Dalam kehidupannya, setiap orang pasti pernah bertarung. Yang saya maksudkan adalah benar-benar bertarung, bukan sekedar menggumuli masalah kehidupan atau mengatasi kesulitan. Kata 'bertarung' memiliki arti: kita menghadapi lawan yang nyata. yang hadir, kendati mungkin kita tidak menyadari atau tidak mengakui kehadirannya! Di dalam kata 'tarung' tersirat juga pengertian bahwa lawan itu harus kita hadapi untuk jangka waktu yang cukup panjang.
Pertarungan tidak dapat anda hindarkan. Anda harus menghadapi lawan-lawan dari waktu ke waktu, suka ataupun tidak suka! Boleh jadi lawan itu jelas bagi anda. Nampak oleh mata atau indera lainnya. Tetapi adakalanya anda harus menghadapi lawan yang tersembunyi, kendati lawan itu masih manusia. Penyerang gelap. Lawan yang demikian agak sulit ditanggulangi. Sebab sulit dimatai. Dan lebih sulit lagi untuk diajak berbicara!
Buku ini mengajak anda untuk meninjau masalah anda yang lebih pelik dari semuanya itu. Yakni menghadapi lawan-lawan dari waktu ke waktu, suka ataupun tidak suka! Boleh jadi lawan itu jelas bagi anda. Nampak oleh mata atau indera lainnya. Tetapi adakalanya anda harus menghadapi lawan yang tersembunyinya, sehingga tidak dapat ditangkap oleh panca-indera: Iblis! Bagaimana caranya bertarung melawan kuasa-kuasa Iblis yang tidak kelihatan itu? Apakah manusia tidak punya harapan untuk menang? Apakah manusia hanya dapat menyerah saja kepada keadaan?
Saudara pembaca yang saya kasihi,
berbicara mengenai pertarungan, dengan mudah anda dapat mengamati bahwa suatu pertarungan mungkin berlangsung dalam berbagai kawasan. Tiga-medan-pertarungan yang utama dalam kehidupan manusia akan dibahas sekilas dalam Bab ini. Ikutilah.
Jenis pertarungan ini adalah pertarungan yang paling primitif. Pertarungan yang mengandalkan kekuatan otot. Jenis pertarungan yang selalu muncul sejak zaman dahulu kala. Namun pertarungan yang seringkali dijalankan manusia ini sebenarnya berada pada tingkatan yang rendah, bersifat hewani.
Manusia dapat meningkatkan harkat pertarungan itu; misalnya bertarung dengan menggunakan alat-peralatan, tetapi hakekat pertarungan semacam itu masih tetap: pertarungan fisik atau pertarungan untuk merusak fisik lawan! Adalah menyedihkan sekali bahwa manusia masih menggunakan cara hewani itu! Lebih menyedihkan lagi, hamba Tuhan-pun masih ada yang bertarung secara demikian. Ah, lebih baik cepat-cepat kita menghentikan pembahasan tentang pertarungan hina ini!
Semakin maju budaya manusia, ataupun semakin meningkat rohaninya, maka pertarungan adu-otot (kekuatan) cenderung ditinggalkan! Manusia berbudaya akan menghindar dari pertarungan fisik! Ia akan cenderung memilih bentuk pertarungan-kuasa atau otoritas. Inilah pertarungan insani; ke dalam jenis inilah termasuk: pertarungan beradu pintar, beradu wibawa;
Dengan pertarungan jenis ini, cara-cara hewani ditinggalkan. Sifat pertarungannya menjadi lebih manusiawi. Sekedar contoh, pertandingan catur, bridge, berbagai jenis kompetisi, itulah cara pertarungan yang manusiawi. Pertarungan yang berlangsung dalam kawasan 'kuasa' atau 'wibawa'.
Pertarungan beradu-kuasa atau otoritas ini pula yang berlangsung pada kawasan yang lebih luhur dari kawasan kedagingan (fisik). Dalam kawasan alam gaib cara beradu-kuasa atau otoritas ini yang berlaku. Dukun-dukun dan para ahli kebatinan, yang banyak berkarya di alam-gaib, seringkali bertarung dengan memanfaatkan kuasa-gaib, bukan beradu-otot. Namun dalam pertarungan semacam ini, kendati tidak menggunakan cara-cara hewani, tujuan akhir pertarungan semacam ini masih tetap hewani, tujuan akhir pertarungan semacam ini masih tetap hewani: merusak fisik lawan!
Jelaslah bahwa ada peperangan rohani yang tergolong kepada pertarungan-hewani. Pertarungan yang hina! Dan kemerosotan moral semcam ini tidak bisa lain: karya Iblis, yang selalu ingin menyeret manusia ke taraf yang lebih rendah, taraf hewani. Memang para dukun itu menggunakan kuasa Iblis 'kok! Dan ilmu yang mereka jalankan itu adalah ilmu Iblis pula.
sayangnya para hamba Tuhan tidak banyak yang mengenal peperangan rohani atau pertarungan kuasa-gaib! Padahal kebanyakan mereka mengaku rohaniwan! Maka banyak kali mereka jadi bulan-bulanan hamba Iblis, karena tidak mengerti caranya bertarung dalam alam roh! Padahal sesungguhnya Yesus-lah Pakar-Agung dalam urusan Alam-gaib; Pakar-tiada-tara! Kebanyakan hamba Tuhan itu tidak belajar kepada Yesus, hanya kepada hamba Tuhan lainnya, atau belajar dari sekolah, yang juga tidak banyak mengerti masalah alam-gaib!
Boleh jadi anda tergolong hamba Tuhan yang telah terbuka mata-rohani, mengerti tentang hadirnya kuasa Yesus. Kuasa yang dapat dignakan untuk memasuki peperangan rohani. Tetapi tentunya selaku hamba Tuhan, anda harus menjaga agar tidak terseret oleh Iblis ke dalam perilaku nista: perilaku hewani. Jadi kuasa Yesus tidak boleh dimanfaatkan untuk mencederai orang lain! Kuasa itu boleh anda digunakan sebanyak-banyaknyan, untuk menyelamatkan orang lain saja. Sudahkah anda bekerja di dalam kawasan itu?
sayangnya, dari golongan hamba Tuhan yang sudah memasuki jenis pertarungan-kuasa atau otoritas ini, kebanyakan cepat merasa puas saja, mungkin karena memang hakekat pribadi manusia yang 'gila-kekuasaan'. Akibatnya, karena sudah mengenal kekuasaan yang paling luhur itu, dan beroleh kesempatan menggunakan secuil kuasa yang paling luhur itu, dan beroleh kesempatan menggunakan menggunakan secuil kuasa itu, banyak hamba Tuhan yang terpaku di sana, tidak menyadari bahwa sesungguhnya masih ada bentuk pertarungan yang lebih luhur, kendati tidak sedahsyat pertarungan kuasa. Namun hasilnya dapat menjadi lebih dahsyat, kalau anda bertarung di bawah pimpinan Roh Kudus seutuhnya. Mari, masukilah:
Inilah bahasan utama di dalam buku ini. Topik yang mungkin sangat jarang dibahas. saya berharap anda tidak terburu-buru menganggap topik ini tidak bernilai untuk dibahas, karena sesungguhnya topik ini justru tiada ternilai harganya! Semakin perlahan-lahan anda membacanya semakin besar berkat yang akan anda terima! Dan ketahuilah, Iblis tidak suka anda mengerti masalah pertarungan 'kebenaran' ini. Maka saya menyarankan anda berdoa sebelum meneruskan membaca buku ini. Dan/atau menanda-tangani doa di bawah ini :
Tuhan Yesus Yang Mahapengasih,
Membaca topik bahasan di dalam buku ini, saya ingin beroleh kepastian dari Tuhan sendiri, bahwa pembahasan ini yang berguna bagi hidupku. Hanya engkau, Yesus Juruselamatku, yang dapat menilainya dengan adil, ya Tuhan Yesus.
