REFORMASI ABAD-XXI DI INDONESIA:

KEMULIAAN BAGI YESUS KRISTUS !

(Bacaan Khusus Bagi Umat Kristiani)

 

 

 

  1. SATU ‘ISSUE’ DARI AMANAT AGUNG

 

Ada beberapa perkara yang Yesus amanatkan dalam pesan terakhir-Nya, sebelum berangkat ke Sorga <baca: Mat. 28:17 – 20>:

 

<17> Ketika melihat Dia mereka menyembahnya, tetapi beberapa orang ragu-ragu. <18> Yesus mendekati mereka dan berkata: “KepadaKu telah diberikan segala kuasa di sorga dan di bumi. <19> Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa muridKu dan babtislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, <20> dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman.

 

Berlandaskan Amanat Yesus: “… babtislah mereka dalam nama Bapa, Anak dan Roh Kudus…”, muncullah urusan yang banyak dipersoalkan oleh berbagai Jurubabtis-air: babtisan-air dalam berbagai cara: Babtis-percik, Babtis-curah, Babtis-selam, dsb… Namun tulisan ini tidak akan membahas urusan itu, melainkan urusan yang lebih penting dari sekedar cara menyentuhkan air-babtisan!

 

BAGAIMANA GERANGAN PELAKSANAAN Amanat Agung (urusan Baptisan) dilaksanakan oleh para Rasul? Hal ini nyata pada beberapa rekaman Bible berikut:

 

** RASUL PETRUS, pada Kis.2:38 menyatakan:    ”Bertobatlah dan hendaklah kamu

masing-masing memberi dirimu dibabtis dalam nama Yesus Kristus untuk pengampunan dosamu, maka kamu akan menerima karunia Roh Kudus…”

Jelaslah bahwa Petrus melaksanakan babtisan dengan mengandalkan nama Yesus Kristus saja! Rasul Petrus tidak mengkaitkan nama lain dengan baptisan yang dilakukannya! Dan babtisan yang tepat pelaksanaannya, akan membawa berkat:

(1)   beroleh keampunan dosa

(2)   beroleh karunia Roh Kudus

 

** RASUL PAULUS, tercatat pada Kis.Ps.19 telah melaksanakan baptisan bagi beberapa orang, nyata dari rekaman <ayat 5-6> :

Ketika mereka mendengar hal itu, mereka memberi diri mereka dibaptis dalam nama Tuhan Yesus. Dan ketika Paulus menumpangkan tangan ke atas mereka, turunlah Roh Kudus ke atas mereka, dan

         Jelas pulalah bahwa dalam baptisan yang Paulus selenggarakan, tidak ada nama lain yang terlibat, selain nama Tuhan Yesus. Serupa dengan cara yang Rasul Petrus lakukan. Sekali lagi terlihat, pembaptisan (penyerahan-diri) secara benar: kepada Yesus Kristus; membawa berkat: karunia Roh Kudus.

         Pertanyaan Rasul Paulus pada ayat-2 menjadi sangat relevan juga untuk anda jawab: “Sudahkah kamu menerima Roh Kudus ketika kamu menjadi percaya?” Sudahkah anda dibaptis secara penyerahan diri yang benar? Anda perolehkah Roh Kudus?

 

BAGAIMANA PELAKSANAAN BAPTISAN DI GEREJA yang anda ikuti? Maka sebaiknya anda memeriksa Liturgi Gereja Anda; khususnya Liturgi Baptisan, yang sudah dibakukan, dan tidak boleh dirobah-robah!

 

Pengamatan saya, dalam Baptisan-air yang dilaksanakan di berbagai Gereja di Indonesia, yang ‘tradisionil’ maupun yang ‘Injili’, sewaktu membaptiskan seseorang, Jurubaptis akan mengatakan:

 

“…..(nama yang dibaptis), aku membaptiskan kamu demi nama Allah Bapa, Anak dan Roh Kudus…”

        

Saudara, apakah anda melihat penyimpangan pada pernyataan (lisan) Baptisan yang dilaksanakan itu? Ada sisipan nama yang tidak tersebut dalam Injil! Nama-sisipan itu tidak disebutkan oleh Rasul Petrus <Kis. 2:38>, juga tidak disebut di dalam Kis.19:5 (oleh Rasul Paulus) yang telah kita amati.

 

Lihatlah, nama ‘Allah’ disebutkan dalam Liturgi (lisan) Baptisan di kebanyakan Gereja di Indonesia, tetapi nama itu tidak ada dalam rekaman Amanat Agung. Juga tidak direkam ‘God’ (bahasa Inggris) ataupun ‘Debata’ (bhs. Batak). Bukankah itu suatu penyimpangan yang nyata dari Amanat Agung? Penyimpangan itu harus dipertanggungjawabkan di hadapan Yesus Kristus!

 

Sekali lagi: Perjanjian Baru mencatat Baptisan yang dilakukan oleh Rasul Petrus dan Rasul Paulus, keduanya menyebutkan nama ‘Yesus’, keduanya tidak menyebut ‘Allah’! Mengingat bahwa salah satu hakekat baptisan adalah penyerahan diri yang dibaptis kepada Sembahannya (yakni Yesus Kristus), maka penyebutan nama lain dalam Baptisan membuat penyerahan itu rancu! Dan sedih akibatnya: yang dibaptis itu tidak beroleh karunia Roh Kudus. Bukan main licik dan jahatnya selusupan Iblis ke dalam Liturgi Baptisan-air!

 

Tegasnya! Penyebutan nama ‘Allah’ dalam Liturgi Baptisan di Gereja-gereja di Indonesia menyimpang dari Amanat Agung Yesus Kristus! Bacalah selingan yang disajikan di bawah ini, dialog singkat dengan seorang Taiwan, berbahasa Inggris, pengikut Yesus:

 

Penulis: “Brother Adams, do you believe in Jesus Christ?”

Brother Adams: “Of Course, I do believe in Jesus Christ!”

Posma Situmorang: “Brother Adams, do believe in Allah?”

Brother Adams: “Oh, no! I do not believe in such a stuff!”

