KEDEWASAAN WARGA KERAJAAN SORGA (1):

************************************

UJIAN KEDEWASAAN DI PADANG GURUN

************************************


Orang Kristen yang dewasa adalah

seorang yang beriman kepada Tuhan Yesus

dan menjadi anggota penuh suatu Gereja.... (?)

Begitukah ukuran Kedewasaan Warga Gereja?

Begitukah ukuran Kedewasaan Warga Kerajaan Sorga?


Dunia memiliki beragam sukubangsa dan budaya serta kebiasaan. Salah satu kebiasaan yang dianut oleh berbagai suku-bangsa adalah menguji kedewasaan anggota-sukunya, terutama pemuda-pemudanya. Jika lulus dari ujian kedewasaan, si pemuda dianggap anggota penuh suku itu. Barulah ia mempunyai hak berbicara dalam Pertemuan Adat.

Apakah pengikut Yesus juga mengalami ujian kedewasaan, SEBELUM MEMPEROLEH hak-berbicara di tengah Warga Kerajaan Sorga?

CATATAN PENDAHULUAN:

--------------------

Dalam buku ini, untuk menunjuk kepada Tuhan Mahapencipta atau Bapa Sorgawi, penulis tidak menggunakan istilah 'Allah', istilah yang telah diadopsi dari 'Kitab Suci'nya orang-orang yang membakari gedung gerejaNya Yesus Kristus! Allah, tuhan-merekalah yang telah menggerakkan mereka membakari gereja dan membenci pengikut Yesus! Oleh sebab itu, Pembaca tidak akan menemukan istilah 'Allah' di sepanjang sisa buku ini; bahkan dalam kutipan Alkitab, istilah itu diganti dengan 'TUHAN', atau Bapa Sorgawi, atau Mahapencipta.


1. KEDEWASAAN DAN KONSEKWENSI KEDEWASAAN

2. UJIAN KEDEWASAAN SUKU-SUKU BANGSA

3. UJIAN KEDEWASAAN UMAT GEREJAWI

4. UJIAN KEDEWASAAN DI PADANG GURUN; mandiri menyelesaikan masalah

5. ANCAMAN KEHIDUPAN (-ROHANI) WARGA KERAJAAN SORGA

6. UJIAN KEDEWASAAN WARGA KERAJAAN SORGA; mandiri menanggulangi ancaman.

7. SATU CIRI KHAS KEDEWASAAN-ROHANI

8. BARULAH YESUS BERBICARA DI TENGAH UMAT!

9. DARI BAPTISAN HINGGA DEWASA

10. HAI UMAT KRISTEN, JADILAH DEWASA!


1. KEDEWASAAN DAN KONSEKWENSI KEDEWASAAN

________________________________________

Saya dibesarkan di suatu kampung yang berbatasan dengan sawah yang luas di pinggiran kota Jakarta (tahun 1940-an). Lingkungan itu bersuasana desa, dengan berbagai margasatwa dan hewan peliharaan yang berkeliaran. Dari pengalaman semasa kecil ini jelas bagi saya pertumbuhan anak ayam, sejak menetas dari telur sampai menjadi ayam yang dewasa.

Seringkali saya mengamati anak-anak ayam mengikuti induknya, sementara induknya mengais-ngais tanah sambil menunjuk-nunjukkan butiran makanan yang harus dipatuki anak-anaknya. Pelatihan mengenali makanan dan mematukinya sambil mengais-ngais ini berlangsung sampai tiba waktunya si anak ayam dianggap dewasa. Maka induknya akan mematuki anak-anaknya, sampai kesakitan, terpaksa menyingkir jauh-jauh dari induknya. Mulai saat itulah, si anak ayam harus mandiri, tidak lagi bergantung kepada induk ayam. Dalam kemandirian itu, ayam muda tadi harus menyelesaikan sendiri berbagai masalah kehidupan yang dihadapi, yang terutama: mencari makanan sendiri dan menanggulangi sendiri mara bahaya.

Ayam muda itu harus menanggulangi ancaman yang dari waktu ke waktu menghadang dia. Dia harus cepat bersembunyi ke kolong rumah atau kerimbunan semak-semak jika ada bunyi tanda bahaya: misalnya kotek-kotek ayam lain atau lengkingan burung elang, pemangsa ayam! Pada keadaan lain, harus dengan sigap dia meloncat-terbang ke suatu dahan pohon sewaktu anjing menerpa ingin menyeruduk dirinya. Bertindak salah dapat berakibat fatal, misalnya menyuruk ke kolong rumah sewaktu diseruduk kucing!

Ya, saudara yang saya kasihi, konsekwensi kedewasaan bagi seekor ayam muda adalah: mandiri mencari nafkahnya dan mandiri menanggu- langi ancaman; kedua-duanya adalah upaya mempertahankan kehidup- annya. Selanjutnya, pada tingkat kedewasaan yang penuh, ayam itu bukan hanya mandiri mencari nafkah serta menanggulangi ancaman bahaya; dia akan menjadi induk-ayam pula, yang harus menolong ayam lain (anaknya) untuk menjadi dewasa...

Bagaimana halnya dengan makhluk yang bernama manusia?

Dengan mudah dapat kita amati bahwa dalam diri bayi manusia tidak terdapat kemandirian sedikitpun! Segala sesuatu harus dilakukan oleh orangtuanya, sebab dia tidak mampu menolong dirinya sendiri. Bahkan menyelesaikan masalah yang paling kecilpun harus dilakukan oleh orangtuanya, sebab si bayi hanya mampu menangis-keras apabila lapar, atau mengeluarkan tangis-rengekan apabila dia basah. Orangtuanyalah yang harus bertindak memberi makan atau mengganti popok yang basah itu!

Tentang bayi-bayi, tidak usah kita berbicara mengenai ancaman bahaya. Mereka tidak mengenal apa itu bahaya. Berulangkali terjadi, seorang bayi berusia dua tahunan memegang-megang seekor ular, ataupun kalajengking, karena tidak mengenal ancaman bahaya. Atau menelan kelereng atau paku, karena tidak mengerti bahayanya.

BAYI-MANUSIA TIDAK MEMILIKI KEMANDIRIAN SECUILPUN!

BAYI-MANUSIA TIDAK MENGENALI ANCAMAN BAHAYA

Dalam tahun-tahun pertumbuhannya, barulah anak-anak manusia belajar mandiri. Belajar menyelesaikan sendiri masalah yang dihadapinya. Bila ia lapar, ia sudah tahu kemana mencari makanan: lemari makan! Atau dia dapat pergi ke dapur memasak sendiri makanan kegemarannya.

Semasa dia remaja, dia akan mengenali dan menanggulangi sendiri ancaman-ancaman yang datang menerpa dia. Lancar menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapinya. Namun kaum remaja hanya mampu menyelesaikan masalah dan menanggulangi ancaman secara terbatas; belum memiliki kemampuan untuk menolong pendewasaan orang lain.

REMAJA MAMPU MANDIRI MENOLONG DIRI SENDIRI

REMAJA MENGENALI ANCAMAN DAN MENGHINDARINYA

Dalam kedewasaan penuh barulah seorang manusia mampu mencari nafkah bagi dirinya sendiri serta membaginya kepada orang lain seraya menolong proses pendewasaan orang lain, yakni anak- anaknya.

Pembaca yang terkasih, contoh pada anak-ayam yang disajikan pertama, berlaku secara fisik. Contoh-contoh yang akan datang, tentang suku-suku bangsa, jika anda perhatikan, selain merupakan ujian kedewasaan fisik akan mencakup juga ujian kedewasaan sosial, karena manusia adalah makhluk sosial. Tidak seorangpun dapat membantah hal ini. Maka secara sosial, berlakulah ukuran kedewasaan berikut:

BAYI: * Tidak memiliki kemandirian;

** Tidak mengenali ancaman atau lawan;

*** Tidak mampu menopang orang lain. REMAJA: * Mampu mandiri menolong diri sendiri;

** Mengenal ancaman/lawan & tanggulangi;

*** Belum mampu menopang orang lain. ORANG DEWASA: * Mandiri mengatasi masalah;

** Mandiri menanggulangi ancaman;

*** Mampu menopang orang lain!

Apakah KEHIDUPAN-ROHANI UMAT KRISTIANI mengenal juga ketiga tahap-pendewasaan ini (?) Hal itu akan jelas pada bagian-bagian mendatang.

Teruskanlah membaca, saudara, maka saudara akan beroleh pandangan baru yang berharga dan pengertian yang terbuka mengenai kedewasaan Kristiani, sehingga anda dapat mempersiapkan diri menjadi dewasa sungguh, serta berguna bagi Tuhan dan Kerajaan Sorga!

--o0o--


2. UJIAN KEDEWASAAN SUKU-SUKU-BANGSA

____________________________________

Seturut ingatan saya dalam tradisi Suku Sunda, pemuda-pemuda yang sudah cukup umur yang berniat menikah, harus menempuh UJIAN KEDEWASAAN lebih dahulu. Bagaimana ujian itu diatur? Begini: Secara sendirian, pemuda itu diwajibkan mendirikan saung (rumah). Cukup menantang, bukan? Bekerja sendirian, dia mengumpulkan bahan-bahan bangunan dari hutan dan tegalan di sekitar lahan tempat orangtuanya berhuma. Memotong kayu atau bambu dan menjadikannya tiang rumah. Ia membelah-belah bambu dan menganyamnya menjadi dinding rumah. Dikumpulkannya pula ilalang banyak-banyak, untuk disusun dan diikatkan pada kerangka bambu. Setelah dijemur hingga kering, jadilah bahan atap rumah yang dibangunnya. Berbulan-bulan ia bekerja sampai rumah hasil karyanya itu selesai, disaksikan oleh warga desa mereka. Dalam rumah inilah keluarga yang akan terbentuk itu tinggal, sampai memiliki keturunan dan mendewasakan keturunan mereka.

Ujian kedewasaan tadi cukup berat, kendati belum terasa dahsyat. Bagaimana dengan ujian kedewasaan di tengah-tengah orang Indian Amerika ? Tidak semua laki-laki dewasa pada suku-suku Indian Amerika berhak mengenakan hiasan bulu burung rajawali di ikat- kepala mereka! Hanya mereka yang pernah mengiris dan mencabut kulit-kepala manusia (lawan mereka) yang berhak mengenakan hiasan itu. Hal itu berarti bahwa ia harus membunuh seseorang. Biasanya dilakukannya dalam peperangan antar-suku. Tetapi peperangan antar-suku tidak setiap hari terjadi! Maka dapat juga dilakukannya dengan mengintai dari jarak jauh, memanah dan membunuh korbannya. Atau mengendap-endap ke kemah lawan, tanpa bersuara, lalu membunuh seorang lawan dengan diam-diam, tidak ketahuan orang-orang di perkemahan lawan itu. Dalam situasi demikian: KEGAGALAN BERARTI KEMATIAN!

Setelah seorang pemuda Indian berhasil membunuh seorang lawannya serta mengupas kulit kepala korbannya, barulah ia berhak mengenakan bulu-burung rajawali di kepalanya, barulah ia memiliki hak-berbicara dalam pertemuan adat sukunya! Memang, hanya mereka yang telah membuktikan 'kejantanannya' memiliki hak berbicara...

HAK BEBICARA PADA PERTEMUAN RESMI

HANYA DIMILIKI OLEH

ORANG YANG TELAH LULUS UJIAN KEDEWASAAN!

Lihat pula ujian kegagahan di tengah suku Dayak tertentu di masa lalu, di Kalimantan. Kegagahan seorang laki-laki baru diakui jika ia telah mengayau, yakni memenggal kepala seorang musuh; suatu pembunuhan, tindakan yang bengis, bukan? Kemudian ia mencabuti gigi-gigi musuh itu untuk dirangkaikan dan digantungkannya sebagai kalung dilehernya sendiri! Berarti ia harus melakukan semuanya itu dengan kepala-dingin. Benar-benar menantang! Dalam urusan mengayau, KEGAGALAN BERARTI KEMATIAN!

Di Irian, ada satu suku yang melakukan ujian kedewasaannya secara sama dahsyatnya: Laki-laki yang mau dianggap dewasa akan dibawa jauh ke tengah hutan, katakanlah sampai seminggu perjalanan jauhnya. Di tengah hutan itulah ia dilepaskan sendirian dengan bekal sekedarnya. Bekal yang tahan untuk dua hari saja. Maka sekurang-kurangnya selama lima hari sisa perjalanan pulang- kampungnya ia harus mencari makanan yang 'tersedia' di hutan itu! Lima hari, jika ia segera menemukan jalan-pulang ke kampungnya. Jika ia kehilangan arah, berminggu-minggu ia akan berjuang di tengah hutan itu untuk bertahan hidup. Dan jangan anda mengira bahwa hutan mereka itu seperti Taman Safari atau Kebun Raya Cibodas. Sama sekali berbeda, saudara! Sebagian hutan-hutan mereka begitu lebatnya, pohon dan semak tumbuh begitu rapatnya, sehingga cahaya matahari tidak mencapai tanah! Seolah-olah orang berjalan di dalam gelap-gelita. Jangan pula lupakan nyamuk dan serangga yang menyengat. Ingat pula lintah dan pacet yang siap menerpa dan mengisap darah. Semua hal itu menjadikannya ujian 'survival for the fittest' yang dahsyat, sebab: KEGAGALAN BERARTI KEMATIAN!

Begitu dahsyatnya ujian kedewasaan suku-suku bangsa, apakah ujian kedewasaan Warga Kerajaan Sorga (WKS) sama hebatnya? Apakah seseorang boleh dianggap dewasa-rohani jika ukuran kedewasaannya hanyalah dibaptis, mengaku sidi (atau naik-sidi/masuk-sidi) dan mengucapkan Pernyataan Iman? Saya ingat kalimat yang sering diperdengarkan pada waktu seseorang lepas sidi adalah: "'Nak, sekarang engkau telah dewasa secara rohani, sekarang engkau sendirilah yang memikul dosamu..."; ah, betapa mudahnya memperoleh pengakuan dewasa secara Gerejawi. Bah!

Betapa remehnya ujian kedewasaan semacam itu. Yang demikian hanya pantas untuk Test-Penerimaan klub renang saja. Misalnya: jika seorang anak mampu berenang sejarak 50 meter, ya diterima. Jika tidak mampu mencapai jarak 50-meter, megap-megap di tengah perjalanannya, eh di tengah renangnya, ya ditolong saja cepat- cepat. Kekurang-mampuan itu, nantilah dilatih kembali!

Mirip dengan itulah yang kita lihat pada 'test-penerimaan' menjadi anggota jemaat berbagai Gereja. Penuh kemudahan; nyaris tiada tantangan. Tidak ada situasi KEGAGALAN BERARTI KEMATIAN! Apakah demikian juga 'test-penerimaan' di sorga pada Hari Penghakiman oleh Tuhan Yesus? Harapkan saja akan demikian mudahnya, ya?!

Satu lagi ujian kedewasaan, yang sekuler, akan saya kemukakan dalam bagian ini. Ada tahun-tahun tertentu, calon anggota pasukan Komando Angkatan Darat diuji kematangan latihannya dengan cara melepaskan seorang demi seorang prajurit dari daerah Cianjur, kembali ke markas mereka di Batujajar, dengan berbekalkan senjata kuno (Lee Enfield) berserta satu magazen (lima peluru). Bukannya jarak tempuh (l.k. 35 km.) yang menjadi tantangan pada waktu itu, melainkan kenyataan bahwa daerah yang harus dilalui itu masih dikuasai gerombolan Darul Islam (DI) dan Tentara Islam Indonesia (TII) ! Maka terpaksalah si prajurit menempuh jarak tadi dengan sangat berhati-hati, nyaris tanpa suara. Bahkan sebagian perjalanannya harus dilakukannya pada malam hari, sewaktu penduduk sudah tidur. Makan seadanya, kadang-kadang memanfaatkan tanaman dari kebun penduduk. Tanpa memasang api! Singkong dan ubi mentah, kacang-kacangan dan sayuran mentah, sampai kepada ikan dari kolam penduduk yang ditangkap malam hari dan dipanggang setengah matang (karena terburu-buru), itulah yang menjadi menunya. Babi hutan lewatpun tidak akan ditembaknya, takut menggugah penduduk, yang tidak diketahuinya berpihak kepada siapa. Lima peluru yang persediaannya, benar-benar hanya akan digunakan untuk saat-saat yang sangat kritis! Hanya lima peluru. Maka, barangsiapa dipergoki gerombolan, tipislah harapannya untuk ikut pelantikan Pasukan Komando yang berprestise tinggi di masa itu! KEGAGALAN BERARTI KEMATIAN!

--o0o--


3. UJIAN KEDEWASAAN UMAT GEREJAWI

_________________________________

Manusia diciptakan Tuhan selaku makhluk yang memiliki tubuh kedagingan sekaligus tubuh rohani. Hewan, makhluk yang hanya memiliki tubuh-kedagingan, mengenal kedewasaan-jasmani saja. Maka kedewasaan manusia memiliki sekurang-kurangnya dua aspek: kedewasaan kedagingan dan kedewasaan-rohani.

Manusia diciptakan Tuhan selaku makhluk yang memiliki tubuh kedagingan sekaligus tubuh rohani. Itulah sebabnya Yesus, dengan mengutip Ul.8:3 mengatakan: "...manusia tidak hidup dari roti saja." Sebab roti hanyalah nafkah tubuh-daging manusia, sedangkan tubuh-rohani membutuhkan nafkah yang berbeda: kebenaran, yakni Firman Tuhan!

Dalam kehidupan kedagingan, ancaman manusia datang dari pihak- pihak yang bersifat kedagingan, yakni bencana alam, ancaman binatang buas, serta manusia lainnya. Tetapi yang utama bukanlah ancaman tadi, karena manusia memiliki tubuh-rohani, yang perlu pula dipertahankan keutuhannya. Ancaman terhadap rohani manusia, yang datang dari Alam-gaib, dari makhluk-makhluk gaib, itulah ancaman utama terhadap manusia. Maka Rasul Paulus mewaspadakan hal itu pada Ef.6:12:

... <12> karena perjuangan kita bukanlah melawan darah dan daging, tetapi melawan pemerintah-pemerintah, melawan penguasa-penguasa, melawan penghulu-penghulu dunia yang gelap ini, melawan roh-roh jahat di udara.

Jelas sekali pemberitahuan Alkitab tentang siapa lawan kita! Bahkan Petrus ikut menyadarkan kita <1Ptr.5:8>: Sadarlah dan berjaga-jagalah. Lawanmu, si Iblis, berjalan keliling sama seperti singa yang mengaum-aum dan mencari orang yang dapat ditelannya. Dan tidak ketinggalan pula Yakobus mengingatkan <Yak.4:7>: Karena itu tunduklah kepada TUHAN, dan lawanlah Iblis, maka ia akan lari dari padamu.

Namun apa yang yang kita amati di masa kini sungguh memedihkan hati. Dalam kasus pembakaran gedung-gedung gereja di berbagai tempat di Indonesa, banyak Gembala Sidang buta-rohani, tidak lagi mengenali lawan mereka. Mereka tidak menghayati bahwa Iblislah lawan, menggerakkan hamba-hamba Iblis, orang-orang jahat, untuk membakari gedung-gereja! Maka Gembala-gembala Sidang itu mengadukan perihal mereka kepada sesama manusia, Pejabat Tinggi negara! Kepada Lembaga tinggi Negara.

Mungkinkah seorang Kepala Negara mengeluarkan Surat Keputusan yang berbunyi: "TERHITUNG MLAI (TANGGAL) HARI INI, IBLIS HARUS BERHENTI MENGGERAKKAN ORANG-ORANG JAHAT UNTUK MEMBAKARI GEDUNG- GEDUNG GEREJA." ? Adakah pemimpin negara yang mampu menghentikan kegiatan Iblis merusak gedung gereja??

Sungguh kebodohan dan kesia-siaan tindakan mengadukan perkara demikian kepada sesama manusia, betapa tinggipun jabatan mereka! Hanya bayi-bayi rohani yang layak melakukan kebodohan demikian!

Maka tepatlah penyajian terdahulu mengenai bayi-rohani: BAYI(-ROHANI):

TIDAK MEMILIKI KEMANDIRIAN DALAM HAL:

* TIDAK MAMPU MENCARI NAFKAH-ROHANI

** TIDAK MENGENALI LAWAN ATAU ANCAMAN;

*** JANGANKAN MENOPANG ORANG LAIN. an ukuran manusia yang dewasa-rohani menjadi:

ORANG DEWASA(-ROHANI):

MANDIRI DALAM HAL;

* MAMPU MENCARI NAFKAH SENDIRI

** MANDIRI MENANGGULANGI ANCAMAN;

*** MAMPU MENOPANG ORG. LAIN!

Mari sekarang kita tinjau keadaan semasa anda mendaftarkan diri untuk yang pertama kali, sebelum diterima menjadi anggota Jemaat (Gereja) anda? Adakah Test-Penerimaan dilakukan? Rasanya tidak ada! Pengurus Gereja hanya akan memeriksa Surat Baptis (Surat Permandian) anda, memeriksa jika anda sudah pernah Naik Sidi (Mengaku Sidi atau 'Marguru Malua'), sehingga mampu mengucapkan Pengakuan Iman Rasuli. Dengan demikian saja, apakah anda sudah dewasa secara rohani?

Setelah beberapa tahun berlalu, boleh jadi anda diminta, diproses dan ditahbiskan menjadi Penatua. Test rohani apa yang harus anda lalui? Barangkali pelatihan Penatua? Apakah itu sudah menjamin kedewasaan rohani anda? Sudah mampukah anda 'mengais-ngais' sendiri santapan-rohani anda dari bukuNya Tuhan: Alkitab? Mampukah anda, secara mendiri, menanggulangi atau menghindar dari marabahaya rohani? Ataukah masih harus dibimbing oleh Pendeta anda? Atau beroleh bimbingan dari Buku-buku? Atau dari Synode? Dari Sermon Penatua? Sudah dewasakah rohani anda?

'Meningkat' lagi dalam jabatan Gerejawi, mungkin anda menjadi Pendeta. Melalui serangkaian proses. Pemeriksaan Ijazah, Test berkhotbah, penilikan kondisi keluarga... Itukah kedewasaan umat Tuhan?

PENGAKUAN JUJUR: Saya dibaptis, mengaku sidi, menjadi anggota- penuh Gereja HKBP, namun belum menampilkan kemandirian-rohani. Di masa itu saya belum mampu beroleh 'nafkah-rohani' sendiri, sebab saya tidak mampu berdoa, tidak mampu mengerti sendiri isi Alkitab yang saya baca! Jangankan menolong mendewasakan rohani orang lain! Di masa itu, saya tidak mengenali ancaman dan lawan serta tidak menanggulanginya. Sampai berusia 45 tahun, saya tidak menghayati Ef.6:12, tentang perjuangan dan lawan, tetapi selalu menganggap bahwa perjuangan saya sekedar mencari nafkah dan lawan saya adalah sesama manusia.

Anda dapat menandai ribuan umat Gerejawi mengalami hal yang sama:

** Tidak mampu berdoa sendiri (selalu meminta didoakan, selalu menunjuk orang lain saja untuk pimpin-doa);

** Tidak mampu mengerti sendiri isi Alkitab yang dibacanya, jangankan menterapkannya di dalam kehidupan! Mereka harus selalu ditolong melalui khotbah-khotbah atau pengajaran dari orang lain, ataupun pelajaran dari buku-buku!

** Tidak mengenali lawan, jangankan menanggulangi marabahaya ataupun menundukkan lawan! Iblis, sebagai lawan, nyaris tidak dikenal, maka lawan bertarung selalu manusia, sesama anggota Gereja!

Hasil pelayanan Gereja: ribuan bayi-bayi rohani! Setiap Hari Minggu, bagi bayi-bayi itu dipanasi susu dan botol, diberi dot, untuk beroleh santapan rohani. Setiap hari Kamis (barangkali), di tengah Kebaktian Rumah Tangga, bayi-bayi itu diganti 'popok'nya, karena mereka tidak mampu menggantinya sendiri. ('Popok' bermakna pemberesan kecemaran atau dosa-dosa yang baru diperbuat)

Para Gembala sidang, bertobatlah! Mungkin anda sedang memelihara dan mengurung bayi-bayi rohani dalam Sidang Jemaat yang anda pimpin. Anda tidak membuka peluang untuk mereka memasuki kedewasaan Kristiani; menutup pintu untuk menjadi Warga Kerajaan Sorga! Bukankah bagi anda jadinya Mat.23:13?

<13> Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, karena kamu menutup pintu-pintu Kerajaan Sorga di depan orang. Sebab kamu sendiri tidak masuk dan kamu merintangi mereka yang berusaha untuk masuk.

Sekali lagi, hai para Gembala Sidang, bertobatlah! Sebab saudara sendiri belum dewasa-rohani, dan tidak masuk ke dalam Kerajaan Sorga. Dan saudara menutup peluang bagi anggota jemaat anda untuk menjadi WKS! Bacalah terus buku ini agar saudara melihat jelas ukuran kedewasaan rohani Warga Kerajaan Sorga, bukan sekedar bagi Warga Gereja!

Para umat Gerejawi, dewasakanlah diri anda sendiri, kalau ternyata Gembala Sidang anda tidak (mampu) menolong pendewasaan diri anda! Teruskanlah membaca buku kecil ini, demi mencapai pendewasaan rohani anda; HALLELUYAH!

--o0o--

4. UJIAN KEDEWASAAN DI PADANG GURUN

___________________________________

MATIUS 4:1-11; PENCOBAAN DI PADANG GURUN

<1> Maka Yesus dibawa oleh Roh ke padang gurun untuk dicobai Iblis. <2> Dan setelah berpuasa empat puluh hari dan empat puluh malam, akhirnya laparlah Yesus. <3> Lalu datanglah si pencoba itu dan berkata kepadaNya: "Jika Engkau Anak TUHAN, perintahkanlah supaya batu-batu ini menjadi roti." <4> Tetapi Yesus menjawab: "Ada tertulis: Manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut TUHAN."

<5> Kemudian Iblis membawaNya ke Kota Suci dan menempatkan Dia di bubungan Bait TUHAN, <6> lalu berkata kepadaNya: "Jika Engkau Anak TUHAN, jatuhkanlah diriMu ke bawah, sebab ada tertulis: Mengenai Engkau Ia akan memerintahkan malaikat-malaikatNya dan mereka akan menatang Engkau di atas tangannya, supaya kakiMu jangan terantuk kepada batu." <7> Yesus berkata kepadanya: "Ada pula tertulis: Janganlah engkau mencobai Tuhan, Mahapencipta!" <8> Dan Iblis membawaNya pula ke atas gunung yang sangat tinggi dan memperlihatkan kepadaNya semua kerajaan dunia dan kemegahannya, <9> dan berkata kepadaNya: "Semua itu akan kuberikan kepadaMu, jika Engkau sujud menyembah aku." <10> Maka berkatalah Yesus: "Enyahlah, Iblis! Sebab ada tertulis: Engkau harus menyembah Tuhan, Mahapencipta, dan hanya kepada Dia sajalah engkau berbakti!" <11> Lalu Iblis meninggalkan Dia, dan lihatlah, malaikat-malaikat datang melayani Yesus.

Pembaca yang saya kasihi, perikope ini diberi judul oleh para ahli Alkitab sesuai dengan pemahaman mereka tentang isinya; pada naskah yang asli, judul-judul perikope belum ada, demikian juga penomoran ayat-ayat. Oleh karena itu, perikope boleh saja diberi judul yang lain, dan karena saya diajar oleh Tuhan Yesus untuk melihat hakekat rohaninya, yang lebih mendasar lagi, maka saya mengusulkan pilihan-judul yang lain bagi perikope ini: UJIAN KEDEWASAAN ROHANI BAGI YESUS. Lihatlah, saudara; jika Iblis diijinkan TUHAN melakukan UJIAN KESETIAAN terhadap Ayub, maka terhadap Yesus, Iblis melakukan Ujian Kedewasaan Rohani.

Dalam pembacaan mendatang, bagi saudara akan menjadi jelas, meng- apa judul itu saya usulkan. Juga anda akan melihat, bahwa wajar- lah setiap pengikut Yesus yang sejati harus menempuh juga Ujian yang serupa, sebelum diterima menjadi Warga Kerajaan Sorga (WKS).

4.1. MANDIRI MENYELESAIKAN MASALAH

Pembaca yang saya kasihi, apakah anda melihat kemandirian Yesus dalam Ujian Kedewasaan ini? Lihatlah bahwa dalam ayat-1 tercatat Yesus dibawa oleh Roh ke padang gurun. Tetapi ayat-ayat selanjutnya tidak menyebut-nyebut lagi, entah di mana Roh itu. Maka itu berarti bahwa Yesus sendirian saja berurusan dengan Iblis! Baru pada ayat-11 Yesus ditemani lagi, kali ini oleh malaikat-malaikat Tuhan. Jelaslah bahwa di dalam Ujian Kedewasaan ini, Yesus berurusan langsung dengan Iblis, secara mandiri!

Ketentuan bahwa seseorang harus mandiri menempuh Ujian Kedewasaan sudah dialami oleh Yesus, dan harus dihadapi oleh setiap manusia, suka ataupun tidak suka. Manusia diciptakan seturut gambar dan rupa TUHAN. Dan TUHAN menginginkan manusia meningkat dalam keluhuran, menjadi manusia-ilahi, agar layak hidup bersama TUHAN di dalam kekekalan. Namun setiap orang di muka bumi ini memiliki status yang berbeda-beda. Beberapa tingkatan, dari yang paling luhur kepada yang paling hina adalah: Manusia-ilahi, Manusia- insani, Manusia-hewani, Manusia-'botani' (berperilaku seperti tumbuh-tumbuhan).

Jika pada awalnya, Tuhan menciptakan manusia menurut gambar dan rupa Tuhan (jadi: Manusia-ilahi), maka karya Iblislah yang memerosotkan manusia, sehingga 'kehilangan kemuliaan TUHAN' <Rm.3:23>. Merosotlah Manusia-ilahi menjadi Manusia-insani, yang hidupnya berlandaskan peri-kemanusiaan belaka, tidak mengakui TUHAN sebagai landasan kehidupan dan landasan bergerak!

Iblis tidak puas dengan keberhasilan sekian, maka diperosotkannya lagi (sebagian) manusia, turun derajat menjadi Manusia-hewani. Inilah segolongan manusia yang berperilaku hewani, memiliki kebuasan hewani: meneyerang dan mencederai orang lain, berperilaku menjijikkan seperti hewan, bergaul liar seperti hewan, dll. Dengan mudah anda menemukan yang demikian di lingkungan anda, bahkan di tengah umat yang mengaku orang Kristen!

Masih terus dengan karyanya, sebagian manusia diproses oleh Iblis untuk merosot lagi derajatnya, menjadi Manusia-botani, yakni yang hidup seperti tumbuh-tumbuhan. Contoh perilaku tumbuh-tumbuhan: dibacok, atau diludahipun tidak bereaksi! Anda dapat menemukan jenis ini di rumah-sakit jiwa. Dan harus jujur diakui: sebagian pasien sakit jiwa, yang Manusia-botani itu, adalah hasil pemakaian Obat-penenang! Begitu tenangnya mereka, oleh obat, sehingga setenang tumbuh-tumbuhan! 'Bravo' bagi para dokter jiwa, yang, di satu pihak menopang keamanan di tengah masyarakat dari pengacauan Manusia-hewani, dengan 'berhasil' menjadikan mereka Manusia-botani. Kiranya Tuhan Yesus mengampuni keberhasilan yang keji (di mata TUHAN) ini!

*** Kembali kepad aurusan kedewasaan-rohani, maka manusia harus memasuki kekekalan dalam kedewasaan rohani, selaku Manusia-ilahi, karena sifat-sifat ilai-lah yang mengandung unsur kekealan, layak untuk hidup kekal, karena mereka harus melayani TUHAN pula di sorga kekal!

Mau tidak mau, anda dan saya harus menempuh Ujian Kedewasaan Rohani, , bahkan di sepanjang kehidupan, kita menyelesaikan Ujian demi Ujian, yang TUHAN izinkan diselenggarakan oleh Iblis.

4.2. PENYELESAIAN MASALAH DALAM UJIAN KEDEWASAAN

Dalam Ujian Kedewasaan di Padang Gurun, Yesus menyatasi berbagai masalah. Cantiknya rekaman ini, masalah yang dihadapi Yesus sebenarnya bukan sekedar masalahNya sendiri di sana, tetapi sekaligus merupakan gambaran dari KESELURUHAN MASALAH KEHIDUPAN MANUSIA di muka bumi ini. Gambaran dari masalah kehidupan manusia pada umumnya, di manapun manusia hidup, dan di abad manapun kehidupannya berlangsung! Tiga masalah utama yang dikejar manusia dalam kehidupannya adalah (pada umumnya): nafkah-jasmani, keselamatan jasmani, sampai kepada kehormatan duniawi!

(1) JAMINAN NAFKAH (MAKAN-MINUM).

Ayat-2-4 menggambarkan masalah nafkah dan penanggulangannya, yang saya garis-bawahi:

<2> Dan setelah berpuasa empat puluh hari dan empat puluh malam, akhirnya laparlah Yesus. <3> Lalu datanglah si pencoba itu dan berkata kepadaNya: "Jika Engkau Anak TUHAN, perintahkanlah supaya batu-batu ini menjadi roti." <4> Tetapi Yesus menjawab: "Ada tertulis: Manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut TUHAN."

(2) JAMINAN KEAMANAN HIDUP ('SECURITY')

Bersama-sama di bubungan Bait TUHAN, Iblis berkata kepada Yesus <ay.-6>: "Jika Engkau Anak TUHAN, jatuhkanlah diriMu ke bawah, sebab ada tertulis: Mengenai Engkau Ia akan memerintahkan malaikat-malaikatNya dan mereka akan menatang Engkau di atas tangannya, supaya kakiMu jangan terantuk kepada batu."

Jaminan keselamatan, bebas dari kecelakaan, itu merupakan masalah kedua yang terbesar yang dihadapi manusia. Iblis menguji kedewasaan Yesus dalam menanggulangi masalah itu. Lebih liciknya lagi, Iblis mendasarkan pengujiannya dengan firman Tuhan (yang tidak pernah keluar sia-sia), agar Yesus mentaati saja. Tetapi jika itu dilaksanakan, sesungguhnya Yesus sedang mentaati Iblis, bukannya Firman! Maka ujian itu ditanggulangi oleh Yesus dalam semangat yang serupa seperti pada ujian pertama <ay.-7>: "Ada pula tertulis: Janganlah engkau mencobai Tuhan, Mahapencipta!"

(3) KEHORMATAN/KEMULIAAN.

Siapakah manusia yang tidak mengejar dan mempertahankan kehormatan atau kemuliaannya? Hal ini jelas diketahui oleh Iblis, sehingga dicobainya Yesus dari sisi ini pula.

<8> Dan Iblis membawaNya pula ke atas gunung yang sangat tinggi dan memperlihatkan kepadaNya semua kerajaan dunia dan kemegahannya, <9> dan berkata kepadaNya: "Semua itu akan kuberikan kepadaMu, jika Engkau sujud menyembah aku." <10> Maka berkatalah Yesus: "Enyahlah, Iblis! Sebab ada tertulis: Engkau harus menyembah Tuhan, Mahapencipta, dan hanya kepada Dia sajalah engkau berbakti!"

Sekali lagi, dalam masalah kehormatan dan kemuliaan, Yesus mempersenjatai diriNya dengan Firman yang tertulis!

Ya, saudara yang terkasih, semua masalah kehidupan manusia sudah disediakan jawabannya di dalam Firman yang tertulis! Firman yang tertulis cukup untuk memelihara kehidpan manusia di dalam setiap aspeknya! Tidak perlu lagi nasihat-nasihat sekuler yang ditawarkan di mana-mana. Lebih tidak perlu lagi nasihat-nasihat dari kegelapan: ramalan-bintang, paranormal, dukun-dukun, dsb.

JAWABAN-JAWABAN YESUS dalam Ujian Kedewasaan ini membuktikan bahwa Yesus, Anak Manusia, menghayati firman TUHAN yang tertulis! PenghayatanNya memungkinkan Yesus menanggulangi masalah-masalah kehidupan dengan berlandaskan firman Tuhan. Penghayatan itu diperoleh Yesus dengan cara menelaah sendiri firman TUHAN yang tertulis. Yesus beroleh nafkah-rohaniNya dari penelaahan itu. Tidak dicarikan nafkah rohaniNya oleh orang lain.

Bahkan sejak berusia dua belas tahun, Yesus sudah membuat orang- orang heran akan kecerdasanNya dan segala jawaban yang diberikanNya sewaktu bertanya-jawab dengan para alim-ulama di dalam Bait Suci. Luk.2:41-46 merekam hal itu.

Itulah satu unsur kedewasaan WKS (Warga Kerajaan Sorga). Di gereja tertentu, khotbah untuk setiap kebaktian Minggu sepanjang tahun telah ditentukan lebih dahulu dari Kantor Pusat! Direkam dan dibagiakan dalam bentuk Agenda tahunan. Bahkan para Pengkhotbah harus dituntun oleh Pendeta dalam menyampaikan khotbah melalui 'Sermon Penatua'! Pada gilirannya, Para Pendeta dituntun dari Kantor Pusat. Berarti kedewasaan para Pendeta dan Pengkhotbah belum dapat diandalkan oleh Kantor Pusat. Lalu jemaat dikhotbahi setiap hari Minggu oleh pengkhotbah yang masih disuapi dari Kantor Pusat. Kapan dewasanya umat?

Rasanya tidak keliru pernyataan berikut: Di tengah gereja dirawatlah berjuta-juta bayi-rohani, yang tidak mampu mencari nafkah-rohaninya sendiri! Setiap hari Minggu diberi minum susu dari botol dengan dot: makanan rohani yang dari Mimbar khotbah! Setiap hari kebaktian di rumah-rumah-tangga (hari Rabu atau Kamis) diganti popok bayi itu, oleh Penatua-penatua yang mengunjungi sektor-sektor! BETAPA PERIHNYA HATI TUHAN YESUS oleh perilaku ini! Kiranya para Gembala Sidang mau meng-koreksi diri sendiri, merendahkan diri di hadapan Tuhan Yesus seraya meminta pertolongan Roh Kristus untuk campur tangan di tengah gereja masing-masing demi pendewasaan-rohani umatNya!

Tidak heran, jika penulis mengalami: saya tidak mampu memperoleh sendiri nafkah-rohani dan menanggulangi masalah kehidupan berlandaskan firman Tuhan selama 'dibina' di tengah gereja. Sampai berusia 45 tahun saya adalah bayi-rohani. Di luar gerejalah penulis mengalami pendewasaan oleh bimbingan Tuhan Yesus sendiri. Seperti yang dialami oleh ribuan orang lain yang didewasakan TUHAN di luar gereja. Bagaimana dengan Pembaca? Maukah anda menjadi dewasa? Berdoalah mohon pendewasaan-rohani oleh Tuhan Yesus sendiri. Hanya Tuhan Yesus yang mampu membina anda menjadi dewasa, di luar lingkungan gereja, ataupun di dalam, jika Tuhan menghendaki demikian!

4.3. MENANGGULANGI ANCAMAN.

Dalam Ujian Kedewasaan terhadap Yesus di padang gurun, terselip suatu rekaman tentang bagaimana Yesus menanggulangi ancaman yang dihadapiNya. Saya katakan 'terselip', karena tidak tegas diutarakan ancaman yang dihadapi oleh Yesus. Pada tingkat kedewasaan tertentulah orang baru dapat mengamati ancaman rohani yang dilancarkan Iblis terhadap Tuhan Yesus.

Begitu dalamnya masalah ancaman-rohani ini, sehingga, jika anda belum layak, saudara tidak akan melihatnya, kendati penulis bersusah-payah menjelaskannya dalam buku ini. Begitu peliknya masalah ini sehingga penulis memutuskan untuk menguraikannya sejelas mungkin dalam Bab tersendiri, dalam Bab-5.

Sementara anda belum membaca ke sana, penulis ingin menyampaikan satu hal, sebagai persiapan membaca Bab-5.

YESUS MENGENALI SUNGGUH SIAPA YANG MENGANCAM DIA! Lihatlah, di dalam bahasa asli Injil Matius (bahasa Gerika), penulis Injil ini, dalam ayat-1,5,8,11, menggunakan istilah 'Diabolou'. (Diabolou berarti golongan setan-setan). Penulis Injil Matius masih bertedeng-aling-aling, tidak melihat 'Satana', sebagai pribadi yang mengancam Yesus. (Satana berarti satu pribadi pemimpin rombongan setan-setan. Pimpinan tertinggi, yang menurut istilah Yes.14:12: Lucifer).

Tetapi Yesus mengenali sungguh pribadi yang di hadapanNya. Yesus tahu bahwa si pencoba itu adalah si Iblis (Satana) sendiri. Pemimpin tertinggi dari dunia-kegelapan, pemimpin pemberontakan terhadap Sorga (baca Why.12:7-8). Bukan sekedar salah satu malaikat-Iblis (dari rombongan Iblis). Sehingga pada ayat-10, terrekam sergahan Yesus: "Enyahlah Iblis (Gerika: Satana)!..." Sekali lagi terlihat kedewasaan-rohani Yesus di sini, yang (wajar saja!) melebihi kedewasaan penulis Injil! Mengenali lawan dengan 'pas'.

Bagaimana hal ini dibandingkan dengan Para Gembala Sidang di Indonesia? Sewaktu gedung gereja dibakari, siapakah lawan saudara-saudara? Mengapa sampai perlu mengadu kepada Lembaga- lembaga dunia ini? Apakah seorang Kepala Negara dapat mengeluarkan Keputusan, yang sifatnya memerintahkan agar Iblis berhenti menggerakkan hamba-hambanya merusak gedung gereja?

Seharusnya saudara-saudara itu mengenali musuh dengan tegas! "Perjuanganmu bukanlah melawan darah dan daging," kata Rasul Paulus <Ef.6:12>, melainkan melawan rombongan Iblis! Maka masalah pembakaran gedung gereja seharusnya ditanggulangi dan ditangkal secara rohani. Dengan memancarkan kemuliaan Yesus kepada mereka! Namun, bagaimana akan mampu mengatasi ancaman pengenalan akan lawan anda masih dangkal? Jika lawan ini tidak ditandai dengan 'pas'?? Jika umat tidak terpelihara dalam kedewasaan rohani? 4.4. HAK BERBICARA HANYA BAGI YANG TERBUKTI DEWASA!

Ini dalil yang sangat wajar! Orang Indian memiliki hak berbicara setelah membuktikan kedewasaannya. Jika tidak, pembicaraannya akan dianggap isapan-jempol belaka. Yesus sajapun, baru menggunakan hak-berbicaraNya di tengah umat Tuhan, setelah membuktikan kedewasaanNya juga. Setelah lulus dalam Ujian Kedewasaan di padang gurun <Mat.4:1-11>, barulah Yesus, untuk pertama kalinya menyampaikan pesan SorgawiNya <Mat.4:17>: "Bertobatlah, sebab Kerajaan Sorga sudah dekat." Sebelumnya? Tidak pernah!

Di dalam kedewasaan yang telah terbukti itulah, bicaranya Yesus sangat dihargai orang-orang. Mat.7:28-29 mencatat:

<28> Dan setelah Yesus mengakhiri perkataan itu, takjublah orang banyak itu mendengar pengajaranNya, <29> sebab Ia mengajar mereka sebagai orang yang berkuasa, tidak seperti ahli-ahli Taurat mereka.

Ditandingkan dengan kedewasaan Yesus yang telah terbukti, wibawa para ahli Taurat yang anggun berjubah-kebesaran dengan jumbai- jumbai yang panjang itu, menjadi tidak berarti! Mereka hanyalah orang-orang yang pandai mengisap-jempol, sehingga tidak ada kuasa dalam ucapan atau khotbah mereka! Tidak heran, Yesus habis- habisan mengecam mereka dalam Matius pasal-23. Dengan ucapan "Celakalah...", yang diulang-ulang sampai delapan kali! Seraya Yesus katakan tentang mereka <Mat.23:3>: "...Sebab itu turutilah dan lakukanlah segala sesuatu yang mereka ajarkan kepadamu, tetapi janganlah kamu turuti perbuatan-perbuatan mereka, karena mereka mengajarkannya, tetapi tidak melakukannya..."

Para Pengkhotbah, anda sudah berdiri di mimbar, lalu mengkhotbahi orang lain sementara anda sendiri masih belum dewasa? Apakah anda mau memikul semua kecaman-kecaman Yesus? Alangkah baiknya jika sejak sekarang anda mau mendewasakan diri, dan melayakkan diri, sehingga memiliki kuasa dalam ucapan dan khotbah anda. Bacalah terus buku kecil ini, untuk memperoleh berkat yang sudah menanti anda!

5. ANCAMAN KEHIDUPAN(-ROHANI) WARGA KERAJAAN SORGA

__________________________________________________

Setiap WKS harus menyadari bahwa hidup(-rohani)nya tergantung kepada Yesus Kristus saja, yang telah bersabda <Yoh.14:6>: "Akulah jalan dan kebenaran dan hidup..." Sesungguhnya di luar Yesus tidak ada kehidupan rohani, tiada pula kehidupan-kekal!

Yesus juga telah mewaspadakan para pengikutNya akan Iblis <Yoh.8:44>, yang adalah "...pembunuh manusia sejak semula.." Adalah fakta yang jelas, bahwa Adam dan Hawa telah mati(-rohani), jadi 'terbunuh' oleh tipu daya Iblis di Taman Firdaus.

Dengan menimbang kenyataan di atas, sangat berhargalah pesan Rasul Paulus pada Ef.6:12; ...karena perjuangan kita bukanlah melawan darah dan daging, tetapi melawan pemerintah-pemerintah, melawan penguasa-penguasa, melawan penghulu-penghulu dunia yang gelap ini, melawan roh-roh jahat di udara. Jelaslah, ancaman kehidupan(-rohani) umat TUHAN bukan sekedar kematian-jasmani, sebab setiap orang harus menemui ajal pada ketikanya. Dan kehidupan-rohani umat TUHAN terancam oleh hadirnya Iblis dengan malaikat-malaikatnya disertai roh-roh najis (tiada berpribadi) yang menjadi perangkat kerja mereka. Siapapun yang tidak mengaminkan berbagai pengajaran Alkitab di atas, seyogyanya tidak usah mengaku orang Kristen lagi; pengakuan lancung menjadikan dia penyesat, hamba Iblis yang menyamar ke tengah Gereja!

5.1. IBLIS, SEKILAS PANDANG

Wahyu 12:7-9 menggambarkan secara sekilas apa yang terjadi di sorga, di suatu masa silam yang sangat jauh:

<7> Maka timbullah peperangan di sorga. Mikhael dan malaikat-malaikatnya berperang melawan naga itu, dan naga itu dibantu oleh malaikat-malaikatnya, <8> tetapi mereka tidak dapat bertahan; mereka tidak mendapat tempat lagi di sorga. <9> Dan naga besar itu, si ular tua, yang disebut Iblis atau Satan, yang menyesatkan seluruh dunia, dilemparkan ke bawah; ia dilemparkan ke bumi, bersama-sama dengan malaikat-malaikatnya.

Setelah Iblis dan rombongannya kalah di sorga, mereka tercampak ke bumi. Namun mereka bukannya tinggal diam setelah kekalahan itu, sebaliknya, mereka giat 'menyesatkan seluruh dunia'! Apa keuntungan Iblis dari penyesatannya itu?

Saudara, seseorang yang sesat berarti tidak tahu lagi jalan ke tujuannya. Dia sama saja seperti seorang yang buta, yang tidak memiliki petunjuk untuk, misalnya, menuju ke gedung gereja yang terdekat. Maka orang-orang yang disesatkan oleh Iblis, tidak tahu lagi jalan menuju kehidupan kekal, menuju Yesus! Bahkan mereka tidak tahu adanya kehidupan kekal, tidak perduli dengan Yesus Kristus, Yang adalah kehidupan itu! Mereka sama saja dengan orang buta yang tidak tahu jalan menuju gedung gereja tadi.

Logis sekali, adalah sangat mudah menguasai orang-orang buta, bukan? Tuntunlah seorang buta ke tepi sebuah jurang, tempatkan dia berdiri menghadap tubir jurang itu, lalu katakan kepadanya bahwa di depannya ada lapangan rumput yang hijau empuk, lalu sarankan dia melangkah maju; selesai!

MENGUASAI DUNIA, itulah ambisi Iblis, boleh jadi sekedar untuk hiburan, setelah dia gagal mencapai ambisinya yang utama: menguasai sorga! Dan Iblis telah berhasil, sebab Why.12:9 nyatakan: ...Satan, yang menyesatkan seluruh dunia. Keberhasilan Iblis menyesatkan seluruh dunia sama saja dengan keberhasilan menguasai seluruh dunia. Ini tidak disanggah oleh Yesus, dalam

pertarungan di padang gurun, ketika Iblis menunjukkan kepada Yesus semua kerajaan dunia dengan kemegahannya, seraya menawarkan kepada Yesus <Mat.4:8-9>: "Semua itu akan kuberikan kepadaMu, jika Engkau sujud menyembah aku." Ya, saudara; Yesus, Anak Manusia, tidak menyanggah pernyataan Iblis itu, sebab Iblis adalah penguasa dunia ini, namun Tuhan Yesus Kristuslah Pemilik dunia ini!

5.2. APA YANG DIINGINKAN SI IBLIS?

Pembaca yang saya kasihi, jangan anda terkecoh oleh anggapan sebagian orang Kristen yang tidak mengerti urusan, yang menyatakan bahwa Iblis menginginkan agar anda sakit, sengsara dan mati(-jasmani). Iblis tidak begitu dungunya. Ketidak-bahagiaan dan kesengsaraan anda tidak memberi keuntungan bagi Iblis. Yang diinginkan Iblis lebih dari sekedar kesengsaraan anda. Bahkan nyawa anda tidak didambakan oleh Iblis.

Iblis tidak menginginkan nyawa andapun, sebab nyawa hanyalah asset bumi ini. Nyawa hanyalah bagian dari bumi ini dan akan musnah pula bersamaan dengan musnahnya bumi,pada waktu TUHAN. Bahkan nyawa Yesuspun diambil dari bumi, begitu Alkitab mengajarkan pada Kis.8:33. Nyawa hanyalah hidup-jasmani, yang dimiliki juga oleh hewan dan margasatwa. Mereka semua adalah makhluk beryawa, bukan?

Iblis tidak berminat untuk nyawamu. Kalau sekedar nyawa, Iblis bahkan mampu memberikan nyawa, seperti kepada patung yang menggambarkan binatang pada Wahyu pasal-13 <Why.13:15>!

Dalam Ujian Kedewasaan di padang gurunpun, Iblis juga tidak menghendaki nyawaNya Yesus, Anak Manusia. Jika nyawa Yesus yang dikehendakinya, dengan satu tolakan dari bubungan Bait Suci, cukuplah untuk menewaskan Yesus. Tetapi bukan nyawaNya Yesus yang diincar Iblis.

Yang diinginkan Iblis adalah bukan sekedar kematian-rohani anda, seperti yang telah dilakukannya kepada Adam dan Hawa. Sebab orang yang mati-rohani dengan mudah diperhamba olehnya. Jadi dalam urusan memperhamba, sewajarnyalah kita mengakui dengan jujur, bahwa Iblis telah memperhamba anda dan saya, sebelum pertobatan! Hal memperhamba, inilah salah satu perkara yang diusahakan oleh Iblis terhadap Yesus di padang gurun. Sebab di saat itu Yesus belum beruat dosa. (Bahkan sesudahnyapun Yesus tidak berbuat dosa <Ibr.4:15>). Maka sementara Yesus dibawa-bawa oleh Iblis kemana- mana, lebih jauh Iblis berusaha memperhamba Yesus dengan menyuruh-nyuruh Yesus melakukan berbagai anjurannya. Tiga kali disuruh-suruhnya Yesus. Jika saja Yesus asal mentaati saja perintah Iblis itu, jadilah Dia hamba Iblis!

Teknik 'tiga-perintah' itu, dapat anda amati juga pada praktek hypnotisme. Mereka biasanya menyuruh manusia obyeknya melakukan tiga perintah yang sangat sepele. Jika perintah-perintah itu ditaati saja, maka si obyek itu telah menjadi hambanya, sehingga selanjutnya, sesuka hati ahli hipnotis itulah. Bahkan dalam usia 10 tahun, saya pernah mengamati seseorang penjual obat menterapkan Teknik 'tiga-perintah' itu. Perintah yang pertama: dia mempersilahkan seorang anak, calon korbannya, untuk maju mendekat kepada dirinya. Menjadi penonton 'kelas-satu'. Tentu saja si calon korban senang, mendekat. Perintah yang kedua dilakukan setelah si tukang obat meloloskan arlojinya yang indah berkilat (pada pandangan anak kecil), Perintahanya: "Tolong pegangi arloji ini 'dik, jangan sampai hilang," sambil menggosok- gosok lengannya yang kegerahan. Semua serba wajar. Lalu si tukang obat berbicara beberapa menit kepada para penonton, sebagai selingan untuk datangnya perintah ketiga, yang sangat wajar pula, di luar kesadaran si calon korban: "Nah, coba saya lihat kembali arloji itu, kesinikan!" Tiga kali anak itu mentaati perintah- perintah itu, sisanya: sesuka hati tukang obat itulah. Dengan satu lambaian tangan, anak itu tertidur. Lalu keluarlah perintah agar dia bersilat. Dia bersilat, dalam keadaan seperti tidur. Anak itu diperintah-perintah danmenurut saja. Sesuka hati si tukang obat! Begitulah ilmu Iblis dijalankan! Pernahkah anda melihat seseorang yang terkena sihir Iblis, sehingga mengulang- ulangi saja perbuatan dosa, tanpa berdaya melawan? Atau barangkali anda sendiri sedang terkena sihir??

Sungguh, saudara, sebelum bertobat, sesungguhnya kita sudah diperhamba oleh Iblis, digiring untuk melakukan dosa, bukan? Hanya saja istilah Rasul Paulus agak berbeda, karena ia mempergunakan bahasa falsafah (Paulus ahlinya, bukan?): 'diperhamba oleh dosa' <Rom.6:17>! Setelah didewasakan Tuhan, saya mengalami juga diuji tiga kali oleh si Iblis. Kesaksian itu telah saya tuliskan dalam buku 'PRAJURIT KRISTUS, BERDOALAH'.

Namun 'perhambaan dosa' adalah perhambaan Iblis yang tidak kita sadari. Yang sangat diinginkan oleh Iblis adalah penaklukan diri kita secara sadar, Menjadi hamba Iblis sepenuhnya. sehingga Iblis dapat meng-claim di hadapan TUHAN bahwa ia telah memiliki kita sepenuhnya. TUHAN tidak berhak lagi atas diri kita. Hal inilah yang dicobakan pula terhadap Yesus, Anak Manusia, yang tidak pernah diperhamba Iblis sebelumnya.

Hal inilah salah satu tujuan yang diusahakan oleh Iblis terhadap Yesus, dalam ucapannya di padang gurun: "Semua itu akan kuberikan kepadaMu, jika Engkau sujud menyembah aku." Seisi dunia ini Iblis rela serahkan kepada Yesus, asal Yesus (dengan sadar!) menyembah Iblis. Tentu saja (Halleluyah!), upaya ini digugurkan oleh Yesus.

5.3. UNTUK MENCAPAI KEINGINAN IBLIS...

Telah diuraikan pada bagian-bagian yang terdahulu, bahwa seseorang yang dewasa-rohani harus mengenali ancaman terhadap kehidupan rohaninya, atau ancaman terhadap kehidupan-kekalnya. Ia juga harus mengenali lawan, yang mengancam dia. Dan di atas semuanya itu, WKS, yakni orang Kristen yang dewasa-rohani, harus mampu menanggulangi sendiri berbagai ancaman yang menerpa dia secara rohani.

Tidak puas dengan perhambaan (-dosa) yang dilakukannya terhadap anda, Iblis, sebagai lawan, akan berusaha menghilangkan kehidupan-kekal anda, sebab ia adalah 'pembunuh-manusia', kata Yesus pada Yoh.8:44. Untuk tujuan itu, fasilitas yang terpenting, yang dimiliki Iblis di hadirat TUHAN, adalah KESEMPATAN MENDAKWA. Kitab Wahyu, setelah menceriterakan kejatuhan Iblis ke bumi, mengajarkan pula pada Why.12:10:

"Sekarang telah tiba keselamatan dan kuasa dan pemerintahan TUHAN kita, dan kekuasaan Dia yang diurapiNya, karena telah dilemparkan ke bawah pendakwa saudara-saudara kita, yang mendakwa mereka siang dan malam di hadapan TUHAN kita..."

Jelas sekali dikatakan bahwa Iblis adalah pendakwa saudara- saudara kita. Siapa yang didakwa? Saudara-saudara seiman; jadi merea yang beriman kepada Tuhan Yesus. Tidak terlalu penting bagi Iblis untuk mendakwa mereka yang menolak Yesus, sebab, bukankah yang menolak Yesus berarti sudah berada di'bawah ketiak'nya Iblis? Tidak perllu didakwa lagi.

Saudara-saudara seimannya Yohanes (penulis Kitab Wahyu)lah yang harus didakwa, untuk digocoh, agar rusak kehidupan mereaka dan mulai menyangsikan iman mereka terhadap Tuhan Yesus. Untung- untungan, kalau mereka jadi menghujat Tuhan Yesus.

Lihat pulalah, apa yang dilakukan Iblis terhadap Ayub, seorang yang saleh, jujur, hidup takut akan TUHAN serta menjauhi kejahatan <Ay.1:1>. Kemudian Iblis mendakwa Ayub di hadapan TUHAN, demi membuka kesempatan untuk merusak kehidupan Ayub. Iblis berkilah, bahwa jika sekiranya Ayub ini orang miskin, takkan mau dia hidaup saleh dantakut akan TUHAN! Menghadapi dakwaan Iblis yang tidak berdasar, TUHAN, yang mengenal sungguh kedalaman hati Ayub, memberi kuasa kepada Iblis <Ay.1:12> untuk berbuat apa saja terhadap Ayub, kecuali terhadap dirinya. Iblis pergi dan melaksanakan rancangannya sejauh izin TUHAN. Iblis menggerakkan hamba-hambanya untuk menghabiskan seluruh harta Ayub, mencabut nyawa anak-anak Ayub! Iblis hanya menyisakan isteri Ayub, rupanya untuk menjadi medium, guna mempengaruhi sikap Ayub kelak. Melawan TUHAN, Iblis kalah dalam 'percaturan' itu, sebab ternyata Ayub tetap setia kepada TUHAN. Dalam kesemuanya itu Ayub tidak berbuat dosa dan tidak menuduh TUHAN berbuat yang kurang patut <Ay.1:22>.

Pada episode berikutnya, Iblis mengulangi serangannya terhadap Ayub yang tidak berdosa, dengan dakwaan baru, bahwa jika saja Ayub terkena penyakit parah, pasti dia akan mengutuki TUHAN <Ay.2:5>. Sekali lagi, dalam kesabaranNya, TUHAN memenuhi keinginan Iblis yang mengarah kepada kurang-ajar itu. Maka TUHAN menyerahkan Ayub ke dalam kekuasaan Iblis sekali lagi, dengan batasan: Iblis tidak berhak mencabut nyawa Ayub <Ay.2:6>. Maka Iblis menimpakan barah yang busuk dari telapak kaki sampai ke batu kepala Ayub <Ay.2:7>, busuk dan begitu gatalnya, sehingga Ayub memerlukan sekeping beling untuk menggaruk-garuk badannya <Ay.2:8>. Disinilah isteri Ayub mengambil peranan, dan memang untuk situasi beginilah Iblis menyisakan isteri Ayub dari kematian, untuk dipakai menyampaikan pesan Iblis kepada Ayub: "Masih bertekunkah engkau dalam kesalehanmu? Kutukilah Tuhanmu dan matilah!" Lagi-lagi Ayub bertahan atas godaan dahsyat itu, sehingga Alkitab mencatat: Dalam kesemuanya itu Ayub tidak berbuat dosa dengan bibirnya <Ay.2:10>.

Pembaca yang terkasih, dari urut-urutan peristiwa Ayub, kita dapat menjabarkan metode baku si Iblis untuk membinasakan manusia korbannya:

** MENDAKWA di hadapan TUHAN; jika TUHAN izinkan, maka Iblis beroleh kesempatan:

** MENGGOCOH manusia, dengan harapan: korbannya itu menghujat TUHAN; Akibat gocohan, si korban mudah dibujuk untuk mencari pertolongan dari hamba-hamba Iblis (dukun, paranormal), atau: ** MENERIMA JASA IBLIS, sehingga terbentuklah ikatan Iblis yang lebih kuat lagi terhadap dirinya; Akibat beroleh jasa Iblis tadi, terbukalah kesempatan lebih luas bagi Iblis untuk ** MENDAKWA lagi dihadapan TUHAN;

** BEGITULAH BERULANG-ULANG, sehingga pada waktunya orang itu akan mati dalam dosanya. Ajal yang demikianlah yang dicoba- usahakan Iblis terhadap diri Ayub.

5.4. BERBAGAI BAHAN DAKWAAN IBLIS...

Jika 'MENDAKWA DI HADIRAT TUHAN' merupakan fasilitas terpenting Iblis untuk menjatuhkan manusia, tentu perlu difikirkan, bahan dakwaan apa saja yang dilancarkan Iblis?

*** Jenis dakwaan yang pertama adalah 'PERJANJIAN DENGAN IBLIS', yakni ikatan perjanjian yang sempat terbentuk dengan Iblis di masa lalu. Perjanjian dengan Iblis boleh jadi ditegakkan oleh umat Tuhan, di luar kesadarannya, ataupun oleh leluhurnya. Ketahuilah, saudara, di dalam zaman kegelapan leluhur kita, ada banyak yang menegakkan perjanjian dengan Iblis, mengira bahwa mitra perjanjiannya adalah Yang Mahakuasa, karena di dalam dunia kegelapan, Iblis selalu tampil sebagai Yang Mahakuasa! Perjanjian demikian biasanya bertujuan keselamatan pribadi atau kejayaan seketurunan, diikatkan bagi diri sendiri berikut keturunan, sebagian atau seluruhnya. Bagi mereka yang berbahasa Batak, saya menuliskan masalah ini dalam buku 'GOTAPHON PARPADANAN NAUNG BURUK'.

Dalam Ujian Kedewasaan di Padang Gurun, Iblis mencoba menegakkan perjanjian dengan Yesus, Anak Manusia, sebagaimana nyata dalam kalimat <Mat.4:9>: "Semua itu akan kuberikan kepadaMu, jika Engkau sujud menyembah aku." Jika Engkau sujud menyembah aku; jika tidak, maka tidak kuberikan. Bukankah ini suatu kalimat perjanjian?

*** Jenis dakwaan yang kedua berkaitan dengan 'PERSEKUTUAN DENGAN IBLIS' di masa lalu. Di hadapan TUHAN, Iblis akan mendakwakan bahwa anda adalah teman sepersekutuannya, bahkan 'domba' peliharaannya. Maka Iblis menuntut dari TUHAN, agar diberi kesempatan untuk 'menghadiahi' teman sepersekutuannya itu dengan 'berkat' yang bersumber dari dia. Dakwaan semacam ini pulalah yang dipersiapkan oleh Iblis terhadap Yesus, Anak Manusia, di Padang Gurun itu. Yakni bahwa Yesus sudah bersekutu dengan Iblis, sudah bergerak kian-kemari: dari padang gurun ke Kota Suci <Mat.4:5>, dan dari Kota Suci bergerak lagi ke atas gunung yang tinggi <Mat.4:8>. Namun Yesus menanggulangi ancaman yang ini dengan tuntas, menurut cara yang akan saudara baca nanti.

Pentinglah bagi WKS, untuk menghindar dari berbagai pertemuan yang bersifat rituil penyembahan berhala (Batak: Hasipelebeguon), atau penyembahan leluhur (kuburan, tugu) menghindar dari acara rituil Agama asing, bahkan menghindar dari acara yang kelihatannya Kristiani, namun sesungguhnya kental diwarnai oleh pemberhalaan aspek Kristiani tertentu. Jangan dilupakan, istilah 'Gereja' pun digunakan oleh Iblis dalam persekutuan penyembahan Setan (Gereja Setan)! Waspadalah!

Penting juga untuk dihindari: persekutuan atau organisasi yang berkaitan dengan ilmu-ilmu yang bersumber dari Iblis, misalnya Ilmu Kebatinan, Ilmu Silat atau bela diri, Latihan Yoga, Pertemuan Paranormal atau dukun, dll. Semuanya mencemari dan membuka jalur dakwaan bagi si Iblis, sehingga membawa risiko kerusakan hidup kita sendiri.

*** Jenis dakwaan yang ketiga berkaitan dengan JASA-IBLIS YANG TELAH DITERIMA di masa lalu. Berbagai jasa Iblis mungkin telah anda (dan saya) terima di masa lalu, secara sadar maupun tidak sadar, secara sengaja ataupun tidak sengaja, ataupun setengah terpaksa (oleh orangtua). Semuanya merupakan bahan dakwaan Iblis pula.

Jasa-jasa Iblis biasanya berkaitan dengan rezeki (cari nafkah), cari jodoh, minta keturunan, kejar kesehatan, kejayaan, kekayaan, dsb., semua 'berkat' yang disalurkan melalui dukun atau paranormal, sebab mereka semua adalah hamba-hamba Iblis. Mana rela Iblis melakukan sesuatu bagi manusia, secara pro Deo? Tuhan (Deo) saja yang menganut cara demikian, Yang menerbitkan matahari bagi orang yang jahat dan orang yang baik...<Mat.5:45>. Karena Iblis bukan TUHAN, maka setiap jasa yang pernah disalurkannya melalui dukun dan paranormal, akan disusuli 'lembar-tagihan', yakni tuntutan yang harus dipenuhi. Jenis dan kadar tuntutan yang harus dipenuhi ini ditetapkan di hadirat TUHAN atau dalam Sidang Mahkamah Semesta!

Jenis dakwaan inipun dipersiapkan oleh Iblis untuk menjerat Yesus, Anak Manusia! Bukankah Yesus sudah diajak berjalan-jalan kian kemari? Sudah dipertunjukkan kemegahan kerajaan dunia? Bahkan Iblis mau memberikan seluruhnya. Bukankah semuanya itu dapat Iblis anggap sebagai jasanya terhadap Yesus? Namun,sekali lagi, secara ajaib Yesus, yang Anak Manusia, mematahkan bahan dakwaan ini juga! Bagaimana cara Yesus? Anda akan lihat nanti!

Saudara Pembaca yang saya kasihi, sungguh penting memeriksa ketiga jenis bahan dakwaan itu dari masa lalu anda. Lebih penting lagi menghapuskan jalur dakwaan itu. Dan semuanya itu dilakukan pada waktu anda memasuki pelayanan-pribadi! Melepaskan diri dari ketiga jenis dakwaan itu, demikianlah Pelayanan-pelepasan yang sesungguhnya. Maka seseorang benar-benar bebas dari keterikatan dengan Iblis, dapat menegakkan satu saja perjanjian yang murni dengan Tuhan Yesus: 'Perjanjian Baru'! Begitulah salah satu hakekat Kelahiran Rohani yang dialami oleh sebagian umat Kristiani, yang beruntung. Mereka berbahagia oleh bebasnya merea dari berbagai dakwaan si Iblis!

