Pembaca yang dikasihi oleh Yesus Kristus, pernahkah anda merasakan „kasih yang semula‟? Bacalah Why.2:4. Dalam kasih dan sukacita sedemikianlah Penulis senantiasa ingin memuliakan Yesus setinggi-tingginya. Maka pada waktu saya membaca rekaman ucapan Yesus dalam Yoh.8:58 dalam versi bahasa Inggris, suatu pikiran menerpa masuk, mengingatkan saya kepada pertemuan Musa dengan satu Tokoh [Kel.3:14] di semak belukar yang bernyala-nyala namun tidak terbakar. Di bawah ini perbandingan isi kedua bagian Bible itu:
Kel.3:14: And God said unto Moses, I AM THAT I AM...(Ibrani: YHWH);
Yoh.8:58: Verily, verily, I say unto you, Before Abraham was, I AM.
Dan Yoh.8:59 (versi Indonesia) mencatat: Lalu mereka (orang-orang Yahudi) mengambil batu untuk melempari Dia, tetapi Yesus menghilang dan meninggalkan Bait Theos (Note: Ramai polemik mengenai istilah “Allah”, maka di sini digunakan istilah “netral”, yakni “Theos”, istilah dalam Perj. Baru berbahasa asli: Yunani).
Penulis dapat mengerti itikad orang-orang Yahudi itu, yang menganggap Yesus mempersamakan diri dengan Yang Maha Pencipta, yang ditemui Musa di semak belukar itu. Apa benar yang Musa temui di semak belukar itu YMPencipta? Apakah benar TokohYesus (dengan nama lain) yang bertemu Musa di semak belukar itu?
Ternyata banyak pakar Theologia menganut paham yang serupa: Yesus adalah YHWH yang ditemui Musa itu. Tidak kurang dari tuan Jay P. Green, Penterjemah dan Editor untuk “The Interlinear Bible” dari bahasa Ibrani ke dalam bahasa Inggris, diterbitkan oleh Baker Book House, Grand Rapid, Mi.49506, dalam Kata Pengantarnya (hlm.vi) mencatat:
.... In certain places (e.g., John 8:59) the Greek words for I am were capitalized, I AM. It is our conviction that in these places Jesus identified Himself as Jehovah (cf. Exod. 3:14-15).
Bhs. Indonesia: Dalam bagian-bagian tertentu (mis. Yoh.8:59) istilah Yunani untuk "I am" ditulis dalam huruf besar: "I AM". Adalah keyakinan kami bahwa dalam bagian-bagian itu Yesus menyatakan diriNya adalah Yehovah (lih. Kel.3:14-15).
Anehnya: Mr. Green keliru mencantumkan John 8:59, yang seharusnya 8:58! Keyakinan penterjemah ini dianut juga oleh banyak guru Kristiani di Indonesia. Namun yang terpenting dalam urusan ini bukanlah keyakinan manusia, melainkan: