua-per-tiga dari harga yang ditawarkan iklan suratkabar itu ! Namun dia mencoba juga menghubungi nomor telepon yang tercantum di dalam iklan sambil menanyakan apa gerangan artinya istilah sudah di-'stemper'.

Dari si penjual-anjing, si penggembala beroleh keterangan bahwa anjing-anjing yang dijual itu sudah terpilih, kemudian dilatih, diluruskan tempramennya, wataknya sudah ditaklukkan sehingga mematuhi perintah-perintah tuannya, siapapun yang menjadi tuannya di masa depan. Upaya pelatihan itu banyak memakan waktu, satu orang pelatih akan menangani seekor anjing saja untuk beberapa jam sehari selama beberapa bulan. Dan karena gaji pelatih anjing sangat tinggi, jadilah anjing yang sudah di-'stemper' itu berharga tinggi, satu setengah kali dari sebelumnya !

Pelurusan-watak, menjadi taat itulah kwalitas yang dikehendaki seorang tuan, pemilik anjing, dari anjingnya, apapun tugas-tugas yang di khususkan baginya di masa depan !

Pelurusan watak, menjadi taat, itulah kwalitas yang dikehendaki Tuhan, pencipta manusia dari umatNya dan dari hambaNya, apapun tugas-tugas yang dikhususkan bagi hambaNya ! Dan inilah pertanyaan yang harus anda jawab, sepanjang pembacaan anda akan buku ini :

Apakah watak saya (anda) sudah diluruskan TUHAN ? Sudahkah anda mengalami pelurusan watak ?

---o0o---

 

2. HAMBA TUHAN DITUNTUT BERWATAK LURUS !

Para pengamat kehidupan Kristiani yang bermata tajam dapat mengamati berbagai tingkah laku hamba Tuhan dalam pelayanan mereka, Tuhan Yesus menghendaki hamba-hamba Tuhan menjala manusia, tetapi sebagian hamba Tuhan hanya sibuk 'merawat' umat. Tuhan Yesus menghendaki hamba-hambanya mengumpulkan domba-dombaNya, tetapi sebagian hamba Tuhan lebih berminat mengumpulkan harta dunia saja.

Pada khotbah yang disampaikan hamba-hamba Tuhan, Tuhan Yesus ingin sekali agar pertobatan diserukan, tetapi yang dilakukan oleh sebagian hamba Tuhan adalah menghasut dan menyampaikan intimidasi ! Mungkin pula terjadi, TUHAN ingin agar keselamatan (pengampunan dosa) disampaikan, namun yang di sampaikan hamba Tuhan itu adalah kesembuhan jasmani saja.

Sebagian hamba Tuhan diarahkan oleh Tuannya untuk melayani di suatu tempat, namun ada beberapa yang seperti Yunus, menyimpang, menghindar dari tugas dan 'lari' ke tempat lain ! Segolongan lagi ditugasi untuk menjala manusia agar mengenal Tuhan Yesus Kristus, Juruselamat, namun yang dilakukan mereka adalah memindahkan 'domba-domba', yang sudah mengenal Yesus, dari 'kandang' lain, untuk keuntungan diri sendiri !

Kalau Tuhan Yesus menginginkan hamba-hambaNya sibuk menjala manusia, maka segolongan tertentu lebih suka menyibukkan diri dengan penampilan semarak, dengan melagakkan kemewahan gereja, dengan lagak karunia-roh yang bersumber entah dari roh yang mana ! Mereka tidak sadar, bahwa Iblis sudah lebih dahulu kehilangan hikmat oleh karena pengejaran semarak [Yeh.28:17]!

Satu jenis hamba Tuhan yang lain, yang tidak sabaran, disuruh banyak-banyak berdoa bagi seseorang, agar orang itu diselamatkan, namun yang dilakukannya, tanpa menanti waktu Tuhan, secara bersiasat, berusaha menjerat orang itu masuk ke dalam pertobatan!

Itulah beberapa contoh perilaku yang belum lurus. Dan oleh perilaku demikian, jelas-jelas rusaklah pekerjaan Tuhan! Selain rancangan Tuhan dihambat, sesungguhnya si hamba Tuhan sendiri pasti akan beroleh kesulitan, oleh karena menuruti keinginan hatinya saja. Mereka semua, kalau tidak menyediakan diri untuk diluruskan wataknya, akan terkena [Mat.7:21-23]. Pernahkah anda merenungkan bagian sabda Yesus itu ?

[21] Bukan setiap orang yang berseru kepadaKu : Tuhan, Tuhan ! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak BapaKu yang di Sorga.[22] Pada hari terakhir banyak orang akan berseru kepadaKu: Tuhan, Tuhan, bukankah kami bernubuat demi namaMu, dan mengusir setan demi namaMu, dan mengadakan banyak mujizat demi namaMu juga ? [23] Pada waktu itulah Aku akan berterus- terang kepada mereka: Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah dari padaKu, kamu sekalian pembuat kejahatan!"

Lihatlah saudara, pada ayat-21 Yesus menunjuk dua golongan manusia:

  1. yang rajin menyeru Dia dengan Tuhan, Tuhan; yakni memuliakan Tuhan Yesus dengan mulut, dan

  2. yang melakukan kehendak Bapa, dengan demikian memuliakan Yesus dengan perbuatan, setia di dalam ketaatan kepada kehendak TUHAN!

Selanjutnya ayat-22 menggambarkan bahwa dari golongan pertama itu ada banyak yang melakukan mujizat demi nama Yesus, pikir mereka, mereka sedang memuliakan Tuhan Yesus dengan perbuatannya, tidak sekedar dengan mulut. Namun Yesus menempelak mereka, (karena tidak termasuk golongan kedua, yang patuh): "Enyahlah dari padaKu, kamu sekalian anak Iblis (pembuat kejahatan, 'kan ?)!

kita menginsyafi, bahwa kepatuhan (golongan-1) lebih dihargai oleh Tuhan daripada sekedar pujian kosong kepada TUHAN! Namun kepatuhan juga lebih dihargai dari pada inisiatif berlebihan! Logislah, kepatuhan juga lebih dihargai dari sekedar karya-karya yang bertolak dari ambisi. Dan semua hamba Tuhan yang belum patuh, memerlukan pelurusan watak!

Sungguh saudara, seperti halnya seekor anjing geladak, hamba Tuhan yang berwatak tidak lurus, kendati banyak berprestasi, nyaris tiada harganya; mereka akan menjadi 'pelengkap-penderita' di dalam rancangan Tuhan, seperti bayi-bayi yang harus menjadi korban pembunuhan Herodes, yang mengincar Yesus [Mat.2:16-18]. Bayi-bayi itu hanya sekedar 'pelengkap-penderita' demi menggenapkan yang telah difirmankan TUHAN!

Pada pihak lain, hamba Tuhan menyediakan diri untuk diluruskan wataknya, dan sudah menjalani program pelurusan watak oleh Yesus Kristus sendiri, mereka bernilai mahal, berhak menjadi warga kerajaan Sorga, menjadi kekasih hati Tuhan! Merekapun beroleh perhatian khusus dari Tuhan Yesus, karena dinilai mahal!

Golongan hamba Tuhan yang bagaimanakah anda ?

---o0o---


3. PELURUSAN WATAK NABI MUSA.

Pada masanya, Musa adalah seorang muda yang gagah, berwatak kuat, bahkan sangat kuat. Perkembangan pribadinya pasti dipengaruhi oleh lingkungan bangsawan Mesir, tempat ia dibesarkan; rasanya termasuk juga pembentukan suatu sifat: Keinginannya harus terjadi! Sifat ini memerlukan pelurusan sebelum dia dapat dipakai TUHAN dalam rencana agungNya.

Musa sudah direncanakan Tuhan untuk memimpin kaum Israel, namun wataknya yang keras dan 'sekehendak-hati' mendorong dia membunuh seorang Mesir yang dilihatnya sudah menyiksa orang Israel. Maka Musa harus terkena pelurusan watak oleh tangan TUHAN. Caranya: Musa harus dikucilkan, dengan cara melarikan diri dari upaya pembalasan oleh orang Mesir yang mengetahui pembunuhan itu.

Ya, dari pandangan Musa, yang masih pemuda, kejadian melarikan diri setelah pembunuhan itu adalah wajar saja; mengasingkan diri menantikan kematian semua orang Mesir yang dendam terhadap dia oleh pembunuhan itu. Tetapi dari kacamata TUHAN, ini adalah suatu proses pelurusan watak. Di dalam proses ini termasuk pula pernikahan Musa, yang semestinya akan menenangkan watak yang meledak-ledak. Pekerjaan menggembala yang yang dilakukan Musa sepanjang waktu pengasingan itu juga seharusnya menenangkan ledakan-ledakan dalam perilakunya serta melembutkan hatinya yang keras!