--o0o--

6. UJIAN KEDEWASAAN WARGA KERAJAAN SORGA

Pembaca yang saya kasihi, tidak saya tuliskan judul Bab ini: Ujian Kedewasaan Orang Kristen. Sebab banyak orang Kristen sesungguhnya belum menjadi WKS (Warga Kerajaan Sorga). Bahkan sebagian besar dari golongan ini belum menyadari bahwa Kerajaan Sorga ada di bumi ini, sejak kita masih bernafas, bukannya di balik ajal! Jika anda membaca berbagai ayat Perjanjian Baru mengenai Kerajaan Sorga <Mat.4:17; Mat.21:43; Luk.17:20,21; Yoh.18:36, dll.> anda akan menginsyafi kebenaran itu.

Warga Kerajaan Sorga adalah istilah yang 'pas', sebab istilah 'orang Kristen' segera berkaitan dengan Agama Kristen, sementara fakta menunjukkan bahwa Yesus tidak pernah membawa Agama. Jika Ia membawa Agama, tentu Yesus menggelar juga Dogma Agama Kristen, Pengakuan Iman Agama Kristen, sampai kepada Tata Ibadah (Liturgi) beserta rincian peraturan lainnya. Fakta menunjukkan bahwa hal- hal itu tidak digelar oleh Yesus, sehingga Dogma yang anda amati di tengah Agama Kristen adalah buah pikiran pendahulu-pendahulu Kristiani, seturut pemahaman mereka tentang pengajaran Kristus. Demikian pula Tata-ibadah yang berlangsung tidak lebih dari pada 'perintah manusia yang dihafalkan' <Yes.29:13>. Yang ditawarkan oleh Yesus adalah Kewargaan Kerajaan Sorga, bukan sekedar menjadi umat suatu Sekte atau Gereja!

Kesaksian hidup yang telah saya sampaikan (dan seyogyanya anda alami juga), menunjukkan pula bahwa gereja tidak mendewasakan umat, sehingga harus Yesus sendiri menuntun pribadi anda dan saya memasuki Kerajaan Sorga. Menuntun manusia memasuki Kerajaan Sorga tidak dalam kemampuan manusia, sesuai dengan pernyataan Why.5:10 dan Why.1:5-6;

Bagi Dia, yang mengasihi kita dan yang telah melepaskan kita dari dosa kita oleh darahNya -- dan yang telah membuat kita menjadi suatu kerajaan... {tentunya Kerajaan Sorga; Penulis}

6.1. MANA 'PADANG GURUN' BAGI ANDA DAN SAYA?

Jika Yesus menjalani Ujian KedewasaanNya di padang gurun, di manakah anda dan saya menjalaninya? Atau lebih mudah menjawab pertanyaan berikut: Jika Yesus dicobai oleh Iblis, oleh siapakah anda dan saya dicobai? Tentu saja oleh Iblis atau malaikat-Iblis tertentu, yang ditugasi mencobai kita, sebab Iblis tidak mampu mencobai sekaligus jutaan orang. Iblis tidak serba hadir, tidak serba mampu, tidak serba tahu. Tetapi bersama malaikat- malaikatnya, didukung oleh daya komunikasi yang rapih dan super- cepat, dapat menampilkan diri mereka di hadapan manusia seolah- olah serba tahu, serba hadir dan serba mampu, seperti TUHAN!

Jika Iblis mencobai Yesus di padang gurun, maka malaikat-malaikat Iblis mencobai anda dan saya di tempat manapun yang sesuai. Bahkan di tengah gereja mereka dapat beroperasi, serta melakukan pengujian kedewasaan rohani anda dan saya.

Sesungguhnyalah, kondisi Gereja-gereja di masa kini banyak yang sudah seperti padang gurun. Tiak tersedia di sana makanan-rohani yang cukup untuk mendewasakan umat, sehingga kebanyakan umat gerejawi tetap tinggal bayi-rohani belaka. Amatilah, saudara, setelah seseorang dewasa, apakah ia mau tertahan berada di dalam box bayinya? Box bayi hanya bagi bayi-bayi. Pekarangan rumah hanya bagi para balita! Orang dewasa pasti tidak akan senang bertahun-tahun tertahan di halaman rumahnya. Kecuali orang dewasa yang sakit ingatan!

Mereka yang dewasa-rohani akan berperilaku serupa. Tidak mungkin Gembala-sidang menahan mereka melayani di Sidang Jemaat mereka saja. Apalagi jika diingat Amanat Agung Tuhan Yesus <Mat.28:19- 20>: "...pergilah, jadikan semua bangsa muridKu..." Pergilah...! Bayi-bayi rohani pasti tidak akan pergi, mengerti hal itupun tidak!

6.2. SUMBER ANCAMAN ROHANI BAGI MANUSIA

Untuk dapat menanggulangi ancaman, kita harus mengenal dengan baik berbagai hal. Yang pertama, SUMBER ANCAMAN. Dalam hal rohani: sumber ancaman adalah Iblis yang dibantu oleh malaikat- malaikat Iblis. Mereka memanfaatkan pula roh-roh-najis yang tidak terbilang jenis dan jumlahnya. Supaya anda dapat membayangkannya, disajikan suatu ilustrasi di sini; untuk anda bandingkan kehidupan dalam alam fisik dengan kehidupan dalam alam roh. Proses-proses dalamalam roh itu diajarkan di dalam Alkitab, namun karena keterbatasan ruangan, tidak diuraikan di sini. Keserupaan prosesnya sajalah yang berharga untuk di mengerti dalam hubungan dengan kedewasaan rohani WKS.:

DALAM ALAM FISIK:

<1> Pribadi Bakhtiar membenci Yohana, pribadi yang lain. Keduanya adalah makhluk hidup berpribadi.

<2> Maka Bakhtiar dapat memanfaatkan (misalnya) kutu-kutu kepala untuk menyusahkan kehidupan Yohana.

<3> Bakhtiar dapat mengumpulkan ratusan kutu-kepala,

<4> Secara diam-diam (sewaktu Yohana tidak sadar atau tidur) Bakhtiar melepaskan kutu-kutu itu ke dalam rambutnya Yohana.

<5> Gatal-gatallah kepala Yohana, dan

<6> menggaruk-garuk kepalalah kerjanya sepanjang hari. Jelaslah,

<7> Bakhtiar, makhluk hidup berpribadi, telah memanfaatkan kutu- kutu, makhluk hidup tak-berpribadi untuk menyiksa pribadi yang dibencinya.

DALAM ALAM ROH terdapat keserupaan hal di atas:

<1> Pribadi malaikat-Iblis tertentu membenci Posma Situmorang, pribadi yang lain. Keduanya adalah makhluk roh-berpribadi.

<2> Maka malaikat-Iblis dapat memanfaatkan (misalnya) roh- ketakutan untuk menyusahkan kehidupan Posma Situmorang.

<3> Malaikat Iblis itu dapat mengumpulkan banyak roh-amarah,

<4> Secara diam-diam (sewaktu Posma tidak sadar) malaikat-Iblis menyusupkan roh-ketakutan itu ke dalam hatinya Posma Situmorang.

<5> Ketakutan-senantiasalah hatinya Posma Situmorang, dan

<6> bersembunyi di kamarlah kerjanya sepanjang hari. Jelaslah,

<7> malaikat-Iblis, makhluk roh-berpribadi, telah memanfaatkan roh-roh-najis, makhluk roh tak-berpribadi untuk menyiksa pribadi yang dibencinya.

Perlu dijelaskan, yang dimaksud dengan makhluk-berpribadi adalah makhluk yang memiliki daya-pikir (cerdas), daya-rasa dan daya- kemauan! Manusia memiliki ketiganya, yang secara tersirat direkam dalam Surat Roma pasal-1 oleh Rasul Paulus, dibahas secukupnya dalam buku 'GAMBAR TUHAN, ANDAKAH?' Hewan tidak lengkap memiliki ketiga kemampuan itu, sehingga mereka bukanlah makhluk berpribadi. Malaikat-malaikat, kendati tidak memiliki tubuh- jasmani, memiliki ketiga kemampuan di atas. Berbagai ayat Alkitab menunjukkan kemampuan-kemampuan malaikat yang demikian, sehingga malaikat-malaikat (yang setia kepada Tuhan dan yang memberontak bersama Iblis) adalah makhluk-makhluk berpribadi!

6.3. BENTUK ANCAMAN ROHANI BAGI MANUSIA

Menggaris-bawahi yang telah lebih dahulu diuraikan di atas, ancaman-rohani yang dilancarkan Iblis terhadap umat TUHAN ada dua jenisnya. JENIS-PERTAMA berbentuk 'perhambaan-dosa' (istilah Rasul Paulus), suatu bentuk di mana malaikat-Iblis mendorong- dorong manusia untuk mengulang-ulang berbuat dosa. JENIS-KEDUA

berbentuk 'dakwaan Iblis' di hadirat TUHAN, dengan dampak ikutannya: gocohan bagi manusia, yang diusahakan untuk menaklukkan daya pikir, daya-rasa dan daya-kemauannya, demi membuat korbannya secara sukarela menjadi hamba-Iblis!

Kita telah membahas juga bahan dakwaan Iblis, yakni PERSEKUTUAN, JASA, PERJANJIAN, hasil kegiatan bersama Iblis di masa lalu. Sesungguhnya setiap orang, sadar atau tidak sadar, sengaja atau tidak sengaja, pasti pernah terlibat dengan salah satu jenis pergaulan tersebut di masa lalunya, sehingga setiap orang perlu menanggulanginya dengan 'pas', demi memadamkan dakwaan Iblis terhadap dirinya.

Bagaimana Yesus, Anak Manusia menanggulangi ancaman itu? Dengan indahnya Mat.4:1-10 menyajikan penaggulangan yang Yesus lakukan terhadap ancaman Jenis Pertama:

YESUS MENOLAK ANJURAN-ANJURAN IBLIS;

YESUS MENTARUNGKAN BUJUKAN IBLIS DENGAN FIRMAN

DALAM KAITAN DENGAN ANJURAN IBLIS YANG PERTAMA, perhatikanlah saudara, Yesus yang lapar, memerlukan roti, juga memiliki kuasa untuk merobah batu menjadi roti, demi memenuhi nafkah jasmaninya. Sangat wajar jika Yesus melakukannya. Maka Iblis menganjurkan hal yang sangat wajar itu: agar Yesus merobah batu menjadi roti. Rasanya Iblis berharap bahwa Yesus akan menjawab: "Oh iya ya, baiklah Aku lakukan sekarang!"

Tetapi tidak! Yesus tidak melakukan hal yang paling wajar itu, karena hal itu adalah anjuran Iblis! Sebaliknya, dari pada mende- ngarkan ucapan Iblis, Yesus bertahan di dalam firman TUHAN: "Ada tertulis..."

Demikianlah saudara, kedewasaan WKS; rela menempuh risiko berat, rela kehilangan hak-haknya, demi untuk TIDAK MEMENUHI ANJURAN IBLIS, agar tidak menjadi hamba Iblis. Sekalipun anjuran itu kelihatan sangat wajar, tidak menyalahi ketentuan TUHAN, tetapi, kalau tindakan kita akan memenuhi keinginan Iblis, lebih baik tidak dilakukan.

WARGA KERAJAAN SORGA TIDAK MAU MENYENANGKAN HATI IBLIS;

begitulah satu motto yang dianut umat yang dewasa-rohani.

ANJURAN IBLIS YANG KEDUA adalah mengenai jaminan keamanan (security), kebutuhan pokok kedua bagi manusia. Iblis menganjurkan Yesus untuk menjatuhkan diri dari bubungan Bait Suci, toh malaikat TUHAN akan menatang Yesus agar tidak cedera, karena perkara itu telah dinubuatkan dalam Mazmur 91:11-12. Tetapi, bagaimanakah tanggapan Yesus?

Yesus TETAP MENOLAK ANJURAN IBLIS, kendati masalah keamanan merupakan janji Tuhan. Lebih dari pada janji: bahwa malaikat Tuhan akan menatang Dia sudah dinubuatkan sejak dahulukala. Namun Yesus tidak mau mendengarkan Iblis, tetapi Dia 'mendengarkan TUHAN', bertahan di dalam Firman yang tertulis, dengan ucapannya: "Ada tertulis..."

Yesus tidak merasa perlu melihat penggenapan nubuatan yang ini, sebab apa? Sebab janji TUHAN itu telah ditunggangi Iblis, dijadi- kan upaya penyesatan! Setiap WKS harus nekad menolak setiap penyesatan, kendati kehilangan berkat dari janji Tuhan! Rela dan beranikah anda?

Pengamatan di zaman kini malah sebaliknya. Yang belum Tuhan janjikan sudah dianggap janji Tuhan! Ada saja Pendeta atau Gembala sidang yang mereka-reka sesuatu seolah-olah hal itu janji TUHAN, kehendak atau rancangan TUHAN. Di dalam hati, mereka mereka-reka sesuatu, tanpa mewaspadai Yer.17:9; Betapa liciknya hati, lebih licik dari segala sesuatu... Lalu mereka mengumumkan 'janji' Tuhan itu pada pertemuan Jemaat. "Pasti menjadi kenyataan, karena untuk kemuliaan Tuhan," kilah mereka! Padahal mereka tidak menanyakan TUHAN, apakah Ia mau dipermuliakan dengan cara demikian. Mereka terkena penyesatan, karena mengira bahwa setiap upaya yang mengatas-namakan kemuliaan Tuhan pasti terlaksana. Mereka tidak ingat contoh Alkitab yang jelas: Daud ingin memuliakan Tuhan dengan cara membangun Bait Suci, tetapi TUHAN menolak dipermuliakan oleh Daud dalam hal demikian. Salomolah yang Tuhan tetapkan untuk membangun Bait Suci!

Dengan penuh 'iman' sebagian hamba Tuhan memperkenalkan rancangan yang mereka anggap dari Tuhan, untuk kemuliaan Tuhan! Di belakang hari ternyata 'iman' mereka tidak menjadi kenyataan. Sibuklah mereka mencari alasan atau dalih untuk menutupi keterkecohan mereka. Bila perlu dengan dusta. Reka-rekaan hati mereka ternyata telah diliciki oleh Iblis; rancangan itu bukan merupakan janji TUHAN, bahkan jauh dari kehendak TUHAN. Begitulah jatuhnya sekian banyak hamba Tuhan ke dalam penyesatan. Iblis berhasil di padang- gurunnya para Pendeta di masa kini!

ANJURAN IBLIS YANG KETIGA menampilkan 'sikap-manis'nya Iblis. Tetapi sikap manis yang seperti madu beracun! Seluruh dunia ini Iblis rela berikan, asalkan Yesus menyembah dia. 'Sikap-manis' Iblis ini juga ditawarkan kepada anda dan saya. Seluruh duniapun Iblis mau berikan, asal anda menyembah Iblis. Dengan mudah dapat diamati betapa banyaknya manusia yang, sadar ataupun tidak, telah menelan janji-manis Iblis itu.

Sekali lagi Yesus tidak mau mendengarkan mulut-manisnya Iblis. Itu beracun. Maka Yesus bertahan di dalam Firman yang tertulis, dengan ucapanNya: "Ada tertulis..."

Sungguh, saudara, hanya orang-dunia yang terpincuk oleh harta dan semarak duniawi, sehingga mereka kehilangan kesempatan hidup kekal. Mereka tidak menikmati kehidupan dalam Kerajaan Sorga, sementara WKS sudah menikmati hidup dalam Kerajaan Sorga yang disediakan oleh Tuhan Yesus. Sikap yang benar tentang semarak dan kekayaan dunia itu diajar-ulang oleh Tuhan Yesus dalam Luk.9:25: "...Apa gunanya seorang memperoleh seluruh dunia, tetapi ia membinasakan atau merugikan dirinya sendiri?" Untuk apa seluruh kekayaan dan semarak dunia ini bila anda binasa karenanya.

Halleluyah, ujian kedewasaan di padang gurun, terhadap Yesus. Anak manusia, telah mengajar kita tentang sikap yang benar yang harus dianut oleh Warga Kerajaan Sorga:

WKS. TIDAK MAU MENYENANGKAN HATI IBLIS;

WKS. TIDAK BERKOMPROMI DENGAN IBLIS DAN BUJUKANNYA;

WKS. TETAP BERTAHAN HIDUP DI DALAM FIRMAN TUHAN !

Pembaca yang aya kasihi, sudahkah anda menjawab tantangan- tantangan kehidupan ini dengan "ADA TERTULIS..." ?? Jika belum, maka anda perlu didewasakan dalam pengenalan akan Firman yang tertulis, dan dibiasakan menterapkannya di dalam kehidupan.

6.4. PENANGGULANGAN ANCAMAN DAKWAAN

Bagaimana caranya Yesus mematahkan ancaman dakwaan Iblis terhadap diriNya di masa depan? Iblis mungkin mendakwa bahwa Yesus, Anak Manusia, telah bersekutu dengan dia, atau telah menerima jasanya, dan mungkin yang lain. Dari peristiwa di padang gurun itulah Yesus mengajarkan kepada para pengikutnya bagaimana caranya mematahkan dakwaan Iblis di masa depan, sekaligus bagaimana bertindak secara dewasa dalam menanggulangi ancaman. Cara Yesus: "Enyahlah Iblis..." kata Yesus.

Satu kata yang ajaib, cukup untuk menanggulangi berbagai ancaman dari Iblis, jika diucapkan dengan iman dan pemahaman yang benar. Mari kita teliti pemahaman yang benar tentang "Enyahlah..." yang diucapkan oleh Yesus.

** "ENYAHLAH..." memiliki pengertian bahwa Yesus mengenal lawan yang dihadapinya. Telah dibahas dalam Bab-4, bahwa penulis Injil Matius tidak setajam Yesus dalam pengenalan akan lawan. Yesus mengatakan "Enyahlah Satana...!" Ketajaman pengenalan ini sangat penting bagi WKS, karena golongan WKS paling dibenci oleh Iblis, paling dimusuhi dan paling diincar untuk dimusnahkan, sekurang-kurangnya diperosotkan menjadi warga Gereja saja, atau merosot menjadi orang-dunia kembali.

WKS wajib menguji setiap gagasan yang menyelusup ke dalam dirinya, bernama 'suara-batin', karena berbeda dengan urusan di Padang Gurun, Iblis tidak berbicara di telinga manusia pada umumnya, melainkan dalam bentuk 'suara-batin'. Itulah sebabnya sangat penting kita membaca, merenungkan, menghafalkan Firman yang tertulis, karena di sanalah senjata kita untuk menang dalam pertarungan melawan Iblis! Kegagalan membedakan suara- batin yang dari Iblis dari pada yang dari Tuhan, banyak menjatuhkan orang Kristen yang tadinya sudah bagus rohaninya!

** "ENYAHLAH..." memiliki pengertian bahwa Yesus tidak suka perintahNya ditawar-tawar lagi oleh si Iblis! Tidak ada kompromi dengan Iblis. "Enyahlah..." harus disampaikan dengan nada yang tegas, mutlak tanpa kompromi, namun tidak perlu dengan volume suara yang menggelegar. Suara menggelegar hanya penting untuk menyergah hewan dan manusia, tidak bagi setan- setan. Kebiasaan sebagian hamba Tuhan yang melayani pelepasan, dengan menggelegarkan suaranya dalam mengusir setan, pada umumnya hanya merugikan diri sendiri, merugikan pelayanan. Membuat diri sendiri capek, menghilangkan simpati penonton, bahkan si 'pasien' yang dilayani.

** "ENYAHLAH..." memiliki pengertian bahwa Yesus memiliki kuasa untuk mengenyahkan lawan itu! Indahnya, kuasa itu pulalah yang Yesus pinjamkan untuk kita manfaatkan dalam berurusan dengan lawan <Yoh.1:12>. Kuasa supaya menjadi anak TUHAN. Jika anda gunakan kuasa itu, jadilah anda anak Tuhan. Jika tidak, maka anda tidak berstatus anak Tuhan! Sudahkah anda mempraktekkan kuasa Yesus itu dalam kehidupan anda?

** "ENYAHLAH..." memiliki pengertian bahwa Yesus tidak mau bersekutu dengan Iblis, yang berarti Dia membatalkan setiap perjanjian dengan Iblis (jika ada), membatalkan persekutuan yang telah terjadi dengan Iblis serta menyangkali setiap jasa Iblis yang mungkin didakwakan di masa depan. Memang demikian pulalah sikap yang benar dari setiap WKS. Sudahkah anda bersikap demikian?

Maka satu kata "Enyahlah..." merangkum semua pernyataan pembebasan diri Yesus dari berbagai bahan dakwaan Iblis. Dengan demikian,

** "ENYAHLAH..." memiliki pengertian bahwa Yesus sudah dewasa secara rohani, suatu status yang jarang dimiliki oleh orang Kristen di masa kini. Bahkan banyak Pendeta dan Gembala Sidang belum masuk ke dalam status mengenyahkan Iblis di setiap ancaman Iblis yang mencoba memperhamba mereka.

Sekedar kesaksian tentang hal ini, saya pernah menyampaikan renungan tentang kedewasaan rohani ini dalam suatu Kebaktian yang dihadiri oleh delapan orang Gembala Sidang. Bagusnya, mereka yang hadir waktu itu cukup rendah hati. Mereka semua tertunduk, malu, karena memelihara bayi-bayi rohani di Gereja masing-masing, yang tidak pernah dewasa. Dan tidak mungkin menjadi dewasa, selama Gembala Sidangnya sendiri belum dewasa. Bahkan konsep tentang kedewasaan rohanipun baru mereka dengar dlaam Kebaktian itu!

6.5. BERIMANKAH ANDA KEPADA YESUS KRISTUS...

...untuk mengenyahkan Iblis dari kehidupan anda? Jika tidak, anda hanya akan menjadi sasaran empuk untuk diperosotkan dalam iman, bahkan dijatuhkan. Sekian banyak pendeta dan Sarjana Theologia yang meragukan kehadiran Iblis dalam kehidupan mereka, sementara Alkitab jelas-jelas mengajarkannya. Maka orang-orang ini tidak akan pernah dewasa rohaninya, karena sudah keluar dari Firman yang tertulis.

Bagaimana mereka dapat beriman, lalu memanfaatkan kuasa Yesus untuk mengenyahkan Iblis, sementara mereka menganggap Iblis tidak ada?

Sebagian Guru-Kristiani yang lain terkecoh oleh anggapan yang menyatakan bahwa Iblis sudah tidak berdaya, sudah kalah oleh Yesus di Kalvari, sehingga umat Kristen tinggal memboncengi kemenangan Yesus itu tanpa perlu berjuang lagi. Tanpa sadar mereka menyangkali penyampaian Rasul Paulus dalam Ef.6:12, yang dituliskan setelah kemenangan Yesus di Kalvari: Karena perjuangan kita bukanlah melawan darah dan daging, melainkan melawan pemerintah-pemerintah, melawan penguasa-penguasa, melawan penghulu-penghulu dunia yang gelap ini, melawan roh-roh jahat di udara. Mereka menyangkali pesan itu, maka sesungguhnya mereka bukanlah pengikut Yesus, tidak juga pengikut Rasul Paulus, jangankan menjadi Warga Kerajaan Sorga!