Oleh sebab itu Tuhan, saya bermohon agar Roh KudusMu menuntun saya di dalam membaca buku ini. saya bermohon agar Roh Kudus menapis, menyaring setiap konsep atau gagasan yang disajikan oleh buku kecil ini! Setiap konsep atau gagasan yang tidak berkenan di hati Tuhan Yesus agar disingkirkan dari pikiranku, keluar dari ingatanku! Sebaliknya, setiap konsep yang sesuai dengan pengajaran Tuhan Yesus, saya mau terima dengan hati terbuka. Meteraikanlah semua konsep dan gagasan itu ke dalam hati, akal dan pikiranku, ya Tuhan.
Sucikanlah hati, akal dan pikiranku ya Tuhan, agar saya dapat menerima karya Roh Kudus di dalam diriku. Dalam nama Yesus Kristus Juruselamatku saya bermohon. AMIN.
(.......................)
Saudara pembaca yang dikasihi Tuhan Yesus,
sebelum melanjutkan bahasan ini perkenankan saya menyinggung istilah yang digunakan dalam buku ini: pertarungan 'kebenaran' (dalam tanda kutip). Tanda kutip ini menunjukkan bahwa yang dimaksudkan oleh istilahl itu bukan sekedar beradu benar, yakni kebenaran yang dikemukakan seseorang yang diperhadapkan dengan kebenaran yang dikemukakan seorang lain; tetapi juga bentuk pertarungan yang terjadi sewaktu kebenaran berbenturan dengan dusta. Dan dalam benturan itu, salah satu pasti tersingkir!
Pertarungan beradu benar bukanlah hal yang aneh bagi manusia yang berbudaya. Anda dapat mengamati hal itu terjadi sewaktu di tengah masyarakat. Perhatikanlah dua pihak yang bertikai dengan bersilat lidah, bukankah itu pertarungan beradu benar?
Kalau tidak dapat menyelesaikan sendiri masalah yang dihadapi, mereka yang beradu-tinju untuk penyelesaian masalahnya. Dua pihak yang bertikai itu mungkin akan mencari pihak ketiga, seorang penengah atau jurudamai, yang bertugas mengungkapkan serta menilai kebenaran-kebenaran, yang saling berbenturan, yang diajukan oleh pihak-pihak yang bertikai.
Kalau penengah itu gagal, maka yang bertikai itu akan menghadap Mahkamah! Bukan sekedar juru-penengah, tetapi Pengadilan, yang berwibawa, yang akan memutuskan pertikaian dengan penuh kuasa. Dengan cara demikian diharapkan kebenaran akan terungkap secara jelas dan pertikaian itu terselesaikan.
Namun sekali lagi, Iblis mampu campur tangan dalam penyelesaian pertikaian secara demikian. Dusta dan kecurangan berperan dalam banyak proses peradilan duniawi. Maka sekali lagi: manusia diseret oleh Iblis kepada taraf yang hina. Bukan sekedar taraf hewani, tetapi lebih hina lagi: taraf Iblisi, oleh karena dimanfaatkannya ilmu-ilmu Iblis: 'kecurangan' dan 'dusta'.
Saudara, perkenankan saya menceritakan (suatu ilustrasi) tentang tiga tokoh: si Perenang, si Pecatur, dan si Pegulat. Perhatikanlah si Pecatur, ahli dalam permainan catur. Berulangkali si Pecatur dikalahakan oleh si Pegulat dalam pertandingan gulat. Takluk sungguhkah si Pecatur terhadap si Pegulat oleh kekalahan bergulat itu?
Pada pihak lain, beberapa kali terjadi si Pecatur dikalahkan oelh si Perenang dalam bermain catur. Sekarang anda harus menjawab pertanyaan berikut: Kepada siapakah si Pecatur itu lebih takluk, kepada si Pegulat (yang mengalahkannya di arena gulat), ataukah kepada si Perenang yang berulangkali mengalahkannya di atas papan catur? saya memastikan anda telah menjawab dengan benar! Begitu pulalah Iblis, si Lucifer. Beserta malaikat-malaikat Iblispun. Mereka takluk sungguh kalau dikalahkan dalam bidang keahlian mereka: berpekara! Sebab Iblis memang tukang mendakwa, kuat berperkara, seperti dinyatakan oleh Kitab Ayub ps.-1 dan -2, Wahyu 12:10, juga Za.3:2, dan lain-lainnya!
Begitulah, saudara pembaca, hamba Tuhan yang saya kasihi,
kalau anda sudah biasa memerangi Iblis dan kuasa-kuasanya, kemenangan yang tuntas diperoleh kalau anda bertarung dalam bidang keahlian Iblis: berperkara!
Banyak hamba Tuhan berperang dalam kawasan kuasa saja, tanpa menyadari bahwa sejak zaman dahulupun Iblis sudah tiada berarti kuasanya. Bacalah Mat.10.1, Mrk.3:5, Luk.10:19, dll. Maka kalau Iblis dikalahkan dalam kawasan 'kuasa' saja, itu bukanlah kekalahan yang mutlak, dan kemenangan anda bukanlah kemenangan yang tuntas.
Dalam sekian banyak kasus misalnya, seorang hamba Tuhan melayani seorang yang kerasukan setan, dan dengan menggunakan kuasa Yesus berhasil mengusir setan itu. Apa yang terjadi selanjutnya? Begitu hamba Tuhan tadi meninggalkan si 'pasien', setan itu kembali merasuk! Begitulah terjadi berulang-ulang! Pelayanan yang gagal. Kelelahan yang sia-sia.
Dengan teknik berperkara, hasilnya akan sangat berbeda. Menghadapi setan yang merasuk, si hamba Tuhan mengikat lebih dahulu setan itu di dalam diri si 'pasien', lalu berperkara dengan si setan itu. Kalau si setan kalah perkara, hamba Tuhan itu dapat menetapkan syarat penaklukkan si setan sebelumnya diusirnya pergi. Kepergian si setan itu akan selamanya, kecuali kalau sengaja diundang lagi oleh si 'pasien'.
Begitulah penaklukkan setan yang tuntas, hasilnya juga 'langgeng', setan yang kalah perkara itu takluk sungguh, tidak akan merasuk lagi, karena syarat yang didikte oleh hamba Tuhan yang menang perkara itu! Apalagi kalau si pasien beroleh pelayanan lanjutan, dalam bentuk pengajaran Alkitab. Pelayanan lanjutan ini dimaksudkan agar si 'pasien' memiliki kebenaran di dalam dirinya, yang memerdekakan dia dari usaha perhambaan oleh setan di masa mendatang. Namun masalah pelayanan-lanjutan tidak akan diperdalam di sini.
