SEPULUH PERSEN SAJA!?

SUATU CERITA FIKTIF … Suatu kali saya mengemudikan mobil di pedalaman di daerah Jambi. Di kiri saya duduk seorang kenalan, baru datang dari Kubu, dari suatu desa yang sangat terpencil, hanya memiliki ‘jalan tikus’ saja. Inilah pertama kalinya orang Kubu itu menumpang kendaraan yang bernama mobil.

Di suatu persimpangan kami menjumpai lampu lalu-lintas menyala, berwarna hijau. Maka kendaraan saya jalankan terus, tanpa mengurangi kecepatan. Rupanya orang Kubu itu diam-diam memperhatikan suasana lalu lintas dan pengemudian yang saya lakukan. Pada persimpangan lain, nyala lampu lalu-lintasnya kami jumpai berwarna merah. Tentu saja saya menginjak rem, memperlambat mobil. Tiba-tiba pundak saya ditepuknya; saya menoleh ke kiri, melihat si Kubu yang berkata: “Laju terus, pak!” Saya sungguh heran, dan bertanya: “Kenapa saya harus melaju?” Dia menunjuk lampu lalu-lintas seraya berkata: “Lihat itu, warna merah. Merah tanda berani, bukan?”

Rekan saya, orang Kubu itu sudah gagal memahami pesan lalu-lintas! Mengapa demikian? Karena dia tidak menangkap pesan (merah-kuning-hijau) seturut wawasan berpikir sumber pesan itu: Peraturan Lalu-Lintas!

Saudara yang terkasih, ada suatu dalil berkomunikasi yang berlaku di seluruh jagat raya, sah berlakunya:

Setiap pesan harus dipahami
seturut wawasan-berpikir sumbernya!

Begitu pula yang berlaku bagi pesan-pesan yang direkam di dalam Alkitab! Belum tentu semua pesan-pesan disana disajikan seturut wawasan-pikiran manusia! Maka seluruhnya perlu dipahami seturut wawasan-berpikir sumber-nya: (Kerajaan) Sorga!

Dalam Traktat ini kita akan meninjau suatu kasus ‘Persembahan Persepuluhan’ (P10%), dibahas dalam lingkup ‘Persembahan’ secara keseluruhan. Di manakah direkam perintah untuk menyampaikan Persembahan Persepuluhan? Saudara-saudara yang berada di lingkungan Gerja Injili tentu akan cepat menjawab; Dalam Kitab Maleakhi.

1. SEPULUH PERSEN; PENYAMPAIAN NABI MALEAKHI

Singkat-singkat saja. Dalam Mal. 3:10 dicatat: “ … Bawalah seluruh persembahan persepuluhan itu ke dalam rumah perbendaharaan, supaya ada persediaan makanan dirumahKu dan ujilah Aku, firman TUHAN semesta alam, apakah Aku tidak membukakan bagimu tingkap-tingkap langit dan mencurahkan berkat bagimu sampai berkelimpahan ….”

Kita catat unsur-unsur pesan yang disampaikan Maleakhi:

WAWASAN PENYAMPAIAN MALEAKHI:

Persembahan persepuluhan (P.10%)
Dibawa kerumah (perbendaharaan) TUHAN;
Untuk persediaan makanan;
Tidak disebutkan: seluruhnya untuk Lewi (Imam)

Bagaimana pelaksanaan dan pemanfaatan Persembahan Persepuluhan (P.10%) itu di Gereja yang anda ikuti?

Apakah semua persembahan persepuluhan diperuntukkan bagi kaum Lewi (atau Imam atau Gembala Sidang)? Tidak ada dinyatakan demikian! Hati-hatilah, Gembala Sidang bisa kena murka TUHAN, jika pemahaman dan pemanfaatan P.10% itu tidak selaras dengan Wawasan Berpikir TUHAN, Sumber pesan/ perintah tentang P.10%!