Yesus yang sudah dibaptis beriman bahwa Ia memiliki kuasa untuk mengenyahkan Satana. Pembaca yang terkasih, anda tentunya sudah dibaptis, sudah menjadi warga gereja, apakah anda memiliki iman yang sama seperti milik Yesus? Apakah anda imani Yoh.1:12 yang menyatakan:

<12> Tetapi semua orang yang menerimaNya {menerima Yesus; Penulis} diberiNya kuasa supaya menjadi anak-anak TUHAN.

Jika anda beriman kepada Firman yang tertulis ini, dan anda sudah menerima Yesus (di dalam hati), maka kuasa itu seyogyanya anda manfaatkan dalam kehidupan sehari-hari. Untuk apa? Untuk mentaati pula Firman tertulis yang lain <Mrk.16:17>:

Tanda-tanda ini akan mengikuti orang-orang percaya; mereka akan mengusir setan-setan demi namaKu, mereka akan...

Sederetan ciri oran percaya yang sekaligus adalah pesan tugas dari Tuhan Yesus dicatat dalam Mrk.16:17-18, dan tugas yang pertama adalah mengusir setan-setan demi nama Yesus! Begitu pentingnya pengusiran setan, sehingga setiap Rasul dalam Perjanjian Baru memperingatkan masalah itu!

Percayakah anda sekarang? Lakukanlah perngusiran-pengusiran setan itu, dan bertumbuhlah kedewasaan anda bersamaan dengan hal itu.

Melalui peristiwa ini, Yesus mendemonstrasikan cara yang benar dalam menghadapi lawan, Iblis, yakni dengan sikap tidak dapat ditawar-tawar! Dalam berbagai peristiwa lainnya yang menyusul, Yesus menampilkan sikap yang serupa terhadap Iblis <Mat.16:21-23> maupun setan-setan kecil . Apakah bukan selayaknya anda, yang mengaku pengikut Yesus, ikut bersikap yang serupa terhadap Iblis, ataukah anda kompromistis?

Yesus melakukan penanggulangan ancaman Iblis dengan ucapanNya, karena Ia beriman bahwa ucapan manusia (yang adalah gambar dan rupa TUHAN!) memiliki kuasa yang besar terhadap setan-setan. Maka hal ini diajarkanNya pula dalam SabdaNya pada Mat.12:37:

Karena menurut ucapanmu engkau akan dibenarkan, dan menurut ucapanmu pula engkau akan dihukum.

Berimankah anda akan Sabda ini? Ucapkan berbagai hal yang benar, ucapkan pengusiran setan-setan, ucapkan doa-doa anda secara benar, jika anda beriman! Baru pada usia 45 tahun saya memiliki iman terhadap Sabda yang ini! Dan jika anda sungguh beriman akan Yoh.1:12 dan Mrk.16:17, dan lain-lainnya, ucapkanlah doa-doa yang disiapkan pada Bab-8, agar anda menjadi dewasa, dan menjadi WKS!

6.6. DARI BAPTISAN MENUJU KEDEWASAAN...

Ada satu pertanyaan yang jawabannya berguna bagi Warga Kerajaan Sorga. Berapa lamakah rentang waktu sejak seseorang dibaptis-air sehingga menjadi dewasa-rohani? Patokan ini penting untuk pertimbangan umat Kristiani, dalam menguji kedewasaan-rohani. Jangan termakan tipuan Iblis, yang mungkin menyatakan bahwa kedewasaan rohani itu baru dicapai setelah berusia enampuluh tahun. Atau tercapai setelah seseorang menapak meningkat dalam jabatan gerejawi. Atau: baptisan-air itulah cara mencapai kedewasaan-rohani.

Tentu saja tidak ada rumusan di dalam Injil yang menggambarkan rentang waktu tertentu untuk menjadi dewasa-rohani, sejak seseorang itu dibaptis-air. Satu-satunya keterangan yang dapat diperoleh adalah dari teladan Yesus, Anak Manusia. Agar diteladani oleh anak-anak-manusia di masa kini. Semenjak dibaptis dengan air (oleh Yohanes Pembaptis) berapa lamakah rentang waktunya sehingga Yesus membuktikan kedewasaan-rohaniNya?

Selalu indah pengajaran hikmat dari Tuhan. Luk.4:1, bagian dari rekaman Lukas tentang Pencobaan di padang gurun, mencatat perkara itu: Yesus, yang penuh dengan Roh Kudus, kembali dari sungai Yordan, lalu dibawa oleh Roh Kudus ke padang gurun.... dan dicobai Iblis. Halleluyah, segera seusai baptisan-air, Yesus memasuki Ujian Kedewasaan Rohani, berhadapan langsung dengan si Iblis!

Bandingkanlah dengan pengalaman umat di masa kini.

Para Pendeta, sesudah pengakuan iman terhadap Yesus, masih bersekolah beberapa tahun lagi, untuk kemudian ditahbiskan menjadi Pendeta. Sudah dewasakah mereka di sana? Boleh saja mereka merasa sudah dewasa rohani padahal mereka tertipu! Tertipu oleh khayalan sendiri, seolah-olah gereja mereka adalah Kerajaan Sorga! Tertipu ilusi dari kemegahan jubah pendeta beserta jumbai- jumbai dan bintang-kemintang yang menghiasi jubah itu. Menyangka bahwa kehormatan yang disandangnya itulah tanda kedewasaan- rohani, bahkan tanda hak menggembalakan orang lain! Wai.

Hal demikian juga terjadi di kalangan Penatua gereja-gereja, yang segera setelah pentahbisan ke-penatua-annya, mereka merasa diri dewasa! Bahkan berkedudukan tinggi. Ilusi ini menyihir juga keturunan mereka, yang, jika diinjili untuk bertobat, berkilah: "Bapak saya Penatua, lho!" Atau: "Kakek saya almarhum Guru Jemaat lho!" Kedewasaan semu hasil ilusi itulah justru yang menghambat banyak umat TUHAN untuk menjadi dewasa menurut standard Yesus. Bukan menurut standard gereja atau sekte!

Ilusi itu menyebar lagi kepada remaja-remaja gereja yang masuk sidi (atau lepas sidi atau apapun namanya). Dalam acara ucapan syukur di rumah, setelah seseorang remaja lepas sidi di gereja, seringkali terdengar ucapan orangtuanya: "Nak, sekarang kamu sudah lepas sidi, itu berarti kamu sudah dewasa. Mulai hari ini kamu sendirilah yang memikul dosa-dosa yang kamu perbuat!"

Ucapan ini mengandung ilusi dan sekaligus: penyesatan. "Kamu sudah dewasa..." Apakah kedewasaan rohani dicapai sekedar melalui hafalan kalimat-kalimat 'Pengakuan Iman Rasuli'? Ajaran siapa itu? Ilusi hasil karya Iblis, tidak bisa lain! Dan penyesatan di dalamnya: "...kamu sendiri yang memikul dosa-dosamu..." Mana mampu seseorang memikul dosa sendiri? Jika orang mampu memikul dosa sendiri, Yesus tidak perlu turun ke bumi untuk menyelesaikan dosa-dosa kita. "Oh, Tuhan Yesus, kiranya Tuhan mengampuni kesesatan ini! Dan meluruskannya!"

MENURUT STANDARD YESUS, bukannya standard gereja, yang diatur bagus-bagus oleh manusia! Begitu caranya mengukur kedewasaan rohani anda! Sungguh banyak umat Gerejawi yang sampai hari kematiannya, tetap bayi rohani; kasihan! Pesan Sorgawi bagi para Gembala Sidang: Sesalilah prestasi kalian yang sangat menyedihkan itu, hai para Gembala Sidang! Bersujudlah meminta ampun kepada Tuhan Yesus, untuk kebutaan rohani yang anda alami selama ini. Dan bermohonlah agar Tuhan Yesus memproses anda menjadi dewasa- rohani, menurut standardNya.

PEMBACA YANG TERKASIH, masih satu fakta penting yang perlu saya sampaikan pada kesempatan yang baik ini. Apakah anda memperhatikan, baik pada rekaman Matius ps.-4 atau Lukas ps.-4, fakta bahwa Yesus belum menyerukan sesuatu pesan Sorgawipun? Tidak berkhotbah Dia sebelum membuktikan kedewasaanNya! Barulah setelah menyelesaikan Ujian KedewasaanNya <Mat.4:1-11> Yesus mulai berseru <Mat.4:17>: "Bertobatlah, sebab Kerajaan Sorga telah dekat!" Setelah membuktikan kedewasaan rohaniNya...

...BARULAH YESUS BERBICARA DI TENGAH UMAT!

Tidak sebelumnya!

Bagaimana menurut pengamatan Pembaca di masa kini? Wah, menyedihkan, bukan? Banyak pengkhotbah yang belum membuktikan kedewasaan rohani mereka. Bahwa lawan mereka adalah Iblis, itupun belum mereka yakini, jangankan mengatakan "Enyahlah..." kepada setan-setan! Betapa sedihnya! Gereja dikuasai oleh orang-orang yang belum dewasa-rohani. Pakaian dan jubah mereka saja yang kelihatan gagah dan mentereng. Bayi mengkhotbahi bayi. Betapa sedihnya hati Yesus dengan sabdaNya <Luk.6:39>: "Dapatkah orang buta menuntun orang buta? Bukankah keduanya akan jatuh ke dalam lobang?" Ah, ingin sekali saya mendengarkan khotbah di tengah Gereja dari Mat.23:13-36!

6.7. SEKEDAR KESAKSIAN KEHIDUPAN SAYA

Saya lahir dan dibesarkan di tengah keluarga Kristen. Dibaptiskan pada tahun 1965, sekaligus mempersaksikan iman saya di hadapan Jemaat, dengan mengucapkan Pengakuan Iman Rasuli, luar kepala! Sudah dewasakah saya? Jauh dari itu. Iblis tidak saya kenal, jangankan mengusirnya dari kehidupan saya. Tidak heran, setelah saya 'dewasa' secara gerejawi, masih terjadi saya terjerumus ditangani dukun beberapa kali. Perilaku dewasakah ini?

Saya sempat bersekutu dengan paranormal, berulangkali kami bersama-sama 'menembak' bandar judi, dengan ilmu gaibnya! Bahkan saya sendiri sempat menjadi bandar judi (Hwa-hwe) di Jakarta sekitar tahun 1973. Dewasakah saya?

Rasanya tidak akan pernah saya menjadi dewasa bila mengharapkan persekutuan di tengah Gereja. Beruntung saya, Tuhan Yesus membimbing, mendewasakan saya di luar tembok-tembok Gereja. Bagaiman caranya? Diberi latihan-kerja di bawah bimbingan Tuhan Yesus! Langsung di tengah ladang Tuhan. Tanpa belajar teori-teori yang berbulan-bulan; jangankan bertahun-tahun!

Bersama beberapa rekan sekerja, saya dipercayakan Tuhan Yesus melayani seorang wanita yang memiliki kepribadian rangkap-enam. (Split Personality). Selama enam minggu mengusir setan ribuan kali! Berpuluh atau beratus kali sehari menengking setan-setan yang merasuki dirinya. Ia kerasukan setan berpuluh kali dalam sehari.

Penelaahan Alkitab? Juga diajar langsung oleh Tuhan Yesus di tengah ladangNya.

Ada tiga setengah tahun lamanya (1987-1990) saya diminta untuk menyampaikan khotbah pada setiap hari Jum'at di suatu persekutuan pelaut. Tidak beroleh uang transport atau amplop! (Di belakang hari, dari Ketua Persekutuan Pelaut di Singapura saya beroleh keterangan bahwa mereka mensubsidi Persekutuan Pelaut di Tanjung Periuk itu sebesar 600-dollar Singapura, yang semuanya di'makan' oleh rekan Pengurus Persekutuan!) Benar-benar dalam suasana pengabdian kepada Tuhan Yesus dan kasih kepada sesama, ratusan pelaut dilepaskan dari keterikatan kuasa Iblis dan dari kebiasaan hidup pelaut yang penuh kecemaran; Halleluyah.

Selama tiga setengah tahun berkhotbah itulah saya dilatih dan pikiran saya dibuka oleh Tuhan Yesus untuk mengerti Alkitab <Luk.24:45!>. Sembilan puluh persen khotbah yang saya siapkan di rumah, batal disampaikan, sebab Tuhan menentukan bahan yang berbeda. (Latihan taat dan bergantung penuh kepada bimbingan Tuhan!) Seraya saya menyampaikan khotbah, pada waktu itu pula Roh Yesus menyuntikkan kalimat-kalimat Hikmat ke dalam pikiran saya. Dan melalui kalimat-kalimat Hikmat itu pula Roh Yesus mempertobatkan banyak pelaut di sana. Sesungguhnya kalimat- kalimat Hikmat itu sekaligus merupakan makna (bukan sekedar arti atau tafsir) bagi bagian Alkitab yang saya khotbahkan. Kemuliaan bagi Tuhan Yesus! Dollar itu bagi rekan pengurus persekutuan, dan hikmat bagi saya; Halleluyah!

Sungguh, Pembaca yang saya kasihi, yang kita perlu dari pembacaan Alkitab bukanlah sekedar arti atau tafsiran dari kalimat-kalimat di dalamnya. Arti dan kalimat-kalimat di dalam Alkitab boleh menjadi kadaluwarsa (obsolete), tidak sesuai lagi dengan zaman dan kemajuan! Dan itulah yang diajar di Sekolah-sekola Alkitab! Tetapi Tuhan Yesus mampu membuka pikiran kita, sehingga arti dan makna sabda-sabdanya ditangkap, dan itu selalu relevan dengan kehidupan persekutuan di setiap tempat dan sepanjang masa.

Selain saya ber-'Bible-study' di tengah khotbah di tengah persekutuan Tuhan Yesus juga mengatur sehingga beban-kerja di kantor saya sangat minim. Sementara ruangan kerja saya sungguh nyaman, tersendiri. Jadilah tempat itu seolah-olah pertapaan bagi saya. Untuk menulisi buku-buku seperti yang Pembaca pegang sekarang. Lagi-lagi, ber-'Bible-study' langsung bersama Roh Yesus. Mirip dengan pengalaman Dr.Sung, penginjil besar dari Tiongkok, yang TUHAN didik pemahaman Alkitabnya sementara dia masuk Rumah Sakit Jiwa. Selama sembilan bulan dianggap gila, dan hanya 'ditemani' sebuah Alkitab! Selalu luar biasa cara-cara Tuhan Yesus mendewasakan dan mendidik muridNya, yang Dia piih sendiri.

Namun, kedewasaan rohani saya (jujur, ya!) baru tercapai pada usia 45-tahun, bukannya seusai Baptisan-air, yang oleh Gereja diberi judul yang semarak: Baptisan Kudus! Dua puluh tahun berlalu, sejak saya dibaptis-air sampaikepada waktu pendewasaan oleh Yesus sendiri. Karena tidak ada yang memberi tahu. Para Pembaca seyogyanya lebih beruntung dari pada saya, karena ada yang memberitahu masalah kedewasaan-rohani dan kewargaan Kerajaan Sorga (buku nini!). Tinggal lagi,

MAUKAH ANDA DIDEWASAKAN OLEH TUHAN YESUS?

ATAUKAH ANDA MEMILIH TETAP BAYI-ROHANI?

Dari yang banyak mengerti dituntut lebih banyak <Luk.12:48>! Maka dari Pembaca, yang sudah beroleh pengertian dari buku ini, dituntut untuk mengambil keputusan tadi; maukah amda didewasakan oleh Tuhan Yesus? Panjatkanlah doa-doa yang disediakan dalam Bab- 8.

Saya bersyukur untuk bimbingan Tuhan, tidak disuruh berkhotbah sebelum lulus ujian kedewasaan! Sehingga tidak usah terjadi 'orang-buta menuntun orang-buta', seperti yang ditempelak Yesus.

Saya bersyukur untuk bimbingan Tuhan, tidak memasuki Sekolah Theologia manapun juga, sehingga dapat memasuki Kerajaan Sorga, yang mengatasi segala Sekolah Theologia! Bukankah Yesus tidak pernah menyuruh membangun Sekolah Theologia? Muridkan, itulah perintah Yesus, dan pemuridan menurut konotasi abad pertama tidak sama dengan sekolah di abad ini! 'MURID' pada praktek di abad-I adalah seorang yang meninggalkan rumah- tangganya, menunggalkanorang-tuanya, masyarakatnya, bergabung ke dalam rumah tangga dan masyarakat gurunya. Bukannya 'murid' seperti yang kita lihat di Sekolah-sekolah di masa kini.

Saya bersyukur bahwa saya tidak didewasakan oleh gereja atau lembaga dunia lainnya, sebab jika seseorang merasa sudah dewasa berada di tengah gereja, dia sulit menerima bahwa dirinya belum dewasa menurut standard Kerajaan Sorga, yang disampaikan oleh buku ini! Terimakasih, Tuhan Yesus untuk pembinaan Tuhan atas diriku, untuk semua kasih-karuniaMu!

6.8. HIMBAUAN BAGI YANG MENGAKU HAMBA TUHAN

Bagaimana dengan anda, hai para Pengkhotbah? Menyampaikan Firman dari mimbar, sementara anda belum membuktikan kedewasaan rohani anda? Itu berarti 'bayi menuntun bayi'!! Lucu, tetapi menyedihkan. Bertobatlah; berlututlah di hadapan Tuhan, berdoalah: "Dewasakanlah lebih dahulu rohani saya, ya Tuhan Yesus, layakkanlah saya menyampaikan FirmanMu seusai pendewasaan itu!"

Bagaimana dengan anda, hai para Gembala Sidang Jemaat? Anda memimpin sekawanan domba yang tidak menjadi dewasa dalam pengurusan anda? Bersiaplah untuk memikul murka dari Si Pemilik Domba! Dari Gembala Agung, Yesus Kristus, yang akan menghakimi anda pada waktunya. Amanat Agung menyatakan: "...Jadikanlah semua bangsa muridKu..." Dan pada Hari Penghakiman, DIA akan menuntut: "Apakah domba-domba itu engkau jadikan muridmu saja? Mengapa tidak kamu jadikan muridKu?"

Bagaimana dengan anda, hai para Penatua dan Umat Gerejawi?? Merasa diri dewasa, tanpa pembuktian dalam Kerajaan Sorga, yang adalah Kerajaan rohani, di alam roh? Lalu melagakkan keanggotaan Gereja anda, memegahkan kedudukan Penatua anda dengan kursi-kursi terdepan itu?

Merendahlah di hadapan Tuhan; berlututlah di hadapan Tuhan, menangislah dan berdoalah: "Dewasakanlah rohani saya, ya Tuhan Yesus, layakkanlah saya menjadi Warga Kerajaan SorgaMu melalui pendewasaan menrut standard Tuhan Yesus sendiri!"

--o0o--

7. KEDEWASAAN HARUS TAMPIL SETIAP HARI

KEDEWASAAN; itu adalah suatu status yang berlaku selamanya, jadi bukannya sesuatu yang tampil untuk satu kali saja. Ambillah contoh tentang seorang remaja yang setiap hari harus berurusan dengan seekor anjing tetangga yang galak. Demi keamanan, ia biasa diantar ayahnya menyeberangi halaman tetangga (yang tidak berpagar), lalu melanjutkan perjalanannya ke sekolah sendirian. Pada suatu hari ia tampil dewasa, diseberanginya halaman tetangga itu sendirian, dan anjing yang menyalak-nyalak di sisinya di hardiknya, Maka remaja itu tampil dewasa dalam menghadapi gertakan anjing itu. Tetapi, jika esok-lusanya dia minta diantar lagi oleh ayahnya menyeberangi halaman tetangga itu, karena takut kepada anjing itu; wah, dewasakah tingkah laku demikian??

Begitu pulalah halnya dengan kedewasaan rohani. Tidak cukup bila Yesus menampilkan kedewasaanNya pada Ujian Kedewasaan di Padang Gurun saja, setelah itu tidak lagi. Yang demikian itu keliru; itu adalah kedewasaan semu. Mereka yang sungguh dewasa akan...

...MENAMPILKAN KEDEWASAAN SETIAP HARI !

Seusai urusan di Padang Gurun, Yesus terus menerus menampilkan kedewasaanNya. Secara bersinambung Yesus mengenyahkan Iblis. Lihatlah Mat.16:21-23; dalam rekaman itu Iblis dienyahkanNya. Bacalah Mrk.5:1-13. Kedewasaan Yesus di sana bukan sekedar untuk menjaga diri, tetapi sudah pada taraf menyelamatkan orang lain. Itulah kedewasaan orang tua, kepada siapa orang lain bergantung.

PENDEWASAAN-ROHANI SAMPAI TARAF 'ORANGTUA'; begitulah keinginan Yesus terhadap anak-anakNya. Begitu pulalah keinginan Penulis, sehingga buku kecil ini dituliskannya.

7.1. MENCAPAI KEDEWASAAN ROHANI

Seperti telah dijelaskan di muka, kunci penampilan kedewasaan rohani ada dalam kata "Enyahlah Iblis...!" Sekarang, siapakah yang berani mengeluarkan kata-kata demikian? Bagaimana status Yesus dalam mengenyahkan Iblis? Pada masa itu, Yesus mengakui Dia adalah Anak Manusia; demikianlah statusNya. Namun kondisi rohani Yesus di masa itu, dalam rekaman Injil Lukas untuk peristiwa di Padang Gurun <Luk.4:1-13> adalah: Yesus yang penuh dengan Roh Kudus <Luk.4:1>. Jadi Yesus Anak Manusia yang penuh Roh Kudus, dialah yang tampil dewasa, dan bersinambung tampil dewasa.

Jelaslah, bahwa kunci untuk kedewasaan rohani adalah Roh Kudus, atau Roh Yesus (Nama Roh TUHAN yang diberi tahu setelah Yesus naik ke Sorga <Kis.16:7>) ataupun Roh Kristus <1Ptr.1:11>. Selanjutnya, kunci untuk menetapnya Roh Yesus dalam diri manusia, adalah kekudusan hatinya, sebab Roh TUHAN tidak tahan berdiam dalam kecemaran, seperti direkam dalam Yeh.8:6:

FirmanNya kepadaku: "Hai anak manusia, kaulihatkah apa yang mereka perbuat, yaitu perbuatan-perbuatan kekejian yang besar-besar, yang dilakukan oleh kaum Israel di sini, sehingga Aku harus menjauhkan diri dari tempat kudusKu? Engkau masih akan melihat perbuatan-perbuatan kekejian yang lebih besar lagi."