        

Pastilah Brother Adams akan menolak baptisan dalam nama Allah, yang sekedar ‘stuff’ atau ‘zat’, sebab Sembahan orang Kristen, adalah Roh <Yoh.4:24>, berpribadi! (Berpribadi, dalam arti memiliki daya-pikir, daya-rasa, daya-kemauan)

 

Oh, betapa saya merindukan perbaikan Liturgi Baptisan di Indonesia! Dengan mengikuti pelaksanaan yang dilakukan para Rasul, sudah aman bagi kita! Anak-anak kami (dan anda!) selayaknya dibaptiskan ke dalam Nama Bapa, Anak dan Roh Kudus (sesuai perintah Yesus), diserahkan kepada (Nama) Yesus Kristus! Lihatlah perbandingan berikut:

 

AJARAN YESUS <Mat.28:19-20>: “…baptislah mereka dalam nama Allah Bapa dan Anak dan Roh Kudus…”;

 

TINDAKAN RASUL PETRUS <Kis.2:38>: “…beri dirimu dibaptis dalam nama Yesus Kristus…”;

(RASUL PAULUS, serupa tindakannya <Kis. 19:5>)

 

BAPTISAN GEREJAWI <Liturgi Baptisan>: “…aku membaptis kamu dalam nama Allah Bapa, Anak dan Roh Kudus…”;

Bahkan: “…aku membaptis kamu dalam nama Allah Bapa, Allah Anak dan Allah Roh Kudus…”

 

Jelas sekali: Liturgi Baptisan Gerejawi itu menyimpang dari pelaksanaan oleh para Rasul yang berlandaskan Ajaran Yesus! Kiranya anda tidak menganggap remeh penyampaian ini, karena boleh jadi menentukan hidup/matinya iman anak-anak saudara kelak! Untuk jelasnya, silahkan anda membaca kelanjutannya.

  1. BAPTISAN ANIMISTIS SUKU BATAK

 

Sebagai pembanding, lihatlah penyerahan bayi kepada Sembahan Agama Batak. Bagian ini diterjemahkan dari sebuah buku, dituliskan oleh Raja Jacob Lumbantobing, kepada kampung di suatu desa di Silindung. Ia beragama Kristen, namun menjabat Raja Adat, yang mengatur kehidupan rakyatnya sesuai ketentuan Adat Batak.

 

Naskah buku Raja Jacob Lumbantobing ini sempat dibawa ke luar negeri, diterbitkan (pertama kali) oleh ‘American Mission Press’ di Singapura pada tahun 1899 (seratus tahun yang silam).

 

Kemudian Buku itu diterbitkan kembali oleh: Pusat Dokumentasi dan Pengkajian Kebudayaan Batak – Universitas HKBP Nommensen, Medan (1987), di bawah judul: PATIK DOHOT UHUM NI HALAK BATAK (Hukum dan Ketentuan Bangsa Batak).

 

Sebagian dari BAB-VI, berjudul: PATIK DOHOT UHUM TARINGOT TU PAMELEON BEGU (Hukum dan Ketentuan Penyembahan Begu), saya terjemahkan di bawah ini:

 

Agama suku Batak adalah penyembahan terhadap Begu (makhluk halus, termasuk arwah nenek moyangnya; Penulis), sebab mereka itulah yang diandalkan oleh orang Batak. Dari Begu/arwah itu orang Batak meminta berkat-keselamatan, kelancaran-kehidupan serta kesuksesan usaha. (Berarti orang Batak Animist belum mengenal Mahapencipta, sebab mereka tidak mengandalkan Dia; Pen.) Dari Begu itu pula mereka meminta anak lelaki atau perempuan, namun untuk menyembah Begu, mereka harus memainkan ‘Gondang’ (Tetabuhan rituil Agama Batak; Pen.).

..........

Jika ada pasangan suami-isteri yang lambat beroleh keturunan, Datu (Imam Agama Batak; Pen.) akan melakukan tenungan, mungkin akan menyuruh pasangan itu mengundang ‘Gondang’, untuk meminta keturunan kepada Debata (Sembahan, Begu yang tertinggi derajatnya; Pen.) Apapun yang disarankan oleh Datu akan dilaksanakan oleh pasangan itu.

Tiba masanya, si isteri mulai hamil, pasangan itu akan memanggil Datu lagi untuk menyiapkan benda penangkal-bala, yang akan disisipkan pada sanggul calon ibu itu, agar janin itu tumbuh subur dan lahir dengan selamat. Jika bayi (lelaki atau perempuan) sudah lahir, si ibu akan mengundang orang sekampungnya untuk menyantap (nasi) hidangan syukuran. Hal itu harus dilakukan tepat pada hari kelahiran si bayi, tidak boleh pada hari lain. Walau kelahiran itu terjadi di malam butapun, syukuran itu harus dilakukan. Hanya para wanita yang boleh menikmati hidangan syukuran itu.

Selanjutnya, untuk memberi nama bagi bayi itu (Upacara Permandian; Pen.), mereka harus mengundang Datu, Raja Adat dan pihak-pihak lain, sesuai Adat Batak. Datu akan memotong seekor ayam, untuk menentukan (dari gelepar-gelepar ayam yang sekarat itu; Pen.) hewan kurban apa yang harus disembelih (ayam lain, babi-kecil, babi-dewasa, atau kerbau; Pen.) untuk dipersembahkan kepada Debata. Seusai mereka bersantap, diresmikanlah nama bayi itu, dan dibawalah bayi itu ke tepian atau pancuran, dipermandikanlah di sana. Sekembalinya mereka ke kampung, masih ada lagi satu upacara, ‘mangupa’ (semacam upacara ‘kur-semangat’, agar si bayi teguh kesehatannya; Pen.) dengan memanfaatkan sejenis ikan yang khusus pula.

 

Lihatlah, saudara, setiap bayi yang lahir, oleh penganut Agama Batak (Animist) diserahkan kepada Debata, sehingga Debatalah yang berhak mengatur, bahkan menguasai kehidupannya kelak.