Untuk persediaan makanan! Itulah peruntukan Persembahan Persepuluhan (P.10%). Hati-hati, jangan meleset penggunaannya. Gembala Sidang yang membelanjakan P.10% yang terkumpul itu untuk membelikan gelang berlian isterinya, atau membeli mobil mewah, atau membangun villa, atau membiayai sekolah anaknya di luar negeri, waspadalah. Sebaiknya Gembala semacam ini segera bertobat, karena sudah menyimpang dari kehendak TUHAN!

2. SEPULUH PERSEN; PENYAMPAIAN NABI MUSA

Adakah Musa mencatat juga perintah Sembahan Israel tentang P.10%? Jika ada, manakah yang lebih sah, Penyampaian (Wawasan) Musa atau Maleakhi? Anda benar jika menjawab: “Penyampaian Musa lebih sah!” Sebab Musalah yang menerima firman dari Sembahan Israel, secara bertatap muka!

Periksalah catatan Musa pada Ul. 14: 22-27. Untuk ringkasnya, saya tidak menyalin bagian Alkitab ini, tetapi langsung men-tabel-kan unsur-unsur pesan Musa dan membandingkannya dengan unsur-unsur pesan Maleakhi, tertera di bawah ini:
________________________________________________________________________
WAWASAN PENYAMPAIAN MUSA::::::::::::::::::::::::::: WAWASAN PENYAMPAIAN MALEAKHI:
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

::::::::::::::::::::::::::::::::Persembahan persepuluhan (P.10%)::::::::::::::::::::::::::::::::
::::::::::::::::::::::::::Dibawa ke rumah (perbendaharaan) TUHAN;:::::::::::::::::::::::::::::

Dimakan umat yang membawa; :::::::::::::::::::::::::::::::::::::::Untuk persediaan makanan
.… boleh minum alkohol!

:::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::Tidak disebutkan bahwa …
Untuk Lewi (Imam) Sebagian :::::::::::::::::::::::::::::::::::Seluruhnya untuk Lewi (Imam)!

======================================================================

Jelas perbedaan wawasan antara Musa dan Maleakhi! Umat memakan persembahan persepuluhan, kaum Lewi ikut menikmati. Bukan seluruhnya untuk kaum Imam! Sembahan Israel bukan Tokoh yang serakah. Justru yang bernama persembahan, diinginkanNya untuk dinikmati manusia sendiri. Umat dan Lewi bersama-sama. Bahkan dalam suasana pesta! Minuman yang memabukkanpun diperkenankan.

Mau tidak mau muncul pertanyaan yang menggelitik: mengapa di Jemaat Injili, selalu Mal. 3: 8-10, bukan penyampaian Musa yang dikhotbahkan? Padahal penyampaian Musa lebih sah, sebab dialah yang bergaul lebih akrab dengan Sembahan Israel! Kel. 14: 22-27 lebih absah dari pada Mal. 3: 8-10. Lebih baik pertanyaan ini dijawab oleh Para Juru-khotbah Persembahan Persepuluhan saja.

Yang perlu diwaspadai: jika kepentingan pribadi saja yang mendorong untuk meng-khotbahkan hanya Mal. 3: 10, hal mana berarti tidak membawa umat ke dalam kebenaran (berarti pula tidak selaras dengan perilaku Roh Kudus, yang ingin menuntun kedalam seluruh kebenaran <Yoh. 16: 13>, maka para Juru-khotbah itu sedang menghadang murka Tuhan. Kiranya Pembaca yang terkasih mendoakan pengampunan bagi mereka yang mengidap egoisme atau keserakahan demikian! Roh Yesus kiranya menjamah hati mereka agar bertobat dari kelicikan demikian.

Justru Gereja Tradisionil, yang dituding kuno, melakukan yang lebih benar! Saya ingat kebiasaan di Gereja-gereja Batak (HKBP, GKPI, dll.) yang setiap tahun menyelenggarakan Pesta Panen (Pesta Mission). Pada kesempatan demikian, benar-benar dibawa sepersepuluh dari hasil panen. Mereka yang pencahariannya membuat penganan, akan membawa penganan persembahannya untuk dinikmati bersama. Hasil panen itu dimasak dan dimakan beramai-ramai, dalam kebersamaan Imam-Umat! Sisanya saja, yang tidak habis termakan, itulah yang dijual atau dilelang, dan hasil penjualannya untuk mengisi kas-gereja.

