Pembaca tentu pernah mendengar tentang Abu Nawas, pelawak-istana Sultan Harun Al Rasyid di Iraq, ratusan tahun yang lalu. Dia adalah seorang pembual, namun sangat terkenal, dan hikayatnya bertahan berabad-abad! Boleh jadi karena bualan-bualannya tidak bersifat menghina, tetapi menghibur!
Seorang lain, Stalin, yang berpaham Komunis (anti agama), yang pada tahun-tahun 1930-1955 adalah Kepala Negara di Rusia, yang dipertuhankan oleh rakyatnya. Menganggap manusia selaku TUHAN adalah bualan.
Stalin ini menindas umat beragama di Rusia. Hanya tiga puluhan tahun setelah kematiannya, nama Stalin dihapuskan dari penghormatan, patung-patung kehormatannya diruntuhkan dari seluruh Rusia!
Pembual lainnya, John Lennon, pemusik Rock yang mencipta lagu-lagunya seraya memuja setan, merasa dirinya hebat. Merasa diri seorang Superstar, John Lennon membual: “Saya lebih hebat dari Yesus!” Ternyata nasibnya lebih menyedihkan dari pada Stalin; John Lennon dibunuh oleh pengagumnya sendiri dengan tembakan pistol!
Menyusul Muhammad Ali, mantan juara dunia tinju kelas berat dan beroleh julukan “si mulut besar” Merasa dirinya  hebat,  ia  membual:  “Saya  lebih  terkenal  dari  pada  Yesus!”  Beberapa  tahun  kemudian  ia  terkena penyakit  Parkinson  yang  tidak  tersembuhkan!  Penderitaan  ini  memadamkan  seluruh  bualan  Muhammad  Ali. Menginsyafi ke-takabur-annya, Ali mencoba taubat dan berlindung di balik Allah, sayangnya ia tidak berlindung kepada Sesembahannya Ibrahim, yang hanif. [Padahal  Muhammad  s.a.w.  sendiri  diperintahkan  oleh  Quraan  untuk  mengikuti  imannya  Ibrahim  {QS.16:123: Kemudian Kami wahyukan kepadamu (Muhammad): ”Ikutilah agama Ibrahim, seorang yang hanif.”}].
Taubatnya Muhammad Ali tidak membawa hasil… tentu saja karena Allah, yang disembah Muhammad
Ali  adalah  sekedar  Sesembahannya  Quraisy  Jahilliyah,  yang  mempunyai  anak-anak:  Al  Lata,  Al  Uzza  dan Manah (Quran Surat 53:19-20).
Nah, karena Ibrahim menyembah Yang Maha Tinggi, tanpa menyebutkan sesuatu nama, maka demi menghindari kesalah-pahaman seperti yang dialami Muhammad Ali, untuk selanjutnya, tulisan ini menggunakan istilah TUHAN (semua dalam huruf besar) untuk menunjuk kepada Yang Maha Kuasa, Sesembahannya Ibrahim, Tuhan yang benar.