 

BAGAIMANA JADINYA BAPTISAN ORANG KRISTEN BATAK? Permandian Agama Batak yang diuraikan di atas berpadanan dengan Baptisan-air Gerejawi. Secara akal sehat, Baptisan Kristiani seharusnya menyerahkan bayi-bayi kepada Sembahan Kristiani: Yesus Kristus! Supaya kehidupan bayi itu kelak digembalakan oleh Yesus Kristus! Namun apa kenyataan dalam Baptisan di Gereja-gereja Batak?

 

Lihatlah, dalam baptisan di Gereja Kristen Batak, anak-anak yang dibaptis masih tetap diserahkan kepada Debata (sembahan Animist), sesuai dengan ucapan Jurubaptis (sesuai Liturgi yang berlaku di Gereja-gereja Batak), seperti berikut:

 

“…hudidi ho di bagasan goar ni Debata Ama,

Anak dohot Tondi Parbadia…”

 

(bhs. Indonesia: “…aku membaptis kamu dalam nama Debata-Bapa, Anak dan Roh Kudus…”), tanpa menyebutkan nama Yesus Kristus!

 

Penyimpangan dari Amanat Agung! Akibatnya, hampir semua orang Batak, yang dibaptis menurut cara itu, tidak beroleh Roh Kudus, masih dikuasai oleh Debata! Tidak heran, perilaku orang Kristen Batak (yang masih terkena pengendalian Debata), belum menampilkan sifat Kristiani! Masih menyolok sifat-sifat animistis mereka.

 

Bahkan para Gembala Sidang Gereja-gereja Batak banyak yang menampilkan perilaku Animistis. Bagi hamba Tuhan yang mengerti urusan roh-roh jahat, hal ini wajar saja, sebab merekapun sudah diserahkan kepada Debata, sewaktu dibaptis, sejak bayi. Bukan kepada Yesus Kristus. Pembaca yang terkasih, bukankah baptisan-air yang ditampilkan oleh Gereja Batak berpadanan dengan Gereja yang berbahasa Indonesia?

 

Baptisan di Gereja berbahasa Indonesia pun serupa: Bayi-bayi tidak diserahkan kepada Yesus Kristus, tetapi kepada Allah, yang tidak dikenal oleh ratusan juta umat Kristiani! Bahkan ditolak oleh satu milyard (atau lebih) umat Kristiani di muka bumi ini!

 

Maka, akibat penyimpangan Liturgi Baptisan-air dari Amanat Agung Yesus Kristus, mungkin sekali anda digembalakan oleh Allah! Tidak digembalakan oleh Gembala Yang Baik: Yesus Kristus. Lebih tragis lagi: anda tidak menerima karunia Roh Kudus akibat kekeliruan yang sudah berlangsung dua ratusan tahun itu. (Bahkan Jurubaptis yang membaptis andapun sudah diserahkan kepada Allah!) Sehingga mereka cenderung mempertahankan Liturgi yang meyimpang itu!

 

Tabel berikut membandingkan tiga jenis penyerahan diri (baptisan) yang mungkin terjadi atas diri seseorang. Dua yang pertama adalah pernyerahan kepada ilah asing, yang satu (kolom-ketiga) menurut bunyi Liturgi yang Kristen-Sinkretis (Kristen yang berbaur dengan ilah/kepercayaan lokal), di Gereja-gereja Kristen di Indonesia:

 

Penyerahan secara animist dan baptisan kristiani-sinkretis

Agama

Agama Batak

Agama Animis (Arabi)

Agama Kristen

Sembahan

Debata

Allah

Yesus Kristus

Imam

Datu

Imam

Pendeta

Penyerahan

  • Secara:
  • Lokasi:
  • Kepada:

 

Permandian

Sungai/Pancuran

Debata

 

??

??

Allah

 

Permandian

Gedung Gereja

Debata! Allah!

 

(Ada baiknya disampaikan di sini, caranya nama ilah bangsa Arab menyelusup ke dalam Alkitab: Pada awal abad-XIX, beberapa Pendeta Belanda mendapat tugas untuk menerjemahkan (pertama kali) Bijbel Belanda waktu itu. Mereka mulai bekerja, lalu segera tersandung pada Kej.1:1… Perkataan ‘God’ (bahasa Belanda), manakah padanannya di dalam bahasa Melayu? Tentu saja mereka bertanya kepada orang Melayu, yang paling berkompeten: Abdullah bin Abdulkadir Munsyi. Ketika Pendeta-pendeta Belanda itu menanyakan padanan ‘God’ di dalam bahasa Melayu, Abdullah menjawab: “Allah!”. Jadilah, nama sembahan orang Arab itu menyelinap ke dalam Kitab orang Kristen! Lalu terus dimanfaatkan dalam Kidung Pujian, dalam Doa-doa, bahkan menyelinap terus memasuki Pengakuan Iman Rasuli, sampai kepada Liturgi Baptisan…Masya Ampuuun!)

 

  1. BAPTISAN SINKRETIS (?) DI GEREJA ANDA

 

Di Gereja manakah anda dibaptis-air? Tidak perduli jenis baptisan yang anda terima, haruslah anda memeriksa perkataan yang diucapkan oleh Jurubaptis yang membaptis anda! Karena menurut ucapan Pendeta maka penyerahan itu menjadi sah! Jika tidak dapat dipastikan bahwa anda diserahkan kepada Yesus Kristus, itu berarti bahwa anda masih Sinkretis! Namun tidak perlu terlalu risau, saudara, karena hal itu masih dapat diperbaiki. Ucapkan saja doa-doa yang sudah disiapkan dalam bagian menyusul.

 

Mungkin anda ingin berbantah, lalu mengatakan: “Tetapi saya sudah mengucapkan Pengakuan Iman Rasuli sebagai tanda kepercayaan saya kepada Tuhan Yesus.” Maka Bibel menjawab anda (<Yak.2:19>: Engkau percaya bahwa hanya ada satu TUHAN saja? Itu baik. Tetapi setan-setanpun juga percaya akan hal itu dan mereka gemetar.)