Ternyata pelaksanaan yang lebih ‘pas’ dilakukan oleh Gereja Tradisionil, bukan oleh Gereja yang mengaku Injili. Aneh ya, rasanya Gereja Injili lebih maju secara rohani, namun dalam urusan Persembahan Persepuluhan kok meleset?

Hai para Juru-khotbah, apakah anda cukup dipenuhi oleh Roh Kebenaran (Roh Kudus) sehingga anda akan berani mengkhotbahkan Wawasan Musa, yang lebih sah?

3. ‘PERSEMBAHAN’; MENURUT WAWASAN YESUS

Saya dapat membayangkan bahwa sebagian Gembala/Jurukhotbah P.10% akan (sudah) repot mencari-cari alasan untuk membenarkan kebiasaan buruk mereka! Dengan dalih ini dan itu, mereka mungkin bertahan mengkhotbahkan Mal. 3: 8-10, bukan Ul. 14: 22-27! Motivasi yang paling masuk akal adalah: takut terkena ‘kanker’ (kantong kering)!

Yang berikut ini lebih menantang anda, hai para Gembala Sidang dan Jurukhotbah P.10%: Apakah Gereja yang anda bimbing di masa kini adalah ‘Gereja Perjanjian Lama’ atau sebaliknya, barangkali anda cepat mengakui bahwa Gereja yang anda bimbing adalah Gereja Kristus? Milik Yesus Kristus!?

Jika anda mengaku Sidang Jemaat yang anda bimbing adalah milik Yesus Kristus, simaklah sabda Yesus menyangkut ‘persembahan’ (secara keseluruhan), berarti mengenai persembahan-persepuluhan juga! Bacalah <Mat. 9:13> “ … Jadi pergilah dan pelajarilah arti firman ini; Yang Kukehendaki ialah belas kasihan dan bukan persembahan, karena Aku datang bukan untuk memanggil orang benar, melainkan orang berdosa.”

3.1. BELAS KASIHAN, BUKAN PERSEMBAHAN

Ternyata Yesus, Juruselamat anda dan saya, Pemilik Jemaat Kristiani, menghendaki praktek belas kasihan. Bukan persembahan yang Yesus kehendaki. Yang Yesus maksudkan adalah: hiduplah selaras dengan ‘Kasih’ yang diajarkan oleh Yesus, jadi dalam bentuk berbelas-kasihan, bukan sekedar berdasarkan peraturan (10%) yang diajarkan Hukum Musa, Perjanjian Lama.

Apakah anda menyadari perbedaan antara Kasih-karunia dan Hukum (Musa)? Renungkanlah Yoh. 1:17, yang mengemukakan perbedaan antara Perjanjian Lama dengan Perjanjian Baru(!); Sebab hukum Taurat diberikan oleh Musa, tetapi kasih-karunia dan kebenaran datang oleh Yesus Kristus. Apakah anda pengikut Musa (jadi: beragama Yahudi) ataukah pengikut Yesus (kaum Injili)?

Tidak cukupkah Rasul Paulus menyatakan <2 Kor. 3: 6>: … sebab hukum yang tertulis mematikan, tetapi Roh menghidupkan … (?) Jika Rasul ini hadir di masa kini, beliau akan berkata (lunak-nya, mungkin): Janganlah para Gembala Sidang menuntun umat kepada (sekedar) Hukum Musa. Menuntun kepada kematian rohani. Atau Paulus akan berkata-keras, sekeras <Yehezkiel 34: 1-3> dst.: “Bertobatlah kalian Gembala-gembala yang memerah domba-dombaNya Yesus Kristus. Mereka itu bukan domba milikmu, jangan kalian memeras umat untuk kepentingan pribadi kalian! Sadarlah! Bimbinglah mereka kepada Yesus Kristus, ajarkan kebenaran. Praktekkan belas-kasihan!