---o0o---
Manusia adalah satu-satunya makhluk yang sekaligus memiliki tubuh-jasmani dan tubuh-rohani. Dengan jasmaninya manusia hidup dalam Alam semesta Kedagingan, dan sejalan dengan hal itu, dengan tubuh rohaninya, manusia hidup dalam Alam Semesta Rohani, singkatnya: Semesta Rohani.
sayang sekali, manusia sungguh disibukkan oleh perjuangan hidup sehari-hari. Hidup kedagingan. Dan kebanyakan manusia tidak menginsyafi bahwa hidip ini bukanlah sekedar mencari makan, pakaian, perumahan dan harta-benda lainnya! Banyak orang yang mengetahui kebenaran: setelah kematian daging, ada kehidupan kekal menanti kita, atau kesengsaraan kekal! Namun yang mengetahui kebenaran tadi, kebanyakan tidak memiliki kebenaran itu, yakni mereka tidak hidup berdasarkan kebenaran tadi! Mereka tidak berusaha untuk beroleh hidup kekal itu, tetapi sekedar berjuang untuk mempertahankan kehidupan jasmani masing-masing!
Bahkan di antara orang Kristenpun jarang yang sungguh-sungguh hidup mempersiapkan diri untuk kehidupan yang akan datang! Akibat berbagai pertimbangan di atas, perjuangan hidup bagi kebanyakan manusia hanyalah sekedar pertarungan kedagingan, bukan pertarungan atau peperangan rohani!
Hal ini sungguh mendukakan hati Tuhan Yesus! Begitu gamblang rekaman Alkitab mengajarkan tentang peperangan rohani ini. Bahkan rekaman pertama dari kegiatan Yesus pada usia dewasaNya adalah pertarunganNya melawan Iblis. Periksalah Mat.4:1-12, 'Pencobaan di Padang Gurun'. Bukankah itu adalah rekaman tentang peperangan rohani? Masalah peperangan rohani ini, dalam aspek pertarungan 'kuasa', secara lebih luas sudah dibahas dalam buku: "MENGUSIR SETAN DENGAN KUASA ROH TUHAN".
Lihatlah, sekian banyaknya rekaman Kitab-kitab Injil tentang penaklukkan setan-setan oleh kuasa Yesus! Apakah anda mau membutakan diri terhadap hal-hal itu?
Simaklah peringatan Yesus pada Yoh.6:63, "Rohlah yang memberi hidup, daging sama sekali tidak berguna." Tidakkah anda sadari bahwa pernyataan ini sekaligus menyuruh kita untuk lebih perduli masalah-masalah rohani, ketimbang kedagingan? Bahwa kita harus lebih mengembangkan kahidupan rohani daripada kehidupan jasmani? Bahwa kita harus lebih banyak berusaha di bidang kerohanian daripada di bidang materi?
Simak pula peringatan Yesus [Mat.26:41], "....Berjaga-jagalah dan berdoalah, supaya kamu jangan jatuh ke dalam pencobaan: roh memang penurut, tetapi daging lemah." Tidakkah anda lihat bahwa salah satu peringatan yang tersirat di sini adalah bahwa pencobaan selalu datang dari arah kedagingan? Bahwa manusia cenderung jatuh oleh urusan kedagingan, menghabiskan waktunya dengan kegiatan kedagingan, menghadang pencobaan, hanya untuk mengalami kejatuhan!
Tidak kurang kerasnya Rasul Paulus berusaha menyadarkan umat [Ef.6:12]:...karena perjuangan kita bukanlah melawan darah dan daging, tetapi melawan pemerintah-pemerintah, melawan penguasa-penguasa, melawan penghulu-penghulu dunia yang gelap ini, melawan roh-roh jahat di udara...
Saudara, ayat-ayat tadi baru sebagian kecil dari pengajaran Alkitab tentang pertarungan rohani. Kalau kita terus membutakan diri terhadap pengajaran Alkitab itu, layakkah kita mengaku Kristen? Mengaku pengikut Kristus? Bertobatlah dari sikap skeptis terhadap Alkitab, supaya anda dapat memasuki kehidupan kekal pada tingkatan yang lebih luhur, sedekat mungkin kepada takhta Kristus, Raja Sorga itu!
Sebab sesungguhnya pertarungan manusia yang utama bukan berada pada kawasan kekuatan (kedagingan). Tetapi pada kawasan kuasa dan 'kebenaran', kawasan yang lebih luhur!
<---o0o---
Saudara, pada tahap ini sebaiknya anda menentukan sikap terhadap penyajian buku ini. Bersikaplah bijaksana, kalau anda menganggap penulisnya berkhayal atau membual, apa gunanya diteruskan membaca? Sia-sia membuang waktu anda yang berharga, kalau toh menolak anda berbagai kebenaran yang sudah disajikan tadi! Singkirkan saja, dan habiskanlah waktu anda dengan urusan yang anda anggap lebih bermanfaat.
Namun ketahuilah, saya sudah berdoa, memohon agar Roh Kudus mengamat-amati setiap pembaca buku ini! Kalau anda meneruskan membaca, itu sama saja dengan pengakuan anda akan kebenaran yang tadi disajikan. Sama dengan pernyataan bahwa anda mengundang Roh Kudus memeteraikan setiap kebenaran yang disajikan buku ini ke dalam hati anda, sehingga anda memiliki kebenaran itu, sebab, jangan lupa: Roh Kudus adalah Roh Kebenaran!
Pada Bab ini kita akan meninjau pertarungan 'kuasa' atau otoritas yang biasa terjadi dalam pelayanan para hamba Tuhan.
Ini adalah pertarungan kuasa yang paling populer di tengah pelayanan para hamba Tuhan. saya katakan terpopuler karena seringnya pertarungan begini terjadi di tengah pelayanan. Dalam pertarungan begini, kuasa Yesus yang ajaib [Yoh.1:12] dijalankan oleh hamba Tuhan yang sudah dibebaskan dari berbagai ikatan kuasa dan 'dusta' Iblis yang masuk ke dalam dirinya di masa lalu. Sebagai contoh 'dusta' Iblis: sebagian hamba Tuhan menganggap bahwa urusan orang kesurupan adalah urusan para dukun!
Kalau di zaman dahulu Yesus berurusan dengan orang-orang yang dirasuk setan, begitu pula Rasul Paulus berurusan dengan roh-tenung [Kis.16:16-19] maka sesungguhnya jenis pertarungan begini masih terus terjadi sampai masa kini. Iblis belum berubah sifat, sejak dahulu belum bertobat (dan tidak akan bertobat); maka pertarungan manusia melawan kuasa Iblis masih akan berlangsung terus!
Jangan izinkan diri anda dirasuk oleh 'dusta' Iblis seperti yang telah disuntikkan Iblis ke daalm sebagian guru Kristiani, yang mengajarkan bahwa kuasa-kuasa Iblis tidak lagi merasuk manusia. Justru mereka yang mengajarkan demikian sesungguhnya sudah dirasuk kuasa Iblis, yakni 'dusta' Iblis yang kemudian keluar dari mulutnya sendiri di dalam mengajar. Waspadalah saudara!
Ini adalah pertarungan yang populer pula, mengingat begitu banyaknya orang yang menderita sakit di sekitar kita. Dalam kawasan ini hamba Tuhan bertarung melawan kuasa Iblis yang membangkitkan penyakit dalam diri seorang saudara, 'pasien' itu. Jenis pertarungan ini menjadi populer, karena sesungguhnya sebagian besar penyakit disebabkan oleh kuasa Iblis!