 

Saudara, Pengakuan Iman Rasuli hanyalah pernyataan percaya saja, belum penyerahan diri kepada Yesus Kristus. Periksalah pernyataan-pernyataan itu dengan teliti. Setan-setanpun percaya akan apa yang anda percayai. Bahkan setan-setan mengetahui berbagai peristiwa yang anda percayai itu! Mereka tahu adanya Mahapencipta, Khalik langit dan bumi; bahkan mengenal Dia! Bukan sekedar percaya, setan-setan mengenal Yesus secara pribadi, menyaksikan Yesus dihakimi oleh Pilatus, mati di kayu salib, turun ke dunia orang mati, dst. dst. Tetapi setan-setan berontak terhadap Yesus Kristus. Setan-setan mampu mengucapkan Pengakuan Iman Rasul, sebab ituhanya sekedar pernyataan percaya, belum penyerahan diri kepada Yesus Kristus. Jelaslah, pengakuan kepercayaan anda belum berarti penyerahan diri. Yang tetap berlaku: anda dibaptis-air yang bersifat penyerahan diri anda kepada Allah, ilah asing itu.

 

Sekarang saatnya anda mengkoreksi kekeliruan itu, untuk kepentingan diri anda sendiri. Tidak usah anda mengkoreksi Liturgi Baptisan, kita tidak berkompeten melakukannya. Dan kalaupun Liturgi itu sudah dikoreksi, tentu anda tidak berniat mengulangi baptisan, yang sakral itu, bukan? Perbaikan Liturgi harus dilakukan oleh para Pendeta dan Farisi-Kristiani. Tidak usah juga menuding para Pendeta, karena mereka sekedar melakukan yang sudah lebih dahulu ditetapkan oleh para Senior mereka. Yang penting: luruskanlah baptisan yang anda terima, dengan mengucapkan doa-doa perbaikan. Ucapkanlah saudara, dengan bersuara, sebab menurut ucapanmu engkau akan dibenarkan… <Mat.12:37>, bukan lagi menurut ucapan bapak Pendeta. Berdoalah sebagai berikut:

 

         Yesus Kristus Juruselamatku,

Sekaranglah baru saya menyadari pentingnya penyebutan nama sembahan yang tepat semasa saya dibaptis-air. Selama ini saya kurang mengerti hal itu, ya Bapa Sorgawi.

         Maka saya bermohon sekarang, ya Bapa, kiranya Engkau memeriksa baptisan-air yang pernah menyentuh diriku. Periksa jugalah upacara-upacara Animistis, yang mungkin pernah menjamah diriku, sejak aku di dalam kandungan, kalau-kalau ada terjadi penyerahan diriku terhadap Sembahan Animistis.

         Demi nama Yesus Kristus, saya membatalkan semua penyerahan diriku kepada Sembahan Animistis, itu saya sangkali. Saya hanya menyerahkan diriku kepada Yesus Kristus, Sembahan satu-satunya, Yang Benar, Juruselamatku. Yesus Kristuslah yang memiliki diri saya sejak saat ini. Sembahan-sembahan asing, yang adalah malaikat-malaikat Iblis, harus menyingkir dari diriku!

         Periksa jugalah, ya Bapa, berbagai ikatan iblis yang mungkin sudah mencengkeram diriku, diatur oleh leluhurku, di masa mereka menyembah berhala. Semua perjanjian dengan Iblis yang diatur oleh leluhurku, aku nyatakan batal, tidak berlaku lagi. Perjanjian bagiku, dan keturunanku, hanyalah kepada Yesus Kristus, dalam bentuk Perjanjian Baru. Enyahlah semua malaikat-Iblis yang mengatur Perjanjian kegelapan di masa lalu. Juga semua persekutuan dengan Iblis, yang sempat mengena kepadaku di masa lalu, aku sangkali, demi nama Yesus. Dan malaikat-Iblis yang mengatur persekutuan demikian harus enyah dari diriku.

         Periksa jugalah, ya Yesus Kristus, penumpangan tangan yang terjadi semasa saya dibaptiskan. Sebab ada kemungkinan transfer roh-najis melalui penumpangan-tangan itu; diajarkan secara tersirat oleh Firman dalam Ulangan 34:9. Semua roh-najis yang menyelusup ke dalam diriku, sejak dari baptisan air, juga pada berbagai acara lainnya, harus disingkirkan dari diriku. Saya hanya mau menerima roh-roh yang baik, yang bersumber dari Yesus Kristus.

         Periksa jugalah, ya Yesus Kristus, perilaku para leluhurku, sewaktu mereka berseteru dengan lawan-lawan mereka. Adalah biasa terjadi, mereka saling mengutuki bahkan saling mengutuki keturunan, sehingga saya terkena dampaknya. Maka kepada kasih Yesus Kristus saya bermohon, agar semua kutuk yang menerpa diriku, juga kutuk akibat dosa-dosa leluhurku, disingkirkan oleh kasih Yesus, digantikan dengan damai sejahtera, sehingga di dalam damai sejahteralah baru saya dapat hidup memuliakan Yesus Kristus!

         Pada kesempatan ini juga, ya Yesus Kristus, saya mengakui bahwa saya orang berdosa, dan membutuhkan keampunan. Beruntung Yesus sudah menyediakan pengampunan itu sejak dari Kalvari, maka sekarang saya mengundang darah Yesus yang mulia, untuk menguduskan diriku, bersih dari setiap dosa dan kecemaran. Juga diriku dibersihkan dari roh-roh-najis perangsang dosa, berikut roh-najis-warisan, sehingga saya tidak mudah dirangsang untuk berbuat dosa.

         Saya bersyukur, ya Yesus Kristus, untuk pengudusan yang Bapa lakukan atas diriku. Maka di dalam kekudusan demikian, layaklah diriku ini menjadi Bait Suci Roh Yesus, sesuai 1 Korintus 3:16, menjadi tempat bersemayam bagi Yesus Kristus. Maka saya membuka hatiku, mengundang Yesus Kristus masuk ke dalam hatiku, menjadi Raja bagi diriku serta mengatur seluruh kehidupanku. Berilah saya hati yang baru, Bapa, seperti hatinya Yesus, yang lemah lembut, rendah hati, murah hati, pemberi ampun dan pembawa kelegaan. Maka saya akan menyukai hal-hal yang Yesus sukai, dan hatiku akan menolak urusan-urusan yang Yesus tidak sukai, demi kemuliaan bagi Yesus Kristus.