Saudara pembaca yang saya kasihi, bacalah ringkasan riwayat Nabi Musa yang utarakan oleh Stefanus dalam Kis.7:20-44. Pada usia 40-tahun ia membunuh si orang Mesir [ay.23-24], dan pada masa itu Musa sudah mengerti akan rancangan Tuhan yang mau memakai dia untuk menyelamatkan umatnya [ay.25]. Dan untuk pelurusan watak, Musa harus diasingkan 40 tahun lamanya [ay.30]! Bukan main kerasnya upaya pelurusan watak Musa oleh TUHAN! 'Distempering' oleh TUHAN sendiri memang bukan main-mainan!

Luar biasa pula kerasnya watak Musa ini! Luar biasa ekstrimnya dia dalam sifat 'sekehendak-hati-sendiri' itu! Waktu itu Musa telah 40 tahun menjalani pengasingan. Lalu TUHAN berbicara dengan Musa, dua kali memamerkan kepada Musa [Kel.4:1-5] mujizat-mujizat yang dilakukan Musa, misalnya tongkat menjadi ular dan ular itu dijemputnya kembali menjadi tongkat. Tangan Musa dimasukkan ke dalam baju, ketika dikeluarkan sudah terkena kusta. Ketika pekerjaan itu diulangi, kusta itu menghilang [ay.4:6-7]. Bahkan setelah semuanya itu, Musa masih berani berbantah-bantah dengan TUHAN [Kel.4:13-14],


[10] Lalu kata Musa kepada TUHAN: "Ah, Tuhan, aku ini tidak pandai bicara...sebab aku berat mulut dan berat lidah.".... [13]Tetapi Musa berkata: "Ah, Tuhan, utuslah kiranya siapa saja yang patut Kau utus." [14] Maka bangkitlah murka TUHAN terhadap Musa....

Lihatlah keras-kepalanya Musa waktu itu, sehingga sempat mengundang murka Tuhan! Ini menjadi petunjuk akan kemungkinan pembangkangan di masa depan. Dan itu sungguh terjadi, bukan? Di kemudian hari, di meriba Musa memukul batu untuk mengeluarkan air, menyimpang dari titah TUHAN yang menyuruh Musa berbicara kepada batu itu. Dan pembangkangan yang terakhir ini dibayar mahal oleh Musa: ia tidak diperkenankan TUHAN memasuki tanah Kanaan, cukup menatap tanah perjanjian itu dari kejauhan! Sungguh amat menyedihkan, hasil pembangkangan!

Hai para hamba Tuhan, apakah anda berwatak keras pula ? Sekeras watak anda itulah proses 'pelurusan watak' yang akan anda alami, sebelum anda layak layak dipakai secara tajam oleh Tuhan! Proses pelurusan watak bagi anda akan keras dan lama (40-tahun bagi Musa),tergantung keras dan bandelnya watak anda! WASPADALAH !

---o0o---


4. PELURUSAN WATAK 12-MURID.

Mari kita meninjau pelurusan watak yang terjadi atas duabelas orang muris Yesus. Tiga setengah tahun para murid itu meninggalkan sanak- keluarga, mengasingkan diri bersama Yesus. Pelurusan watak yang harus mereka jalani jelas sekali :

  1. Pada tahap pertama adalah menampilkan kepatuhan, seperti pada proses 'distempering' pada anjing. Tetapi masih diikuti tahapan berikutnya:

  2. Setiap sifat yang belum 'tepat' harus diluruskan lebih jauh, sampai terbentuk pribadi yang kudus, layak melayani Tuhan Yesus, menjala manusia dengan penuh kuasa!

'Kepatuhan' sudah ditunjukkan oleh para murid sejak pertama kali dipilih dan ditunjuk oleh Guru mereka. Tanpa kepatuhan, mereka tidak akan terpilih menjadi murid. Bagi anda dan saya, masalah kepatuhan ini dibahas lebih mendalam pada bab-6.

Kalau kepatuhan sudah tidak disangsikan lagi, maka tahap-berikutnya adalah pelurusan sifat-sifat lama. Ini akan berlangsung sementara kita melayani Tuhan, berlangsung terus-menerus! Ini harus terjadi atas setiap hamba Tuhan, dan hal ini akan dibahas pada Bab-7. Sementara itu, pada bagian ini kita akan meninjau sifat-sifat 'peot', yang masih bertahan pada diri beberapa murid, setelah sekian lama mengikuti Guru mereka.

**FILIPUS masih membawa sifat 'sulit-diberi-pengertian' ; sifat yang cukup menjengkelkan Gurunya. Bacalah dialog mereka dalam Yoh.14:7-10 , sebagai berikut:

[7] Sekiranya kamu mengenal Aku, pasti kamu juga mengenal BapaKu. Sekarang ini kamu mengenal Dia dan kamu telah melihat Dia. [8] Kata Filipus kepadaNya: "Tuhan, tunjukkanlah Bapa itu kepada kami, itu sudah cukup bagi kami." [9] Kata Yesus kepadanya: "Telah sekian lama Aku bersama-sama kamu, Filipus, namun engkau tidak mengenal Aku ? (Perhatikan nada sengit dalam ucapan Yesus ini, pen.) Barangsiapa telah melihat Aku, ia telah melihat Bapa; bagaimana engkau berkata: Tunjukkanlah Bapa itu kepada kami. [10] Tidak percayakah engkau, bahwa Aku di dalam Bapa dan Bapa di dalam Aku ?...

Lihatlah, saudara, betapa ngototnya Filipus ingin melihat TUHAN, Bapa Sorgawi, padahal barusan saja Yesus sudah mengajarkan bahwa siapa yang mengenal Yesus sudah mengenal Bapa. Dan bahwa murid-muridNya sudah mengenal Bapa pada saat itu.

** TOMAS terkenal sebagai si peragu , sangat sulit mempercayai orang lain, bahkan masih ragu terhadap Gurunya, Dia terkena tempelak Gurunya, karena dia mengatakan [Yoh.20:25]: " Sebelum aku melihat bekas paku pada tanganNya dan mencucukkan tanganku ke dalam lambungNya, sekali-kali aku tidak akan percaya."

Delapan hari kemudian Yesus muncul dan menjawab kalimat Tomas dengan tempelak [ay.27]:

"Taruhlah jarimu di sini dan lihatlah tanganKu, ulurkanlah tanganmu dan cucukkanlah ke dalam lambungKu dan jangan engkau tidak percaya lagi, melainkan percayalah."

Dapatkah anda mengerti bahwa Tomas masih belum selesai belajar-percaya ? Masih tetap terkungkung oleh sifat peragunya ? Padahal masalah 'belajar-percaya' ini sudah dibangkitkan dan dilatih oleh Yesus secara khusus, sejak Yoh.ps.11[ay.15]!

**PETRUS masih timbul-tenggelam belum menjadi Kefas, batu karang, seperti yang diinginkan Yesus. Lihatlah sifat 'peot' yang tampil dari padanya sewaktu ia masuk ke dalam halaman istana Kayafas [Yoh.18:15-17]:

[15] Simon Petrus dan seorang murid lain mengikuti Yesus. Murid itu mengenal Imam Besar.[16] Tetapi Petrus tinggal di luar, dekat pintu. Maka murid lain tadi, yang mengenal Imam Besar, kembali ke luar, bercakap-cakap dengan perempuan penjaga pintu lalu membawa Petrus masuk.

Saudara, apakah anda menemukan sifat-peot yang muncul di sana ? Pada beberapa kalangan, pertanyaan ini saya uji-cobakan. dan umumnya gagal menandai sifat-peot itu. Nah, kalau anda juga gagal menandai sifat peot itu (perhatikan kalimat pada ayat-16 yang dicetak tebal), baiklah saya beritahu sekarang:

Petrus memasuki halaman istana itu (yang sebelumnya tidak boleh dimasukinya) dengan menggunakan 'koneksi' !

Lucunya, banyak hamba Tuhan masa kini gagal melihat sifat-peot ini ! Rupanya karena budaya masa kini yang sudah menganggap permainan koneksi sebagai hal yang biasa! Padahal budaya itu tetap saja mendukakan hati TUHAN yang selalu menginginkan kita mengandalkan DIA, tidak pernah mengandalkan manusia ! Pengikut Yesus yang sungguh tidak akan pernah memanfaatkan koneksi!

Tragisnya perilaku 'peot' inilah yang justru menjerumuskan Petrus ke dalam jerat yang seharusnya dihindarinya! Sebab jerat itu sudah lebih dahulu di nubuatkan Yesus. Dalam halaman istana itulah terjadi penyangkalan Petrus akan Yesus!

** YOHANES saja yang kelihatannya cepat menyesuaikan diri dengan Gurunya. Sampai-sampai pada perjamuan Paskah ia boleh menyandarkan kepalanya ke dada Gurunya. Memang Yohaneslah murid yang terkasih dari Yesus!

Saudara, tiga tahun bersama Yesuspun belum tuntas meluruskan sifat-sifat 'peot' para murid itu. Yang sangat ekstrim masih terjadi juga: YUDAS, yang selama itu dipercaya menjadi bendahara, ternyata berakhir sebagai pengkhianat terbesar sepanjang masa!

Pelurusan sifat-sifat itu tidak selesai sementara mereka bersama-sama dengan Yesus. Setelah Roh Kudus turun, barulah murid-murid menikmati penuntasan pelurusan-watak, oleh karya Roh Kudus di dalam diri mereka. Tidak heran, Rasul Paulus (boleh jadi juga diperkuat oleh pengalaman pribadinya), menjabarkan tentang buah-buah Roh di dalam diri manusia, yakni hasil karya Roh Kudus meluruskan watak manusia[Gal.5:22-23],

Saudara pembaca yang mengaku dirinya hamba Tuhan, sudahkah anda merasakan hadirnya buah-buah Roh itu di dalam diri anda? Ataukah anda masih terus menampilkan perbuatan daging [Gal.5:19-21]?

[19] Perbuatan daging telah nyata, yaitu percabulan, kecemaran, hawa nafsu, [20]penyembahan berhala, sihir, perseteruan, perselisihan, iri hati, amarah, kepentingan diri sendiri, percideraan, roh pemecah, [21] kedengkian, kemabukan, pesta-pora...

Ah, saudara para hamba Tuhan kalau anda masih memiliki satu saja dari daftar sifat di atas, maaf ya anda masih memerlukan pelurusan watak ! Maukah anda merendahkan diri, menemui seorang hamba Tuhan yang sudah lebih tua usianya, lebih lama pelayanannya,lebih tinggi jabatan gerejawinya, lebih banyak anggota jemaatnya,lebih maju wataknya. Rendahkanlah diri anda, mintalah pelayan-pelayan-pribadi dari padanya. Pasti anda akan diberkati oleh Tuhan, siapapun yang anda temui, "karena siapa yang merendahkan dirinya akan ditinggikan"!

---o0o---


5.HAMBA TUHAN BERBOBOT PASTI DILURUSKAN WATAKNYA.

Ibarat anjing yang sudah di-'stemper', sesungguhnya setiap hamba Tuhan yang berkwalitas-tinggi sudah mengalami pelurusan watak, ditangan-tangani oleh Roh Kudus sendiri! Dan seperti telah dikemukakan sebelumnya, pelurusan watak bagi pengikut Yesus bukanlah hanya dalam masalah kepatuhan, tetapi meliputi juga sifat-sifat yang masih 'peot', 'sifat manusia-lama', menurut istilah Rasul Paulus!

5.1. PELURUSAN WATAK RASUL PAULUS.

Rasul Paulus juga memiliki watak mendekati watak Musa. Ia juga terlibat dalam pembunuhan dan penganiayaan orang Kristen. Ketika dia ditangkap Tuhan, tidak segera ia dapat dipakai Tuhan bekerja di ladangNya. Sekurang-kurangnya Paulus melewatkan masa tiga tahun di Arabia, Damsyik, dan tempat lainnya, sebelum ia kemudian mengunjungi Kefas, lalu memulai penginjilannya [Gal.1:17-18].

Tentang apa yang dilakukannya selama tahun-tahun itu, tidak ada catatan di dalam Alkitab, tetapi dapat dideduksikan ia mengalami pelurusan wataknya dalam periode itu ! Pelurusan watak yang menjadi awal dari pelayanan yang tajam, awal perkembangan menjadi hamba Tuhan yang sangat berbobot! Siapkah anda menjalani proses yang seperti itu ? Mungkin ketidak-tajaman pelayanan anda pada masa kini berangkat dari masalah : watak anda belum diluruskan!

5.2. BAGAIMANA HALNYA DR. JOHN SUNG.

John Sung adalah seorang Kristen dari daratan Cina yang sempat belajar di A.S, selaku seorang muda yang bercita-cita tinggi. Sesungguhnya ia telah memiliki kwalitas rohani yang baik sebelum menginggalkan Cina. Dalam waktu singkat dia mencapai gelar PhD, namun bersamaan dengan hal itu jiwanya mulai dikotori oleh pengetahuan sekuler itu.

Ketika dia belajar Theologia (yang dikiranya akan memperbaiki rohaninya), rohaninya malah dikotori, oleh sikap theologis yang lebih mempercayai tafsiran daripada pernyataan asli Alkitab! Semakin 'habis' lah dia ketika terseret ke dalam pemahaman filasafat timur, dilanjutkan dengan keterlibatan dalam theosofi (filsafat ketuhanan).

Maka Tuhan mulai meluruskan wataknya. Dengan caraNya, John Sung terpaksa mendekam 190 hari lebih, di Rumah Sakit Jiwa ! Di situ dia hanya memiliki satu buku : Alkitab! Sepanjang waktu itulah dia harus bersekutu dengan TUHAN, belajar Alkitab dengan pengajarnya: TUHAN sendiri [Yoh.6:45,46]!

Bahkan sifat pemarah dan urakannya ikut diluruskan. Begitulah, John Sung menjadi seorang yang sangat mematuhi TUHAN, sehingga sekembalinya ke Shanghai, semua ijazah dan medali kehormatan dibuangnya ke laut, kecuali ijazah PhD. ,dioleh-olehkan bagi ayahnya.

Ditaklukkan TUHAN, lalu penaklukan diri secara sukarela! Jadilah John Sung seorang penginjil yang dapat diandalkan TUHAN! Hamba TUHAN begini bernilai sangat tinggi, bukan?

5.3. SADDHU SUNDAR SINGH

Saddhu ini, seorang Sikh yang ditangkap TUHAN melalui peristiwa yang sangat dramatis. Maka ia mengenal TUHAN, kasih, kuasa dan berkat-berkatNya dengan sangat jelas, sehingga penaklukan dirinya sungguh-sungguh sukarela. Penyangkalan dirinya nyaris tiada tertandingi tokoh-tokoh lainnya!

Dalam penginjilan yang dilakukannya, Saddu ini menempuh jalan- jalan setapak di berbagai daerah India, bahkan menyebrangi Himalaya memasuki Tibet,tanpa menggunakan kasut, sebab "Saya tidak semulia Guruku, sehingga melepaskan tali kasutnyapun mengenakan kasut seperti Diapun saya tidak layak!" Akibat dari pada itu, darah dari kakinya membasahi jalan-jalan setapak di India, dan dia beroleh gelar Rasul dengan kaki telanjang berdarah-darah. Begitu dalam penaklukan dirinya!

Karena penaklukan diri yang ekstrim, secara sukarela itu, maka Sundar Singh boleh dikatakan tidak mengalami pelurusan watak yang pahit baginya! Sebab sudah dengan kesadaran penuh dia merendahkan diri. Dengan rela hati dia menyangkali diri. Teladan pengabdiannya kepada Gurunya sungguh menggerakkan banyak orang lain untuk lebih sungguh-sungguh mengikut Yesus Kristus!

---o0o---

 

6. PENAKLUKAN; APA SAJA YANG DITAKLUKKAN ?

Saudara pembaca, tahapan yang mendasar dalam proses pelurusan watak adalah membentuk kepatuhan, dengan perkataan lain: 'penaklukakn diri' terhadap Tuhan. Faktor-faktor apa saja yang harus ditaklukkan ke bawah kedaulatan Tuhan ?

Sebelum menjawab pertanyaan di atas, perkenankan saya mengajak anda membaca lebih dahulu Roma 1:18-28, karena ada pengajaran mendasar yang sangat penting di sana, khusus mengenai pribadi manusia. Silahkan anda membacanya:

[18] Sebab murka Theos nyata dari sorga atas segala kefasikan dan kelaliman manusia, yang menindas kebenaran dengan segala kelaliman. [19] Karena apa yang dapat mereka ketahui tentang Theos nyata bagi mereka, sebab Theos telah menyatakannya kepada mereka. [20] Sebab apa yang tidak nampak dari padaNya, yaitu kekuatanNya yang kekal dan keilahianNya, dapat nampak kepada pikiran dari karyaNya sejak dunia diciptakan, sehingga mereka tidak dapat berdalih. [21] Sebab sekalipun mereka mengenal Theos, mereka tidak memuliakan Dia sebagai Theos atau mengucap syukur kepadaNya. Sebaliknya pikiran mereka menjadi sia-sia dan hati mereka yang bodoh menajdi gelap. [22] Mereka berbuat seolah-olah mereka penuh hikmat, tetapi mereka telah menjadi bodoh. [23] Mereka menggantikan kemuliaan Theos yang tidak fana dengan gambaran yang mirip dengan manusia yang fana, burung-burung, binatang-binatang yang berkaki empat atau binatang-binatang yang menjalar. [24] Karena itu Theos menyerahkan mereka kepada keinginan hati mereka akan kecemaran, sehingga mereka saling mencemarkan tubuh mereka. [25] Sebab mereka menggantikan kebenaran Theos dengan dusta dan menyembah dan memuja makhluk dengan melupakan Penciptanya yang harus dipuji selama-lamanya, amin. [26] Karena itu Theos menyerahkan mereka kepada hawa nasfu yang memalukan, sebab isteri-isteri mereka menggantikan persetubuhan yang wajar dengan yang tak wajar. [27] Demikian juga suami-suami meninggalkan persetubuhan yang wajar dengan isteri mereka dan menyala-nyala dalam berahi mereka seorang terhadap yang lain, sehingga mereka melakukan kemesuman, laki-laki dengan laki-laki, dan karena itu mereka menerima dalam diri mereka balasan yang setimpal untuk kesesatan mereka. [28] Dan karena mereka tidak merasa perlu untuk mengakui Theos, maka Theos menyerahkan mereka kepada pikiran-pikiran yang terkutuk, sehingga mereka melakukan apa tidak pantas;

Saudara pembaca, perkenankan saya menggaris-bawahi beberap kalimat yang penting bagi pengajaran tentang pribadi manusia dan penaklukkannya ke bawah kedaulatan TUHAN. Lihatlah, ada tiga kalimat yang masing-masing mengandung "...Theos menyerahkan":

[24] Karena itu Theos menyerahkan mereka kepada keinginan-hati mereka.....

[26] Karena itu Theos menyerahkan mereka kepada hawa-nafsu .....

[28] Karena itu Theos menyerahkan mereka kepada pikiran-pikiran .....

KEINGINAN-HATI, HAWA-NAFSU (atau PERASAAN), PIKIRAN,

Justru inilah faktor-faktor utama dalam pribadi manusia. Secara mudah, dalam bahasa Inggris ,ketiganya adalah 'I-will', 'I-feel' dan 'I-think', yang secara bersama-sama membentuk pribadi manusia: 'I-am'! Dan di mana hakekatnya penaklukan diri manusia?

Penaklukkan diri dapat dinyatakan sebagai: 'I-am' harus ditaklukkan ke bawah kedaulatan 'I-AM', pribadi TUHAN Mahapencipta! Ya, saudara, Pribadi TUHAN dinyatakan oleh 'I-AM' dalam Keluaran 3:14. Alkitab berbahasa Inggris ('AKU ADALAH AKU' dalam Alkitab kita). Itulah hakekat penaklukan diri manusia ke bawah kedaulatan TUHAN. Maka keseluruhan penaklukan diri itu beserta elemen-elemennya menjadi :

'I-am'  ditaklukkan ke bawah 'I-AM' secara:
'I-will'  ditaklukkan ke bawah 'I-WILL' bersamaan dengan:
'I-think' ditaklukkan ke bawah 'I-THINK' bersamaan dengan:
'I-fee l'  ditaklukkan ke bawah 'I-FEEL' bersamaan dengan:

Dengan kata-kata yang sederhana, pribadi manusia ditaklukkan ke bawah Pribadi TUHAN bilamana ketiga hal berikut sudah terjadi:

Ada baiknya ketiga aspek, penaklukan-diri ini kita renungkan lebih jauh. Ikutilah.

6.1. PENAKLUKAN KEHENDAK ATAU KEINGINAN

Untuk mengerti dengan gamblang masalah penaklukan kehendak ini, saya akan mengajak anda membaca kalimat-kalimat berikut, dari Yes.12:12-14:

[12] "Wah, engkau sudah jatuh dari langit, hai Bintang Timur, putera Fajar, engkau sudah dipecahkan dan jatuh ke bumi, hai yang mengalahkan bangsa-bangsa! [13] Engkau yang tadinya berkata dalam hatimu: Aku hendak naik ke langit, aku hendak mendirikan tahtaku mengatasi bintang-bintang Theos, dan aku hendak duduk di atas bukit pertemuan, jauh di sebelah utara. [14] Aku hendak naik mengatasi ketinggian awan-awan, hendak menyamai Yang Mahatinggi. [15] Sebaliknya ke dalam dunia orang mati engkau diturunkan,ke tempat yang paling dalam di liang kubur.

Perhatikanlah sederetan keinginan yang sudah dinyatakan dalam kalimat-kalimat di atas. Lima kata kehendak yang menampilkan ambisi yang berlebih, kehendak untuk menyaingi TUHAN sendiri. Tidak terlalu sulit bagi anda untuk menarik kesimpulan bahwa Iblislah yang dimaksud oleh kalimat-kalimat ini. Iblis, yang ingin menyamai TUHAN, Iblis yang ingin meninggikan dirinya, akhirnya dilemparkan ke bumi, direndahkan sangat! Memenuhi hukum rohani: "Siapa yang meninggikan diri akan direndahkan!"

Pada Ekstrim yang lain, perhatikan satu kalimat berikut ini:

Sebab Aku telah turun dari sorga bukan untuk melakukan kehendakKu, tetapi untuk melakukan kehendak Dia yang telah mengutus Aku.

Pasti tidak sulit juga untuk mengerti bahwa Yesuslah yang mengucapkan kalimat merendah di atas [periksa Yoh.6:38]. Kalau Iblis ingin meninggikan diri secara ekstrim, maka sebaliknya, Yesus merendahkan diri, menaklukkan kehendakNya di bawah kehendak Bapa, secara ekstrim pula! Kalau Kalau Iblis direndahkan, serendah-rendahnya, karena meninggikan dirinya, maka Yesus ditinggikan, setinggi-tingginya, seperti dinyatakan dalam Filipi 2:8-11:

[8] Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diriNya dan taat (menalukkan diriNya, saudaraku, pen.) sampai mati, bahkan mati di kayu salib. [9] Itulah sebabnya Theos sangat meninggikan Dia dan mengaruniakan kepadNya nama di atas segala nama, [10] Supaya dalam nama Yesus bertekuk lutut segala yang ada di langit dan yang ada di atas bumi dan yang ada di bawah bumi, [11] dan segala lidah mengaku : "Yesus Kristus adalah Tuhan," bagi kemuliaan Theos, Bapa!

Saudara pembaca, para hamba Tuhan, jelas sekali posisi 'berdiri' Yesus dan Iblis digambarkan oleh kedua bagian Alkitab ini. Pada ekstrim kiri berdirilah Iblis, dan pada ekstrim kanan, Yesus Kristus. Di antara kedua ekstrim itulah berdiri setiap manusia, dengan posisinya masing-masing, tergantung betapa dalamnya penaklukan diri, penaklukan pribadinya ke bawah pribadi TUHAN! Dapatkah anda menunjukkan pada posisi mana anda berdiri di antara Iblis dan Yesus Kristus ?

Pada hari kelahirannya dapat dikatakan bahwa seseorang 'berdiri' di antara Iblis dan Yesus, tepat berada ditengah-tengah. Meningkat remaja. Mulailah keinginan-keinginan pribadi muncul dan tampil ke depan. Misalnya keinginan menjadi kaya-raya, tanpa perduli rancangan Tuhan atas dirinya. Keinginan pribadi, bukan penaklukan kehendak! Hal ini akan menggeser posisinya ke arah kiri. Semakin tinggi kehendak (ambisi) semakin dia bergeser ke kiri. Sebaliknya semakin dia merendah, semakin menaklukkan kehendaknya di bawah kehendak TUHAN, semakin dekat dia kepada posisi Yesus Kristus!

Hai para hamba Tuhan, pada posisi manakah anda berdiri ?

6.2. PENAKLUKAN PIKIRAN,RANCANGAN,GAGASAN,CARA BERPIKIR.

Penaklukan pikiran pasti berlangsung sejalan dengan penaklukan gagasan ('idea'), dan pasti diikuti juga dengan penaklukan buah-buah pikiran atau rancangan. Tetapi justru dalam hal rancang-merancang ini juga terletak keangkuhan manusia, sukar ditaklukkan, kendati Alkitab sudah mengajarkan [Ams.16:9]:

Hati manusia, memikir-mikirkan jalannya, tetapi TUHANlah yang menetapkan arah langkahnya.

Pernyataan ini sudah menjadi suatu dalil rohani yang tidak dapat dibantah oleh manusia, namun tetap saja: manusia ingin mempertahankan haknya untuk merancang, sesuai keangkuhannya. Oleh sebab itu, penaklukan diri harus dilakukan dengan sengaja bukan di bawah tekanan, bukan pula karena tidak berdaya lagi mengatasi situasi yang menjepit, tetapi jauh hari sebelumnya memang sudah merendahkan diri, menyerahkan segala sesuatu ke bawah rancangan Tuhan.

Apakah anda perhatikan bahwa di dalam ulasan-ulasan ini saya tidak menggunakan kata 'penyerahan' ? Kata penyerahan mengandung unsur pengertian 'tidak-berdaya', 'sudah-terjepit-jadi-menyerah'.Sedangkan kata 'penaklukan', tidak terdapat unsur 'paksaan', atau unsur 'ke-terpojok-an', melainkan 'penyerahan dengan sadar', dengan 'sukarela', dan dengan 'kerendahan-hati'!

Kalau anda memang mengakui Alkitab rasanya anda bersedia mempertimbangkan pengajaran pada Yes.55:8-9:

[8] Sebab rancanganKu bukanlah rancanganmu, dan jalanmu bukanlah jalanKu, demikianlah firman TUHAN. [9] Seperti tingginya langit dari bumi, demikianlah tingginya jalanKu dari jalanmu dan rancanganKu dari rancanganmu...

Apakah anda mengakui keluhuran pikiran dan rancangan Tuhan ? Bahwa rancanganNya selangit lebih tinggi dari rancangan manusia, dari rancangan anda ? Oleh sebab itu, saudara janganlah memikirkan hal-hal yang tinggi, tetapi arahkanlah diri anda kepada perkara-perkara yang sederhana [Rm.12:16]; Janganlah menganggap dirimu pandai!

Ya, saudara, alangkah dalamnya kekayaan, hikmat dan pengetahuan TUHAN! Sungguh tak terselidiki keputusan-keputusanNya dan sungguh tak terselami jalan-jalanNya! [Rm.1:33,34] Sebab siapakah yang mengetahui pikiran Tuhan ? Atau siapakah yang pernah menjadi penasehatNya ?

Kalau anda tidak mampu meniru Yesus, atau sulit bercermin kepada Saddhu Sundar singh, barangkali teladan Daud masih dapat anda dekati [Mz.131:1-2]:

[1]TUHAN, aku tidak tinggi hati, dan tidak memandang dengan sombong; aku tidak mengejar hal-hal yang terlalu besar atau terlalu ajaib bagiku. [2] Sesungguhnya aku telah menenangkan dan mendiamkan jiwaku; seperti anak yang disapih berbaring dekat ibunya, ya, seperti anak yang disapih jiwaku dalam diriku.

Saudara, bacalah dan renungkan yang dua ayat ini dalam-dalam. Mohonlah kepada TUHAN agar Roh Kudus memampukan anda dengan sengaja (secara aktif, dengan kesadaran sendiri) menenangkan dan mendiamkan jiwa anda, sampai anda mampu bersikap seperti anak yang disapih, yang tidak perduli lagi akan keadaaan sekelilingnya. Anda tidak mudah lagi tergoda oleh semarak yang dari dunia ini, semarak yang menghancurkan hikmat dari dalam diri anda, seperti Iblis telah dahulu mengalaminya [Yeh.28:17]:

[17] Engkau sombong karena kecantikanmu, hikmatmu kaumusnahkan demi semarakmu....

Yesus menangis bagi saudara-saudara yang sudah kehilangan hikmat, karena pengejaran semarak, pengejaran ke-aku-an, karena rancangan-rancangan yang sifatnya mengejar kebendaan, karena memberhalakan pikirannya sendiri, dan banyak hal-hal lainnya!

Saudara pembaca yang saya kasihi, bukan hanya dalam piliran, rancangan atau gagasan terdapat keangkuhan manusia (jadi : kejatuhannya), tetapi dalam bidang-bidang yang lebih halus lagi! Sebutkan saja: dalam axioma atau dasar berpikir. Jangan terkejut oleh pernyataan-pernyataan berikut, tetapi saya berharap anda mau merenungkannya dalam-dalam, teristimewa kalau anda sudah berada pada tingkatan tinggi pada bidang-bidang tertentu ini.

  1. DALAM BIDANG PSIKOLOGI
  2. Bagi Psikologi, yang meneliti masalah-masalah perilaku manusia, axioma atau dasar berpikirnya tidak takluk ke bawah axioma rohani yang diajarkan Tuhan melalui Alkitab. Seluruh upaya dalam Psikologi dikerahkan untuk meneliti 'jiwa' ,sehingga tanpa terasa, peranan roh atas perilaku manusia di sangkali. Tanpa sadar, pakar-pakar Psikologi terhanyut, masuk ke dalam pembangkangan terhadap axioma Alkitab: manusia memiliki roh dan roh mendikte perilaku manusia. Bahkan tanpa sadar sebagian mereka cenderung memiliki 'roh' yang sama dengan cikal-bakal Psikologi, Sigmund Freud. Mereka dirasuk oleh roh-atheist, perangsang untuk meniadakan TUHAN!

    Maka sesuai Roma 1:28 tadi, penganut berat Psikologi takluk (diserahkan TUHAN) kepada pikiran-pikiran yang terkutuk! Ah, jelas sekali bukti-buktinya, kalau anda mau meneliti nasib-nasib rohaniah penganut-berat Psikologi. Lihat saja Carl Gustav Jung, salah seorang cikal-bakal Psikologi; dia 'diserahkan TUHAN' kepada pikiran-pikiran yang terkutuk, jatuh ke dalam praktek-praktek okultisme: I-ching, papan Ouija, roh penuntun (dari kegelapan), dll. Silahkan anda meneliti hal ini, dari referensi anda yang lebih lengkap!

    Begitulah mengenai Axioma yang dianut oleh Psikologi. Saya berharap di masa depan akan beroleh kesempatan membahas mengenai metode berpikir Psikologi, serta teknik-berpikirnya, yang memang banyak itu!

  3. DALAM BIDANG FILSAFAT
  4. Bidang Filsafat menyediakan bagi anda penyakit rohani yang setara dengan mengintai melalui Psikologi, karena berangkat dari Axioma yang tidak takluk kepada pengajaran Tuhan! Filsafat berangkat dari axioma: TUHAN belum tentu ada, tetapi akan saya selidiki kebenaranNya, kalau sungguh-sungguh Dia ada! Begitu juga mengenai asal-usul keberadaan manusia; mereka tidak mau takluk kepada pengajaran TUHAN. Maka sekali lagi, TUHAN menyerahkan mereka kepada pikiran-pikiran yang terkutuk, kepada penyakit rohani yang berat!

  5. DALAM BIDANG THEOLOGI
  6. Theologi pada umumnya mematuhi Axioma yang diajarkan TUHAN melalui Alkitab, sehingga kalau di sana terdapat penyakit-penyakit rohani, itu tidak seberat yang terdapat dalam bidang-bidang Filsafat dan Psikologi.

    Namun metode berpikir dalam bidang Theologi mengidap suatu hal yang gawat juga. Bidang-bidang Theologi yang metodik sudah berkembang menjadi suatu disiplin-ilmu! Yang mengandalkan otak, bukan iman. Dan setiap disiplin ilmu mengandung metodologi yang baku, cenderung mati, tidak dapat ditawar-tawar lagi! Dalam disiplin-mati itulah, tanpa terasa terbentuk perhambaan, perhambaan atas cara- cara berpikir! Padahal cara berpikir TUHAN berbeda dari cara berpikir manusia! Cara pengajaran TUHAN berbeda dari cara pengajaran manusia.

    Kalau beroleh kesempatan, dari buku 'PERTARUNGAN KEBENARAN' anda dapat membaca bagaimana saya diajar oleh TUHAN tentang kebenaran mengenai bentuk salib Yesus, tentang roh-anti-Kristus di belakang pengajaran Buddha dan tentang ke-anti-Kristus-an para saksi Yahowa, semua diungkapkan TUHAN dengan sekali pukul. Karena sesungguhnya cara-berpikir TUHAN adalah Hikmat, tanpa mengabaikan kemampuan otak manusia! Dan kalau anda mau selamat, anda perlu belajar berhikmat adalah meninggalkan pikiran-pikiran yang lama, meninggalkan juga cara-cara berpikir manusiawi, jangan tetap takluk di bawahnya!

6.3. PENAKLUKAN PERASAAN

Penaklukan perasaan manusia kebawah perasaan TUHAN, apa artinya? Bukankah ini berarti kita harus lebih mementingkan perasaan TUHAN daripada perasaan kita manusia, atau para hamba Tuhan ? Ataukah anda lebih mementingkan apa yang anda rasakan, tidak perduli dengan apa yang TUHAN rasakan ?

Ini contoh kecengengan hamba Tuhan yang mendoakan kesembuhan mujizat bagi seorang sakit, di hadapan orang lain, setelah doa-doanya tidak memberi hasil : "TUHAN, janganlah peeermalukan hambaMu ini, izinkanlah saya menggunakan kuasa kesembuhan yang dari Tuhan Yesus; di dalam nama Yesus dari Nazaret, enyahlah kamu sakit-penyakit...!"

Dia hanya perduli perasaannya, takut dipermalukan, tidak perduli perasaan Tuhan pada saat itu. Dia tidak sadar akan jawaban sorga : "Anakku, mengapa engkau terlalu memaksa Aku untuk menyembuhkan si sakit ? Hanya dengan alasan agar engkau tidak dipermalukan? Apakah memang engkau begitu hebatnya sehingga tidak boleh dipermalukan ? Aku sendiri menderita dipermalukan hebat 2000 tahun yang lalu, apakah seorang murid harus lebih hebat dari Gurunya ?"

Saudara, hendaklah anda lebih perduli akan perasaan TUHAN, lalu dibandingkan dengan perasaan anda sendiri, bahkan diitarungkan dengan perasaan seluruh umat manusia sekalipun! Seorang hamba harus siap berkorban perasaan! Jangan biarkan perasaan Tuhan tersinggung, sewajarnya kita saja yang berkorban perasaan.

Baiklah saya kemukakan satu bidang di mana banyak hamba Tuhan dan pengkhotbah mengalami kegagalan, kegagalan menyukakan hati Tuhan. Bacalah Mz.104:34,

Biarlah renunganku manis kedengaran kepadaNya!
Aku hendak bersukacita karena TUHAN

Inilah motto yang terbaik yang dapat dianut seorang pengkhotbah! Hamba Tuhan harus menyampaikan renungan-renungan, khotbah, yang menyukakan hati TUHAN, tidak sekedar menyenangkan hati manusia! Seorang Pengkhotbah harus berani mengambil resiko bahwa hadirin akan kesal karena khotbah yang menyukakan hati Tuhan! Dari pada dia berusaha menyenangkan hati hadirin ,namun membuat TUHAN jengkel, atau korban perasaan. Walaupun orang-orang, termasuk si pengkhotbah kurang suka akan khotbah itu, tetapi kalau Tuhan suka, maka itu akan tetap menjadi khotbah yang bermutu, dihadapan TUHAN!

Dan bagian kedua dari motto itu akan berbunyi: Aku hendak bersukacita karena pujian orang, karena renunganku, karena TUHAN. Marilah para pengkhotbah, anda dan saya, mari bersukacita karena TUHAN, bukan karena kepuasaan diri sendiri. Tidak juga bersukacita oleh pujian pendengar/pembaca!

Baca pulalah apa yang diajarkan dalam Flp.2:5:

Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus........

Berarti, singkirkan saja pikiran dan perasaan manusiawi kita, tetapi anutlah pikiran dan perasaan dari Tuhan Yesus; kerendahan hatiNya yang sadar-penuh, penaklukan diriNya yang disengaja; sehingga anda akan mengalami yang dialami Yesus Kristus, kendati dalam kadar yang lebih ringan: beroleh karunia nama yang baru [Why.2:7] nama yang tidak akan dihapuskan lagi [Why.3:5]. Berbahagialah anda selama-lamanya!

6.4.BILA PENAKLUKAN DIRI TIDAK DILAKUKAN...

Saudara pembaca, para hamba Tuhan yang saya kasihi, rasanya tidak terlalu sulit untuk memikirkan, apa akibatnya bila penaklukan tidak terjadi dalam diri kita?! Dan satu hal yang penting untuk diingat, satu sajapun dari tiga aspek itu (kehendak, pikiran, perasaan) tidak ditaklukkan, itu berarti keseluruhan penaklukan sudah gagal!

Kegagalan penaklukan diri ke bawah kedaulatan TUHAN cukup untuk membuat seorang hamba Tuhan 'diliburkan', dalam pengertian dia tidak beroleh tugas pelayanan yang bobotnya sesuai ! 'Kelas' pelayanannya akan diturunkan ! Hal ini mirip dengan kegagalan anjing balap tadi menempel larinya si pemuda. Anjing itu akan turun derajatnya menjadi anjing-rumahan. Atau sekedar dianggap anjing-geladak oleh tuannya.

Saudara, Yesus mengajar kita bahwa dari yang banyak mengerti dituntut lebih banyak [Luk.12:48]. Maka sesungguhnya resiko yang dihadapi oleh para hamba Tuhan yang gagal melakukan penaklukan diri dengan sadar, jauh lebih berat lagi ! Resikonya sudah dinyatakan dalam Rm.1:24-28, dalam urutan ayat-24,-28,-26

=============================================================

ditaklukkan kebawah   <-------kehendak anda------->   diserahkan kepada
kehendak TUHAN                                                      keinginan yg.cemar
------------------------------------------------------------------------------
mengakui TUHAN dan   <-------pikiran anda------->      diserahkan kpd.
pikiran-pikiranNya                                                     pikiran2 terkutuk
------------------------------------------------------------------------------
ditaklukkan kepada    <-------perasaan anda------->     diserahkan kpd.
kekudusan (hindari                                                    hawa-nafsu
perzinahan rohani                                                     yg.memalukan
=============================================================

Bilamana anda, selaku hamba Tuhan gagal menaklukkan kehendak anda ke bawah kehendak TUHAN, maka pasti akan terjadi kehendak anda akan takluk kepada keinginan yang cemar! Hanya menanti waktunya saja!

Bilamana anda, selaku hamba Tuhan gagal menaklukkan pikiran-pikiran anda kebawah pikiran-pikiran TUHAN, maka pasti akan terjadi pikiran- pikiran anda akan takluk ke bawah pikiran-pikiran yang terkutuk! Hanya menanti waktunya saja!

Bilamana anda, selaku hamba Tuhan gagal menaklukkan perasaan anda ke bawah perasaan TUHAN, maka pasti akan terjadi perasaan anda akan takluk di bawah hawa nafsu yang memalukan! Hanya menanti waktunya saja!

Dan semuanya, kehendak/rancangan TUHAN, pikiran-pikiran TUHAN, serta perasaan TUHAN, sudah dituangkan ke dalam Alkitab! Begitulah pentingnya kita membaca Akitab, agar mengerti kehendak, pikiran dan perasaan TUHAN, yang kita layani!

Silahkan, saudara, bagaimana posisi penaklukan diri anda??

---o0o---


7. SIFAT-SIFAT BURUK HARUS DILURUSKAN !

Setelah penaklukan diri, seperti yang diuraikan dalam Bab-6, seorang hamba Tuhan akan mengalami proses pelurusan sifat-sifat lama, sifat-sifat yang masih 'peot'. Hal ini penting digaris-bawahi karena sebagian orang-orang Kristen yang baru bertobat mengira bahwa TUHAN hanya menuntut penanggulangan atas dosa-dosa saja. Kurang sekali pembahasan tentang masalah sifat-sifat, yang justru menentukan hubungan bapak <-> anak dalam pengertian Alkitab. Bacalah Yoh.8:39-41:

[39] jawab mereka kepadaNya: "Bapa kami ialah Abraham." Kata Yesus kepada mereka: "Jikalau sekiranya kamu adalah anak-anak Abraham, tentulah kamu mengerjakan pekerjaan yang dikerjakan oleh Abraham. [40] Tetapi kamu yang kerjakan ialah berusaha membunuh Aku...[41] Kamu mengerjakan pekerjaan bapamu sendiri....

Lihatlah, saudara; bagian ini mengandung pengajaran Yesus tentang hubungan bapak-anak yang dianut olehNya, juga oleh Alkitab. Seorang anak pasti menggemari pekerjaan-pekerjaan bapaknya. Seorang anak berusia tiga tahunpun akan cepat sekali meniru perilaku (merokok) ayahnya yang perokok! Seekor anak ayam tidak akan pernah mengembik, ia akan berkokok atau berkotek; dan seekor anak kambing tidak akan pernah menggonggong! Setiap individu dengan cepat akan meniru perilaku ayahnya.

Sesungguhnya pengertian Yesus, hubungan Bapa dengan anak (manusia) yang hakiki adalah kesamaan sifat-sifat, bukan sekedar biologis! Maka dengan pengertian tadi, masuk akallah kalau anda mengaku 'anak-Tuhan' harus memiliki sifat-sifat buruk, dari Iblis! Maka penting bagi kita mengenali secara lengkap sifat-sifat buruk yang dimaksud oleh Alkitab!

Tiga bagian Alkitab akan kita telaah untuk mendaftar sifat-sifat buruk yang harus diluruskan. Daftar yang disajikan dalam Tabel 7.1. adalah hasil pendaftaran sifat-sifat yang tidak dikehendaki Tuhan, yang telah dinyatakan dalam Roma 1:29-30, Gal.5:19-21 dan Mrk.7:21-23.