Dalam kawasan ini Iblis juga bertarung dengan memanfaatkan dustanya, membuat para hamba Tuhan enggan memasuki kawan pertarungan ini. Salah satu dusta yang menonjol adalah (juga disampaikan dari mimbar khotbah): "Tuhan tidak melakukan mujizat pada masa kini. Kesembuhan penyakit mudah kita peroleh dari ilmu kedokteran. Kita sudah memiliki dokter-dokter yang pandai, dan teknologi kedokteran sudah semakin maju saja!"
Pengkhotbah ini sudah buta mata-rohaninya. Sudah punah hikmatnya. Ia tidak dapat lagi mengamati bahwa Iblis masih bekerja, melalui hamba-hambanya. Bekerja membangkitkan penyakit (dukun pengobati dan paranormal)! Kalau Tuhan dinyatakannya tidak melakukan mujizat lagi, bukankah dengan pernyataan ini, secara tersirat dia sedang mengakui bahwa Iblis lebih hebat, lebih mampu dari tuhan-yang-dia-khotbahkan? Jadi siapakah Tuhannya?
Sebaliknya kepada rekan-rekan hamba Tuhan yang dipakai TUHAN menyalurkan kesembuhan ilahi, ingin saya mewaspadakan jangan sampai terjadi benturan antara rancangan Tuhan dan keinginan manusia! Ada hamba Tuhan yang suka memaksakan keinginannya, agar Tuhan menyembuhkan seorang 'pasien', apalagi pasien istimewa atau terpandang. Kadangkala hamba Tuhan dapat dirasuk oleh roh ambisi, sehingga menghadapi pasien istimewa, yang berpotensi, ia mau memaksakan keinginannya terhdap Tuhan, agar pasien itu disembuhkan! Dan kalau dia berusaha cukup keras, boleh jadi Iblislah yang menyembuhkan pasien itu, setelah melalui perkara di hadirat Tuhan! Kesembuhan yang mungkin menghasilkan uang bagi si hamba Tuhan, atau tambahan 'domba' yang dapat diperah susunya, tetapi tidak membangkitkan kemuliaan bagi TUHAN!
Para hamba Tuhan, waspadalah, agar anda tidak terkena penghakiman Yesus Kristus pada Mat.7:21-23, kesembuhan yang menggunakan nama Yesus tetap tidak seturut kehendak Bapa. Kesembuhan tergesa-gesa, walaupun ajaib, tetapi tidak memenuhi pengajaran Yesus pada Mat.10:7-8:
beritakanlah Kerajaan Sorga sudah dekat, yakni: Injili dia, ajak masuk ke dalam pertobatan;
sembuhkan orang sakit....., yakni kalau sudah ada tuntunan Roh Kudus, pemberitahuan bahwa orang itu akan sembuh oleh kehendak Tuhan, bukan oleh paksaan keinginan anda;
Salah satu saja dilanggar dari tiga ketentuan di atas, saya berani memastikan bahwa suatu kesembuhan, betapapun ajaibnya, bukanlah dari TUHAN, sebab Iblis juga mampu memberikan kesembuhan ajaib! Sebaliknya, hanya kalau ketiga hal itu dipenuhi, kesembuhan itu memenuhi suatu kategori yang berulang-ulang diutarakan oleh Yesus: "Imanmu sudah menyembuhkan engkau!" Jadi sekali lagi saya ingatkan para hamba Tuhan: WASPADALAH!
Sesungguhnya dalam pertarungan rohani kita memerlukan segala jenis kuasa yang disediakan TUHAN. Kita harus memanfaatkan setipa kuasa yang tersedia. sayangnya ada jenis kuasa yang jarang dimanfaatkan hamba Tuhan: kuasa pengampunan dan kuasa oleh belas-kasihan. Dua jenis kuasa yang tersembunyi ini sangat jarang dibahas, saya berharap akan membahasnya dalam kesempatan yang lain. Namun secara singkat, sendi-sendi penyaluran kuasa itu ingin saya sampaikan di sini:
3.3.1. Kuasa Dalam Pengampunan.
Banyak 'dusta' atau konsep yang keliru telah di-injeksikan lebih dahulu oleh Iblis, sehingga kuasa dalam pengampunan jarang dipraktekkan oleh hamba-hamba Tuhan.
Tidak banyak hamba Tuhan yang menyibukkan diri mendoakan pengampunan bagi manusia lain, baik yang dikenalnya maupun yang tidak dikenalnya. Padahal begitu banyak pengajaran Alkitab yang mendorong hamba Tuhan melakukannya. Oleh keterbatasan tempat, di bawah ini disajikan sekedar dasar-dasar pengajaran tadi:
Amos 7:2-3 serta Amos 7:4-6. Dua kali Amos meminta keampunan bagi seluruh bangsa Israel, memohon pembebasan bangsa dari murka TUHAN; Dua kali pula TUHAN menarik pulang murkaNya!
1Yoh.5:16 mengajar: Kalau ada seorang melihat saudaranya berbuat dosa, yaitu dosa yang tidak mendatangkan maut, hendaklah ia berdoa kepada Theos dan Dia akan memberikan hidup kepadanya...
Luk.23:33-49 menyajikan bagaimana Yesus menjalankan kuasa pengampunan itu, sementara Ia tersalib. Telitilah ayat-36, dan -47. Kalau anda cukup terlatih dalam menelaah Alkitab, anda akan melihat bahwa kepala pasukan itu beroleh pengampunan, terbukti dari kemampuannya untuk memuliakan TUHAN seraya mengakui bahwa Yesus adalah orang benar! Sebaliknya [ay.36], pengejek Yesus tidak beroleh berkat dari kuasa pengampunan.
Beberapa kasus di dalam buku ini menampilkan sungguh kuasa dibalik pengampunan; tersedia bagi setiap hamba Tuhan yang mau menggunakan kuasa itu dengan tulus. Contoh doa pengampunan yang banyak menyalurkan berkat bagi orang lain disajikan dalam buku: "PRAJURIT KRISTUS, BERDOALAH!"
3.3.2. Kuasa Dalam Belas Kasihan.
Belas-kasihan adalah 'tenaga'-pendorong bagi karya pengampunan. saya nyatakan demikian, karena tanpa belas-kasihan, seorang tidak akan mampu mengampuni orang lain! Maka para hamba Tuhan yang belum mampu memanfaatkan kuasa di balik belas kasihan, sungguh harus dikasihani. Ia masih perlu banyak belajar dari Tuhan Yesus!
Belas-kasihan juga merupakan 'tenaga-pendorong' bagi berkat-berkat TUHAN. Bacalah Ams.19:17: Siapa menaruh belas kasihan kepada orang yang lemah memiutangi TUHAN, yang akan membalas perbuatannya itu. Perhatikan jugalah ayat yang terpendek di dalam Alkitab (bahasa asli), namun kuasa di baliknya luar biasa besar! Tahukah anda ayat yang terpendek itu?
Yoh.11:35: Maka menangislah Yesus.
Dalam Alkitab berbahasa Inggris: "Jesus wept"; namun setelah tangisan itu, apakah yang terjadi? Lazarus dibangkitkan dari kematiannya! Luar biasa, bukan? Maukah anda, apra hamba Tuhan lebih banyak lagi berpraktek dalam kawasan ini?