         Masuklah ke dalam hatiku, ya Yesus Kristus yang Trinitas <Yoh.14:23>, karena saya adalah milikmu, Bapa, dan Engkau adalah Juruselamatku pribadi. Demi Nama Yesus Kristus, yang Mahaajaib, saya sudah berdoa. AMIN.

 

  1. AKIBAT BAPTISAN YANG KELIRU

 

Bayi-bayi diserahkan kepada ilah-asing, mereka tidak sepenuhnya tumbuh dalam penggembalaan Yesus, tetapi direcoki oleh penggembalaan ilah-asing! Sebab ilah-asing itu beroleh hak-mengatur kehidupan orang yang dibaptiskan dalam nama mereka. Dan iman Kristiani di Indonesia sedang dimurnikan, disesuaikan sungguh dengan Injil Kristus! Bagi kemuliaan Yesus Kristus sendiri.

 

Demikian juga para Gembala Sidang; hampir semua Jurubaptis di Gereja-gereja, dahulunya dibaptiskan ke dalam nama ‘Allah’ (ilah asing) atau ‘Debata’ (Animist Batak) atau ilah-ilah suku-suku bangsa. Semua nama-nama itu adalah kecemaran belaka, sesuai firman TUHAN <1Taw.16:26-26>: Sebab segala ilah bangsa-bangsa adalah berhala, tetapi Tuhanlah yang menjadikan langit. Keagungan dan semarak ada di hadapanNya, kekuatan dan sukacita ada di tempatNya.

 

Tidak heran, siapa saja yang dibaptiskan dalam nama ilah asing, tidak beroleh karunia Roh Kudus, tidak beroleh kekuatan dan sukacita yang seyogyanya diperolehnya dari Yesus Kristus!

 

Pertimbangkan pulalah yang difirmankan dalam Yes.42:8 : “…Aku ini Tuhan, itulah namaKu. Aku tidak akan memberikan kemuliaanKu kepada yang lain, atau kemasyhuranKu kepada patung…

 

Ratusan tahun lamanya ‘berhala-Allah’ mencuri kemuliaan Yesus Kristus: melalui baptisan-air yang diplesetkan. Karena ketidakmengertian hamba-hamba Gereja. Sekarang waktunya Yesus Kristus mau menggembalakan sendiri umatNya, setelah para gembala tertipu. Sebagian besar adalah gembala yang rabun, atau upahan, atau yang pengecut, melarikan diri jika ada serangan. Cukuplah kemuliaan Yesus selama ini dilecehkan, bahkan diperkosa. Oleh para gembala atau oleh ilah asing. “…Aku tidak memberikan kemuliaanKu kepada yang lain…”. Jangan kita memberikan kemuliaan Yesus Kristus kepada ilah-asing itu; HALLELUYAH!

 

******************************

Yesus Kristus sedang mereformasi

Iman dan umat Kristiani Indonesia

******************************

 

Saya mengingatkan para pembaca yang saya kasihi; ada bahaya bagi mereka yang menghambat Reformasi Kristus ini. Yang menghambat, kebanyakan adalah Jurubaptis dan Farisi modern, sebab umumnya mereka dibaptiskan dalam nama ilah asing. Dan kebanyakan mereka belum membatalkan penyerahan itu!

 

Hai para Jurubaptis, sudahkan anda menguduskan diri sendiri, dengan cara membatalkan penyerahan diri anda kepada ilah asing; penyerahan yang terjadi sewaktu anda dibaptis-air? Sudahkah anda berdoa menurut tuntungan di atas? Lakukanlah, saudara, demi keberuntungan anda sendiri.

 

  1. WASPADALAH PARA JURUBAPTIS!

 

Ini adalah peringatan bagi para Jurubaptis: Kekeliruan yang terjadi bukan sekedar salah ucapan. Kekeliruan itu mengakibatkan orang yang anda baptis tidak beroleh Roh Kudus! Kekeliruan itu hasil tipuan Iblis (ilah-asing) atas para penerjemah di masa lalu! Untuk mencuri (calon) domba-domba Kristus! Dan setiap penipuan, pada waktunya pasti dihentikan oleh Yesus sendiri.

 

Jika, setelah beroleh pengertian dari buku-kecil ini, saudara masih meneruskan baptisan yang keliru itu, aka orang-orang yang anda baptiskan akan menuding anda pada Hari Penghakiman! Anda pasti harus mempertanggungjawabkan penyesatan itu di hadapan Yesus-Kristus-Hakim, di akhir zaman!

 

Saudara boleh percaya, boleh tidak, di dunia ini pun, murka TUHAN akan menimpa mereka yang melecehkan urusan Reformasi Baptisan-air di Indonesia. Hal itu mulai nampak, saudara yang terkasih. Ikutilah kisah-nyata berikut, yang melibatkan beberapa orang Pendeta dari suatu Gereja Kristen Batak.

 

         Pada tahun 1989, pemuda Ramsin (nama samaran) adalah mahasiswa di STT di Pematang Siantar. Pemuda ini sudah lama jengkel terhadap permainan Begu Ganjang di daerahnya. Rupanya Tuhan menanamkan di batinnya agar dialah yang harus (ikut) membasmi permainan Begu Ganjang itu.

         Pemuda Ramsin bertanya kepada Dosen Pembimbing Thesisnya, bagaimana caranya memerangi penyembahan berhala itu. Maka Dosen itu menyarankan Ramsin untuk bergabung dengan suatu Persekutuan Doa di Jakarta, yang mengerti urusan peperangan rohani. Pemuda ini datang ke Jakarta, dan kami bertemu, lalu saya memberi dia pelayanan-pribadi. Demi nama Yesus Kristus, Ramsin beroleh kelepasan dari ikatan-ikatan Iblis. (Tentu saja, bagaimana mungkin melawan Iblis jika masih diikatnya kita!)

