Yesus bersabda Mat.10:24
“…Seorang murid tidak lebih dari pada gurunya…”.
Jika Saudara menjadi muridnya Freud, Yung, dsb., belajar dari manusia, pastilah Saudara tidak akan pernah melebihi guru saudara.
Dengan hak azasi saya, saya memilih menjadi muridNya Yesus Kristus; maka saya tidak punya harapan melebihi Guru itu, tetapi besar harapan saya melebihi prestasi pakar manusia dalam menolong sesama manusia! Sebab saya ditopang oleh kuasa adi-kodrati yang berasal dari Yesus. Bagi kemuliaan Yesus Kristus, Raja Sorga! Siapakah yang Saudara pilih menjadi guru Saudara?
Banyak orang Kristen yang benar-benar bersikap Biblikal (Alkitabiah); mereka memperlakukan segala sesuatu yang tertulis di dalam Bible sebagai kebenaran! Maka ketika mempelajari Bible, sebagian guru Kristiani menemukan (dalam P.Baru, misalnya Ibr.4:12) hadirnya dua istilah yang kelihatannya ‘serupa tapi tak sama’:
Sebab firman TUHAN hidup dan kuat dan lebih tajam dari pada pedang bermata dua mana pun; ia menusuk amat dalam sampai memisahkan jiwa dan roh, sendi- sendi dan sumsum; ia sanggup membedakan pertimbangan dan pikiran hati kita.
‘Jiwa’ dan ‘roh’, demikian tercatat di sana. Dan penterjemahannya dari bahasa Yunani (bahasa asli P.Baru) terjadi sebagai berikut:
psuches atau psyche, diterjemahkan dengan “jiwa”;
pneumatos, diterjemahkan dengan “roh”.
Guru-guru Kristiani juga menyimak ucapan Yesus yang menyangkut „jiwa‟ pada Mat.10:28:
“…Dan janganlah kamu takut kepada mereka yang dapat membunuh tubuh, tetapi yang tidak berkuasa membunuh jiwa; takutlah terutama kepada Dia yang berkuasa membinasakan baik jiwa maupun tubuh di dalam neraka…”
Serta-merta, sebagian guru Kristiani menganggap bahwa sabda Yesus ini membenarkan pengajaran mereka selaku pengajaran yang Biblikal, yang sah, yang mereka sibuk ajarkan kepada murid-murid mereka, yakni Teori Manusia-3-unsur:
Manusia terdiri atas tubuh, jiwa dan roh!
Apakah benar demikian??
Mari kita tinjau asal-usul masuknya istilah „psyche‟ ke dalam Perjanjian Baru.