Saudara, para hamba Tuhan yang saya kasihi,
kalau anda sungguh ingin mengabdi kepada Tuhan Yesus, dan memenangkan lebih banyak jiwa bagi TUHAN, anda perlu lebih mendalami lagi masalah-masalah pertarungan rohani dan kuasa-kuasa yang terlibat di dalamnya.
Dan satu
lagi, yang sangat jarang dibahas serta jarang dipahami para hamba Tuhan adalah:
kuasa kebenaran, yang berada di tangan orang yang mengerti
menerima/memiliki kebenaran. Ikutilah terus penuturan sepanjang sisa buku
ini.
Semakin banyak dikenal, semakin banyak yang berpraktek dalam kawasan ini. Banyak hamba Tuhan berbangga karena sudah mengalami hal ini, tetapi Yesus bilang [Luk.10:17-20], jangan bersukacita karena setan-setan itu takluk, tetapi bersukacitalah karena namamu terdaftar di sorga!
Setan takluk, itu baru kebenaran-kecil; tidak perlu terlalu bersukacita, dukun-dukunpun banyak yang mampu mengusir setan! Setan takluk? Itu barulah salah satu karunia! Bahkan kalau anda memiliki semua karunia Tuhan di dunia ini, jangan terlalu bersukacita karenya, tetapi bersukacitalah bahwa nama anda tercatat di sorga! Itulah kebenaran yang lebih luhur! Maka sukacita berdasarkan hal itupun besar!
Nah, sesungguhnya ada pertarungan yang lebih luhur. sayang sekali kalau anda tidak sampai memasuki keluhuran itu!
---o0o---
Pertarungan 'kebenaran' (melawan 'dusta') terjadi dalam alam-roh namun bukanlah benturan kuasa atau ottoritas, melainkan benturan antara 'kebenaran' dengan 'dusta'. saya tidak menggunakan kata 'bertemu'nya kebenaran dengan 'dusta', karena kedua hal itu sungguh tidak dapat dipertemukan.
Sama seperti terang tidak pernah dapat saling bercampur dengan gelap, udara tidak dapat bercampur-baur dengan air, begitu pula satu gagasan yang benar tidak dapat bertemu atau bersekutu dengan gagasan yang dusta atau keliru.
Sebagai contoh, tidak mungkim pikiran anda menerima atau memiliki pernyataan kebenaran:gula pasti manis' sekaligus pula menerima pernyataan dusta: 'gula itu masin'! Kedua gagasan: 'gula pasti manis' dan 'gula itu masin' akan berbenturan dalam pikiran anda, dan salah satu harus tersingkir, itu adalah hak azasi anda dengan pikiran yang anda miliki.
Namun perlu diperhatikan, dalam benak seseorang, gagasan yang benar masih dapat hadir-bersama dengan gagasan lain yang bersifat dusta, sepanjang mereka tidak berbenturan. Misalnya, gagasan-benar: 'gula itu manis' dapat hadir-bersama dalam benak seseorang dengan gagasan dusta: 'garam itu masam', sebab tidak ada titik-benturan di antara kedua gagasan itu.
Lebih jauh lagi, ulasan mendatang akan menunjukkan, tidak ada harganya anda mnegetahui konsepsi tentang gula ,kalau toh anda tidak hidup sesuai engan konsep itu! Tidak ada harganya anda mengerti bahwa 'gula itu manis' kalau konsep itu berperan di dalam kehidupan anda. Prakteknya, kalau anda memiliki gula di tangan, lalu sewaktu mau menyajikan minuman manis, anda ngotot mencari sirop, maka konsep 'gula itu manis' baru sekedar anda ketahui, belum anda miliki!
Begitulah contoh sederhana tentang pertarungan yang beralangsung dalam alam pikiran manusia, pertarungan 'kebenaran', suatu pertarungan yang lebih luhur dari sekedar pertarungan 'kuasa'. Pertarungan dalam kawasan kebenaran ini diajarkan oleh Yesus, secara tersirat, dalam Injil Yohanes ps.8.
Yoh.8:30-36, 43-45.
30 Setelah Yesus mengatakan semuanya itu, banyak orang percaya kepadaNya. 31 Maka kataNya kepada orang-orang Yahudi yang percaya kepadaNya: "Jikalau kamu tetap dalam firmanKu, kamu benar-benar adalah muridKu 32 dan kamu akan mengetahui kebenaran, dan kebenaran itu akan memerdekakan kamu." 33 Jawab mereka: "Kami adalah keturunan Abraham dan tidak pernah menjadi hamba siapapun. Bagaimana Engkau dapat berkata: Kamu akan merdeka?" 34 Kata Yesus kepada mereka: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya setiap orang yang berbuat dosa, adalah hamba dosa. 35 Dan hamba tidak tetap tinggal dalam rumah, tetapi anak tetap tinggal dalam rumah. 36 Jadi apabila Anak itu memerdekakan kamu, kamupun benar-benar merdeka."
43Apakah sebabnya kamu tidak mengerti bahasaKu? Sebab kamu tidak dapat menangkap firmanKu. 44 Iblislah yang menjadi bapamu dan kamu ingin melakukan keinginan-keinginan bapamu. Ia adalah pembunuh manusia sejak semula dan tidak hidup dalam kebenaran, sebab di dalam dia tidak ada kebenaran. Apabila ia berkata dusta, ia berkata atas kehendaknya sendiri, sebab ia adalah pendusta dan bapa segala dusta. 45 Tetapi karena Aku mengatakan kebenaran kepadamu kamu tidak percaya kepadaKu. 46 Siapakah di antaramu yang membuktikan bahwa Aku berbuat dosa? Apabila Aku mengatakan kebenaran, mengapakah kamu tidak percaya kepadaKu? 47 Barangsiapa berasal dari Theos, ia mendengarkan firman Theos; Itulah sebabnya kamu tidak mendengarkannya, karena kamu tidak berasal dari Theos."
Saudara, bagian pengajaran ini agak sulit dipahami. Yesus sekaligus mengemukakan beberapa konsep yang saling berhimpitan dan berlilitan ('ribet', menurut istilah sehari-hari). Bagian Alkitab ini perlu dibaca berulang-ulang dan direnungkan perlahan-lahan. Jadi izinkanlah saya mengulas-langsung beberapa bagian pembacaan kita ini, sbb.:
30 Setelah Yesus mengatakan semuanya itu, banyak orang percaya kepadaNya. 31 Maka kataNya kepada orang-orang Yahudi yang percaya kepadaNya: "Jikalau kamu tetap dalam firmanKu (tidak menyimpang dan tidak sembarangan menampung pengjaran dari sumber lain), kamu benar-benar adalah muridKu 32 dan kamu akan mengetahui kebenaran (sebab "firman TUHAN adalah kebenaran", [Yoh.17:17]), dan kebenaran itu akan memerdekakan kamu." (Perhatikan ucapan Yesus bukanlah: " pengetahuan akan kebenaran itu akan memerdekakan kamu.") 33 Jawab mereka: (Kalau perkara 'kemerdekaan'....,) "Kami adalah keturunan Abraham dan tidak pernah menjadi hamba siapapun. Bagaimana Engkau dapat berkata: Kamu akan merdeka? (Kami sudah merdeka 'kok)" 34 Kata Yesus kepada mereka: "Aku berkata kepadamu (bukan tentang penjajahan oleh bangsa lain, melainkan perkara perhambaan dosa), sesungguhnya setiap orang yang berbuat dosa, adalah hamba dosa. 35 Dan hamba tidak tetap tinggal dalam rumah, tetapi anak tetap tinggal dalam rumah. 36 Jadi apabila Anak itu memerdekakan kamu, kamupun benar-benar merdeka." (Merdeka dari perhambaan dosa, maka kamu boleh tinggal di dalam 'rumah', rumah Bapa [Yoh.14:1-3]).
