Menambah Pengenalan Akan Tuhan Yesus

January 2005 · 2 minute read

Banyak orang Kristen yang mengaku bahwa ia bertuhan kepada Yesus Kristus. Tetapi ia tidak dapat menjelaskan mengapa Yesus disebut Tuhan, YangMahaPencipta dan Raja Sorga. Mengapa? Karena ia dilahirkan ditengah-tengah orang Kristen, maka ia menjadi Kristen. Karena agama Kristen bertuhan kepada Yesus, maka iapun bertuhan kepada Yesus. Seandainya nama Tuhan agama Kristen “Mr X”, maka iapun akan bertuhan kepada “Mr X”.

Seorang penetua pernah mengeluhkan penyesalannya, karena ia tidak mampu menjelaskan siapa Tuhan Yesus kepada satu keluarga non- Kristen yang pernah mendatanginya untuk meminta penjelasan tentang Tuhan Yesus. Pada hal keluarga non-Kristen itu sudah ingin menjadi pengikut Tuhan Yesus.

Banyak orang Kristen yang tidak dapat mempertanggungjawabkan imannya, sehingga ketika ada seseorang menuduhnya bertuhan ke- pada manusia, ia tidak dapat memberikan sanggahan atas tuduhan itu?

Penulis pernah mengajak seseorang (Kristen) untuk bersama-sama berdoa kepada Tuhan Yesus. Sebelum saya memulai doa tersebut, orang itu memprotes saya dan berkata: “Bukankah kita harus berdoa kepada Debata Jahowa? Tuhan Yesus kan hanya anakNya. Tuhan Yesus hanya perantara (parhitean) kepada Debata”

Banyak orang Kristen beranggapan bahwa Tuhan beranak dan berbapa. Ada yang beranggapan Allah adalah bapa sorgawi dan Tuhan Yesus adalah anaknya Allah. Ada yang beranggapan Debata Jahowa adalah “ama ni” Tuhan Jesus. Ada yang beranggapan Tuhan Yesus hanya sekedar “parhitean” (perantara) kepada Bapa yang bernama Allah (Debata Jahowa). Tuhan orang Kristen berbapa dan beranak tercermin dalam doa sehari-hari yang sering diucapkan orang Kristen. Simaklah contoh doa di bawah ini:

Tuhan Allah yang bertakhta di sorga. …dst…dst……. Doa ini kami sampaikan melalui anakMu Tuhan Yesus, Juruselamat kami. Amin.

Debata Jahowa na marhabangsa di banua ginjang. …dst.. dst….. Hupasahat hami ma tu Ho tangiangnami on marhite-hite anakMu nasasadai, Tuhan Jesus sipalua dohot sihopkop hami. Amen.

Penulis pernah juga mengajak seorang jemaat dari suku Simalungun untuk berdoa kepada Tuhan Yesus. Ketika saya berdoa kepada Tuhan Yesus, orang itu juga memprotes saya dan berkata: “Bukankah lebih baik kita berdoa kepada Naibata? Naibata adalah bapanya Tuhan Yesus. Tentu bapanya lebih hebat dari anaknya”.

Baca selengkapnya