3.2. ARTI KATA; BUKAN PERSEMBAHAN

‘Bukan’ adalah sesuatu yang fatal, tidak dapat ditawar-menawar lagi. Contoh: “Yang kukehendaki adalah air teh dan bukan kopi!” Maka kalau pelayan restoran membawakan kopi, anda mungkin katakan: “Jangan tawar- tawar lagi. Jangan coba membujuk saya agar menerima kopi. Bawa pergi kopimu itu!” Pernyataan ‘bukan’ adalah ‘final’!

Kalimat Yesus itu juga bernada yang serupa. “Bukan persembahan,”, ini adalah pernyataan yang final, tidak diperkenankan ditawar-tawar. Jangan coba membujuk atau memaksa Yesus agar menerima persembahan anda! Atau anda ingin terkena murkaNya?

Yesus memiliki sikap rohani <Mat. 5: 37>: “Jika Ya, katakan Ya, jika Tidak, katakan Tidak, lebih dari itu berasal dari si jahat!” Semakin jelaslah bahwa sabda “… Yang Kukehendaki ialah belas kasihan dan bukan persembahan, …” tidak bermaksud yang lain. Bukan untuk ditafsir-tafsir atau dibahas lagi! Tidak ada pilihan lain bagi pengikut Yesus yang patuh: tidak usah mengkhotbahkan urusan persembahan.

Hai para Gembala Sidang, beranikah anda berlaku jujur, lurus-lurus mengkhotbahkan Sabda Yesus?

3.3. GEMBALA SIDANG, BERANIKAH ANDA MENTAATI KEHENDAK YESUS?

Bukan satu kali Yesus bersabda menolak persembahan bagiNya! Mat. 12: 7 meneguhkan sabdaNya pada Mat. 9: 13 belas kasihan yang Yesus kehendaki, bukan persembahan. Ah, jika sampai dua kali direkam oleh Matius, berarti di sepanjang pemuridanNya, tentu berpuluh kali Yesus mensabdakan hal itu.

3.4. SAYA TIDAK MELANGGAR ‘FIRMAN’ KOK …

Apakah Pembaca menyangka, jika anda melakukan hukum Kasih (belas kasihan), yakni jika anda tidak menyampaikan P.10%, itu berarti melanggar firman Tuhan yang (kata orang) tercatat pada Mal. 3: 8-10? Sama sekali tidak, saudara! Yakni jika anda menghayati sungguh norma-norma Perjanjian Baru seutuhnya. Mari lihatlah yang direkam dalam Mal. 3: 10:

a) Bawalah 10%,

b) Ke rumah TUHAN, untuk …..

c) Persediaan makanan.

Dalam wawasan-berpikir Perjanjian Baru, unsur-unsur pesan ini harus dipahami dan dilakukan sebagai berikut:

1. Sisihkanlah 10-persen (kalau anda masih hitung-hitungan);

2. Bawalah ke rumah TUHAN; namun, wawasan-berpikir Perjanjian Baru tentang Bait TUHAN diajarkan pada 1 Kor. 3: 16 dan parallelnya <1 Kor. 6:19>: Tidak tahukah kamu bahwa kamu adalah Bait TUHAN dan roh TUHAN diam didalam kamu?

Maka 10-persen itu bukan dibawa ke Gereja yang kasat-mata, melainkan ke Bait TUHAN-nya Perjanjian Baru, dirimu sendiri! Untuk apa? Untuk ….

3. Persediaan Makanan, namun inipun harus dipahami dalam wawasan-berpikir Perjanjian Baru pula, sebab kita adalah umat Perjanjian Baru! Dalam wawasanNya Yesus, ‘makan’ memiliki arti yang berbeda dari sekedar mengunyah-ngunyah. Bacalah Yoh. 4: 34 “ …. MakananKu ialah melakukan kehendak Dia yang mengutus Aku dan menyelesaikan pekerjaanNya ….”