43 Apakah sebabnya kamu tidak mengerti bahasaKu? Sebab kamu tidak dapat menangkap firmanKu. (menangkap berarti akan segera memilikinya, dan 'firmanKu', firman Tuhan adalah kebenaran [Yoh.17:17]). 44 Iblislah yang menjadi bapamu dan kamu ingin melakukan keinginan-keinginan bapamu. (Di sini Yesus mengemukakan suatu dalil tenang hubungan bapak-anak, bahwa hubungan itu bukan sekedar hubungan kedagingan belaka, tetapi lebih utama, menyangkut lesamaan sifat atau perilaku bapak kambing suka mengembik, maka anak kambingpun mengembik juga! Anak seorang perokok, pada usia dua tahunpun sudah mulai meniru perilaku merokok bapaknya) Ia adalah pembunuh manusia (maksudNya: pembunuh-rohani) sejak semula dan tidak hidup dalam kebenaran, sebab di dalam dia tidak ada kebenaran. (Iblis tidak memiliki kebenaran, kendati ia mengetahui kebenaran!). Apabila ia berkata dusta, ia berkata atas kehendaknya sendiri, sebab ia adalah pendusta dan bapa segala dusta. (Dengan dua pernyataan 'Iblis adalah bapa segala dusta' dan 'anak gemar melakukan keinginan bapaknya', Yesus sedang mengemukakan suatu dalil rohani: setiap pendusta adalah anak Iblis, sehingga seorang pendusta tidak mungkin menangkap kebenaran yang dari Yesus. Pada waktu terjadi benturan antar 'kebenaran' dan 'dusta', di dalam dirinya, orang itu akan memihak dan memilih 'dusta'!)
45 Tetapi karena Aku mengatakan kebenaran kepadamu kamu tidak percaya kepadaKu. (Kamu sulit mengerti firmanKu, sulit menangkap 'kebenaran' yang Kusampaikan, sebab Iblislah bapakmu). 46Siapakah di antaramu yang membuktikan bahwa Aku berbuat dosa? Apabila Aku mengatakan kebenaran, mengapakah kamu tidak percaya kepadaKu? 47 Barangsiapa berasal dari Theos, ia mendengarkan firman Theos; Itulah sebabnya kamu tidak mendengarkannya, karena kamu tidak berasal dari Theos." (Orang yang berasal dari TUHAN akan percaya kepada 'kebenaran'; ia tidak percaya, ia menolak 'dusta'!)
Saudara ringkasnya, di sini Yesus, Kebenaran itu, mengungkapkan tenang pertarungan antara 'kebenaran' dengan 'dusta'. 'Kebenaran' yang disampaikan oleh Yesus akan selalu berbenturan, bertarung dengan 'dusta' si Iblis, bapak segala dusta.
Dengan dusta-dustanya, Iblis menjadi pembunuh (-rohani) manusia. Dengan dusta-dustanya Iblis berhasil menghambat sebagian manusia, tidak datang kepada Yesus. Iblis berhasil menghambat sebagian manusia, batal menerima dan memiliki kebenaran Yesus. Maka batal pulalah manusia itu menerima hidup-rohani ("Aku adalah jalan, kebenaran dan hidup", kata Yesus pada Yoh.14:6). Matilah mereka karena batal menerima hidup itu.
Di mana terjadinya benturan antara 'kebenaran' dan 'dusta'? Tidak bisa lain saudara, di dalam diri anda dan saya! Dalam pikiran kita. Dan masing-masing kita, dari waktu ke waktu harus memutuskan: gagasan atau konsep mana yang kita mau terima. Konsep kebenaran dari Yesus ataukah dusta Iblis? Itulah peperangan rohani yang paling luhur, yang nyaris tidak melibatkan kedagingan. Pertarungan dalam alam pikiran dan gagasan.
Luhurnya manusia diciptakan TUHAN! Anda dan sayalah yang berhak memilih, gagasan yang mana anda (saya) mau terima dan miliki. Yang berarti anda (saya) menentukan" mana yang menang di dalam diri kita masing-masing. 'Kebenaran' yang dari Yesus atau 'dusta' dari Iblis? Nah, saudara, yang mengaku pengikut Kristus, yang manakah yang anda mau menangkan?
Sebagian umat tidak menyadari bahwa 'mengetahui kebenaran' tidak sama dengan 'memiliki kebenaran'. saya akan menunjukkan bedanya dari suatu pengalaman pelayanan.
Suatu waktu, saya membawakan renungan tentang kuasa-kuasa gelap. Waktu itu saya nyatakan bahwa persekutuan dengan Iblis yang dinyatakan dalam bentuk benda-benda berhala sangat banyak ragamnya. Tidak dapat kita membuat daftar benda-benda berhala yang pernah dimanfaatkan oelh Iblis dalam bersekutu dengan manusia. Tidak dapat! Dan pada titik itu, dari mulut saya spontan keluar pernyataan: "saya bersungguh-sungguh ibu-ibu. anting-anting yang anda pakai itupun adalah sisa-sisa dari simbol persekutuan dengan Iblis. Dahulu kala itu adalah benda berhala!"
saya tidak mengetahui kebenaran itu pada saat itu, tetapi 'kok keluar saja dari mulut saya! Dan ajaib, beberapa minggu kemudian, dalam pembacaan Alkitab secara pribadi, TUHAN mengungkapkan 'kebenaran' yang saya miliki itu (kendati tidak saya ketahui 'kebenaran' itu sudah berada di dalam diri saya). Pembacaan pada Kej.35:4 berbunyi:
4 Mereka menyerahkan kepada Yakub segala dewa asing yang dipunyai mereka dan anting-anting yang ada pada telinga mereka, lalu Yakub menanamnya di bawah pohon besar....
Ternyata selama ini saya sudah memiliki 'kebenaran' bahwa anting-anting adalah simbol persekutuan dengan dewa asing, kendati saya tidak mengetahui 'kebenaran' itu. Pujilah TUHAN!
Saudara,
mengetahui atau mengerti kebenaran adalah kenyataan di luar batin. Pengertian
itu berada di dalam benak kita. Dalam pikiran kita. Tetapi memiliki 'kebenaran'
adalah kenyataan di dalam batin. 'Kebenaran' itu berdiam di dalam hati kita,
untuk pada saatnya dibutuhkan ia tampil ke luar secara spontan. Dari dalam ke
luar, itulah aliran 'kebenaran' yang dikehendaki oleh TUHAN. Bukan 'aliran dari
luar ke dalam'. Ingin bukti Alkitab?
Bacalah
Yoh.6:45-46.
45 Ada tertulis dalam kitab nabi-nabi: Dan mereka semua akan diajar oleh Theos. Dan setiap orang, yang telah mendengar dan menerima pengajaran dari Bapa datang kepadaKu. 46 Hal itu tidak berarti, bahwa ada orang yang telah melihat Bapa....
Saudara, pada zaman kini kita belajar di sekolah, dan kita melihat guru kita. Itulah tatacara belajar-mengajar pada masa kini. Begitu juga tatacara pengajaran yang dijalankan pada sekolah-sekolah Theologia! Diajar dari luar, begitulah konsepnya. Gagasan-gagasan yang diajarkan mengalir dari luar ke dalam.