Perbuatan-perbuatan kekejian yang besar-besar, yang dilakukan oleh kaum Israel di sini, sehingga Aku harus menjauhkan diri dari tempat kudusKu...! Sesungguhnya Roh Yesus tidak suka bersemayam dalam kecemaran. Sebab Ia Mahakudus; Ia jijik akan kecemaran. Maka seyogyanyalah mereka yang ingin Roh Yesus berdiam dalam dirinya wajib mengusahakan serta memelihara kekudusan dirinya. Jika tidak, Roh Yang Mahasuci itu pasti menjauh dari padanya.

Jangan terjerumus kepada pengajaran serombongan guru Kristiani yang berbunyi: "Roh Kudus akan menguduskan dirimu!" Pengajaran ini tidak didukung oleh Alkitab. Mereka tidak dapat menunjukkan ayat Alkitab yang mengajar demikian. Pengajaran bahwa Roh Yesus mengkuduskan anda, bertentangan dengan Yeh.8:6 di atas. Bagaimana mungkin satu Pribadi yang tidak tahan akan kenajisan, harus bekerja membersihkan kenajisan. Ia tidak tahan 'kok!

Maka sewajarnyalah muncul pertanyaan: "Jika bukan Roh Yesus, siapakah yang wajib mengkuduskan umat Tuhan?" Jawabannya ada pada status Yesus di padang gurun: status Anak Manusia. Anak Manusialah yang rela memikul tugas mengkuduskan anak-anak-manusia dari kenajisan dosa. Dengan cara mati di kayu salib. Bukan Roh Kudus, seperti pengajaraan itu. Pengajaran "Roh Kudus mengkuduskan anda" adalah suatu kesesatan!

Kematian Yesus, Anak Manusia di kayu salib, untuk menyucikan manusia dari dosa-dosa, begitulah aspek pertama dari pengkudusan: pengkudusan dari dosa-dosa.

Aspek kedua bagi pengkudusan adalah penyingkiran roh-roh-najis, yang juga mencemarkan manusia. Sebab, roh-roh najislah yang merangsang manusia agar beruat dosa. Roh-zinah akan merangsang orang berzinah <Hos.4:12>, roh-dusta akan merangsang manusia berbuat dusta <1Raj.22:21-22>, roh-tenung akan membuat manusia mahir bertenung <Kis.16:16-18>, dsb. Lihatlah yang tertulis dalam Im.20:27: Apabila seorang laki-laki atau perempuan dirasuk arwah atau roh peramal, pastilah mereka dihukum mati, yakni mereka harus dilontari dengan batu dan darah mereka tertimpa kepada mereka sendiri.

Pernahkah anda melihat seseorang yang dirasuk arwah? Sebagian mereka dirasuk, tanpa pernah mengundang setan, tanpa bersekutu dengan setan, melainkan karena setan itu sendiri yang 'menerobos' masuk melalui jalur tertentu dan mengendalikan perilaku mereka. Lalu haruskah mereka dihukum mati, tanpa terlihat mereka berbuat dosa? Mereka dirajam bukan karena perbuatan dosa mereka, melainkan karena mengidap kecemaran yang luar biasa, yang tidak mungkin dikuduskan, menurut cara-cara yang dikenal Perjanjian Lama! Mereka mengidap roh-najis yang kuat, yang akan memporak- porandakan kekudusan rohani umat itu. Itulah sebabnya, Perjanjian Lama mengajarkan agar mereka dilenyapkan saja. Dengan ulasan ini jelaslah aspek kedua dari pengkudusan: BEBAS DARI ROH-ROH NAJIS.

Sekarang, siapakah yang berwajib mengkuduskan manusia dari kenajisan akibat dirundung roh-najis? Lagi-lagi: bukan Roh Tuhan, karena Ia jijik akan kenajisan. Anak Manusialah yang mengusiri setan-setan dari diri anak-anak-manusia, sebagaimana telah dibuktikan oleh Yesus di sepanjang Injil yang empat itu.

Dan sepeninggal Yesus ke sorga, siapakah yang harus melakukannya? Setelah Anak Manusia tidak berada di bumi? Itu tugas anak-anak- manusia, untuk bekerja mengkuduskan diri sendiri (dengan kuasa Roh TUHAN) dan mengkuduskan orang lain, jika ia telah dewasa, dari roh-roh-najis. Sebab Yoh.1:12; Tetapi semua orang yang menerimaNya diberiNya kuasa supaya menjadi anak-anak TUHAN, yaitu mereka yang percaya kepadaNya. Kuasa mengusir setan termasuk ke dalam kuasa yang Yesus percayakan, untuk kita gunakan mengkuduskan orang lain dari serbuan roh-roh-najis! Adillah, jika Yesus memerintahkan pengikutNya untuk mengusiri setan-setan <Mrk.16:17>. Adil, sebab mereka telah diberi kuasa itu. Dan bukankah semuanya ini sejajar dengan KEDEWASAAN ROHANI yang kita bahas, yang tampil keluar dalam bentuk "Enyahlah Iblis...!" ??

7.2. TAMPILKAN KEDEWASAAN ANDA SETIAP HARI

Seperti yang telah dibahas panjang-lebar di atas, satu ukuran kedewasaan-rohani yang tidak dapat meleset lagi ditampilkan dalam kalimat singkat: "Enyahlah Iblis...!" Dapatlah dipastikan orang yang belum pernah mengucapkan kalimat demikian seumur hidupnya, masih bayi-rohani. Dan saya mengalami status demikian selama 45- tahun! Sedihnya.

7.2.1. "ENYAHLAH...!" KELUAR DARI HATI YANG TEGUH

Pembaca yang bijak dengan mudah melihat bahwa kata "Enyahlah...!" bukan istilah yang lazim bagi orang-orang yang lemah-hati. Ucapan "Enyahlah...!" hanya mungkin dikeluarkan oleh seseorang yang: (1) memiliki ketegaran hati dan (2) menyadari bahwa dia memiliki kuasa untuk mengenyahkan lawan berbicaranya.

Betapa sedihnya hati Yesus Kristus oleh kenyataan, banyaknya orang Kristen yang sangat lemah hati dan tidak menginsyafi hebatnya kuasa yang disandangnya selaku pengikut Yesus, sehingga doa mereka berbunyi: "Tuhan Yesus, tolonglah usir setan-setan ini!" Atau berbunyi: "Tuhan Yesus, tolong singkirkan penyakit ini dari saudaraku!" Doa-doa tanpa keteguhan hati begini hanya layak dipanjatkan oleh para Kristen-bayi. Sedihnya, sebagian Pendeta dan Penatua Gerejapun masih berdoa secara demikian.

Untuk golongan di atas, perlulah mereka didampingi dan dilatih untuk bersikap dewasa, bersikap penuh kuasa, oleh seseorang yang telah dewasa-rohani. Dampingan dan pelatihan ini dilakukan dalam pelayanan-pribadi dan pelayanan-pelepasan yang biasa kami berikan bagi mereka yang memerlukannya. Seseorang yang dilatih mengucapkan kata-kata demikian, dalam iman, akan cepat tampil dewasa di dalam kerohaniannya. Cepat mandiri, dalam perkembangan kerohaniannya.

Kami bersukacita untuk banyaknya orang yang dilayani secara pribadi dalam Persekutuan Wisma Gembala. Mereka dilepaskan dari ikatan-ikatan Iblis setelah mereka mengucapkan dengan tegas, di dalam iman (misalnya): "Enyahlah Iblis, yang dahulu saya persekutukan di Gunung Kawi," Atau "Enyahlah setan-perdukunan, yang menjamah saya melalui dukun Aji di Rangkasbitung," atau lainnya lagi. Begitulah pelayanan-pelepasan kami lakukan. Si 'pasien' cukup mengucapkan kalimat demikian, dengan tegas, di dalam iman. Sisanya, Roh Yesuslah yang bekerja melepaskan dirinya dari ikatan-gaib si Iblis, yang tidak kelihatan, di alam-roh. Bukankah Yesus sendiri yang mengajarkan <Mat.12:37>: Karena menurut ucapanmu engkau akan dibenarkan, dan menurut ucapanmu pula engkau akan dihukum!?! Maka si 'pasien' tinggal dibimbing mengucapkan doa-doa kelepasannya di dalam iman.

Melalui pembahasan ini jelaslah, mengapa seseorang yang dilayani secara pribadi cepat dewasanya, dibandingkan dengan mereka yang hanya bertumbuh menurut standard Gerejawi! Sewaktu anda dilayani pribadi, bukanlah berulang kali dituntun mengatakan "Enyahlah setan...!" ?

7.2.2. "ENYAHLAH IBLIS...!" BERDASARKAN PENGENALAN AKAN IBLIS

Bagaimanakah seorang dapat mengucapkan "Enyahlah tikus-tikus!" jika dia tidak mengenali tikus? Atau dia tidak mengakui kehadiran tikus-tikus?

Begitu pula halnya dengan ucapan "Enyahlah Iblis...!", tidak mungkin dikeluarkan oleh orang yang tidak mengakui kehadiran Iblis, atau tidak mengenal sama sekali akan Iblis. Dan mayoritas orang Kristen masuk ke dalam golongan ini. Bahkan sebagian pemimpin Kristiani, yang bergelar S.Th. tidak mengakui kehadiran Iblis yang pribadi, kendati Alkitab mengajarkannya jelas-jelas. Hal ini berakibat mereka tidak akan dewasa secara rohani, dan mereka pula yang berkhotbah di mimbar-mimbar, menginduksikan ketidak-dewasaan mereka kepada umat yang mereka ajar. Wai. Kiranya Tuhan Yesus akan mencelikkan mata mereka agar menjadi pembimbing umat yang layak.

7.2.3. "ENYAHLAH...!" BUKAN SEKEDAR SEREMONIAL

Satu tipuan Iblis dalam urusan "Enyahlah Iblis...!" perlu diwaspadai, yakni tentang penggunaannya pada waktu Kebaktian. Sebagian umat yang meningkat dewasa merasakan cukup, jika telah ikut dalam pengusiran pada waktu Kebaktian. Tanpa disadari, ucapan "Enyahlah Iblis...!" berubah menjadi sekedar ucapan seremonial belaka, yang diucapkan secara kebiasaan belaka. Ini tidak dikehendaki oleh Tuhan Yesus; sebaliknya digemari oleh Iblis.

Sebagaimana disinggung di atas, ucapan "Enyahlah Iblis...!" itu berlaku jika dikelarkan dengan ketegaran hati dan dalam kesadaran bahwa yang mengucapkannya memang memiliki kuasa Yesus itu! Dan kuasa itu dimanfaatkan, pertama, untuk membebaskan diri sendiri dari ancaman malaikat-Iblis, dan kedua, untuk membebaskan seorang teman dari cengkeraman Iblis. Tidak banyak artinya jika dilakukan secara seremonial belaka.

"Untuk kedewasaan suatu persekutuan," mungkin demikian anda berkilah? Suatu persekutuan menjadi dewasa jika pribadi-pribadi di dalamnya adalah dewasa. Masing-masing pribadi berstatus dewasa menghasilkan persekutuan yang dewasa. Bukan sebaliknya!

Yang benar adalah jika anda menyatakan "Enyahlah Iblis...!" dengan nada bahwa Iblis sungguh di depan anda, dan anda menghadapinya wajah-memandang-wajah, bukan secara menelengkan wajah anda ke arah yang lain! Bahkan ada beberapa kalimat yang keliru, sehingga mengurangi kewibawaan kalimat itu, misalnya:

** "Kami mau mengenyahkan engkau, Iblis...!" Penggunaan kata 'mau' memberi arti pengusiran itu belum dilakukan. Baru 'mau' mengusir Iblis.

** "Kami enyahkan Iblis...!" Penggunaan 'kami' memberi kesan keroyokan. Memalukan Yesus, Yang Mahakuasa. Sementara 1Yoh.4:4 menyatakan: ...; sebab Roh yang ada di dalam kamu lebih besar dari pada roh yang ada di dalam dunia. Jika kebenaran ini anda aminkan, mengapa main keroyokan? Seharusnya cukup seorang mengucapkan: "Aku bericara kepadamu, Iblis, ...enyahlah dari lingkungan kami!"

** "Kiranya kuasa Yesus mengenyahkan engkau, Iblis!" Kalimat ini serupa seperti kalimat seorang Bintara Polisi, sementara menyandang pestol yang dipercayakan Komandannya, tidak berkata kepada penjahat: "Gua tembak lu!", melainkan "Nanti pestol Komandan ini nembak 'situ'!"

Iblis dan malaikat-malaikatnya hanyalah pribadi-pribadi yang sudah jatuh. Dari taraf ilahi (malaikat-TUHAN) jatuh lebih rendah dari taraf insani, jatuh ke taraf hewani, sehingga mereka mau saja mengambil rupa hewan (Ular di Taman Firdaus, Harimau, Buaya, di tengah manusia yang masih animistis) untuk menyesatkan manusia. Demikian juga halnya dengan roh-roh najis, angkatan perang mereka, tidak lebih seperti bakteri-bakteri saja. Maka terhadap mereka, jangan menelengkan wajahmu (seperti segan atau takut), jangan keroyokan (memalukan Tuhan Yesus), jangan pakai basa-basi, tetapi dengan penuh wibawa, tanpa kompromi dan tanpa tedeng aling-aling "Enyahlah Iblis...!" begitulah WKS yang dewasa!

7.2.4. "ENYAHLAH...!" DILAKUKAN SETIAP HARI

"Enyahlah Iblis...! adalah perintah yang biasa dilancarkan oleh setiap WKS. Perintah ini perlu diulang-ulangi di masa mendatang, sebab Luk.4:13; Sesudah Iblis mengakhiri semua pencobaan itu, ia mundur dari padaNya dan menunggu waktu yang baik.

Kenalilah, saudara, siasat Iblis mengenai waktu. Sekali Yesus sudah mengalahkan Iblis dalam Ujian Kedewasaan yang dicobakan Iblis. Tetapi Iblis belum mengaku kalah, melainkan sekedar mengundurkan diri. Menunggu waktu yang baik. Untuk apa? Tentu untuk mencobai lagi pada ketika yang dianggapnya baik.

Maka tidak satu kali kita mengusir malaikat-malaikat Iblis yangmau merecoki kehidupan kita. Malaikat-Iblis sponsor Perjanjian leluhur (dengan sembahan mereka, yang bukan TUHAN), maupun sponsor perjanjian Iblisi yang kita ikat sendiri; malaikat-Iblis sponsor kesaktian leluhur, malaikat-Iblis sponsor Agama Kafir, yang dipeluk sebelum mengenal Yesus Kristus, bahkan setiap malaikat-Iblis yang pernah kita persekutukan di masa lalu, harus dienyahkan dari waktu ke waktu. Sebab mereka masih menganggap anda (dan saya) sebagai domba gembalaan mereka di masa lalu, dan mereka masih memiliki harapan untuk dapat membujuk kita kembali untuk menjadi umat mereka. Tentu saja demikian, sebab mana ada (malaikat-)Iblis yang mengenal putus-asa. Jika mereka sudah putus asa, betapa amannya dunia ini, bebas dari pengacauan malaikat-malaikat-Iblis!

Sepanjang Kitab Injil, jelas sekali pengintaian yang dilakukan Iblis untuk mencelakakan Yesus lagi. Lihatlah, misalnya rekaman Mat.8:23-27, ketika Yesus beserta murid-muridNya berada di atas perahu. Ayat-24 mencatat: Sekonyong-konyong mengamuklah angin ribut di danau itu... Jangan lupakan, Petrus dan Andreas adalah nelayan kawakan di danau itu, sehingga bagi mereka tidak mungkin ada angin ribut yang datang sekonyong-konyong. Pasti mereka mampu meramalkan angin ribut, satu atau dua jam sebelum mengamuk. Tetapi yang ini terjadi sekonyong-konyong. Berarti ada kuasa supra-alami yang menggerakkannya. Siapa lagi jika bukan si Iblis, yang ingin menguji ketabahan Yesus dalam bahaya maut! Maka Yesus juga menampilkan kuasa supra-alami yang dimilikiNya, menenangkan angin dan danau itu menjadi teduh sekali!

Ah, orang Kristen Gerejawi rasanya tidak menerima pernyataan saya ini. Namun ada sekian banyak WKS yang telah biasa menanggulangi angin, hujan atau awan yang mendukung pernyataan saya ini, yakni mereka yang pernah menggerakkan kuasa supra-alamiNya Yesus untuk menangkal upaya Iblis menggagalkan suatu Kebaktian Kebangunan Rohani, misalnya!

Setelah mencobai Yesus melalui bahaya maut, pada ketika lain, Iblis mencobai Yesus melalui pengujian gagasan. Apakah Yesus mau menerima gagasan yang menarik bagi kedaginganNya atau tidak. Iblis menggerakkan mulutnya Petrus sesuai rekaman pada Mat.16:23! Gagasan bahwa Yesus tidak perlu mengalami penderitaan, mati di bawah siksaan! Sekali lagi Yesus menghardik Iblis pengendali Petrus itu dengan "Enyahlah Iblis. Engkau suatu batu sandungan bagiKu..."

Sebaliknya Iblis tidak suka anda mengusiri dia terus! Dia ingin agar anda lalai, mengendurkan penjagaan, mengurangi mengucapkan "Enyahlah Iblis...!" sehingga ia memiliki peluang untuk menyelusup ke dalam kehidupan anda kembali. Nah, karena kita tidak mampu melihat kedatangan malaikat-Iblis (jika mata anda, selaku WKS, telah dikuduskan TUHAN), maka demi amannya, saya melakukan pengusiran berbagai malaikat-Iblis penggerecok itu SETIAP HARI!

Baca pula pengalaman Rasul Paulus yang direcoki utusan Iblis pada 2Kor.11:7-9:

Dan supaya aku jangan meninggikan diri karena pernyata- an-pernyataan yang luar-biasa itu, maka aku diberi suatu duri di dalam dagingku, yaitu seorang utusan Iblis untuk menggocoh aku, supaya aku jangan meninggikan diri. Ten- tang hal itu aku sudah tiga kali berseru kepada Tuhan, supaya utusan Iblis itu undur dari padaku...

Kita mengenal bahwa Rasul Paulus biasa menanggulangi setan-setan, seperti ternyata padaKis.16:16-18. Namun kali ini, atas izin TUHAN, seorang malaikat-Iblis (tentunya malaikat-Iblis, bukan?) menggocoh dia. Keliru berat tafsiran sebagian Guru Kristiani yang menganggap gocohan utusan Iblis itu sekedar sebagai penyakit fisik yang mendera tubuhnya Rasul Paulus! Bukankah Rasul ini tidak pernah mengambil pusing masalah penyakit kedagingan?

Maka jelaslah, malaikat-Iblis tertentu, sebagai utusan Satana (pemimpin tertinggi pemberontak dari sorga!) telah merecoki Rasul Paulus. Maka Rasul Paulus harus direpotkan, dalam kedewasaan rohaninya tentu mengusiri malaikat-Iblis ini setiap hari!

Pembaca yang terkasih, ketahuilah kebenaran yang saya sampaikan ini tidak disukai oleh Iblis. Dalam satu kasus, pemahaman ini diperosoti lagi oleh malaikat-Iblis yang masih bebas mempengaruhi seorang rekan persekutuan, sehingga pada suatu ketika rekan itu berkata kepada saya: "Pak Situmorang, saya merasakan tidak banyak manfaatnya mengusiri malaikat-Iblis itu. Bagaimana ya?" Sedih sekali hati mendengar hal ini, dan saya tahu, Tuhan Yesus juga bersedih untuk pemahaman yang merosot itu. Dengan sederhana, saya menjawab: "Burung pipit memakani padi yang menjelang menguning di sawah. Ada tiga ekor saja burung pipit mengganggu sawah seorang petani. Tiada artinya jumlah padi yang dimakannya dibandingkan dengan seluruh pada di sawah petani itu. Apakah petani akan membiarkan saja, tidak mengusiri pipit yang tiga ekor itu?"

Pembaca yang terkasih, belum dewasalah seseorang yang mengatakan: "Saya pernah mengusir setan, tiga tahun yang lalu!", atau "'Kan saya sudah mengusir malaikat-Iblis sponsor kesaktian leluhur saya, sewaktu dituntun berdoa pelepasan? Sekarang tidak perlu lagi saya mengusiri malaikat-Iblis itu!" Semua itu adalah penyesatan Iblis.

PEMBACA YANG SAYA KASIHI, tiliklah sekarang keberadaan rohani anda. Sudah pernahkah anda dilayani pelepasan, seraya mengucapkan kalimat singkat "Enyahlah Iblis...!" ? Jika seumur hidup anda belum perah mengucapkannya, pastilah anda masih bayi-rohani, betapapun status anda di tengah Gereja, atau di tengah Pelayanan di ladang Tuhan!

Maka bagian terakhir buku kecil ini berguna bagi pendewasaan rohani Pembaca yang saya kasihi, jika anda dengan rendah hati mau mengakui ke-kurang-dewasa-an anda!

7.3. KEDEWASAAN ROHANI HARUS MENINGKAT

Pada awal Bab ini telah dinyatakan bahwa kunci kedewasaan rohani WKS adalah bersemayamnya Roh Yesus dalam dirinya. Mudah pula dipahami bahwa memelihara kedewasaan berlangsung sejajar dengan memelihara kekudusan, sebab Roh Yesus tidak tahan berdiam di dalam kecemaran, Ia akan menjauh dari tempat (pribadi) yang cemar <Yeh.8:6>.

Namun kedewasaan-rohani seyogyanya meningkat terus, sampai kepada status 'orang-tua' secara rohani. Dalam kedewasaan yang penuh, seorang WKS akan memiliki:

** KEDEWASAAN YANG MEMBELA ORANG LAIN; sehingga dari waktu ke waktu ia akan menolong mengusiri setan yang mengganggu atau bahkan merasuk orang lain. Hal ini serupa dengan seseorang dewasa yang suka menolong seorang anak-balita menyeberangi jalan yang ramai. Membebaskan si Balita dari mara bahaya yang mengancam. Praktek-praktek kedewasaan demikian sudah saya tuliskan dalam buku 'MENGUSIR SETAN DENGAN KUASA ROH TUHAN'. Anda dapat memperolehnya dengan menyurati Wisma Gembala.

** KEDEWASAAN YANG MENDEWASAKAN ORANG LAIN; yakni menuntun orang lain untuk dilahirkan kembali, lahi dari Roh Yesus, selaras dengan pesan Injil pada Yoh.1:13, Yoh.3:3-5, dll. Praktek demikian telah saya tuliskan buku penuntunnya berjudul 'MEMBIDANI KELAHIRAN ROHANI'.

