PENDAHULUAN

Sadarkah kita manusia, bahwa kita tidak lebih dari makhluk hina ciptaan Tuhan? Namun, perilaku berdoa yang bagaimana yang telah kita laksanakan di masa lalu?

Apakah doa-doa yang anda panjatkan bermental ‘kere’ (pengemis)? Yang isinya hanya permintaan melulu? Sehingga Tuhan hanya diperlakukan sebagai pelaksana keinginan manusia belaka? Diperlakukan sebagai ‘bedinde’ (pesuruh) yang disuruh melakukan ‘ini -itu’? Lebih parahnya, ‘bedinde’ biasanya beroleh upah yang layak, pelbagai kebutuhan mereka dipenuhi, bahkan ada yang sampai diberi kamar-pribadi yang dilengkapi dengan TV-pribadi! Namun ‘Pesuruh” Yang Satu itu tidak pernah kita pikirkan kepentinganNya. Betapa konyolnya sikap manusia!

Maka tulisan ini hanya berguna bagi mereka yang mau (belajar) perduli akan kepen-tingan Tuhan Yesus. Atau bagi mereka yang ingin maju di dalam kehidupan rohani. Tulisan ini tidak berguna bagi mereka yang sudah merasa O.K., sudah sejahtera dalam kehidupan mereka, atau sudah merasa bergaul bagus dengan Tuhan. Bagi dua golongan yang disebut pertama, Penulis mengucapkan Selamat Membaca, dan raih-lah berkat rohani dari Yesus Kristus. Amin!

1. TUHAN BER’BICARA’ MELALUI ‘SCRIPTURA’

Banyak orang Kristen memiliki Alkitab secara pribadi. Namun apakah Alkitab itu sudah dimanfaatkan secara semestinya? Suatu cara penggunaan Alkitab secara efektif dikemukakan oleh Rasul Paulus dalam 2Tim.3:16-17: Segala tulisan yang diilhamkan Theos memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran. Dengan demikian tiap-tiap manusia kepunyaan Theos diperlengkapi untuk setiap perbuatan baik.

{CATATAN: Sedemikian ramainya polemik mengenai istilah ‘Allah’ di dalam Alkitab (banyak golongan-golongan yang menolak istilah ‘Allah’ karena berasal dari Tanah Arab, sembahan orang Muslim, anti Kristus), maka Penulis mau bebas dari pertikaian itu, seraya mengambil sikap yang tidak mungkin salah: menggunakan saja istilah ‘Theos’, sesuai dengan yang digunakan dalam Kitab Perjanjian Baru berbahasa asli: bahasa Yunani! }

Rasul Paulus menyatakan bahwa segala tulisan yang diilhamkan Theos, dalam bahasa-asli: segala  ‘scriptura’ (Inggr: ‘every scripture’), berarti menunjuk kepada Perjanjian Lama, karena di saat itu, Kitab Perjanjian Baru (yang juga diilhamkan Tuhan) belum tersusun seperti keadaannya yang sekarang! Maka di masa kini, kita mengimani bahwa Kitab dan Surat-surat di dalam Perjanjian Baru sama efektifnya untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran.

Jelaslah bahwa Tuhan dapat menyatakan kehendakNya atas diri manusia, pribadi lepas pribadi, melalui isi Alkitab yang dibaca oleh yang bersangkutan. Dan setiap pribadi yang berusaha mentaati kehendak Tuhan melalui pembacaan Alkitab, akan beroleh pengajaran, terkena koreksi atas kesalahan, dan mendapat penanggulangan atas kelakuan yang kurang baik serta terkena didikan untuk hidup semakin benar.

Semua penanggulangan yang Tuhan lakukan atas diri manusia, tentu berguna untuk kita sendiri, agar menjadi pribadi yang dapat diandalkan Tuhan untuk melakukan perbuatan baik, sebagaimana selayaknya setiap manusia milik Tuhan sendiri.

Saudara ingin membuktikan pernyataan Rasul Paulus itu? Ujilah! Secara acak (‘random’; Inggr.) bukalah Alkitab saudara, lalu baca di dalam bimbingan Roh Kudus (Roh Yesus), dari dua halaman yang terbuka pasti anda akan beroleh tegoran, atau sekurang-kurangnya nasihat, yang berguna untuk perbaikan kepribadian anda! Bahkan Tuhan dapat memberikan informasi yang anda perlukan melalui pembacaan itu demi suksesnya suatu pelayanan!

SUATU KASUS, beberapa tahun yang silam saya melayani seorang tua, pensiunan Angkatan Darat, yang telah mengalami kelumpuhan akibat stroke. Pada pertemuan pertama, ia belum mau sungguh-sungguh takluk kepada Tuhan Yesus, belum sung-guh terbuka untuk dilayani. Saya pulang ke rumah dan malam itu berdoa baginya, seraya menanyakan kepada Tuhan, siapa gerangan orangtua itu!? Saya bermohon agar Tuhan membukakan sedikit kepribadian orangtua itu, lalu saya membuka Alkitab secara acak dan dua halaman yang terbuka saya baca. Dalam Alkitab saya, kedua halaman itu dipenuhi oleh penghitungan laskar Israel (Bil.Ps.26) dan tidak ada lagi informasi lainnya yang dapat saya tangkap...

            Saya merenung dan menanyakan kepada Tuhan apa gerangan makna pem-bacaan itu? Laskar Israel... ini bertepatan dengan profesi orang yang saya layani: Angkatan Darat! Beberapa saat kemudian datanglah tuntunan di dalam roh: yang berwajib melakukan penghitungan laskar dalam Angkatan Darat, korps apa gerangan? Dengan mudah saya memastikan: urusan penghitungan laskar adalah Korps Ajen (Ajudan Jendral)!

            Pada pertemuan berikutnya saya kemukakan ‘tebakan’ saya mengenai keang-gotaan Korps orangtua itu. Dia heran karena tidak pernah diceriterakannya hal itu. Saya uraikan bagaimana saya beroleh informasi tersebut: dari Sorga. Maka ia sema-kin takluk kepada Yesus Kristus; terpujilah Juruselamat kita.

Saudara, sejak awal ‘penangkapan’ diri saya menjadi hamba Yesus, Tuhan sudah memberitahu kepada saya bidang pelayanan apa yang harus saya tekuni di masa mendatang! Hal itu bukan suatu ramalan, melainkan uraian tugas (Inggr.: ‘job-description’) dari Tuhan sendiri. Sebab saya bukan hamba-gereja, bukan bawahan seseorang hamba Tuhan lain, melainkan hambaNya Yesus Kristus! Beroleh penentu-an tugas oleh Dia, dan bertanggung-jawab langsung kepada Yesus. Betapa sukacita, melayani Raja Semesta Alam; Hallelu-Yesus!

Perlu dicatat, pemberitahuan Tuhan melalui (dua halaman) Alkitab terbagi atas dua jenis; yang langsung memberi pengarahan Tuhan dan yang masih harus ditafsirkan. Berhati-hatilah dalam penafsiran, karena Iblis mungkin menyelusupkan gagasannya di dalam proses penafsiran, sehingga anda meleset mengerti kehendak Tuhan. Maka dalam beberapa keadaan, tidak cukup satu ‘channel’ (Alkitab) menjadi pegangan. Seseorang dapat bermohon kepada Tuhan agar ber-bicara melalui ‘channel’ yang lain. Jika cocok, dua ‘channel’ itu lebih menjamin tepatnya informasi yang anda terima. Bukankah (prinsip Alkitabiah) kesaksian dua pihak adalah cukup?

2. TUHAN ’BICARA’ MELALUI MIMPI / PENGLIHATAN

Siapa yang tidak pernah bermimpi...? Kasus Jusuf-ben-Yakub, dan beberapa tokoh Alkitab lainnya, menunjukkan bahwa Tuhan dapat menggunakan ‘channel’ mimpi untuk menghubungi manusia. Kebenaran ini dicatat jelas di dalam Ay.33:14--: Karena Tuhan berfirman dengan satu dua cara, tetapi orang tidak memperhati-kannya. Dalam mimpi, dalam penglihatan di waktu malam, bila orang nyenyak tidur, bila orang berbaring di atas tempat tidur, maka Ia membuka telinga manusia dan mengejutkan mereka dengan teguran-teguran...

Namun di pihak lain, hamba-hamba Iblis (para dukun dan paranormal) banyak ber-oleh informasi melalui mimpi pula. Hal ini menunjukkan bahwa Iblis-pun pandai menggunakan ‘channel’ mimpi ini. Semakin rancu urusan mimpi ini jika diingat Pkh.5:2: Karena sebagaimana mimpi disebabkan oleh banyak kesibukan...  

Adanya tiga sumber mimpi ini mengharuskan kita berhati-hati dalam menafsirkan (makna) mimpi. Tafsir itu dapat berpusatkan (kepentingan) Tuhan, atau berpusatkan (kepentingan) manusia atau Anthropocentric, bahkan mungkin berpusatkan kepen-tingan Iblis! Kedua kepentingan yang terakhir dapat membawa kepada kesesatan!

Kesimpulannya: seringkali ‘channel’ mimpi secara sendirian tidak dapat diandalkan. Masih membutuhkan pemeriksaan melalui ‘channel’ lain, demi tercapainya prinsip Alkitabiah: kesaksian dua pihak, barulah cukup.

3. TUHAN BER’BICARA’ MELALUI PERISTIWA

Kitab Ayub juga yang mengajarkan ‘channel’ yang ketiga ini [Ay.33:14,19--]: Karena Tuhan berfirman dengan satu dua cara, tetapi orang tidak memperhatikan-nya,... Dengan penderitaan ia ditegur di tempat tidurnya, dan berkobar terus-menerus bentrokan dalam tulang-tulangnya; perutnya bosan makanan... susutlah dagingnya, sehingga tidak kelihatan lagi... tulang-tulangnya, yang mula-mula tidak tampak, menonjol keluar...

Bagi manusia yang peka (sensitive) akan pesan Tuhan dua atau bahkan satu peris-tiwa, cukup untuk mengerti kehendak Tuhan. Namun bagi yang tumpul-rasa, tidak peka, rentetan peristiwa dibutuhkan, seperti diuraikan dalam Kitab Ayub itu. Keada-an sedemikian mirip dengan pengalaman hewan diperlakukan oleh manusia. Seekor kuda-delman atau kuda pedati yang penuh pengertian, sentakan ringan pada tali kekang cukup untuk membuat hewan itu membelok, sesuai arah sentakan tali-kekang itu! Namun bagi yang kurang peka, sentakan yang berulang-ulang, dan yang keras, baru di-mengertinya.

Dalam pelayanan, dapat dijumpai jenis manusia bebal demikian. Ada yang harus beroleh sentakan (lecutan) keras (dari Tuhan), misalnya sakit keras, barulah mulai dengar-dengaran akan kehendak Tuhan. Berbahagialah mereka yang, cukup dengan satu sentakan ringan, segera mengerti kehendak Tuhannya; Hallelu-Yesus!

Rentetan peristiwa seringkali memerlukan penafsiran juga. Maka adakalanya di-butuhkan pelayanan-pribadi untuk mengerti kehendak Tuhan, teristimewa dalam kasus sakit-penyakit, seperti dicontohkan dalam Kitab Ayub. Salah satu cara penaf-siran atas rentetan peristiwa, sesungguhnya dilakukan juga oleh orang dunia, dalam bidang ilmu Econometrics: Trend-analysis. Analisa sedemikian menolong juga dalam upaya kita mengerti kehendak Tuhan.

Dari rentetan peristiwa dari waktu-ke-waktu dapat diamati kecenderungan, ke arah mana Tuhan membimbing manusia (dalam kehidupan dan pelayanan). Jika anda mematuhi Dia, berbahagialah anda!

UNDIAN atau membuang undi termasuk kepada (rentetan-)peristiwa yang Tuhan atur, sehingga menjadi cara untuk menanyakan kehendak Tuhan juga. Cara ini Alkitabiah! Berulang-kali dilakukan oleh Bani Israel dalam P.Lama, juga dalam P.Baru dapat ditemukan [periksa Kis.1:26], sewaktu para Rasul bertanya kepada Tuhan, siapakah pengganti Yudas Iskariot: Yustus atau Matias? Matias-lah yang diputuskan melalui undian itu.

SUATU KASUS yang mutakhir, cara undian ini dilakukan oleh seorang wanita muda (nama-samaran: Butet). Si Butet ini lulus dari suatu Fakultas Kedokteran, dan harus segera melaksanakan tugas dari Pemerintah selaku dokter ‘PTT’ (Pegawai Tidak Tetap), yang diperbolehkan memilih di Provinsi mana ia akan berkarya. Ibu si Butet menyarankan agar dia memilih Jawa Barat saja (dekat kepada orang tua), beberapa teman si Butet mengajak ke beberapa Provinsi lain... maka bingunglah si Butet. “Tanya kehendak Tuhan sajalah,” begitu pikiran yang muncul dalam hatinya.

            Dengan cara undian, itulah yang termudah. Maka si Butet mempersiapkan diri melalui doa yang tulus, menyiapkan 26-gulungan kertas undian, masing-masing ditulisi dengan nama satu Provinsi (untuk 26 Provinsi yang terbuka untuk tugas ‘PTT’). Dikocoknya gulungan-gulungan kertas itu, kemudian diambilnya satu, dibukanya, tertera ‘KalTim’. Cukup mendebarkan hati si Butet... “‘Kok ‘KalTim’?! Begitu jauh dari keluarga!... Tuhan, izinkan saya mendengar sekali lagi kehendak-Mu,” begitu doa si Butet. Dikembalikannya gulungan kertas bertuliskan ‘KalTim’ bersama gulungan lainnya. Dikocoknya keseluruhan gulungan kertas, diambilnya satu gulungan. Ketika dibukanya, tertulis ‘KalTim’! Gulungan yang tadi juga. Pasrahlah si Butet.

            Si Butet mentaati kehendak Tuhan itu. Dia berangkat ke Kaltim. Lebih dramatis lagi: Dan dari Samarinda, ibukota KalTim, Si Butet menghubungi orangtuanya dengan interlokal: “Pak, saya ditempatkan di Kab.Pasir, di daerah  berstatus sangat-terpencil. Enam orang mitra saya, begitu mendengar Kab.Pasir (kabarnya banyak orang Dayak-sakti di sana, dukun, bahkan ada ‘swanggi’ di tengah kaum transmigran yang datang dari Flores) segera melakukan langkah-langkah-aneh mereka dan menghindari penugasan itu. Bagaimana dengan saya, Pak? Apakah saya harus menjalani tugas di tempat yang sangat-terpencil itu?” Ayah si Butet, seorang hambaYesus, yang tekun di dalam iman terhadap Yesus Kristus menjawab: “Pergilah, ‘nak! Pergilah ke Pasir. Kemanapun kamu pergi, ada malaikat Tuhan Yesus yang mendampingi kamu. Dan kamu akan keberkatan!”

            Bertugaslah si Butet di suatu Puskesmas, di tengah kebun Kelapa Sawit yang luas, yang, jika ingin menilpon ke rumah orangtua dia harus menempuh tujuh kilo-meter perjalanan di tengah kebun Sawit, untuk sampai ke Wartel terdekat. 