Tetapi TUHAN tidak mengajarkan konsep tadi. Maka para pengikut Yesus seyogyanya mematuhi konsep ilahi itu. Mereka seharusnya belajar dari TUHAN [ay.45] sambil tidak melihat TUHAN [ay.46a]!! Apa artinya? Diajar dari dalam! Bukan dari mata (membaca) masuk ke dalam pikiran (mengerti kebenaran), dengan harapan akan terus ke hati (memiliki kebenaran). Tetapi sebaliknya, diajar dari dalam (kebenaran dimasukan ke dalam hati, untuk dimiliki), dan mengalir dari dalam ke luar (melalui mulut, diucapkan)! Sudahkah anda mengalami diajar secara demikian oleh TUHAN?
Ketahuilah saudara, di antara makhluk ciptaan TUHAN, perkara mengetahui kebenaran, Iblislah juaranya! Iblis sangat mengerti kebenaran, tetap itidak memilikinya, tidak hidup di dalam kebenaran! saya yakin Iblis mengerti Alkitab, mengetahui seluruh isinya, tetapi Iblis tidak hidup di dalam kebenaran itu! Ah, kalau saja setiap pembaca sudah beroleh pengalaman diajar TUHAN!
Saudara, aliran 'kebenaran' dari dalam ke luar itu sangat serupa dengan mengalirnya 'kekudusan', yang dituntut oleh Tuhan Yesus. Aliran kekudusan juga harus dari dalam ke luar, bukan dari luar ke dalam, seperti dipraktekkan oleh berbagai bidat dan agama.
Segolongan manusia mengupayakan kekudusan lahiriah denga giat; berharap kekudusan itu akan merasuk ke dalam dan menyucikan seluruh pribadi. Mencuci tangan, kaki, muka sebersi-bersihnya. Atau mengharamkan teh, kopi, bir, karena dianggap mencemarkan tubuh. Tetapi rohaninya tidak diserahkan kepada Yesus untuk dikuduskan! Sedihnya, untuk merasuknya kekudusan semacam itu ke dalam hati, rasanya dibutuhkan ratusan tahun! Apakah anda termasuk golongan ini?
Pasal ini saya tujukan khusus bagi para pembaca yang telah belaajr Theologia, bersusah-payah beberapa tahun, diajar oleh guru manusia, diajar dari luar. Maukah anda menilik diri sendiri di hadapan TUHAN? Sesudah anda berjerih-payah berusaha mengetahui kebenaran? Apakah anda sudah mengetahui kebenaran itu?
Bukankah sudah waktunya anda datang kepada Yesus untuk diajaar dari dalam? Agar anda memiliki 'kebenaran' itu. Ataukah anda mau ngotot terus belajar dari luar? Insyafkah anda behwa justru pada saat ini di dalam diri anda sedang terjadi benturan antara 'kebenaran' dari Yesus Kristus dengan 'dusta' dari Iblis? Inilah benturan itu:
Sabda
Yesus: Bujukan
Iblis:
--------------------------><-----------------------------
Aku
mau mengajar kamu
Ah,
diajar dari luar juga
dari
dalam!
juga
bisa!
Benturan antara 'kebenaran' dengan 'dusta' ini harus diselesaikan. Oleh anda sendiri! Dengan menentukan: gagasan siapakah yang anda mau menangkan di dalam diri anda?
Kalau anda ngotot terus mau belajar dari luar. bukankah anda sedang memihak kepada (gagasan) Iblis? Masih layakkah anda menyebut diri anda 'pengikut Yesus'?? Pilirkanlah baik-baik, saudaraku; dan bertobatlah!
Taklukkan ratio anda ke bawah kehendak Tuhan Yesus; ini bukan sekedar menaklukkan ratio-anda ke bawah iman-percaya-anda! Kalau anda menaklukkan ratio-anda ke bawah iman-percaya-anda, itu belum hamba Tuhan, masih hamba diri-sendiri! Sebab ratio-anda adalah milik anda, dan iman-percaya-anda juga milik anda.
Yang Yesus Kristus tuntut dari hamba-hambaNya adalah penaklukkan diri secara total (seluruh aspek kepribadian, termasuk ratio, termasuk iman-percaya) ke bawah kehendakNya! Serupa dengan penaklukkan diri Yesus, Anak Manusia ke bawah kehendak Bapa, Yang mengutus Dia. Yoh.6:38 menegaskan hal ini:
"Sebab Aku telah turun dari sorga bukan untuk melakukan kehendakKu, tetapi untuk melakukan kehendak Dia yang telah mengutus Aku."
Nah, kalau anda mau menaklukkan diri ke bawah kehendak Yesus, menaklukkan ratio anda ke bawah kehendakNya, itu baru hamba Tuhan! Kalau anda bersedia diajar dari dalam, sesuai konsep Yesus Kristus, barulah anda beroleh tuntunan Roh Kudus, untuk dibimbing masuk ke dalam seluruh 'kebenaran' [Yoh.16:13]. Tidak heran, Roh Kudus diberi nama-kedua oleh Yesus dengan Roh Kebenaran [Yoh.14:16]!
Kalau anda tidak menerima konsep Yesus, untuk diajar dari dalam olehNya, maka jerih-payah anda hanya akan berakhir dengan kepintaran otak, kesarjanaan! Anda banyak 'mengetahui' kebenaran, tetapi tidak 'memiliki'nya. Anda pasti masuk ke dalam cengkeraman 'dusta' Iblis, yang lebih mengetahui kebenaran dari pada anda! Dengan keahlian memelintir pengetahuan yang di dalam otak anda, 'dusta'lah yang akhirnya bersemayam dalam diri anda!
Anda perlu mengungguli Iblis untuk dapat menang atas dia. Dan keunggulan pengetahuan terhadap Iblis adalah barang mustahil bagi manusia! Satu-satunya kemungkinan keunggulan kita atas Iblis hanyalah kalau kita 'memiliki-kebenaran', yakni hidup di dalam 'kebenaran', di dalam Yesus Kristus! Untuk hal ini Iblis tidak mampu, bahkan tidak mungkin melakukannya!
Insyaflah, saudara yang kekasih; berkat Tuhan Yesus kiranya menerangi hati anda!
Saudara yang kekasih, kebenaran yang dibahas oleh Yesus di atas adalah kebenaran yang hakiki, yang ditawarkan, disampaikan, dimeteraikan oleh Yesus Kristus, bukan sekedar kesan, atau anggapan, atau interpretasi, yang boleh jadi berasal dari takhyul atau kepercayaan yang keliru, ataupun pengertian yang salah. Sesungguhnya setiap gagasan yang kita temukan di sepanjang kehidupan kita haruslah diuji, ditarungkan dengan sabda Yesus, karena Yesus-lah Kebenaran itu.
Untuk dapat membedakan antara anggapan dari kebenaran hakiki, di bawah ini disampaikan beberapa anggapan, yang harus diperiksa kebenarannya, ditarungkan dengan sabda Yesus sendiri, Kebenaran itu. Kalau di dalam pernyataan-pernyataan contoh itu terselip 'dusta' Iblis, anda harus berani menyingkirkannya, supaya jangan 'dusta' itu bersarang di dalam benak anda, dan suatu waktu mencelakakan anda!