7.5. RINGKASAN

PEMBACA YANG TERKASIH, sekarang dapatlah kita ringkaskan, apa-apa saja yang harus diperbuat oleh umat Kristen yang mau meningkat dewasa, sekaligus menjadi Warga Kerajaan Sorga. Urut-urutan kerjanya adalah:

1. Akui Yesus Kristus sebagai Tuhan, Juruselamat pribadi anda, sesuai dengan Yoh.1:12;

2. Bebaskan diri anda dari semua IKATAN PERJANJIAN, JASA, PERSEKUTUAN Iblisi dimasa lalu; "Enyahlah Iblis...", yakni malaikat-malaikat-Iblis yang mensponsori Perjanjian, Jasa dan Persekutuan itu.

Tidak dilakukan setiap hari; cukup satu kali, di dalam kesadaran penuh, di dalam pemahaman yang penuh.

3. Kuduskan diri dari setiap dosa, berdasarkan 1Yoh.1:9 (Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni dosa kita dan menyucikan kita dari setiap kecemaran):

4. Kuduskan diri DARI ROH-ROH-NAJIS, dengan memanfaatkan kuasa Yesus <Yoh.1:12> yang telah dipercayakanNya;

5. Undang Tuhan Yesus Kristus untuk bersemayam, tinggal tetap di dalam hati anda, memberi anda hati yang baru <Yeh.36:26>, dengan demikian hidup anda akan diperbaharui pula.

6. Pelihara kekudusan anda setiap hari, dengan cara mengulangi langkah '3' dan '4', karena perbuatan dosa masih akan muncul di masa mendatang, oleh 'manusia-lama' yang belum sungguh berlalu.

7. Pada kedewasaan anda yang sudah lanjut, Tuhan Yesus akan mempercayakan anda untuk melayani orang lain yang harus dituntun juga ke dalam kedewasaan rohani.

Para Pembaca yang telah memahami isi buku ini dapat mencapai kedewasaan demikian dengan memanjatkan doa-doa yang disediakan pada Bab-8.

--o0o--

8. HAI UMAT GEREJAWI, JADILAH DEWASA!

Jadilah Warga Kerajaan Sorga, bukan sekedar anggota Gereja!

Pengikut Yesus Kristus yang lulus ujian kedewasaan, itulah warga Kerajaan Sorga!

Jadilah dewasa! Bertindaklah; berdoalah! Ucapkan saja!

Penjelasan lebih rinci dapat Tuhan Yesus berikan langsung, pada waktunya. Atau melalui Buku-buku yang dapat saudara minta dari Wisma Gembala. Sekarang berdoa saja dulu:

Jasa

Persekutuan

Perjanjian

--o0o--

&&&&


MATIUS PASAL-4

PENCOBAAN DI PADANG GURUN

<1> Maka Yesus dibawa oleh Roh ke padang gurun untuk dicobai Iblis. <2> Dan setelah berpuasa empat puluh hari dan empat puluh malam, akhirnya laparlah Yesus. <3> Lalu datanglah si pencoba itu dan berkata kepadaNya: "Jika Engkau Anak TUHAN, perintahkanlah supaya batu-batu ini menjadi roti." <4> Tetapi Yesus menjawab: "Ada tertulis: Manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut TUHAN."

<5> Kemudian Iblis membawaNya ke Kota Suci dan menempatkan Dia di bubungan Bait TUHAN, <6> lalu berkata kepadaNya: "Jika Engkau Anak TUHAN, jatuhkanlah diriMu ke bawah, sebab ada tertulis: Mengenai Engkau Ia akan memerintahkan malaikat-malaikatNya dan mereka akan menatang Engkau di atas tangannya, supaya kakiMu jangan terantuk kepada batu." <7> Yesus berkata kepadanya: "Ada pula tertulis: Janganlah engkau mencobai Tuhan, Mahapencipta!" <8> Dan Iblis membawaNya pula ke atas gunung yang sangat tinggi dan memeperlihatkan kepadaNya semua kerajaan dunia dan kemegahannya, <9> dan berkata kepadaNya: "Semua itu akan kuberikan kepadaMu, jika Engkau sujud menyembah aku." <10> Maka berkatalah Yesus: "Enyahlah, Iblis! Sebab ada tertulis: Engkau harus menyembah Tuhan, Mahapencipta, dan hanya kepada Dia sajalah engkau berbakti!" <11> Lalu Iblis meninggalkan Dia, dan lihatlah, malaikat-malaikat datang melayani Yesus.

Luk.4:1; <1> Yesus, yang penuh dengan Roh Kudus, kembali dari sungai Yordan, lalu dibawa oleh Roh Kudus ke padang gurun. <2> Di situ Ia tinggal empat puluh hari lamanya dan dicobai Iblis.

Yoh.1:12;

<12> Tetapi semua orang yang menerimaNya diberiNya kuasa supaya menjadi anak-anak TUHAN, yaitu mereka yang percaya dalam namaNya.

Mrk.16:17;

<16> Siapa yang percaya dan dibaptis akan diselamatkan, tetapi siapa yang tidak percaya akan dihukum. <17> Tanda- tanda ini akan menyertai orang-orang yang percaya: mereka akan mengusir setan-setan demi namaKu, mereka akan berbicara dengan bahasa-bahasa yang baru bagi mereka, <18> mereka akan memegang ular, dan sekalipun mereka memegang racun maut, mereka tidak akan mendapat celaka; mereka akan meletakkan tangannya atas orang sakit, dan orang itu akan sembuh."

KEDEWASAAN WARGA KERAJAAN SORGA (2):

********************************

IMAMAT -GEREJAWI- RAJANI

********************************

1. Perjalanan dalam kegelapan

Di dalam gelap, serba kacau

Takut akan Tuhan...Ams.1:7

Takut akan Hantu...?

Di dalam kegelapan orang takut akan Hantu!

2. Dipanggil Keluar dari Kegelapan

3. Masuk dalam terang ajaib

4. Dikuduskan, dikhususkan bagi TUHAN

5. Menjadi Imam-Gereja-Kerajaan

6. Memberitakan Perbuatan Tuhan Yesus

7. Beroleh Belas Kasihan,

8. Dewasa dan dipersahabat.

Annex: Keluar-tuntas dari kegelapan!!

** Tinggalkan Debata;

Tinggalkan Hantu yang terbesar dari kegelapan... Debata! Allah!

** Tinggalkan Adat Suku-suku

** Budaya berasal dari Perpecahan Babel!

--> buah dari dosa.

Annex: Gereja bukanlah Kerajaan Sorga!

** Aku akan membangun -GerejaKu- Jemaatku;

** Pendekatan Gereja: Sosiologis;

** Lima sendi Amanat Agung;

--o0o--


PENDAHULUAN

Tetapi kamulah bangsa yang terpilih, imamat yang rajani, bangsa yang kudus, umat kepunyaan TUHAN sendiri, supaya kamu memberitakan perbuatan-perbuatan yang besar dari Dia, yang telah memanggil kamu keluar dari kegelapan kepada terangNya yang ajaib.

Pembaca yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus, satu ayat yang anda baca di atas dituliskan oleh Rasul Petrus, menjabarkan proses penyelamatan umat Perjanjian Baru. Proses inilah yang ingin Tuhan lakukan kepada setiap orang-percaya.

Buku yang anda pegang ini menguraikan dan menjelaskan proses itu, sehingga Pembaca dapat memeriksa, berapa jauhkah anda telah ke luar dari kegelapan (sesuai panggilan Tuhan Yesus), dan seberapa jauh anda telah masuk ke dalam terang-ajaib itu.

Perjalanan keluar dari kegelapan memasuki terang-ajaib itu sejalan dengan proses pendewasaan yang Tuhan Yesus inginkan terjadi dalam diri pengikut-pengikutNya. Kiranya Pembaca yang terkasih menyediakan diri untuk menekuni perjalanan iman- Kristiani yang disampaikan di sini, bagi kemuliaan Tuhan Yesus Kristus, Juruselamat kita, AMIN.

--o0o--


1. PERJALANAN DALAM KEGELAPAN

Yesaya 9:1; Bangsa yang berjalan di dalam kegelapan telah melihat terang yang besar; mereka yang diam di negeri kekelaman, atasnya terang telah bersinar.

Ayat ini dituliskan oleh Yesaya l.k. enam abad sebelum Yesus lahir, menubuatkan tentang kedatangan Yesus, Terang yang besar. Bukankah di kenudian hari Yesus menyatakan <Yoh.8:5>; "...Selama Aku di dalam dunia, Akulah terang dunia..." ? Sesungguhnya Yesuslah yang sangat dibutuhkan oleh bangsa yang berjalan di dalam kegelapan di masa itu.

Dan bangsa manakah yang berjalan di dalam kegelapan pada enam abad sebelum kelahiran Yesus itu? Bangsa Israel? Tidak salah, saudara, sebab kendati bangsa Israel adalah bangsa pilihan TUHAN, namun pada masa itu mereka sungguh-sungguh hidup dalam kegelapan, sehingga TUHAN memanfaatkan bangsa-bangsa asing sebagai alat pelampiasan murka TUHAN kepada bangsa pilihanNya yang telah memberontak itu! Yesaya pasal-8 mencatatat pemberontakan Israel terhadap TUHAN.

Saudara, jika bangsa pilihan TUHAN (Israel), yang sudah mengenal TUHAN yang benar, masih dianggap sebagai bangsa 'yang berjalan di dalam kegelapan', betapa lebih gelapnya kehidupan bangsa-bangsa lain yang tidak mengenal TUHAN yang benar!

Apakah Pembaca dapat menerima, bahwa leluhur-leluhur kita di Indonesia, selaku penganut animisme, adalah juga 'bangsa yang berjalan dalam kegelapan' itu? Bukankah mereka adalah para penyembah berhala yang tidak mengenal Tuhan yang benar? Dan TUHAN, yakni Tuhan yang benar itu memperkenalkan diriNya kepada Abraham, untuk selanjutnya memperkenalkan diriNya kepada bangsa-bangsa lain melalui Alkitab. Bukankah demikian?

Dengan memahami bahwa Yesus adalah Terang, maka, penyampaian Injil Kristus kepada suatu (suku-)bangsa berarti pula ajakan bagi bangsa itu untuk meninggalkan kegelapannya!

Maka para Pembaca perlu bersyukur kepada Tuhan Yesus, yang telah memperkenalkan diri kepada anda melalui Pemberitaan Injil, yang menuntun anda keluar dari kegelapan yang sempat mengungkung para leluhur kita. Namun pertanyaan berikut tetap menantikan jawaban yang pasti:

"Sudahkah anda tuntas keluar

dari kungkungan 'kegelapan rohani'?"

 

Untuk dapat memeriksa keadaan diri saudara dengan 'pas' (dan ini hanya mungkin terjadi di bawah bimbingan Roh Kudus), saya menyarankan anda berdoa sebagai berikut, dengan bersuara:

"Tuhan Yesus, Juruselamatku,

saya ingin beroleh gambaran yang benar mengenai kondisi rohani saya, apakah saya sudah tuntas keluar dari kegelapan leluhur kami, ataukah belum?

Mohon supaya Tuhan mencelikkan mata rohani saya dan menuntun saya dalam pembacaan buku ini, agar saya dapat memperoleh gambaran itu, dan saya membuka hatiku, Tuhan, merelakan diri untuk Tuhan bimbing lebih tuntas lagi meninggalkan kegelapan leluhur kami.

Demi Nama Yesus Kristus, saya berdoa, AMIN.

1.1. BERBAGAI PENGALAMAN DALAM KEGELAPAN

PERNAHKAH ANDA MENGALAMI, terpaksa melakukan berbagai hal di dalam kegelapan? Misalnya semasa listrik di rumah anda padam? Dalam keadaan demikian, pasti anda melakukan berbagai kesalahan yang tidak anda lakukan di bawah penerangan listrik. Boleh jadi lengan anda menyentuh gelas dan menjatuhkannya hingga pecah. Atau anda, dalam kehausan, asal meminum saja isi suatu cangkir, yang kemudian ternyata berisi asam-cuka yang disediakan untuk membuat acar bagi suatu pesta. Atau anda menjemput 'sebatang-tongkat' yang terlihat samar-samar di lantai, hanya untuk dikejutkan oleh lilitan ular di tangan anda. Benar-benar serba salah!

Bukankah demikian pula yang dialami leluhur kita yang berjalan di dalam kegelapan atau kebutaan rohani mereka? Tanpa sengaja leluhur kita melakukan berbagai kegiatan rohani, yang rasanya wajar, namun ternyata merugikan rohani mereka, sebab mereka tidak melihat kerugian yang mungkin timbul! Misalnya saja, sembarangan mendekat kepada kuasa gaib yang tidak nampak, contohnya dengan cara bersemedi, mengosongkan pikiran, padahal kuasa gaib itu justru mengisi kekosongan pikiran mereka. Kuasa gaib itu memasukkan pikiran-pikiran yang salah, yang menjauhkan mereka dari Tuhan yang benar!

Mereka makan atau meminum sesuatu, dalam rituil kepercayaan mereka; pikir mereka, kegiatan itu akan menyembuhkan penyakit. Boleh jadi penyakit mereka sembuh, namun tidak disadari bahwa penyakit lain menerpa dari arah yang tidak disangka-sangka.

Mereka membiasakan diri dengan berbagai hal gaib, yang mereka kira berguna. Bahkan menyembah sesuatu yang mereka kira TUHAN, Pencipta langit dan bumi, namun mereka tidak sadar, bahwa yang mereka sembah itu bukanlah TUHAN. Seperti seseorang yang menjemput 'sebatang-tongkat' yang kemudian ternyata ular, demikianlah leluhur kita menyembah sesuatu yang mereka kira Mahakuasa, untuk di kemudian hari menyadari bahwa diri mereka telah terkecoh habis! Dalam kegelapan, bagaimana mereka dapat menemukan TUHAN, kecuali TUHAN sendiri yang datang memperkenalkan diri dan menjangkau anda!? Begitulah maksud kedatangan Tuhan Yesus ke bumi ini, bukan? Begitu pula manfaatnya pemebritaan Injil kepada masyarakat yang masih di dalam kegelapan.

DALAM PERISTIWA LAIN, saya pernah kemalaman sendirian di tengah rawa, sewaktu berburu rusa seorang diri. Di dalam kegelapan itu, tanpa sepatu, saya berjalan tersaruk-saruk, tidak tentu arah, sementara pasang air laut meninggi terus. Kepanikan mulai menyusup, jangan-jangan saya harus berurusan dengan buaya di gelap malam, atau ular, ataupun binatang buas lainnya. Beruntung saya, di perbukitan di atas terdengar mobil melintas (di daerah itu mobil melintas kira-kira satu jam sekali), sehingga saya dapat membedakan arah ke darat dari arah yang ke laut. Maka dengan menerobos semak dan dasar anak sungai (yang tak terlihat), saya berhasil mencapai daratan kering, dengan ratusan luka-luka terkena ratusan duri-duri yang melekat di telapak kaki. Dalam demam, oleh banyaknya luka-luka, Saya harus menghabiskan waktu berjam-jam untuk mencabuti duri-duri dari luka-luka di telapak kaki dan bagian-bagian tubuh lainnya! Benar-benar serba tersiksa!

Leluhur anda dan saya telah mengalami segala macam pergumulan dan azab rohani seperti yang saya alami secara fisik tadi! Dan azab rohani itu membawa dampak azab fisik pula. Mereka hidup tanpa petunjuk rohani yang benar, sehingga hidup jauh dari damai sejahtera! Kehidupan mereka dipenuhi perjuangan, pertikaian bahkan perkelahian, atau sekurang-kurangnya saling mencurigai,saling tuduh, saling menyakiti hati dan saling mengutuk. Semuanya itu membangkitkan ratusan luka-luka-batin di sepanjang kehidupan leluhur kita, karena mereka berjalan dalam kegelapan. Benar-benar kehidupan mereka serba tersiksa.

Anda dan saya beruntung, karena (jika) telah menerima Injil, mengenal Tuhan Yesus, Tuhan yang benar, Yang memberi tuntunan kehidupan rohani yang benar, membawa kepada damai-sejahtera, di dunia ini dan di kehidupan kekal!

PERNAHKAH ANDA TERPAKSA MELAKUKAN PERJALANAN di dalam kegelapan malam? Atau berjalan di hutan tropis yang penuh pepohonan sehingga sinar matahari tidak menyentuh bumi? Saya pernah mengalaminya, saudara. Dalam kegelapan itu, adalah peristiwa biasa jika anda tersandung-sandung tunggul-kayu, tunggang-langgang terjatuh karena kaki terkait pada batang-kayu roboh yang melintang, ataupun terperosok ke dalam parit yang tidak terlihat oleh mata. Dalam keadaan demikian, sebaiknyalah anda banyak-banyak berdoa agar tidak berpapasan dengan harimau, menjadikan anda tidak tertolong lagi, sebab anda tidak dapat melihat harimau itu, sementara hewan buas itu dapat melihat anda dengan jelas! Benar-benar tanpa harapan!

Sungguh, saudara Pembaca, hal-hal seperti itulah yang dialami oleh leluhur-leluhur kita selaku 'bangsa yang berjalan di dalam kegelapan'! Mereka tersandung-sandung oleh perjuangan hidup mereka, terperosok-perosok ke dalam dosa, ataupun terbanting ke dalam lembah kehidupan yang dahsyat. Mereka tidak mampu berdoa kepada Tuhan yang benar, karena tidak mengenal DIA. Mereka sungguh-sungguh berhadapan dengan harimau, yakni si Iblis, yang mereka tidak lihat, namun Iblis menampak mereka dengan jelas. Di dalam kebutaan begitulah, si Iblis penipu itu mengecoh mereka habis-habisan, sehingga kuasa kegelapan itu mereka anggap sebagai Tuhan yang menciptakan mereka! Benar-benar tanpa harapan!

Pembaca yang terkasih, dalam butir terakhir yang dibahas di atas, banyak orang Kristen masih terkungkung. Mereka tidak 'melihat' Iblis, padahal Iblis itu melihat mereka dengan jelas dan mencabik-cabik kehidupan mereka. Mereka tetap di dalam kebutaan rohani, dalam kegelapan bersama Iblis, sementara Injil telah mengajarkan dengan gamblang peranan Iblis mengoyak-oyak kehidupan!

Kehidupan di dalam kegelapan sungguh-sungguh serba salah, serba tersiksa, dan serba tiada harapan! Namun, sekali lagi, anda dan saya beruntung; ada tersedia harapan bagi kita, seperti catatan Rasul Petrus itu...

Tetapi kamulah bangsa yang terpilih, ...,

yang telah memanggil kamu keluar dari kegelapan...

Saudara, tanggapilah panggilan keluar dari kegelapan itu! Keluar-tuntas tentunya, karena yang hidup sepenuhnya di dalam Terang, merekalah yang sungguh menikmati dmaai-sejahtera yang Tuhan Yesus sediakan!!

1.2. BERBAGAI PERASAAN DALAM KEGELAPAN

Pembaca, bagaimanakah perasaan manusia yang berjalan dalam kegelapan rohani? Oh, itu serupa benar dengan perasaan- perasaan yang tercatat dalam tiga rekaman pengalaman dalam kegelapan pada Pasal yang lalu!

Perasaan takut, bimbang, bingung, kalut, gelisah, panik, sampai kepada marah-marah dan mengamuk, semuanya itu biasa bagi orang-orang yang hidup di dalam kegelapan! Dan semua perasaan itu akan merangsang timbulnya perilaku buruk yang akan menyeret manusia ke dalam kebinasaan!

Ajaib pengajaran -Theologia- Hikmat. Dari pengalaman dalam kegelapan itu, saya diberi pengajaran yang 'cantik' di bawah Terang-Alkitab <Ams.1:7>:

Takut akan TUHAN adalah permulaan pengetahuan...

Ayat ini sedang kami bahas dalam suatu persekutuan, ketika Hikmat memberi saya ilham-spontan, sehingga dengan spontan pula saya melontarkan pertanyaan kepada persekutuan itu: "Kalau takut akan HANTU, apa akibatnya?" Tentu saja persekutuan itu tersentak, namun masih dapat menjawab setelah berpikir sejenak: "Permulaan kebodohan!"

Benar saudara, jika Takut akan TUHAN permulaan pengetahuan, maka Takut akan HANTU membawa kepada kebodohan! Dan jika anda sering berurusan dengan anak-anak kecil, saudara akan diberitahu oleh mereka, bilamanakah seseorang takut akan HANTU! Dari anak kecillah kita dapat mengamati bahwa di dalam kegelapanlah seseorang menjadi takut akan HANTU. Dalam terang, ketakutan akan HANTU itu sirna.

Dari pengalaman leluhur-leluhurlah kita dapat mengamati bahwa kehidupan mereka dalam kegelapan itu serba dipenuhi oleh ketakutan akan hantu. Mereka berusaha berbaik-baik dengan hantu-hantu itu agar tidak disakiti, agar kehidupan tidak dirusak. Untuk sukubangsa Batak, misalnya, mereka mengenal berbagai hantu (begu!), misalnya Begu-antuk, Begu-nurnur, dan yang ganasnya: Begu-ganjang! Untuk suku lainnya, mereka menyebutnya dengan dewa-dewa, ataupun arwah-arwah. Semuanya harus dibaik-baiki, harus dilayani, harus disembah!

Dari takut akan HANTU itulah datang berbagai kebodohan. Beberapa di antaranya saja direkam di bawah:

1.2.1. "BUNYIKAN KLAKSON MENJELANG MEMASUKI JEMBATAN". Ketakutan akan Hantu ini diidap oleh seorang kawan, semasa saya mengerjakan suatu proyek di Sulawesi Selatan pada tahun 1970-1972. Kawan ini, seorang Penatua (!) selalu membunyikan klakson mobil Jeep-nya setiap kali menjelang memasuki jembatan. Sewaktu saya tanyakan, mengapa demikian, ia hanya dapat menjawab (untuk membenarkan diri?): "Mana tahu ada sesuatu makhluk (maksudnya makhluk halus!) yang sedang berada di atas jembatan, agar dia menyingkir memberi jalan." Tentu saja saya tidak mau menjadi demikian bodoh. Maka pada suatu kesempatan, ketika saya yang memegang kemudi Jeep dinas kami, saya kemudikan Jeep itu memasuki suatu jembatan dengan perilaku 'menghajar' tanpa ampun, siapa saja yang berada di atas jembatan! "Lihatlah," kata saya, "tidak ada suatu kerugianpun yang terjadi, kendati saya tidak membunyikan klakson!" Termangu-mangu sajalah sang Penatua!

1.2.2. "MEMERIKSA TEKANAN BAN MOBIL HARUS SECARA SOPAN."