         Selanjutnya ia menjadi Pendeta di salah satu Gereja Kristen Batak. Yesus Kristus mengajari dia secara langsung (‘on-the-job-training’), yang semakin mendekatkan dia kepada Yesus. Dari pengajaran Yesuslah Pdt. Ramsin menyadari bahwa setiap anggota Jemaat yang digembalakannya, sudah terkena ikatan Iblis, melalui Liturgi Baptisan-air yang menyimpang dari Amanat Agung Yesus Kristus.

         Pdt. Ramsin beroleh keberanian, untuk di suatu ketika, membaptis seorang bayi di Gerejanya. Ucapannya sewaktu membaptis menyimpang dari Liturgi yang terjemahannya berbunyi: “…aku membaptis kamu dalam nama $&#*@^@& (nama ilah setempat; Pen.) Bapa, Anak dan Roh Kudus…” tetapi Pdt. Ramsin menyebutkan: “… aku membaptis kamu dalam nama Bapa, Anak dan Roh Kudus, yang adalah Yesus Kristus!”

         Gegerlah Gereja itu. Masuklah laporan sampai kepada Ephorus (Imam tertinggi). Semua orang Kristen mengerti bahwa penyimpangan rituil dari Buku Liturgi sudah seperti dosa-tak-berampun. Ephorus membentuk Sidang Pendeta dan memanggil Pdt. Ramsin untuk mempertanggungjawabkan tindakannya.

         Hikmat Yesus Kristuslah yang membimbing Pdt. Ramsin. Dibacakannya Amanat Agung dari Injil (rekaman) Matius, dibandingkannya dengan bunyi Liturgi Baptisan. Jelas sekali perbedaannya. Maka katanya kepada Ephorus: “Sekarang saya mohon bapak Ephorus menetapkan, yang mana yang harus diikuti, Liturgi inikah atau rekaman Amanat Agung itu?”

         Terpanalah seluruh hadirin, termasuk Ephorus itu. Dia tidak mampu memutuskan perkara itu. Urusan itu sekarang terkatung-katung, namun Ephorus memindahkan Pdt. Ramsin ke Kantor Pusat (agar tidak membaptis lagi, agar aman!).

         Masalahnya tidak berakhir di sana. Pada tahun 1999, ada seorang Pendeta lain, yang bicara-sembarangan tentang Pdt. Ramsin. Dia mengatakan Pdt. Ramsin sudah sesat. (membaptis menyimpang dari Liturgi, menyebut nama Yesus Kristus, tanpa menyebut nama ilah-lokal, semacam ‘Allah’, ‘Debata’, ‘Naibata’, dll.). Terjadilah, beberapa hari kemudian Pendeta ini terkena musibah. Kecelakaan lalu lintas menimpa dia, sehingga harus masuk Rumah Sakit untuk beberapa hari lamanya.

         Beberapa waktu kemudian, Pendeta lain, yang kedua, salah-bicara lagi tentang Pdt. Ramsin. Beberapa hari kemudian Pendeta kedua ini mengalami musibah; kecelakaan lalu lintas yang fatal, membawa dia kepada kematiannya.

         Masih terjadi lagi, Pendeta yang ketiga mengejek tentang ‘kesesatannya’ Pdt. Ramsin. Masih beruntung dia, kabar tentang ejekan itu cepat terdengar kepada Ephorus. Dengan sigap Ephorus memanggil Pendeta ketiga itu, memeriksa masalahnya, lalu menyuruh Pendeta ini mencabut omongannya dan miminta maaf kepada Pdt. Ramsin. Jawab Pendeta ini: “Baiklah, bapak Ephorus, saya akan menulis surat permohonan maaf kepada Pdt. Ramsin.” Untuk itu, dia beroleh sergahan Ephorus: “Bukan menulis surat yang harus saudara lakukan! Pergilah kepada Pdt. Ramsin, minta maaflah secara bertatap muka dengan dia!”

         Kunjungan Pendeta inilah yang membuat Pdt. Ramsin mengerti perkara-perkara yang telah terjadi. Dan dari Pdt. Ramsin saya mendengar kisah nyata ini. Terpujilah Yesus!

 

Para Jurubaptis-air yang terkasih, kiranya anda dapat belajar dari pengalaman orang lain, seperti disampaikan di atas. Jika anda membela Liturgi Baptisan yang menyimpang itu, sama saja anda sedang membela nama Allah, yang adalah sembahan orang Arab-animistis! Bersamaan dengan itu, anda sedang menghambat Yesus Kristus dari hakNya menggembalakan umat Kristiani. Anda juga sedang menantang ratusan juta umat Kristiani (bahkan lebih dari satu milyard, barangkali) yang, bersama-sama Brother Adams menerima Yesus Kristus seraya menolak Allah!

 

Lebih bijaksana jika anda merendah, mengakui kekhilafan penataan Liturgi oleh para senior anda! Menghindar dari murka TUHAN! Lebih baik anda segera bertindak mengkuduskan diri anda sendiri! Dengan cara memanjatkan doa-penyerahan diri yang disiapkan di atas, untuk selanjutnya berusaha mengkuduskan Liturgi dan Baptisan itu, supaya jangan anda terkena murka Tuhan Yang Mahabenar.

 

  1. KUDUSKAN DIRIMU

 

Pembaca yang terkasih, sudahkah anda menguduskan diri dari baptisan Non-Kristiani? Dikuduskan dari baptisan Kristen Animistis? Bebas dari penggembalaan ilah asing? Supaya beroleh Roh Kudus?

 

Jangan tunggu perbaikan Liturgi, itu akan memakan waktu belasan tahun. Lebih mudah mengkuduskan diri sendiri lebih dahulu. Karena kedaulatan atas diri anda berada di ‘tangan’ anda sendiri! Caranya pun sudah dipermudah oleh Yesus Kristus: dengan memanjatkan doa-doa yang tepat. Diucapkan dengan benar! Karena<Mat.12:37>: “…Menurut ucapanmu engkau akan dibenarkan…”. Lagi pula tidak perlu anda mengulangi baptisan-air itu. Tidak ada sabda Yesus yang berbunyi: “…Menurut baptisanmu engkau akan dibenarkan…”. Saran saya, kembalilah ke halaman-8, panjatkanlah doa yang tersedia dengan bersuara! Dampaknya: anda akan mengalami kemajuan rohani yang sangat terasa. Karena beroleh Roh Kudus!