            Aliran listrikpun padam/hidup, sehingga adakalanya dr.Butet melayani ibu-ibu yang melahirkan di bawah sinar lampu minyak tanah atau lampu senter saja!      Pada lain waktu, dr.Butet, yang tinggal sendirian di suatu rumah-dinas Puskesmas, di tengah malam harus membuka pintu rumahnya, menjawab gedoran beberapa orang laki-laki kekar dan lebam, berkendaraan truk pengangkut buah Sawit, yang menjemput dia dengan ucapan: “Ibu dokter, di afdeling sana ada yang mau melahirkan, ibu ikut kami ya!”  Wanita muda berusia 24-25 tahun, jam satu tengah malam, pergi bersama  tiga laki-laki kekar dan kurang berpendidikan, melin-tasi kebun Sawit dalam kegelapan... silahkan Pembaca membayangkan dramatisnya situasi itu. Tetapi malaikat Yesus melindungi si Butet, tak pernah dia tersentuh marabahaya, Hallelu-Yesus!

            Selesai dengan tugas PTT yang dua tahun, kembalilah dr.Butet ke Jakarta, melapor ke Dept.Kesehatan, juga mendaftar untuk mengambil spesialisasi kedokter-annya. Lagi-lagi Tuhan Yesus melakukan keajaibanNya. Hanya empat bulan seusai ‘PTT’, dr.Butet sudah memasuki Program Spesialisasi Bedah. Menjadi Calon Spesialis yang paling muda di angkatannya. Semuanya terjadi tanpa campur tangan orangtua atau relasi/koneksi, tanpa campur-tangan kekuatan uang (pelincir) atau pungutan-pungutan! Kuasa Yesuslah yang berkarya. Terpujilah Yesus Kristus.

Pembaca yang terkasih, setelah mendengarkan kehendak Tuhan, setelah mematuhi kehendakNya, kendati kurang enak, bahkan berbahaya, maka Yesus menyediakan berkat-berkat khusus bagi anak-anakNya yang patuh. Berbahagialah mereka yang mematuhi kehendak Tuhan.

4. TUHAN BER’BICARA’ MELALUI PIHAK LAIN

Setelah meninjau tiga ‘channel’ komunikasi Tuhan terhadap manusia, yakni Alkitab, Mimpi dan (Rentetan-)Peristiwa, maka ‘channel’ ke-4 adalah: Pihak-lain Tuhan gunakan. Inilah komunikasi-tidak-langsung yang dapat Tuhan gunakan untuk menyampaikan pesanNya kepada seseorang yang tidak peka akan pikiran Tuhan.

Yang seringkali ditunjukkan dalam Perjanjian Lama mengenai pesan-tidak-langsung ini adalah digunakannya nabi-nabi oleh Tuhan untuk menyampaikan kehendakNya kepada raja-raja Israel. Kasus yang terkenal adalah bicaranya Nabi Natan kepada Daud setelah Daud berzinah dengan Betseba. Sebelum perzinahan itu, hubungan Tuhan kepada Daud adalah akrab; seringkali Tuhan berbicara langsung kepada Daud, tanpa pengantara. Namun oleh dosa, setelah perzinahan, hubungan menjadi renggang, sehingga diperlukan Nabi Natan untuk menyampaikan pesan Tuhan kepada Raja Daud [2Sam.12:1-15]

Iblis dapat juga menyampaikan pesan-tidak-langsung, seperti yang ditunjukkan dalam ucapan isteri Ayub [Ay.2:9]: “Masih bertekunkah engkau di dalam kesaleh-anmu? Kutukilah allahmu dan matilah!” Jika Ayub jadi mengutuki Tuhan, maka Iblis menang di dalam percaturan melawan Tuhan: bahwa Ayub tidak bertahan dalam kesalehannya [Ay.2:5]. Isteri Ayub dipakai oleh Iblis untuk menyampaikan pesan-tidak-langsung, karena Iblis tidak dapat memesankan langsung kepada Ayub yang saleh, yang takut akan Tuhan dan menjauhi kejahatan [Ay.1:8]. Dengan menjauhi kejahatan berarti Ayub jauh dari Iblis sehingga ‘suara’ Iblis sulit terdengar oleh batin Ayub.

Alkitab memuat banyak peristiwa ‘pesan-tidak-langsung’ itu dalam rekaman menge-nai perjumpaan Tokoh-tokoh Alkitab dengan malaikat-malaikat, suruhan Tuhan. Sayangnya dalam rekaman Alkitab tidak jelas nampak, kalau Iblis juga meman-faatkan ‘channel’ malaikat ini (yakni malaikat Iblis). Bahkan kehadiran malaikat Iblis masih menjadi tanda-tanya bagi sebagian orang Kristen, kendati Kitab P.Baru memuat keterangan mengenai hal itu [Mat.25:41;Why.12:7-9,dll.]

Selain pesan melalui malaikat dan para nabi, Alkitab merekam pelbagai kasus di mana Tuhan berpesan secara tidak langsung, antara lain melalui keledai (Bileam [Bil.Ps.22]), sampai kepada perantaraan ayam-jago, yang berkokok, sehingga Petrus mendengar, lalu menyesal karena sudah menyangkali Yesus,  dll.

Pengikut Yesus harus dengar-dengaran akan ‘channel ‘ ini, maka sebagian umat yang sulit menyimak-langsung kehendak Tuhan, seringkali bertanya kepada Pendeta atau Gembala Sidang mereka, tentang kehendak Tuhan atas diri mereka. Beruntung jika Pendeta yang mereka hubungi itu sungguh-sungguh  dalam kekudusan, sehingga tidak keliru sehingga menyampaikan pesan iblisi...

Sungguh, pesan-tidak-langsung masih mungkin mengalami kerancuan, oleh hadirnya nabi-palsu dan malaikat-terang-palsu dan hamba-Tuhan-palsu [2Kor.11:13-15] dalam kehidupan Kristiani. Dalam peristiwa lain, pesan itu masih harus ditafsirkan. Namun anda, seorang pengikut Yesus yang ingin mendengar pesan-tidak-langsung dari Tuhan mengenai suatu perkara, dapat mengambil prakarsa, dengan mendoakan per-kara itu lebih dahulu, lalu bermohon kepada Tuhan agar Ia berbicara melalui sauda-ra ‘Anu’. Selanjutnya anda temui saudara ‘Anu’, menanyakan perkara itu, dan hik-mat Tuhan ‘memakai’ mulut saudara ‘Anu’ untuk menyampaikan pesanNya.

Lagi-lagi, saudara harus konsekwen dengan pesan Tuhan sedemikian, kendati tidak-langsung, seperti konsekwennya si Butet dengan keputusan Tuhan Yesus, yang kemudian mendatangkan berkat ber-’talu-talu’ dalam kehidupan si Butet.

5. (ROH-)TUHAN BER’BICARA’ DI DALAM BATIN

1Yoh.5:7-9 menunjukkan bersuaranya Roh Tuhan di dalam batin manusia, jalur ko-munikasi kelima: Sebab ada tiga yang memberi kesaksian [di dalam sorga: Bapa, Firman dan Roh Kudus; dan ketiganya adalah satu. Dan ada tiga yang memberi kesaksian di bumi]: Roh dan air dan darah dan ketiganya adalah satu. Kita mene-rima kesaksian manusia, tetapi kesaksian Theos lebih kuat...

...ada tiga yang memberi kesaksian  di bumi..., di mana lagi Roh Tuhan bersaksi di bumi, jika bukan di dalam batin manusia? Inilah ‘channel’ ke-5, saluran untuk me-nyampaikan pesan-langsung dari Roh Yesus, yang dapat di’dengar’ langsung oleh batin hamba-hamba-Yesus.

Siapakah yang peka, dapat mendengar pesan-langsung sedemikian? Mereka yang sudah dibersihkan hatinya dari dosa dan roh-roh-najis (pelayanan-pelepasan) serta terbiasa idup demi kepentingan Tuhan Yesus (Kerajaan Sorga), sehingga suara ke-aku-an batinnya (egoisme) sudah sangat lemah, bahkan padam.

Maka, kalaupun ada suara batin yang kurang jelas, orang-orang kudus ini akan me-nafsirkan pesan-batin itu secara menguntungkan Tuhan sekaligus merugikan Iblis, tanpa penonjolan diri, tanpa memperdulikan kepentingan ‘aku’-nya!

Suara-batin sedemikian disampaikan oleh Roh Kudus (Roh Yesus) yang sudah di-curahkan bagi segenap orang-percaya, sehingga dapat menggantikan peranan malai-kat yang berbicara kepada tokoh-tokoh Perjanjian Lama, pada zaman mana Roh Kudus belum dicurahkan! {Sangat sedikit sekali perjumpaan-visual antara manusia dengan malaikat Tuhan di masa kini, a.l. pengalaman Rasul Petrus pada Kis.Ps.12; yang banyak adalah perjumpaan dengan malaikat Iblis, yang suka pula menyamar sebagai malaikat terang! [2Kor.11:13-15]}. Maka waspadalah dengan perjumpaan dalam penglihatan (Inggr.: visual encounter) dengan tokoh-tokoh gaib itu.

Saudara yang terkasih, sesungguhnya bukan hanya yang lima ‘channel’ ini yang dapat Tuhan gunakan untuk menghubungi manusia. Saya mengalami satu ‘channel’ khusus, yang berbeda, ‘channel’ ke-6, yang saya tidak mau bahas di sini. Biarlah itu menjadi  bagian Tuhan Yesus sendiri mengungkapkan atau mengajarkannya kepada mereka yang patuh! Yang berkenan di hatiNya.

6. DUA SUMBER PESAN: SORGA ATAU NERAKA?

Ada hamba-hamba Tuhan yang, menurut beritanya, sangat peka men’dengar’ suara Tuhan. Bahkan ada yang mengaku berdialog bebas dengan Tuhan sebagai kegiatan sehari-hari. Namun, apakah mereka mengerti tujuan dari pesan-pesan yang (mereka anggap) Tuhan sampaikan itu? Kerugian bagi mereka jika tidak mengerti tujuan pesan Tuhan yang mereka terima. Yesus menyiratkan hal itu dalam sabdaNya [Yoh.15:14-15]: ”...Kamu adalah sahabatKu jikalau kamu berbuat apa yang Kuperintahkan kepadamu. Aku tidak menyebut kamu lagi hamba, sebab hamba tidak tahu apa yang diperbuat oleh tuannya...”

Seorang hamba tidak mengetahui dan tidak perlu mengetahui apa yang diperbuat tuannya. Begitulah norma hubungan Tuan dan hamba di bumi. Yang harus dilaku-kan para hamba itu tidak lebih tidak kurang: mentaati perintah-perintah tuannya. Keadaan ini nampak juga pada hubungan seorang Komandan Batalyon dengan Komandan Peleton, yang dua tingkat kepemimpinan di bawahnya. Seorang Koman-dan Peleton tidak perlu mengetahui apa saja sasaran dari Batalyon yang dilayaninya. Komandan Peleton cukup melaksanakan perintah yang dikeluarkan oleh Komandan Batalyon (melalui Komandan Kompi)! Tidak perlu Komandan Peleton mengetahui tujuan Komandan Batalyon mengeluarkan perintah yang bersangkutan. Bahkan ada keadaan yang ekstrim: mungkin saja seorang Komandan Batalyon mengeluarkan perintah yang tidak masuk akal, misalnya memerintahkan Peleton tertentu menye-rang kedudukan musuh yang dibela oleh tiga Peleton (satu Kompi). Rasanya suatu tindakan bunuh diri. Apa gerangan tujuan Komandan Batalyon mengeluarkan perin-tah yang tidak masuk akal ini? Komandan Peleton tidak berhak mempertanyakannya. Dia harus melaksanakan perintah itu. Titik. Karena ada tujuan Komandan Batalyon yang tidak perlu diketahuinya.

Norma dalam Kerajaan Sorga yang dikemukakan oleh Yesus, Raja Sorga, berbeda sungguh dari perilaku Komandan-komandan di bumi. Raja Sorga bersabda:

“...Kamu sahabatKu jika kamu melakukan segala perintahKu!”

Padahal nilai-nilai perhambaan di bumi merumuskan:

“...Kamu adalah hambaku jika kamu melakukan segala perintahku!”

Waspadalah, saudara yang terkasih, nilai-nilai perhambaan di bumi itu diberlakukan juga oleh Raja Pemberontak, si Iblis:

“...Kamu adalah hambaku jika kamu melakukan segala perintahku!”

Iblis mengehendaki para pengikutnya untuk taat secara disiplin-buta! Tidak perlu hamba Iblis mengetahui apa tujuan si Iblis memesankan pelbagai perintahnya.

Jelaslah: nilai-nilai perhambaan di bumi (dan di neraka) berbeda dari yang diberla-kukan oleh Raja Sorga! Seorang sahabat Yesus, yakni yang mentaati segala perintah-nya, akan diberitahu oleh Tuhan: apa tujuan dari pesan atau perintahNya! Justru hal inilah yang menjadi yang utama dari berbagai tolok ukur untuk membedakan pesan dari Sorga daripada pesan yang dari neraka!

6.1. TOLOK-UKUR-1: Tujuan Pesan Sorgawi itu jelas.

            Jika saudara mempertanyakan kepada Tuhan mengenai boleh/tidaknya mela-kukan sesuatu pelayanan, maka apapun jawaban Tuhan, tujuan pesan itu jelas: me-nuntun anda untuk pengambilan keputusan yang sesuai dengan kehendak Tuhan.

            Tetapi jika atas prakarsa dari Alam Gaib, saudara menerima sesuatu pesan yang tidak jelas tujuannya, sangsikanlah. Lebih baik menunda pelaksanaannya dan bertanya lagi kepada Tuhan Yesus tentang tujuan dari perintah itu. Sebab memang ada janji Yesus mengenai peranan Roh Kudus [Yoh.16:13]: “...dan Ia akan mem-beritakan kepadamu hal-hal yang akan datang...”

6.2. TOLOK-UKUR-2: 2Tim.3:16

            Catatan Rasul Paulus pada 2Tim.3:16 menyangkut tulisan-tulisan yang diil-hamkan Tuhan, dan pesan sorgawi yang dibahas dalam tulisan ini adalah setara dengan ilham dari Tuhan, bagi anda sendiri! Maka tidak bisa tidak, ilham dari Tuhan harus bermanfaat juga (seperti ‘scriptura’) untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik di dalam kebenaran.        Jika tidak, lebih baik anda menguji lagi pesan dari Alam Gaib itu, dalam  kepatuhan terhadap 1Tes.5:21: Ujilah segala sesuatu dan peganglah yang baik.

6.3. TOLOK-UKUR-3: Memberi tahu apa yang Tuhan mau lakukan.

            Ini bukanlah urusan ramal-meramal! Hal itu dilarang oleh Tuhan sendiri di dalam Alkitab (yang adalah ‘Channel’-1) [Im.20:6,27;Pkh.7:14, dll.]

            Pernyataan pada Yoh.16:13: “...dan Ia {Roh Kudus; Pen.} akan memberi-takan kepadamu hal-hal yang akan datang...” janganlah dikaitkan dengan ramal-an, melainkan kesaksian dalam batin [1Yoh.5:8-9] oleh Roh Kudus (Bab-5). Roh Kudus tidak akan melanggar larangan meramal di dalam Alkitab, sehingga yang diberitahukanNya adalah apa yang Tuhan mau lakukan di masa mendatang! Dan apa yang Tuhan mau lakukan itu bukanlah menyangkut orang-per-orang, melainkan menyangkut keseluruhan umat (-Kristiani atau seluruh manusia).

            Pelajarilah Hak.6:11-14, lihatlah betapa Tuhan menyampaikan pesanNya kepada Gideon melalui perantaraan seorang malaikat Tuhan [ayat-14]. Namun Gideon masih melakukan pengujian atas pesan itu pada ayat-36-40, melalui dua pengujian. Menjadi pastilah bagi Gideon perkara yang akan Tuhan lakukan di masa mendatang bagi bangsanya! Pelajarilah.

            Lebih jauh lagi, kesaksian batin yang berasal dari Tuhan itu tidak boleh dimanfaatkan untuk penonjolan diri atau kesombongan, karena keangkuhan ada-lah sifat yang ditentang oleh Tuhan sendiri [Yak.4:6].

Pembaca yang terkasih, jika anda menangkap suatu pesan dari Alam Gaib, dan pesan itu tidak memenuhi salah satu dari tolok ukur (6.1. s/d 6.3.) di atas, waspada-lah! Sangat mungkin Iblis telah berhasil menciptakan ‘channel’nya sendiri untuk meluncurkan pesannya kepada anda dari waktu ke waktu. Yang terbaik adalah anda mencari seorang pelayan, hamba Yesus yang mengerti urusan, untuk bersama-sama memecahkan masalah itu. Demi damai sejahtera anda sendiri.

6.4. IBLIS MEMANFAATKAN ‘CHANNEL’ YANG SERUPA

            Iblis pandai memanfaatkan ‘channel-channel’ yang serupa dengan yang di-manfaatkan Tuhan. Iblis pandai merangsang korbannya untuk me-nyalah-tafsirkan pesan Alkitab, sehingga tafsiran itu menguntungkan manusia saja, tidak bermanfaat bagi Kerajaan Sorga. Atau tafsiran itu bahkan menguntungkan Iblis.

            Iblis, jika terbuka kesempatan, dapat juga meluncurkan mimpi. Adakalanya mimpi dari Iblis sangat menjanjikan ‘berkat’ bagi manusia (Anthropocentric). Sehingga manusia terpikat untuk melakukan hal-hal yang merugikan imannya, atau bahkan merugikan Kerajaan Sorga. Maka, waspadalah dalam menafsirkan; dan enyahkanlah roh pemimpi-mimpi yang berasal dari Iblis.

            Rentetan peristiwapun dapat disalah-gunakan oleh si Iblis, untuk ditafsirkan secara meleset. Akibatnya, manusia mengambil keptusan dan melakukan tindakan yang salah di hadapan Tuhan. Dan tindakan yang salah itu, di masa depan, mungkin didakwakan Iblis di hadapan Tuhan [Why.12:10-11], untuk semakin menyeret manusia ke dalam kesulitan, bahkan ke dalam kesesatan [Why.12:9]. Waspadalah!

            Iblis dapat juga menggerakkan hambanya agar tampil seolah-olah juru-bicara Tuhan (Bab-4). Maka yang diterima manusia adalah pesan dari pihak lain, pihak yang tidak layak untuk didengar! Dan ujung-ujungnya adalah penyesatan.

            Suara batin yang palsu adalah jerat Iblis yang sangat halus. Beberapa banyak hamba Tuhan yang Penulis ketahui tertangkap jerat ini, karena malaikat-terang-palsu sudah beroperasi di tengah gereja-gereja tertentu, seperti halnya yang terjadi di tengah Jemaat Korintus pada abad pertama [2Kor.11:13-15].

6.5. PESAN UNTUK PARA PEMULA...

            Mungkin sudah bertahun-tahun anda memperlakukan Tuhan secara ego-centric, meminta ini dan itu, menyuruh Tuhan melakukan ini dan itu, hanya untuk kepentingan diri sendiri. Sadarlah, sikap egocentric manusia itu hanya menguntung-kan Iblis dan merugikan manusia.

            Sadari jugalah, Tuhan lebih berhak untuk bersikap ‘egocentric’ terhadap ma-nusia, karena Dialah Yang berkuasa, Yang Mahapencipta. Adalah ‘sah’ jika Tuhan bersikap ‘egocentric’ (sesuka hatiNya). Namun indahnya, sikap ‘sesuka-hati-Ku’ Tuhan itu selalu berbaur dengan kasihNya, karena Tuhan tidak dapat menyangkali diriNya [2Tim.2:13], Yang adalah Kasih.  Maka kendati Tuhan berhak bertindak sesuka hatiNya, kasihNya akan membuat tindakanNya itu justru menguntungkan manusia, yang dikasihiNya.

            Itulah sebabnya, di dalam mempertimbangkan pesan dari Alam Gaib, pen-ting bagi setiap pemula untuk menyingkirkan sifat ‘egocentric’ di dalam menafsir-kan pesan itu. Janganlah pesan itu dibaca dalam semangat ‘keuntungan diri sendiri’, me-lainkan dalam semangat ‘ketaatan kepada Tuhan’ atau ‘demi menyenangkan hatiNya’. Semangat yang sama jugalah yang menggerakkan pengambilan keputusan dan pelaksanaannya... semuanya demi menyenangkan hati Tuhan! Maka terhindarlah saudara dari tindakan yang menguntungkan Iblis.

             Akhirnya, dalam hal pesan dari Alam Gaib itu bersifat memberi keuntung-an keduniawian atau kedagingan bagi manusia, berhati-hatilah. Sebaiknya anda me-lakukan ‘counter-check’, bersabar, melihat pesan dari ‘channel’ yang lain. Jika kedua ‘channel’ itu menyampaikan pesan yang serupa, kepastian sorgawi semakin nyata, karena ‘ke-saksian dua pihak barulah cukup’ (prinsip Alkitabiah).

