Untuk mengerti hakekat yang benar dari penginjilan, kebenaran Bible yang sudah mengajarkannya pada Bab terdahulu. Maka untuk mengerti hakekat yang benar dari sihir, harus pengajaran Bible juga yang kita simak. Dua bagian dari Kisah Para Rasul Pasal-8 mencatatnya…
Kis.8:9 Seorang yang bernama Simon telah sejak dahulu melakukan sihir di kota itu dan mentakjubkan rakyat Samaria, serta berlagak seolah-olah ia seorang yang sangat penting. 10 Semua orang, besar kecil, mengikuti dia dan berkata: "Orang ini adalah kuasa TUHAN yang terkenal sebagai Kuasa Besar." 11 Dan mereka mengikutinya, karena sudah lama ia mentakjubkan mereka oleh perbuatan sihirnya.
Dari catatan ini, dua hal perlu diperhatikan…
PERTAMA, sihir adalah perbuatan ajaib, yang mentakjubkan, sehingga si Penyihir dikagumi, bukan TUHAN. Berarti kuasa si Penyihir itu diperoleh dari Iblis.
KEDUA, orang(-orang) yang terkena sihir, akan takjub atau terpesona, sehingga dibutakan tentang kebenaran. Hal itu jelas dari pernyataan mereka: “Orang ini adalah kuasa TUHAN yang terkenal sebagai Kuasa Besar.” Padahal kuasa Iblislah yang memampukan Simon melakukan perbuatan yang mentakjubkan itu..
Kis.8:14 Ketika rasul-rasul di Yerusalem mendengar, bahwa tanah Samaria telah menerima firman TUHAN, mereka mengutus Petrus dan Yohanes ke situ. 15 Setibanya di situ kedua rasul itu berdoa, supaya orang-orang Samaria itu beroleh Roh Kudus. 16 Sebab Roh Kudus belum turun di atas seorang pun di antara mereka, karena mereka hanya dibaptis dalam nama Tuhan Yesus. 17 Kemudian keduanya menumpangkan tangan di atas mereka, lalu mereka menerima Roh Kudus. 18 Ketika Simon melihat, bahwa pemberian Roh Kudus terjadi oleh karena rasul-rasul itu menumpangkan tangannya, ia menawarkan uang kepada mereka, 19 serta berkata: "Berikanlah juga kepadaku kuasa itu, supaya jika aku menumpangkan tanganku di atas seseorang, ia boleh menerima Roh Kudus." 20 Tetapi Petrus berkata kepadanya: "Binasalah kiranya uangmu itu bersama dengan engkau, karena engkau menyangka, bahwa engkau dapat membeli karunia TUHAN dengan uang.
Lukas, penulis Kisah Para Rasul, adalah seorang „dokter‟ (yang juga menuliskan Kitab Lukas) yang telah meneliti perkara-perkara di masa itu sebelum menuliskannya [Luk.1:1-3]. Lukas mencatat peristiwa Simon ini dengan benar: Kedua Rasul menumpangkan tangannya di atas mereka sehingga, lalu mereka menerima Roh Kudus. Tetapi pandangan mata Simon merekam: Roh Kudus diperoleh pada waktu karena kedua Rasul itu menumpangkan tangannya ke atas mereka.