 

Selanjutnya, untuk semakin menguduskan diri anda, cari dan mintalah pelayanan-pelepasan dari hamba Tuhan yang berkompeten! Lebih jauh lagi, carilah pengertian yang benar tentang Baptisan Roh Kudus, dari hamba Tuhan yang mengerti urusan.yang sungguh mengerti konsep Baptisan Roh Kudus, dengan mengajarkannya kepada anda sesuai dengan konsep yang Biblikal, bukan isapan jempol belaka. Atau langsung bertanya kepada Yesus Kristus.

 

Untuk urusan pelayanan-pelepasan dan Baptisan Roh Kudus, Persekutuan Doa Wisma Gembala menyediakan buku-buku tuntunan yang dapat anda peroleh secara cuma-cuma, dengan menghubungi alamat:

 

Persekutuan Doa Wisma Gembala

Jl. Kernolong Dalam no. 24

JAKPUS – 10430 (Tlp. 021-3909607)

 

Damai sejahtera dari Yesus Kristus, kiranya memenuhi kehidupan saudara-saudara yang terkasih; AMIN.

 

--o0o—

 

 

********************************************  BEBERAPA CATATAN:

 

Jika anda tergerak untuk berperan-serta dalam Reformasi Kemuliaan Bagi Yesus Kristus yang sedang berlangsung (Upahnya besar di sorga, saudaraku!), anda dapat berbuat berbagai hal berikut:

 

a.      Mem-fotocopy atau bahkan mencetak ulang Buku-kecil ini sebanyak kesanggupan anda, dan membagikannya di berbagai lingkungan yang dapat anda jangkau. Agar merekapun menguduskan Baptisan Sinkretis yang sempat mereka terima. Dengan demikian anda sudah menuntun orang-orang kepada keselamatan yang sungguh (karena beroleh Roh Kudus!). Lakukanlah, saudara, demi kemuliaan bagi Yesus Kristus, Sembahan, Raja, Guru dan Juruselamat kita sekalian; AMIN.

 

b.      Membicarakan koreksi Liturgi Baptisan itu dengan para Pendeta, Pengerja, Majelis, Theolog, dari Gereja-gereja yang dapat anda jangkau, demi menyadarkan mereka dari kekeliruan yang sudah berlangsung dua-ratusan tahun itu!

 

c.      Menyampaikan sumbangan dana untuk memperluas jangkauan Buku-kecil ini (sebab dibagikan secara cuma-cuma), dengan menghubungi Wisma Gembala, pada alamat di atas.******************************************************

 

 

LAMPIRAN DAN PESAN-PESAN

 

  1. REFORMASI ITU BERNAMA: KEMULIAAN BAGI YESUS KRISTUS

 

Sewajarnyalah jika Yesus Kristus sekarang melakukan reformasi menyeluruh atas ke-kristen-an di Indonesia. Bahwa nama ilah asing harus disingkirkan dari KitabNya. Nama ilah asing harus dihapuskan dari Pengakuan Iman Rasuli, dari Kidung-Pujian, dari Liturgi Baptisan-air, dan yang terpenting: nama ilah-asing harus disingkirkan dari hati setiap insan pengikut Yesus! Terpujilah Yesus Kristus!

 

REFORMASI KRISTIANI INI AKAN MENGHASILKAN:

1.1              BAGI UMAT KRISTIANI: semua pengikut Yesus dapat hidup di dalam sukacita sorgawi yang dijanjikan Yesus Kristus. Seraya menampilkan perilaku (watak) Kristiani yang lebih ‘pas’ !

1.2              BAGI GEREJA: terbentuklah Gereja-gereja yang semakin Injili, bukan sekedar Gereja Sinkretist seperti yang berjalan kini;

1.3              BAGI kepala gereja: Yesus Kristus sungguh dipermuliakan sebagai Kepala Gereja, karena memang Ia yang berhak demikian!

1.4              BAGI IBLIS DAN MALAIKAT-MALAIKATNYA: kehilangan banyak domba yang selama ini sudah mereka kuasai. Sewajarnyalah Iblis dan malaikat-malaikatnya akan berusaha memadamkan arus Reformasi ini; Waspadalah para hamba Tuhan, sebab mungkin justru anda digunakan oleh Iblis untuk menghambat Reformasi ini!

 

  1. PESAN BAGI PARA ORANG TUA KRISTEN

 

HAI PARA ORANG-TUA, relakah anda jika keturunan anda terkena baptisan yang cacat? Maka saya berdoa agar Yesus Kristus memberikan roh-keberanian bagi anda untuk tidak menyerahkan anak-anak anda ke dalam Baptisan-air Krislam atau Animist. Serahkanlah anak-anak anda kepada Yesus Kristus.

 

Carilah Gembala Sidang yang mau membaptis dengan mengucapkan kata-kata yang benar dalam Rituil Baptisan. Jika hal ini tidak mungkin, lebih baik anda menyerahkan sendiri anak saudara kepada Yesus Kristus, cukup melalui doa orangtua, karena …menurut ucapanmu engkau akan dibenarkan <Mat.12:37>, bukan menurut baptisan, bukan menurut ucapan Jurubaptis, dll. Asal saja anda sudah lebih dahulu menguduskan baptisan-air anda di masa lalu, melalui doa-doa yang sudah disiapkan di atas…

 

BUKANKAH ORANGTUA YANG PALING BERHAK

MENYERAHKAN ANAK MEREKA KEPADA YESUS KRISTUS?