7. BERDOA

Akhirnya, untuk mempersiapkan diri anda agar mampu menerima pesan-pesan Tuhan secara tepat, perlulah diselesaikan di hadapan Tuhan kekeliruan-kekeliruan yang telah dilakukan di masa lalu, misalnya sikap yang sudah membengkalaikan Alkitab, sikap tidak-gubris kepentingan Tuhan, sikap tidak taat akan pesan Tuhan di masa lalu, juga sikap egocentric, semuanya perlu diselesaikan, demi membersihkan  jalur komunikasi yang telah ter’sumbat’ oleh sikap-sikap yang tidak benar itu. Penulis menyarankan agar anda memanjatkan doa berikut, dengan bersuara, karena menurut ucapanmu engkau akan dibenarkan... [Mat.12:37]. Silahkan anda berdoa:

            Yesus Kristus, Juruselamat saya,

saya sudah belajar tentang cara Tuhan berkomunikasi dengan manusia, maka saya ber-keinginan agar di masa depan mampu menangkap pesan-pesan Tuhan dengan jelas. Saya bermohon ampun untuk segala dosa, kalau ada yang belum sempat saya selesaikan di hadapan Tuhan. Kalau ada dosa khusus, yang terlupakan, yang perlu saya selesaikan secarra khusus, ingatkanlah saya, ya Yesus; saya siap menyelesaikan-nya di hadapan Tuhan untuk beroleh keampunan yang tuntas.

            Saya tetap mengundang Tuhan Yesus Kristus, Bapa dan Anak dan Roh Kudus [Yoh.14:23] agar senantiasa bersemayam di dalam hatiku, mengatur seluruh kehidup-an saya, dan sekaligus, mempersingkat jalur komunikasi antara Yesus Kristus dengan diriku.

            Sebaliknya, semua malaikat Iblis yang ingin mengganggu diriku, harus enyah dari kehidupanku, karena saya hanya mau bersekutu dengan Sembahanku, Yesus Kristus, Raja Sorga.

            Saya juga bermohon ampun untuk kesalahan-kesalahan saya di masa lalu, yang menyumbat jalur komunikasi dengan Yesus Kristus. Ampunilah saya, Tuhan jika di masa laluku saya membengkalaikan Alkitab, padahal itu adalah satu jalur komunikasi yang utama. Roh Yesuslah yang akan menggerakkan diriku untuk dengar-dengarn akan pesan Tuhan melalui pembacaan Alkitab dalam  keseharianku.

            Saya bermohon ampun jika di masa lalu saya hanya perduli kepentingan diri sendiri, dan kurang memperhatikan kepentingan Tuhan Yesus. Ampunilah diriku, ya Yesus, dan layakkanlah diriku untuk melayani Tuhan lebih sungguh lagi. Demi nama Yesus, roh-keakuan dimusnahkan dari diriku, sebaliknya roh-kasih, yang perduli akan kepentingan pihak lain, memenuhi hatiku.

            Saya bermohon ampun untuk dosa-dosa ketidak-taatan di masa laluku. Demi nama Yesus Kristus, roh-pemberontakan dan roh-pembangkangan dimusnahkan dari diriku, dan roh-ketaatan saya undang memenuhi hatiku. Jadikanlah saya anakMu, ya Yesus, anak yang mengasihi dan mentaati Tuhan di sepanjang hidupku.

            Saya juga bermohon agar Roh Yesus memberi kepekaan batin agar saya mampu menangkap pesan-pesan Sorgawi dengan jelas, dan mentaatinya, demi kemulia-an bagi Yesus Kristus, Juruselamatku pribadi; Amin.

--o0o--

BEBERAPA CATATAN BAGI PEMBACA:

1.   Traktat ini dicetak dengan tujuan untuk dibagikan pada kalangan sendiri.

2.  Jika Pembaca merasa keberkatan melalui pembacaan Traktat ini dan ingin berbagi berkat dengan rekan yang lain, anda bebas memperbanyaknya. Hak Cipta berada di tangan Yesus Kristus.

3.  Jika anda tergerak ingin menopang (dana) pelayanan di Wisma Gembala, anda dapat melakukannya dengan men-transfer dana kepada salah satu rekening berikut:

                  Posma Situmorang                                                                            Posma Situmorang,

                  Bank Mandiri Gedung Jaya,                                         Bank Mandiri K.C. Cut Meutia,

                  No. R/C: 103-0090620150,                                     Tab. Mandiri No. 123-0095141604,

                  Jl.Thamrin 12, JAKPUS.                                                          Jl.Cut Meutia, JAKPUS.

...Tuhan berfirman kepada manusia menurut satu dua cara...

TETAPI MANUSIA TIDAK MEMPERHATIKANNYA...

[Ayub 33:14]

Setelah bertahun-tahun anda dan saya

bergaul atau berhubungan dengan Tuhan

(melalui doa-doa) dalam sikap egoisme yang tinggi,

sekaranglah waktunya hubungan itu diperbaiki...

Agar terbentuk hubungan dua arah yang sehat,

yang menjanjikan pergaulan yang harmonis!

 
 

oleh: Posma Situmorang

021-3909607