Maka 10-persen yang anda sisihkan tadi, yang kini berada di dalam Bait TUHAN Perjanjian Baru harus dihabiskan untuk ‘makanNya Yesus’, yakni melakukan kehendak Bapa Sorgawi, sebab setiap pengikut Yesus wajib berperan-serta menyelesaikan pekerjaan Bapa Sorgawi yang belum tuntas: menuntun banyak orang agar beroleh hidup kekal (Penginjilan!).

Ah, jika ada sepersepuluh (saja) orang Kristen menginsyafi dan melakukan hal itu, tentu sudah lama seluruh dunia ini menganut Injil Yesus Kristus. Mulialah Yesus Kristus!

3.5. BERTOBATLAH, HAI ‘PEMUNGUT CUKAI’-GEREJAWI

Melalui praktek-praktek sebagian gereja di masa kini, yang begitu giatnya merangsang, mendorong dan mengumpulkan P.10%, lalu digunakan untuk membangun gedung-gedung megah, maka, tanpa sadar, banyak Gembala Sidang telah melantik dirinya menjadi Pemungut-cukai Gerejawi! Dan siapa saja yang berperilaku demikian, sesungguhnya sedang menghadang laknat yang TUHAN firmankan melalui Nabi Yehezkiel dalam Yeh. 34: 2-4, 8-10:

“… Beginilah firman TUHAN. Celakalah gembala-gembala Israel (Israel-rohani; penulis), yang menggembalakan dirinya sendiri! Bukankah domba-domba yang seharusnya digembalakan oleh gembala-gembala itu? Kamu menikmati susunya, dari bulunya kamu buat pakaian, yang gemuk kamu sembelih, tetapi domba-domba itu sendiri tidak kamu gembalakan. Yang lemah tidak kamu kuatkan, yang sakit tidak kamu obati, yang luka tidak kamu balut, yang tersesat tidak kamu bawa pulang, yang hilang tidak kamu cari, melainkan kamu injak-injak mereka dengan kekerasan dan kekejaman … oleh sebab gembala-gembalaKu tidak memperhatikan domba-dombaKu, melainkan mereka menggembalakan dirinya sendiri … oleh karena itu, hai gembala–gembala, dengarlah firman TUHAN … Aku sendiri akan menjadi lawan gembala-gembala itu dan Aku akan menuntut kembali domba-dombaKu dari mereka dan akan memberhentikan mereka menggembalakan domba-dombaKu ….”

PESAN KENABIAN BAGI ANDA: Bertobatlah, hai Pemungut-cukai Gerejawi, kembalikan persembahan milik TUHAN itu menjadi kemuliaan Tuhan Yesus! Ajarkan kebenaran yang disajikan dalam Traktat ini kepada umat yang anda gembalakan! Apakah anda lebih takut kepada ‘kanker’ (kantong kering) ataukah murka TUHAN yang (katamu:) anda sembah?

Padahal ‘kanker’ tidak perlu anda takuti, jika anda melatih umat untuk berbelas-kasihan. Maka Tuhan Yesus mudah menggerakkan belas-kasihan umatNya untuk menyampaikan dana belas-kasihan mereka untuk memenuhi nafkah anda sekeluarga! Apakah anda sudah kehilangan iman anda kepada Yesus, Pemelihara anda?

4. ALKITAB ADALAH FIRMAN TUHAN?

Kita sudah meninjau adanya tiga wawasan-berpikir yang menyangkut urusan Persembahan; ketiganya ada di dalam SATU Alkitab. Lalu yang mana yang Firman Tuhan, dalam kasus persembahan yang telah dibahas diatas? Yang disampaikan Musa-kah? Maleakhi-kah? Atau Sabda Yesus?

Ada saja pengkhotbah yang berdalih mengatakan bahwa yang Musa dan Maleakhi sampaikan adalah sama firman Tuhan-nya dengan yang Yesus sabdakan! Ada yang membela kebiasaan buruknya dengan mengatakan (dalam suatu dialog radio, yang saya selaku pendengar tidak bebas berbicara!) bahwa pesan sorgawi tentang persembahan memang disesuaikan dengan lingkup kehidupan umat yang tekena pesan itu. Tergantung situasi masyarakat (?) Wah!

Kalau saja saya bebas ber-argumentasi dengan Juru-khotbah P.10% itu, saya akan menyatakan: “Maaf, setiap orang yang menjadi muridNya Yesus akan mengaminkan sabda Yesus, dan menganggap sabda Yesus jauh lebih berbobot daripada penyampaian Nabi-Nabi manapun juga ….”

Tidak seorangpun Nabi yang berani berbicara serupa dengan sabda Yesus dalam Yoh. 6: 63 : “ .. Rohlah yang memberi hidup, daging sama sekali tidak berguna. Perkataan-perkataan yang Kukatakan kepadamu adalah roh dan hidup”.

Maka murid Yesus akan mengaminkan yang berikut: roh dan hidup (-kekal) dijamin oleh sabda-Nya Yesus, tidak terjamin oleh penyampaian utusan TUHAN selain Yesus!

Dan pernyataan “… Perkataan-perkataan yang Kukatakan kepadamu adalah roh dan hidup …” mudah diaminkan oleh mereka yang mengaku bahwa Yesus Kristus adalah Mahapencipta yang menjelma dalam bentuk manusia. Anda juga tentu mengaminkan: Anak Manusia (Yesus) penuh dengan Roh TUHAN. Maka perkataan yang diucapkan Anak Manusia itu tentu digerakkan oleh Roh yang bersemayam di dalam dirinya. Jadi, sabda Yesus pasti Firman TUHAN!

Penyampaian nabi-nabi, dalam wawasan-berpikir Yesus tadi, tidak semuanya terjamin setara dengan Firman TUHAN. Sebagian tentu Firman TUHAN, sebagian lainnya sudah dipengaruhi oleh wawasan-berpikir manusia, bahkan terpengaruhi oleh lingkup-kehidupan dimana nabi itu hidup seperti pernyataan Jurukhotbah P.10% di atas. Sabda Yesus yang pasti Firman TUHAN, sebab sabda-Nya adalah roh dan hidup(-kekal). Mulialah Yesus Kristus!

Lebih luas lagi dampak sabda Yesus dalam Yoh. 6: 63 itu dapat dilihat dalam uraian berikut. Pernyataan yang mungkin anda sering dengar: ‘Alkitab adalah Firman TUHAN’ hanyalah sekedar anggapan manusia, yang tidak mempunyai dasar Alkitabiah.

Pernyataan ‘Alkitab adalah Firman TUHAN’ jika dikaitkan dengan pernyataan <Yoh. 1: 1> ‘Firman itu adalah TUHAN’ memberi kesimpulan ‘Alkitab adalah Firman TUHAN, yang adalah TUHAN’, dan ini berdampak logis: ‘Alkitab adalah TUHAN!’

Logis, tetapi harus ditolak, karena melecehkan TUHAN Mahapencipta, yang tidak pernah (dinyatakan) menjadi (Al) Kitab! Jangan lagi anda ucapkan kalimat tadi, sebab itu adalah penghujatan yang dahsyat terhadap TUHAN, Pencipta diri anda!

“Firman itu telah menjadi manusia,”; ini saya aminkan cepat, sebab tercatat pada Yoh. 1: 14. Tetapi pernyataan: “Firman itu telah menjadi Kitab,” tidak akan anda temukan di seluruh Alkitab yang anda pegang dan anda akui otoritasnya.

(Alkitab adalah Firman Tuhan … Mungkin peryataan kaum Tehologia itu adalah ketularan dari kaum Muslimin, pernyataan Al Qur’an sendiri, yang menyatakan Al Qur’an adalah Firman Tuhan …. Tentunya anda tidak mengakuinya, bukan? Hati-hatilah dengan penyakit menular ataupun penyakit menjiplak!)

5. KUASA BELAS KASIHAN

Saudara yang terkasih, anda akan lebih menyadari betapa Yesus merindukan belas-kasihan, bukan persembahan, jika anda menyadari kuasa di dalam belas-kasihan. Dan kuasa belas-kasihan jelas jauh lebih dahsyat dari pada kuasa yang timbul dari persembahan, maupun penyembahan! Ikutilah uraian mendatang.