 

  1. PESAN BAGI PARA JURUBAPTIS DAN GURU KRISTIANI

 

Janganlah anda menyatakan bahwa penyebutan nama Allah adalah sah dengan dalih: Allah yang dikenal orang Kristen tidak sama dengan yang diseru di Tanah Arab! Jangan bodoh, saudara; ratusan juta umat Kristiani sedunia menolak penggunaan nama Allah. Mereka mungkin menghujat anda dengan mengatakan: “Allah bukan sembahan kami! Allah bukan sembahan orang Kristen. Kitab Suci kami tidak menyinggung sedikitpun tentang Allahmu!” Halleluyah; janganlah anda menyimpang dari Amanat Agung; jangan tinggalkan Yesus Kristus, yang adalah jalan, kebenaran dan hidupmu! Penyimpangan demikian mungkin membawa kebinasaan bagi anda!

 

Atau anda mungkin berdalih: “…menggunakan nama Allah adalah sah-sah saja, demi penginjilan kontekstual!” ? Ini adalah kesesatan. PERTAMA, karena istilah Injil Allah tidak pernah dikenal ! Dalam penginjilan, yang harus disampaikan adalah Injil Kristus <Rm.15:19; Flp.1:27>, atau Injil Yesus Kristus <Mrk.1:1>. KEDUA, karena bahasan buku ini bukan urusan penginjilan, tetapi Liturgi Sakral tentang Baptisan-air! Keluarlah dari kesesatan anda!

 

Argumentasi lain juga mungkin muncul: “Hanya masalah keliru menyebutkan nama saja, mengapa ribut!?” INI BERNAMA ARGUMENTASI DARI NERAKA! Sebab masalahnya bukan sekedar keliru ucapan nama saudara; melainkan masalah beroleh Roh Kudus atau tidak (?) ! Tanpa menyebutkan nama Yesus Kristus, mereka yang dibaptis tidak beroleh Roh Yesus! Tanpa Roh Yesus tidak ada hidup kekal. Dan justru karunia Roh Yesuslah yang menjadikan orang Kristen berbeda dari umat beragama lain, yang manapun. Bahkan berbeda dari umat Perjanjian Lama. Lebih baik debat kusir demikian diakhiri. Lebih baik anda mulai mentaati Injil Kristus dengan sepenuh hati, agar tidak binasa di kemudian hari. Lebih baik anda segera bergerak meluruskan Liturgi Baptisan di Gereja anda, selaras dengan Reformasi ‘Kemuliaan Bagi Yesus Kristus’!

 

  1. kutipan dari buku patik dohot uhum ni halak batak

 

Pada Bab-2 disinggung tentang Buku ini, dan terjemahan sebagian dari Bab-VI disajikan di sana. Bagi rekan orang Batak yang ingin mendalaminya, di bawah ini dimuat kutipan asli berbahasa Batak…

 

VI. PATIK DOHOT UHUM TARINGOT TU PAMELEON BEGU

        

         <pg. 97>

Ianggo ugama ni halak Batak, mamele tu begu do dohot tu sombaon manang tu begu ni ompuna, ai tusi do haposanna. Sian begu i do dipangido, parhorasan, pardinginan dohot gabe ni na niulana. Sian begu i do huhut dipangido tubu ni anak dohot tubu ni anak dohot tubu ni boru, alai laho mamele begu nasida marhite-hite gondang do i dibahen ...

 

<pg. 104>

Molo adong halak na so tubuan anak, diulpuk Datu ma ingkon margondang, mangido anak tu Debata. Buaton ni suhut i  ma manang dia na tau di roha ni Datu i si gondangkononna.

 

Dung i molo nunga jumpang tingkina rupani adong ma didok halak na tama di ibana, ingkon jouon ni suhut i ma muse Datu i mambahen pagar parsanggulon, huntion ni boruboru i ma i, bahenonna ma huhut tu siporhotna, asa saur jala tubu anakkonna i. Molo dung tubu anakkonna i, baoa manang boru pe, ingkon jouonna ma isi ni huta i mangan indahan olopolop, jala ingkon di ari hatutubuna i do jouonna mangan, ndang jadi di ari na asing. Ia borngin i tubu laos i ma jouonna mangan isi ni huta i, alai holan angka boruboru do.

 

Dung i molo laho mambahen goar ni posoposo i (sampur pandidionna), ingkon jouonna ma Datu, raja, na mora boru, isi ni huta i sude ro di angka tondongna. Dung i marguru tu pineopna ma diida Datu i laho mandongkon manang ingkon aha sibuatonna. Tilihon ma Datu i ma huhut disi gorakgorahan ni manuk, sian i ma botoonna manang aha ingkon buatonna sipelehononna tu Debata. Ia dung sun nasida mangan, didionna ma i disi. Dung mulak nasida sian i sahat ro di huta, upaonna ma dakdanak i dohot dengke na porngis.

Parsiajari hita ma angka na pinajojor ni Raja Jacob Lumbantobing, tinimbang ma i tu angka ruhutruhut ha-kristen-on:

        

a.         Adong do ugama ni Batak, haporseaon ni halak Batak, pulik jala jumolo sian ha-kristen-on;

b.         Begu (dohot sombaon) do disomba parugamo Batak (Parmalim), jala sombaon na sumurung di halak on: Debata do goarna; jadi begu do ia Debata, ‘ndada Tuhan-na-sintong!

c.         Ditanda ugama Batak do Pandidion (-hasipelebeguon), pahothon goar ni sada poso-poso, suman tu Pandidion ni Kristen

d.         Datu ni ugama Batak mangului ulaon Pandidion-hasipelebeguon, suman tu Pandita ni Kristen siuluhon Pandidion-Kristen;

e.         Tu Debata (begu!) do dipasahat Datu angka poso-poso; sasintongna ingkon tu Jesus Kristus do dipasahat Pandita angka poso-poso i, ‘ndang jadi tu Debata hatahononna! Ai ‘ndada di Surgo Debata, di Pusuk Buhit do begu i marhabangsa!

f.           Marhite-hite Pandidion Kristen na tingkos, surathonon ni Jesus Kristus ma goar ni halak na hona didi i tu bagasan Buku HangoluanNa (di Surgo!), jala dapotan lehonlehon na sumurung do angka na tingkos pandidionna: Tondi Parbadia!

 

 

--o0o—