*** Nah saudara, ikutilah daftar sifat-sifat 'peot' yang sebelumnya saya sudah janjikan. Periksalah sifat-sifat mana yang masih anda miliki! Tergantung dari rancangan Tuhan bagi kehidupan pelayanan anda, maka sifat-sifat itu akan diluruskan TUHAN. Dan pembangkangan anda hanya akan berakibat pelurusan secara keras, bahkan mungkin menyakitkan. WASPADALAH !

ROMA 1:[29] penuh dengan rupa-rupa kelaliman, kejahatan, keserakahan, dan kebusukan, penuh dengan dengki, pembunuhan, perselisihan, tipu muslihat dan kefasikan. [30] Mereka adalah pengumpat, pemfitnah, pembenci Theos, kurang ajar, congkak, sombong, pandai dalam kejahatan, tidak taat kepada orang tua, tidak berakal, tidak setia, tidak penyayang, tidak mengenal belas kasihan....

GALATIA 5:[19] Perbuatan daging telah nyata, yaitu : percabulan, kecemaran, hawa nafsu, [20] penyembahan berhala, sihir, perseteruan, perselisihan, iri hati, amarah, kepentingan diri sendiri, percideraan, roh pemecah, [21] kedengkian, kemabukan, pesta-pora...

MARKUS 7: [20] Katanya lagi : "Apa yang keluar dari seseorang, itulah yang menajiskannya, [21] sebab dari dalam, dari hati orang, timbul segala pikiran jahat, percabulan, pencurian, pembunuhan, [22] perzinahan, keserakahan, kejahatan, kelicikan, hawa nafsu, iri hati, hujat, kesombongan, kebebalan. [23] Semua hal-hal jahat ini timbul dari dalam dan menajiskan orang.

Saudara, setiap sifat yang disinggung oleh ketiga bagian Alkitab ini telah saya kumpulkan bagi anda, lalu disusun dalam daftar Tabel 7.1., yang perlu pemeriksaan, masih adakah sifat(-sifat) itu dalam diri anda ?

TABEL-7.1. SIFAT-SIFAT 'PEOT' YANG HARUS DILURUSKAN.

Amarah 

Congkak 

Dengki 

Hawa-nafsu 

Hujat 

Iri-hati 

Kebebalan 

Kebusukan 

Kecemaran 

Kedengkian 

Kefasikan 

Kejahatan 

Kelaliman 

Kelicikan 

Kemabukan 

Percabulan 

Keserakahan 

Kesombongan 

Kurang-ajar 

Pembenci-Theos 

Pembunuhan 

Pemfitnah 

Pencurian 

Pengumpat 

Penyembahan berhala 

Percideraan 

perselisihan 

Kepentingan-diri-sendiri 

Pandai-dalam-kejahatan 

Tidak-mengenal-belas-kasihan 

Tidak-taat-pada-orang-tua 

Perseteruan 

Perzinahan 

Pesta-pora 

Roh-pemecah

Sihir 

Sombong 

Tidak-berakal 

Tidak-penyayang  

Tidak setia 

Satu saja sifat peot ini bertahan di dalam diri anda, itu cukup untuk menjadikan anda seorang hamba Tuhan yang kerdil atau atau bahkan yang gagal! Apakah anda puas dengan status demikian? Kalau mau meningkat, ya mintalah pelayanan pribadi!

---o0o---



8. SIFAT TIDAK BURUK, KALAU MERUGIKAN; HARUS DILURUSKAN.

Namun sesungguhnya masih ada sifat-sifat 'peot' di luar daftar ini, yang TUHAN ingin luruskan juga, yakni sifat-sifat yang tidak buruk, namun merugikan pelayanan di ladang TUHAN. Anda tidak percaya? Ikutilah pengalaman pribadi saya yang berikut.

Dengan kecepatan tinggi (80-90 km/jam) saya sendirian mengendarai mobil di jalan toll Puncak-Bogor. Hujan turun dengan deras, tetapi perjalanan saya lancar saja. Namun sekeluarnya dari jalan toll, saya memasuki jalan yang agak kurang rata, sehingga kecepatan saya turunkan, 60-70 km/jam. Pada jalan inilah terjadi kecelakaan yang mengandung pengajaran rohani bagi saya.

Menjelang suatu belokan, sebuah mobil berhenti di tengah jalan, menanti kesempatan untuk berbelok ke kanan. Mobil di belakangnya berhenti agak mendadak, sehingga saya harus menginjak rem dengan kuat, kendati belum gawat. Namun aneh, mobil saya mengalami slip ketika itu, kemudi tidak dapat lagi saya kuasai, moncong depan kanan mobil saya membentur sudut belakang kiri mobil yang di depan saya itu.

Oleh benturan itu, mobil saya seolah-olah terlempar ke kiri, ke luar dari jalan, terhempas (tidak terbalik) di tepi kebun singlong di pinggir jalan! Saya tidak cedera, dan yang pertama saya ucapkan adalah : Puji Tuhan! Dalam pikiran saya suatu gagasan timbul, bahwa Tuhan sedang mendidik saya melalui peristiwa ini!

Karena hujan deras saya tidak keluar dari mobil. Pemilik mobil di depan sayalah yang mendekati saya, dan saya mengakui bahwa kecelakaan itu adalah kesalahan saya, sambil menanti kalau-kalau ada yang dituntutnya. Rupanya dia enggan berpekara; mengingat kerusakan pada sudut mobilnya hanya peot sedikit, serta hujan yang cukup deras, ia segera meneruskan perjalanannya. (Di belakang hri saya menghabiskan Rp. 350.000 untuk berbagai perbaikan mobil itu).

Sekarang tinggal saya sendiri di tengah hujan deras itu, tentu saja bersama Tuhan. Saya diam merenung, bertanya untuk beroleh hikmat, bahwa Tuhan sedang mendidik saya dalam hal ke-tergesa-gesa-an! Tuhan menegor, mengapa harus tergesa-gesa, tidak ada yang saya kejar sore hari itu! Kalau saya dapat bersikap santai, hal itu tidak perlu terjadi. Segera saya berdoa, mohon ampun untuk sifat tergesa-gesa itu. Kesejahteraan cepat saya peroleh kembali setelahnya.

Sungguh, saudara, sifat tergesa-gesa tidaklah buruk kerja sifat tergesa-gesa bukan dosa, tetapi mungkin merugikan pekerjaan Tuhan! Maka saya terkena pelurusan sifat gesa-gesa itu! Puji Tuhan! "Tetapi, bagaimana TUHAN dapat dirugikan oleh sifat tergesa-gesa?" tentu anda bertanya.

Begini, saudara; kalau saya sedang menyampaikan renungan, yang sifatnya merupakan ajakan untuk bertobat, lalu untuk meraih banyak jiwa bertobat, seringkali Roh Kudus menyuntikkan kalimat-kalimat hikmat yang penting. Namun oleh ketergesa-gesaan,boleh jadi kalimat hikmat itu tidak saya ambil perduli, sehingga ada beberapa orang batal bertobat! Pekerjaan TUHAN dirugikan oleh ketergesa-gesaan! Oh, saya sungguh bersyulur untuk pendidikan langsung dari TUHAN ini, kendati 'ongkos'nya mahal (Rp. 350.000.-)!

Saudara, masih banyak lagi sifat-sifat yang tidak merugikan, yang netral, atau terlalu merugikan, namun harus disingkirkan! Untuk menghindarkan kerugian yang mungkin muncul akibat sifat-sifat yang menahun itu. Tentu saja bukan manusia yang menentukan sifat-sifat-netral dan sifat-hampir-netral mana yang harus disingkirkan itu! Dan TUHAN akan memberitahukannya kepada masing-masing hamba Tuhan, demi penyempurnaan sifatnya, dan di belakang hari: penyempurnaan pelayanannya.

Saudara, sebagai penutup dari Bab ini saya menyarankan untuk anda banyak bergaul karib dengan Tuhan, sehingga kepada anda akan diberi-tahu sifat-sifat mana lagi yang perlu diluruskan. Untuk pergaulan demikian, sebuah buku kecil sudah dituliskan "BERGAUL KARIB DENGAN TUHAN", oleh penulis yang sama.

---o0o---

 


9. PENAKLUKAN DIRI ANDA: SUKARELA ATAU SECARA KERAS ?

Saudara yang kekasih, bagaimanakah dan sudah sampai di manakah pelurusan watak anda serta penaklukan diri anda? Sadarkah anda bahwa masalah penaklukkan diri ke bawah kedaulatan kedaulatan TUHAN adalah sesuatu yang tidak dapat kita tawar-tawar lagi? Seperti pastinya kita meninggalkan dunia ini di suatu waktu, begitu pula pastinya kita akan takluk di bawah kaki Yesus Kristus, pada waktunya. Bacalah sekali lagi Filipi 2:9-11:

[9] Itulah sebabnya Theos sangat meninggikan Dia dan mengaruniakan kepadaNya nama di atas segala nama, [10] Supaya dalam nama Yesus bertekuk lutut segala yang ada di langit dan yang ada di atas bumi dan yang ada di bawah bumi, [11] dan segala lidah mengaku : "Yesus Kristus adalah Tuhan," bagi kemuliaan Theos, Bapa!

"Bertekuk-lutut segala yang ...."
"....segala lidah mengaku...."

Apakah anda masih mau coba-coba menghindar dari ketentuan ini? Barangkali anda mau mencoba menyingkir ke neraka, supaya tidak usah menaklukkan diri? Percuma, saudara; bahkan sebelum berangkat ke neraka sajapun, anda pasti akan bertekuk lutut dahulu, di hadapan Hakim Mahaagung, Yesus Kristus!

Kalau anda tidak mau takluk secara sukarela, maka pelurusan watak secara keras pasti akan terjadi! Atau perlukan anda lebih dahulu mengulangi pengalaman Nabi Yunus, sebelum mau takluk? Mendekam lebih dahulu beberapa hari di dalam perut ikan besar?

Ah, saudara, bagi saya ayat ini berarti : "Suka ataupun tidak suka, rela ataupun terpakasa, semua lutut akan bertelut dan semua lidah mengaku, Yesus Kristus adalah Tuhan!" Jadi apa lagi? Maka sejak awal pelayanan, sejak ditangkap oleh Tuhan Yesus, dengan sengaja saya merendahkan diri di hadapanNya, menaklukkan diri dengan sengaja, dalam setiap aspek yang Tuhan tunjukkan dari waktu ke waktu, sebab saya mengerti sungguh :

---------------------------------------------------------------
Bertekuk lutut karena terpojok, sangat menyiksa diri!
Takluk karena terpaksa , sangat menyakitkan!
Pelurusan-watak secara keras, mempersulit diri sendiri!
---------------------------------------------------------------

Saya sungguh tidak ingin mengulangi pengalaman Nabi Yunus! Juga tidak ingin kena pengasingan empat-puluh tahun! Tiga tahun pengasinganpun saya ingin hindari! Saya ingin sepatuh si Sokki ! Wah, siapa si Sokki? Bacalah pengalaman pribadi berikut.

Sewaktu saya masih sekolah, keluarga kami memelihara seekor anjing betina, bernama si Sokki. Dia adalah anjing penjaga rumah kami. Dengan abang saya, pada suatu ketika kami melakukan percobaan atas diri anjing ini. Menempatkannya di dapur, kami mengikatkan si Sokki kepada sebuah kursi. Lalu kami biarkan dia di sana, menguji apakah dia akan meronta-ronta, apakah dia akan meronta-ronta, apakah dia akan menyeret-nyeret kursi panjang tempat dia diikat? Ternyata tidak, saudara! Setengah harian dia rebah dekat kursi panjang itu, tanpa meronta, tidak menyeret-nyeret itu, atau tidak juga menggigit-gigit tali pengikatnya! Dengan tenang dia rebah menantikan ikatannya kami lepaskan. Luar biasa! Anda tidak percaya bahwa anjing ini luar biasa? Baik saya beritahu sesuatu hal, dan ini kisah nyata: pengikat si Sokki adalah tiga helai benang layang-layang biasa. Ukuran benang jahit yang biasa! Ah, setiap kali saya teringat akan peristiwa itu, betapa terharunya saya akan kesetiaan anjing itu. Seperti tunduknya si Sokki, saya ingin patuh, takluk, kepada Tuhanku, Yesus Kristus, Juruselamatku!

Tuhan 'ku rindu, menyatakan padaMu,
'Kaulah segalanya, dalam hidupku...
Mengenal isi hatiMu, akupun bersyukur,
akulah put'raMu, putera Raja...
'ku puji namaMu, 'ku puji namaMu,
'ku sanjung Engkau oh Tuhan, Rajaku....
'ku puji namaMu, 'ku puji namaMu,
'ku sanjung Engkau Yesus, Tuhan
!

Saudara, sebelum kita memanjatkan doa penaklukan diri kita, mari saya ajak anda membaca satu lagi bagian Alkitab yang sama pentingnya, Mz.32:8-9:

Aku hendak mengajar dan menunjukkan kepadamu
       jalan yang harus kautempuh
Aku hendak memberi nasehat, mataKu tertuju kepadamu.
Janganlah seperti kuda atau bagal yang tidak berakal,
       yang kegarangannya harus dikendalikan
       dengan tali les dan kekang,
kalau tidak, ia tidak akan mendekati engkau.

Mari,saudara, panjatkanlah doa berikut dengan membaca, bersuara keras! Tidak usah memejamkan mata anda, karena dengan mata terbukapun doa itu sama syah-nya, karena [Mat.12:37]: menurut ucapanmu engkau akan dibenarkan, dan menurut ucapanmu pula engkau dihukum. Untuk semakin syah-nya, tandatangani pula doa itu di bawahnya. Berdoalah saudara, ucapkanlah:

Tuhan Yesus, Juruselamatku,

Saya mengerti sekarang bahwa mengikut Engkau adalah perkara mematuhi Engkau seturut nilai-nilai yang TUHAN tentukan, bukan seturut kehendaku bahwa penaklukan diri secara sukarela adalah realisasi dari pernyataan bahwa Yesus Kristus adalah Raja dan tuhanku!

Saya mengerti juga bahwa penaklukan diri harus ditunjukkan dalam bentuk menaklukkan keinginan-keinginanku ke bawah kehendak TUHAN; dalam bentuk menaklukkan pikiran-pikranku dan cara berpikirku ke bawah rancangan dan cara-cara TUHAN; dalam bentuk menaklukan perasaan-perasaanku ke bawah kepentingan TUHAN, bahwa saya harus rela berkorban perasaan demi tercapainya maksud-maksud TUHAN!

Oleh sebab itu ya Tuhan Yesus, saya mohon keampunan tuntas atas dosa-dosa pembangkanganku di masa lalu, termasuk keenggananku untuk menaklukkan pribadiku kepadaMu. Ampunilah saya, ya Juruselamatku, sucikanlah diriku dari segenap kecemaranku.

Saya mengundang Roh Yesus, tetap bekerja di dalam hatiku untuk menanggulangi watakku hari-lepas-hari, meluruskan sifat-sifat yang masih 'peot', dan memeliharakan daku dalam kepatuhan, dalam ketekunan dan dalam kesetiaan.

Saya mengundang kuasa Yesus Kristus bekerja di dalam dirikuku maka roh-roh pembangkangan saya singkirkan dengan mengandalkan kuasa Yesus. Roh-roh keakuan, demi Yesus Kristus aku singkirkan kalian, enyah dari diriku! Sebaliknya saya mengundang roh kepatuhan, roh kesetiaan, roh ketekunan masuk bekerja di dalam diril\ku, semakin hari semakin kuat!

Demi nama Yesus Kristus saya mohon agar Roh Kudus bekerja memeriksa segenap otak dan ingatanku, menyucikan seluruhnya dan setiap pengajaran, setiap gagasan, setiap pikiran yang tidak berkenan di hati Tuhan Yesus agar disingkirkan dari diriku. Sebaliknya, saya bermohon agar konsep-konsep, pikiran-pikiran yang berkenan di hati Tuhan Yesus ditempatkan, dimampatkan ke dalam diriku, menjadi bekal dalam kehidupanku dan pelayananku!

Bekerjalah ya Roh Kudus, kuasailah dirik sepenuhnya, hari-lepas-hari semakin terbenam di dalam kehendak TUHAN, supaya langkah-langkah kehidupanku semakin menyatakan kemuliaan Tuhan Yesus, Juruselamatku. Latihlah saya merendahkan diri setiap hari, semakin hari semakin merendah, demi meninggikan Yesus Kristus, Juruselamatku, sebab Ia harus semakin besar, biarlah saya semakin kecil! Terimakasih Bapa Sorgawi, Bapa yang Mahamulia, terpujilah namaMu, ua Tuhan Yesus, Juruselamatku, syukur kepadaMu, ya Roh Kudus, pemimpin hidupku.

Dalam nama Yesus saya sudah berdoa menaklukkan diri; Dan demi ketegasannya, pernyataan doa ini saya perkuat dengan membubuhkan tanda-tangan saya di bawahnya. AMIN.

(..............)

Damai sejahtera yang dari Tuhan Yesus Kristus menyertai setiap pribadi yang mau merendahkan diri dan menandatangani pernyataan ini. Terimakasih Tuhan Yesus, AMIN.

---o0o---