5.1. BELAS KASIHANMU MEMIUTANGI TUHAN

Jika anda sungguh-sungguh mentaati Tuhan Yesus, mentaatiNya untuk senantiasa berbelas-kasihan, sesungguhnya hal itu adalah demi keuntungan anda sendiri. Sebab Amsal 19: 7 mengajarkan: Siapa menaruh belas kasihan kepada orang yang lemah memiutangi TUHAN, yang akan membalas perbuatannya itu. Terpujilah Yesus Kristus. Ia tidak ingin memeras umat melalui pengumpulan persembahan, sebaliknya, Yesus justru ingin memberi keuntungan ekstra kepada anda yang mempraktekkan belas kasihan. Sungguh besar kasih Yesus Kristus! Dan tidak pernah ada pernyataan dalam Alkitab: Persembahanmu memiutangi TUHAN.

5.2. BELAS KASIHAN ADALAH KUASA PENGGERAK YANG DAHSYAT

Apakah anda belum melihat kebenaran ini? Berulang-kali didalam Alkitab tercatat bahwa hati Yesus tergerak oleh belas-kasihan <Mat. 9: 36, dll.>.

Baca pulalah Yoh. 11: 35, suatu ayat yang paling singkat dalam Bibel berbahasa asli. Namun kekuatan di dalamnya sungguh dahsyat! Dalam bahasa Inggris berbunyi: Jesus wept. (Ind.: Maka menangislah Yesus.) Belas kasihan Yesus itu telah membangkitkan Lazarus dari kematiannya. Mulialah Yesus Kristus! Ayat yang paling singkat, namun dengan kuasa yang dahsyat!

Sadarkah anda, bahkan kedatangan Yesus ke bumipun digerakkan oleh kuasa belas-kasihan?! Karena berbelas kasihan atas diri manusia yang bakal binasa. Maka yang Maha Pencipta sendiri rela merendahkan diri, tampil dalam tubuh manusia, mengorbankan diri-Nya sendiri, mati dalam kehinaan yang dahsyat <Filipi 2: 7-8>. Semuanya karena belas kasihan!

Apakah semua uraian di atas belum cukup menggerakkan anda untuk berbelas kasihan? Kasihan sekali anda, saudaraku! Pelajari pulalah Mzm. 126: Yang menabur dengan air-mata akan menuai banyak, banyak sekali!

Anda menabur, termasuk bagi Pendeta, atau Gembala Sidang anda? Itupun baik! Anda berbelas kasihan, maka anda dikenan TUHAN.

5.3. BELAS KASIHAN MEMBANGKITKAN KEBERANIAN

Ahh, kalau saja anda sudah dirobah-habis oleh kuasa Injil. Kalau anda mengaminkan kebenaran Injil: ‘Yesus telah menebus saya dari perhambaan dosa’! Jika anda mengakuinya, tentu anda akan berani menyatakan bahwa seluruh milik anda adalah milik TUHAN sendiri, dititipkanNya kepada anda! Kalau saja anda mau berdoa menurut tuntunan pada Pasal 5.4. mendatang, maka …

Pasti anda tidak terpaku pada 10%. Persembahan sepuluh persen (saja) melecehkan TUHAN. Kepada Negara sajapun anda menyerahkan 15%. Pajak Pendapatan! Adalah indah jika anda berani menghabiskan lebih dari 15% pendapatan untuk pelayanan belas kasihan. Dalam situasi tertentu, mungkin anda berani habiskan 50% untuk berbelas kasihan. Toh semua itu tidak hilang, melainkan menjadi simpanan anda di Sorga. Selaras dengan perintah Yesus: Simpanlah hartamu di Sorga <Mat. 6: 19-21>?

Pengetahuan berikutpun penting: Dalam budaya Ibrani tidak dikenal kata ‘memiliki’. Itulah sebabnya di dalam Alkitab sering anda menemukan pernyataan ‘yang ada padaku (padanya)’! Bukan milikku, melainkan yang ada padaku. Berarti harta anda milik siapa? Milik Tuhan Yesus. Mulialah Yesus!