Di daerah yang sama dengan kasus terdahulu, pada tahun yang sama, seringkali saya bepergian dengan mengendarai Jeep dinas kami, dan acap kali saya memegang kemudi kendaraan itu. Maka di suatu ketika, saya memeriksa tekanan ban mobil kami dengan cara menyepaknya dengan kaki saya yang bersepatu boot tentara. Pak Sopir, penduduk setempat, segera mengaduh kuat: "Aduh, jangan begitu mi pak Kapten! Nanti gombos ban mobil itu jika disepak," ucapnya menurut logat setempat. "Caranya harus sopan, seperti ini," ucapnya,sambil menekan ban mobil itu dengan jempolnya. (Dengan cara demikian, ban yang kempispun akan terasa keras). "Intimidasi dari takhyul," begitu suara batin saya. Maka hal itu harus dijawab dengan tegas: "Lihat pak, sepanjang perjalanan kita ke Palopo kita tidak akan mengalami kempes ban! Lihat saja." Terdiam pak Sopir itu (siapa yang berani pada masa itu di daerah demikian menentang seorang Kapten Angkatan Darat?) lalu duduk di belakang. Seharian kami menempuh jarak yang 400-kilometser menuju Palopo, dan tidak satupun ban mobil kami kempis!

1.2.3. "LANGAHKANLAH LANGKAH KANANMU!" Tidak perlu panjang lebar saya utarakan, anjuran demikian kerap kali terjadi jika seseorang mau berangkat untuk sesuatu urusan penting? Apa lagi jik akan merantau jauh, tak tahu bila 'kan kembali. Langkahkan langkah-kanan, kunci kemujuran! Dan kaki kananlah yang harus melangkah. AH, kasihan sekali orang yang tidak memiliki tungkai kaki-kanan. Apa nasibnya akan sial terus?

1.2.4. "JANGAN MEMAKAN PISANG-BERDEMPET" Begitu dianjurkan di berbagai daerah di Indonesia. Entah apa sebabnya. Kebodohan orang-orang ini saya suka manfaatkan, dan beroleh keuntungan. Anda mau mencobanya juga? Pada beberapa kesempatan, sewaktu makan di Warung Tegal, saya justru mengambil pisang berdempet dari sisiran pisang yang biasa digantungkan. Seusai makan saya akan melaporkan apa-apa yang saya makan, "...dan pisang yang begini!" ujar saya sambil mengacungkan jari telunjuk dan tengah yang dirapatkan. Dan tahukah saudara? Pemilik warung itu akan menghitungnya sebagai sebuah (satu buah!) pisang. Beruntunglah saya, yang tidak takut akan Hantu, melainkan takut akan TUHAN. Sungguh, takut akan Hantu adalah awal dari kebodohan.

1.2.5. "ULOS BATAK WAKTU PERNIKAHAN, HARUS GANJIL JUMLAHNYA!"

1.2.6. BAGIAN UNTUK HULA-HULA HARUS OSANG-OSANG.

1.2.7. "TIGA BELAS ADALAH ANGKA SIAL!"

Masih banyak lagi takhyul dan tabu yang timbul (dimunculkan(?)) dari masa kegelapan nenek-moyang kita! Dan segala macam takhyul dan kepercayaan yang dianut leluhur anda, umumnya berangkat dari Takut akan HANTU, bukannya karena takut akan TUHAN. Itulah yang membawa kebodohan dan kesialan di dalam kehidupan leluhur-leluhur kita.

Tinggalkan, dengan sadar, dengan sengaja, kerpercayaan dan takhyul leluhur itu, kendati berdalihkan budaya yang harus dilestarikan, berdalihkan 'warisan-leluhur', dll.

Anda mau menerima pengajaran hikmat di atas, maka anda akan (sudah) berbahagia. Sebaliknya jika anda menolak didikan Hikmat di atas, maka Ams.1:7b berlaku bagi anda:

...tetapi orang bodoh menghina hikmat dan didikan.

Andalah orang bodoh, yang menghina pengajaran tentang Takut akan TUHAN dan Takut akan HANTU di atas. Tidak bisa lain sebabnya: kegelapan masih mengungkungi pikiran anda! Jangan anda terkejut oleh pengajaran Hikmat yang menyusul, hai Pembaca yang sarjana!

1.3. KEBUTUHAN PRIMER DI DALAM KEGELAPAN...

Pernahkah anda mengalami pemadaman listrik yang mendadak? Apa yang pertama-tama akan anda lakukan? Mencari korek-api untuk menyalakan lilin? Bukan, itu belum yang pertama; bukan yang primer. Sebelum mencari korek api, apa yang anda lakukan? Bangkit dari kursi! Begitu bangkit dari kursi, apa yang anda lakukan jika korek-api anda berada di dapur? --> Filsafat!

Manusia sangat membutuhkan pedoman yang mutlak, bukan yang berubah-ubah besarnya atau tempatnya.

Bukankah nakhoda-kapal di zaman dahulu sangat memerlukan mercu-suar? Dan setiap mercu-suar mempunyai periode perputaran sinarnya sendiri, misalnya setiap sepuluh sekon terlihatlah sinarnya. Sementara mercu-suar lainnya tampak bersinar dua belas sekon sekali. Maka nakhoda kapal dapat mengetahui dekat pulau apa kapalnya berada. Bayangkan, apa yang terjadi, jika perputaran mercu-suar dirobah periodenya, bukankah akan menyesatkan kapal, bahkan mungkin membentur karang karena salah arah!?

Cobalah berjalan dalam kegelapan total; maka, tanpa referensi (patokan) yang jelas, anda akan membentur batang-batang kayu, atau bertabrakan dengan teman sendiri, atau terjerumus ke dalam parit, atau menabrak harimau tidur, atau mencekal ular di tangan anda!

Kelancungan Filsafat! : Semua serba relatif!

Yang benar di masa kini bisa saja terbukti keliru nanti.

Filsafat dari Iblis!

Selanjutnya anda dapat baca dalam Annex ****

--o0o--

2. DIPANGGIL KELUAR DARI KEGELAPAN

2.1. TERANG TIDAK MEMASUKI KEGELAPAN...

Tetapi menerobos kegelapan itu, menjadikannya terang!

Kekristenan di Tanah Batak: Terang di bawa masuk ke dalam kegelapan, lalu dikungkung oleh gelap itu! Orang tidak menyalakan lilin untuk ditempatkan di dalam gantang, tetapi di atas kaki dian! Seharusnya terang itu membongkar-bangkir kegelapan.

2.2. PERLUNYA KELUAR DARI KEGELAPAN

Manusia membutuhkan 'terang' --> pedoman mudah dicapai. Itulah sebabnya, yang pertama diciptakan TUHAN di dunia adalah: 'terang'!

Ajaibnya 'terang'; kegelapan tidak menguasai terang itu. Begitu seberkas sinar dipancarkan, terang segera berkuasa, dan kegelapan segera menyingkir.

2.3. MARI, TINGGALKAN KEGELAPAN ITU...

Yosua dan bangsa Israel melakukannya;

Nehemia cs. melakukannya;

Orang Kristen kok tidak melakukan?

Iman berdasarkan 'notion' "Saya sudah selamat, oleh Yesus!"

Berdoalah...

--o0o--

3. MASUK KE DALAM TERANG AJAIB

Yoh.3:19; terang itu telah datang ke dalam dunia, tetapi manusia lebih menyukai kegelapan...

Yoh.1:5 terang itu bercahaya di dalam kegelapan! --> terang adalah sumber-cahaya, not cahaya...

Yesus terang dunia, sumber cahaya dunia...

memberi terang, dan kamu menjadi sumber terang

Yesus memberi air-hidup --> kamu menjadi sumber air hidup; alirannya mengalir dari dirimu, sampai kepada hidup yang kekal!

Mat.6:23b Jadi jika terang yang ada padamu gelap, betapa gelapnya kegelapan itu.

Yesus mengajarkan tentang terang, juga tentang kegelapan di sini. Bahwa terang dan gelap itu tidak pernah berkompromi. Satu kali engkau menyukai kegelapan, maka pada ketikanya, total dirimu masuk ke dalam kegelapan. Oleh sebab itu engkau harus tuntas keluar dari kegelapan!

Akulah terang dunia

Kamulah terang dunia

Terang ajaib itu menerangi dunia yang di dalam kegelapan!

Kamu di dalam terang dan Terang di dalam kamu... Berdoalah!

4. DIKUDUSKAN, DIKHUSUSKAN BAGI TUHAN

'peculiar'

consecrated

bukan milik dunia yang gelap ini

bukan milik lembaga

bukan milik sidang jemaat Betel etc., jemaatku

milik Tuhan Yesus saja !

5. MENJADI IMAM-GEREJA-KERAJAAN

Peranan Imam: pengantara antara TUHAN dengan manusia (yang bukan Imam)

6. MEMBERITAKAN PERBUATAN TUHAN YESUS

Menjadi 'terang', bukan?

7. BEROLEH BELAS KASIHAN

Karena Merendah

Karena meniadakan diri!

8. DEWASA DAN DIPERSAHABAT

Ukuran kedewasaan: mandiri rawat diri & bela diri!

--o0o--

ANNEX-1: Keluar-tuntas dari kegelapan!!

** Tinggalkan takhyul-takhyul; berdoalah. Kol.2:8;

** Tinggalkan Adat Suku-suku, semuanya itu berangkat dari rituil penyembahan animistis 'culture' <-- 'cult'; berdoalah, dan semua ilah bangsa-bangsa adalah berhala 1Taw.****

** Tinggalkan Debata; Tinggalkan Hantu yang terbesar dari kegelapan... Debata! Allah! Semuanya ilah-lokal. Ilah bangsa- bangsa adalah berhala! Berdoalah.

** Kisah dari Negeri Babel; berdoalah!

Budaya berasal dari Perpecahan Babel! --> buah dari dosa.

** SECARA AJAIB TUHAN MENGAJAR SAYA TENTANG APA LATAR BELAKANG FILSAFAT DAN PSIKOLOGI, yang banyak pakar-pakar Filsafat dan Psikologi tidak mengertinya...

Tinggalkan Filsafat, itu adalah Ilmu berpikir yang berangkat dari kegelapan! Kutipan dari The OCCULT! Eh, dipelajari di STT. Rusaklah!

ANNEX-2: Gereja-gereja bukanlah Kerajaan Sorga!

** Imam-imam Gereja tidak melatih menjadi dewasa.

** Aku akan membangun -GerejaKu- JemaatKu; Berdoalah, agar menjadi warga K.S.

** Pendekatan Gereja: Sosiologis; berdoalah, agar Roh Kudus menuntun d ke dalam seluruh kebenaran.

** Lima sendi Amanat Agung; Berdoalah, agar dimampukan melakukan Amanat Agung.

** Saya tidak katakan anda keluar dari Gereja anda, tetapi saya katakan: sediakan diri anda, dan berprakteklah menjadi Imamat Rajani, di luar Gereja anda!

** Juga Theologia, sokoguru pengajaran Gerejawi, sesungguhnya mewarisi roh-telaah dari Ilmu Filsafat, sehingga yang membaca buku ini, (juga di dalam pembacaan Alkitab), dipimpin oleh roh-telaah. Sebagian Theolog ini melakukannya dengan nafsu menelaah, nafsu mencari kelemahan tulisan, nafsu mengkritik dan meng-koreksi. Sebagian Theolog ini tidak dipimpin oleh roh-kerendahan-hati, sehingga mereka tidak beroleh berkat yang tersedia: peningkatan iman dan keakraban dengan Tuhan Yesus, seperti yang dinikmati oleh ribuan pembaca awam yang rendah hati. Jika anda masuk ke dalam Sebagian Theolog ini: benar-benar anda tolol & gila.

Silahkan anda sangkali roh-telaah itu menurut doa-berikut!

--o0o--

1Ptr.2:9

Tetapi kamulah bangsa yang terpilih, imamat yang rajani, bangsa yang kudus, umat kepunyaan TUHAN sendiri, supaya kamu memberitakan perbuatan-perbuatan yang besar dari Dia, yang telah memanggil kamu keluar dari kegelapan kepada terangNya yang ajaib. <10> kamu, yang dahulu bukan umat TUHAN, tetapi yang sekarang telah menjadi umatNya, yang dahulu tidak dikasihani tetapi yang sekarang telah beroleh belas kasihan.

But you are a chosen generation, a royal priesthood, an holy nation, a peculiar people; that ye should shew forth the praises of him who hath called you out of darkness into his marvellous light; <10> which in time past were not a people, but are now the people of GOd; which had not obtained mercy, but now have obtained mercy.

Alai marga na pinillit do hamu, hamalimon na radja, bangso na badia, houm na ginomgomanna, asa tung dibarithaon hamu denggan ni harohaon ni Ibana, naung mandjou hamu sian na holom, tu hatiuronna halongangan i. <10> Hamu, angka na so bangso nadjolo, gabe bangso ni TUHAN nuaeng; angka na so niasian hamu nadjolo, gabe niasian do nuaeng.

*** Umat TUHAN = imamat rajani, Imam dalam Kerajaan Sorga.

Umat Gereja, bukannya imam.

Bertobatlah, hai Gembala-gembala sidang yang mengikat umat Gerejawi tetap seperti sekarang. Seharusnya mereka diproses menjadi Umat TUHAN, yang adalah Imamat Rajani!

** Beda sekali pendekatan Gereja-gereja dibandingkan dengan pendekatan dalam Kerajaan Sorga. Kekuatan mata rantai dan rangkaian rantai!

***

Tetapi kamulah bangsa yang terpilih, imamat yang rajani, bangsa yang kudus, umat kepunyaan TUHAN sendiri, supaya kamu memberitakan perbuatan-perbuatan yang besar dari Dia, yang telah memanggil kamu keluar dari kegelapan kepada terangNya yang ajaib.

kamu, yang dahulu bukan umat TUHAN, tetapi yang sekarang telah menjadi umatNya, yang dahulu tidak dikasihani tetapi yang sekarang telah beroleh belas kasihan.

3. MASUK KE DALAM TERANG AJAIB

Yoh.3:19; terang itu telah datang ke dalam dunia, tetapi manusia lebih menyukai kegelapan...

Yoh.1:5 terang itu bercahaya di dalam kegelapan! --> terang adalah sumber-cahaya, not cahaya...

Yesus terang dunia, sumber cahaya dunia...

memberi terang, dan kamu menjadi sumber terang

Yesus memberi air-hidup --> kamu menjadi sumber air hidup; alirannya mengalir dari dirimu, sampaikepada hidup yang kekal!

Mat.6:23b Jadi jika terang yang ada padamu gelap, betapa gelapnya kegelapan itu.

Yesus mengajarkan tentang terang, juga tentang kegelapan di sini. Bahwa terang dan gelap itu tidak pernah berkompromi. Satu kali engkau menyukai kegelapan, maka total dirimu masuk ke dalam kegelapan. Oleh sebab itu engkau harus tuntas keluar dari kegelapan!

KEDEWASAAN WARGA KERAJAAN SORGA (3)

BERBAHAGIALAH YANG SALING MEMBASUH KAKI.

A. RENUNGAN Yoh.13:1-18

B. RENUNGAN Mat.23:8-10

Hierarchi dl K.Sorga di bumi ini;

Hanya satu Rabbi,kamu semua saudara!

C. RENUNGAN Mat.18:18-20

Saling mencuci kaki selaku WKS

D. IMPLEMENTASI


1. RENUNGAN Yoh.13:1-18

ay.17: berbahagialah kamu, jika kamu melakukannya;

melakukan apa?

1.1. TINGGALKAN KEMULIAAN, TURUN KE BAWAH

ay.4 Yesus tanggalkan jubah, ikat pinggang;

Demi membasuh kaki murid-murid (u/ Yesus)

Demi saling membasuh kaki (u/ murid-murid)

Perlu merendahkan diri untuk memasuki kawasan: mempraktekkan 'Saling-membasuh-kaki'!

1.2. TIGA TEKA-TEKI...

Tidak dibasuh kaki? Tidak mendapat bagian dalam Yesus <8>!

Fatal sekali!

1.3. SALING MEMBASUH KAKI <-- KEWAJIBAN PENGIKUT YESUS

1.4. TIDAK SEMUA KAMU BERSIH

Yesus mulai membasuh kaki murid-murid <5>

Yesus selesai membasuh kaki murid-murid <12>

Semua murid dibasuh kakinya oleh Yesus, tetapi tidak semua bersih! <10> <11>.

Semua adalah murid Yesus, tetapi tidak semua beroleh bagian dalam Yesus (dalam Kerajaan Sorga); siapa ? Yudas!

Mengapa Yudas tidak bersih? Sebab ay.-2; EUREKA: Cuci hati!

1.5. WARGA KERAJAAN SORGA HARUS SUCI-HATINYA <Mat.5:8>!

2. RENUNGAN Mat.23:8-10

Mat.23! Nyaris tidak pernah dikhotbahkan secara menyeluruh di gereja-gereja!

2.1. 'KURSI MUSA', BAGI SIAPA?

2.2. 8-CELAKA; BAGI SIAPA?

Pemimpin sebagian gereja, kena?

2.3. KERAJAAN SORGA DI BUMI INI!

Bukankah pembahasan terdahulu sudah menunjukkan bedanya antara Lembaga Gereja dg. K.Sorga?

Baca juga Lukas 17:20-21!

2.4. BEBERAPA NORMA DALAM KERAJAAN SORGA;

Jika ay.1-7 adalah beberapa kebiasaan dalam Lembaga Agama Yahudi

maka ay-8-12 beberapa norma dalam Kerajaan Sorga!

Hierarchi dalam K.Sorga di bumi ini;

Hanya satu Rabbi, kamu semua saudara!

2.5. TANTANGAN: MAU PATUH KEPADA PERINTAH YESUS INI?

Saya tidak pernah mengganggap kalian 'murid-nya' Posma Situmorang!

Kalian saya anggap saudara sepersekutuan; rekan sekerja!

Apakah kalian menganggap saya Guru? Yang tidak boleh ditegor?

Anda sudah mendukakan hati Tuhan Yesus!

Saya membuka diri untuk anda tegor, bahkan basuh kaki saya, sebab hal itu perintah Tuhan Yesus <Yoh.13!>

3. RENUNGAN Mat.18:15-17.

3.1. TEGOR DI BAWAH EMPAT MATA!

Dia menerima tegoran? Berdoalah, minta ampun danmohon kemampuan menyelesaikan kerugian orang lain!

Tuntun berdoa; sempurnakan doa itu; dukung doanya!

3.2. DIA TIDAK MENERIMA TEGORAN?

Bawa beberapa teman yang menjadi saksi!

Ulangi teguran itu.

Dia menerima tegoran? Go To 3.1.

3.3. DIA MENOLAK TEGORAN REKAN-REKAN?

Bawa masalahnya kepada persekutuan, dengan saksi-saksi;

Ulangi teguran itu.

Dia menerima tegoran? Berdoa!

Dia tidak mau mendengarkan jemaat?

Anggap dia orang kafir! Dikeluarkan dari persekutuan? NO!

DIKASIHI! Tidak ada pemecatan dari persekutuan. Toh tidak ada keanggautaan --> tiada pemecatan!

Ybs. akan menyingkir, tidak tahan. Mz.1:5 adalah norma yang 'pas' untuk WKS!

3.4. KEMUNGKINAN DIA BELUM MENYADARI/MENGERTI BAHWA ITU SALAH!

ATAU BELUM MENAMPAK NORMA yang menjadi bahan tegoran?!

Ijinkan dia berdoa memohon hikmat Tuhan untuk mencelikkan matanya mengenai norma yang dia belum jelas itu!

3.5. SALING MENCUCI KAKI SELAKU WKS

Posma Situmorang selama beberapa tahun sudah melayani pribadi, itu baru membasuh kaki orang lain! Belum terjadi oran lain membasuh kaki saya; tolonglah basuh, saudara; kita berdua pihak telah merugi karenanya!

Posma Situmorang anda anggap Guru? Anda sudah salah di hadapan Yesus!

D. IMPLEMENTASI

Bagaimana terjadinya 'saling membasuh kaki' yang dimaksudkan dalam Yoh.13.

1. Waktu saya menemukan telinga Yeremia sudah ditindik.

2. Pelayanan thd. Mrn. yang menyangkali kesalahannya...

SECARA AJAIB CARA TUHAN MENGAJAR SAYA...

Membeli buku Psikologi selaku mahasiswa Jurusan Mesin ITB; menemukan buku yang menantang The OCCULT, di rumah seorang saudara...

Kutipan dari The OCCULT by Colin Wilson;

Penerbit: Granada Publishing Limited (Printed: 1983)

pg.626:

Tentang pengalaman batinnya Jung, 'bapa' Psichology modern, Colin Wilson mencatat: ...but to point out the strartling extent to which Jung had learned to make a daylight descent into the subconscious. What is surprising is the extent to which he could converse with these figures of his imagination. He underlines this point in speaking of another symbol of intelligence whon he came to call Philemon: 'Philemon and other figures of my fantasies brought home to me the crucial insight that there are things in the psyche which I do not produce, but which produce themselves and have their own life [my italics]. Philemon represented a force which was not myself. In my fantasies I held conversations with him, and he said things which I had not consciously thought. For I observed clearly that it was he who spoke, not I...

Kalau saja Jung mampu kembali kepada pengajaran Alkitab ('kan dia anak Pendeta Kristen!), maka dalam 'bahasa' Alkitab, si Philemon- nya itu mestinya malaikat-Iblis yang menguntit dia dan mengecoh dia sehingga meninggalkan iman Kristiani, demi Psikologi, ilmu Iblis itu.

pg.278 ...Besides, the scholars of the Library were suspected of practising alchemy, the attempt to transmute base metals into gold and to discover the philosopher's stone, the secret of eternal life...

Bahkan Colin Wilson menuliskan satu buku khusus berjudul THE PHILOSOPHER'S STONE!

pg.350

Cardan was a major influence on Dee, who began to think in terms of spirits who may be contacted to aid him woth his researches. His problem now, and for the rest of his life, was money. He was convinced that if he could try his own approach to alchemy -- the use of spirit forces -- he would soon solve the problem of the Philosopher's Stone. But alchemy cost money...

pg.353

 ...Then he peered into the crystal, In less than a quarter of an hour, he was describing to Dee the figure of a cherub that he could see in its depth. Dee instantly identified it, from his Kabbalistic knowledge, as Uriel, the angel of light. The angel could not communicate, being imprisoned in the crystal, so to speak. But Dee felt this was the beginning of a new epoch in his life: the Philosopher's Stone was alreadi within reach...

Angel of light, imprisoned? Must be a fake angel of light!

THE PSYCHOLOGY OF C.G. JUNG by Jolande Jacobi;

Penerbit: Yale University Press (Revised, Printed: 1954)

Gambar dari Jung; Philosopher's Stone...

hence: Filsafat dan Psikology bersaudara-kandung; anak Iblis!!

Sangkali ilmu-ilmu itu, berdoalah!

____________________________________________________________________

Catatan dari Webmaster: Artikel ini kelihatannya belum selesai, tapi sudah cukup memadai untuk dipahami.