Seorang bapak menjanjikan hadiah jika anaknya lulus SMA: “‟Nak, jika kamu lulus SMA dengan nilai di atas rata-rata, Bapak akan beri hadiah sebuah mobil!” Ternyata anak itu lulus dengan baik, dan ternyata pula uang Bapak itu tidak cukup untuk membeli mobil… Maka pada suatu siang Bapak itu membawa pulang sebuah benda berbentuk mobil-jeep yang dapat diduduki anaknya sambil dikayuh. Tentu saja si Anak uring-uringan, mereka berdebat, si Bapak mengatakan itu memang mobil, sementara si Anak menyanggahnya. Mereka terpaksa menghadap seorang Penengah, seorang insinyur, yang paling tahu mengenai masalah mobil.
Si Penengah katakan: “Sekurang-kurangnya ada 4-syarat-utama untuk sebuah benda dapat dianggap (auto-)mobil: (1) memiliki empat roda untuk bergerak; (2) memiliki kursi dan ruang untuk duduk; (3) memilliki kemudi untuk pengendalian mobil; (4) memiliki mesin penggerak, sehingga mobil itu dapat berjalan dari kekuatannya sendiri! Silahkan Bapak dan Anak menilai, sebuah mobilkah ini?”
Si Bapak, yang merasa kalah, berkilah: “Tetapi lihat, benda ini ada plat-nomornya, TO-I0I. Jadi ini sebuah mobil, bulkan?” Si Penengah menjawab: “Plat-nomor bukanlah syarat-utama, hanya suatu syarat-tambahan, syarat untuk boleh berjalan di jalan raya. Pabrik mobil memproduksi mobil, tidak memproduksi plat-nomor, bukan? Syarat-tambahan, plat-nomor, datangnya dari Undang-undang Lalu-lintas. Syarat-tambahan tidak menetapkan bahwa sesuatu benda menjadi suatu mobil atau bukan.” Terdiamlah si Bapak, kalah!