5.4. MINTA ROH BELAS KASIHAN

Jika anda mau menyaksikan kuasa belas kasihan bekerja didalam kehidupan anda, serta menikmati janji-janji TUHAN yang berkaitan dengan belas kasihan (antara lain Ams. 19: 17 tadi), silahkan anda berdoa menurut tuntunan berikut:

Tuhan Yesus Kristus, Juruselamat pribadiku,

Saya telah membaca Traktat ini dan Engkaulah yang mengetahui isi buku ini selengkapnya. Jika ada konsep penyesatan di dalamnya, kiranya dihapuskan oleh Roh Kudus dari ingatan saya! Sebaliknya konsep kebenaran yang disajikannya saya mau terima dengan hati terbuka.

Kebenaran-kebenaran yang telah saya baca, saya mohon agar digemakan terus oleh Roh Kudus, Yang berkehendak menuntun saya ke dalam seluruh kebenaran.

Saya juga bermohon agar roh belas-kasihan dilimpahkan kepadaku, ya Yesus, agar saya terbentuk menjadi pribadi yang penuh belas kasihan, seperti Pribadi Yesus Kristus, Juruselamatku.

Mampukan saya, ya Tuhan, untuk melakukan kehendakMu, berbelas kasihan kepada sesama, karena yang demikianlah yang Tuhan kehendaki, agar saya sungguh-sungguh menjadi pelaku firmanMu.

Dalam nama Yesus Kristus, saya sudah berdoa. Amin.

6. KATA AKHIR

Bagian ini berlaku bagi semua umat Kristiani yang perduli akan kesehatan dan kemajuan iman Kristiani di masa kini, secara keseluruhan ataupun di Gereja anda sendiri. Perhatikanlah penyampaian Rasul Paulus dalam 2 Kor. 10: 4 : Tetapi aku takut, kalau-kalau pikiran kamu disesatkan dari kesetiaan kamu yang sejati kepada Kristus … Sebab kamu sabar saja, jika ada seorang yang memberitakan Yesus yang lain dari pada yang telah kami beritakan, atau memberikan kepada kamu roh yang lain dari pada yang telah kamu terima atau Injil yang lain daripada yang telah kamu terima.

Disini Rasul Paulus mewaspadakan anda sekalian, jika anda sabar saja terhadap pemberita Injil yang lain, atau pengajaran yang berbeda dari yang Yesus ajarkan, maka ‘pikiran kamu akan disesatkan’! Karena asal menelan saja pengajaran yang tidak sesuai dengan Injil Kristus, yang menyelamatkan anda!

Anda sudah melihat, betapa melesetnya pengajaran Persembahan Persepuluhan dari pengajaranNya Yesus sendiri; jadilah itu ‘Injil yang lain’ Jangan anda sabar saja, anda mungkin disesatkan lebih jauh; bahkan mungkin terbawa kepada kebinasaan. Itulah yang Rasul Paulus takutkan, juga kekuatiran saya!

Walaupun status anda sekedar umat, jangan sabar saja! Anda harus berani menyampaikan koreksi, itulah yang menjadikan anda kekasih hati Yesus Kristus. Mungkin selaku umat, pakailah cara halus, serahkan (fotocopy) Traktat ini kepada Gembala Sidang atau Jurukhotbah yang anda tahu berperilaku sebagai Pemungut Cukai Gerejawi, agar diapun membacanya, dan keberkatan, lalu bertobat!

Sebaliknyapun mungkin terjadi: dia mungkin menjadi jengkel, mungkin dia akan marah, mungkin dia memusuhi anda, tetapi anda bebas dari penyesatan, dan bahkan menjadi kekasih hatiNya Yesus Kristus, Yang telah menyelamatkan anda. Mulialah Yesus! Maka damai sejahatera dari Yesus Kristus akan memenuhi kehidupan saudara-saudara yang tidak sabar saja!