4.3.1. Setiap Orang Kristen Adalah Anak Tuhan.
Anggapan ini merasuk cukup dalam di tengah umat Kristiani, baik Kristen 'tradisionil' maupun Kristen 'Injili'! Diterima begitu saja, tanpa pengujian. Dapatkah anda memberikan dasar Alkitabiahnya?
Boleh jadi anggapan ini benar, kalau dengan 'anak Tuhan' dimaksudkan 'ciptaan TUHAN'. Seperti istilah anak Theos pada kitab Kejadian [ps.6:1-4]. Dapat anda baca di sana anak Theos yang melakukan perzinahan dengan perempuan (manusia). Maka pengertian anak Theos di sini tidak lebih dari 'makhluk ciptaan' TUHAN! Tidak lebih.
Nah, kalau anda mengaku murid Yesus, tenang istilah 'anak Tuhan' tentu anda harus menganut pengertian dari Yesus sendiri. Dan menurut ukuran Yesus: [Mat.5:45]:
Karena dengan demikianlah kamu menjadi anak-anak Bapamu yang di sorga....
Dengan cara bagaimana? Dengan mematuhi seluruh perintah Yesus yang dicatat pada Matius pasal-5! Memenuhi tuntutan-tuntutan Yesus yang lebih extreem dari sekedar 10 Hukum TUHAN! Begitulah istilah 'anak Tuhan' dari sudut pandangan Yesus Kristus! Silahkan anda baca Matius ps.5, petuhi dan laksanakan setiap perintah di dalamnya, karena dengan demikianlah anda menjadi anak TUHAN!
Anda belum mau terima? Bacalah kembali Yoh.8:44.
Iblislah yang menjadi bapamu dan kamu ingin melakukan keinginan-keinginan bapamu.
Apa artinya? Seorang anak selalu mempunyai kebiasaan meniru perilaku ayahnya, bukan? Anak kecil berumur dua tahun sudah pandai meniru (pura-pura) cara merokok ayahnya, bukan? Tidak ada anak kambing yang menggonggong, bukan? Dan tidak ada anak domba yang berkokok, bukan? Mereka tidak mau meniru bapak-yang-lain, melainkan mereka melakukan keinginan-keinginan bapaknya!
Anak akan mengikuti sifat dan tingkah laku ayahnya. Jadi tidak usah anda terburu-buru mengaku anak TUHAN, kalau sifat-sifat ilahi belum memancar dari kepribadian anda! Kalau masih dapat membenci, mendendam, iri-hati, berbuat curang, dll! Jangan tergesa-gesa saudara, sebab anda pasti dibuai oleh dusta Iblis yang sempat anda terima itu. Dan anda aakn dibuainya sampai kepada kebinasaan!
Bahkan Kitab Wahyu, pada bagian yang menggambarkan keadaan setelah dunia ini hancur, masih menggunakan kata 'akan', tentang status anak Theos bagi manusia yang sudah menang [21:7]:
"...Barangsiapa menang ia akan memeperoleh semuanya ini, dan Aku akan menjadi Theosnya dan ia akan menjadi anakKu."
Beranikah anda menerima kenyataan bahwa anda dan saya pada saat ini tidak lebih adalah seorang manusia-percaya, yang sedang diproses menjadi putra TUHAN yang sungguh?
4.3.2. Berbahasa Lidah! Itu Baru Anak-Tuhan.
Anggapan ini beredar pada sebagian umat Kristiani. Diterima begitu saja tanpa menguji roh yang menyiarkannya. "Kalau anda belum berbahasa lidah, anda belum menjadi anak-Tuhan", kata mereka!
Padahal begitu gampangnya menguji gagasan ini. Kalau anda pengikut Yesus, pertarungkan saja pernyataan di atas dengan berbagai sabda Yesus dalam rekaman Injil. Apakah pernah Yesus berkata demikian? Bahkan yang mirip-mirip demikianpun tidak ada! 'Bahasa yang baru', begitu ungkapan Yesus dalam Mrk.16:17. Bukan bahasa lidah, yang terasa 'baru' pada waktu pertama kali diucapkan, namun 'tidak-baru' lagi pada pemunculannya yang kedua, ketiga, dan seterusnya. Kalau yang diucapkan adalah 'bunyi' yang itu-itu juga. Bunyi atau bahasa yang lama! Maka bahasa-lidah yang demikian rontok di bawah penghakiman sabda Yesus.
Yesus juga menytakan bahwa 'bahasa yang baru' itu adalah tanda orang percaya, bukan 'jaminan-keselamatan'. Mengapa orang-orang mengejar-ngejar 'tanda', sementara mereka tidak memeriksa diri sendiri, sudah terjamin selamatkah? Inilah buaian Iblis yang lain, yang dapat membuai manusia sampai kebinasaan!
Ujian lainnya adalah: kalau harus berbahasa lidah lebih dahulu untuk menjadi anak Tuhan, kasihan betul Yesus, yang dinyatakan oleh Alkitab sebagai Anak Sulung Tuhan! Dalil ini sedang mencap Yesus belum menjadi anak Tuhan. Sebab tidak ada catatan Alkitab, maupun catatan Sejarah yang menunjukkan bahwa Yesus pernah berbahasa lidah!
4.3.3. Baptisan Roh Kudus Terjadi Kalau Seorang Hamba Tuhan Menumpangkan Tangannya Kepada Anda, Lalu Berbahasa Lidah.
Penyampaian ajaran ini tidak pernah menjelaskan definisi Baptisan Roh Kudus, tidak juga menginsyafkan orang tentang adanya dua macam lidah (dari TUHAN dan dari Iblis). Pengajaran ini tidak mewaspadakan bahwa Iblis mampu menghasilkan gejala-gejala rohani yang serupa dengan karya Yesus serta tidak mengajarkan untuk menguji bahasa lidah yang dimiliki hamba Tuhan itu, serta roh yang bekerja di belakangnya.
'Hamba Tuhan' dari golongan ini akan segera marah sewaktu membaca kalimat-kalimat saya, yang bersifat menguji di atas. Mereka sudah memastikan 'anggapan' mereka itu sebagai 'kebenaran', sehingga tidak merasa perlu mengujinya! Kalau Roh Kudus (melalui rekaman Alkitab pada !Yoh.1:4) secara tersirat menyatakan kesediaanNya untuk diuji, maka roh apakah yang mengajarkan 'anggapan' di atas, roh yang tidak bersedia diuji?
*** Saudara, sungguh banyak pengajaran dan anggapan yang menyesatkan, beredar di tengah umat Kristiani pada masa kini. Buku ini tidak dapat mendaftar semuanya! Yang penting diingat adalah: Pengajaran atau 'anggapan' yang tidak anda uji sangat mungkin akan menipu anda! Bahakan mencelakakan! WASPADALAH!
Saudara pasti mengingat peristiwa Yesus dicobai oleh Iblis di padang gurun. Peristiwa ini akan kita telaah dalam konteks benturan 'kebenaran' dengan 'dusta' yang menjadi bahasan buku ini. Silahkan anda membuka Alkitab anda dan membaca Mat.4:1-12.
Perhatikan bahwa Yesus berpuasa 40 hari lamanya. Lalu Alkitab mencatat [ay.-2], ...lalu akhirnya laparlah Yesus. Tentu saja Yesus bukan saja lapar, tubuhnya juga menjadi lemah, sangat lemah; tiada lagi kekuatan (-otot) dalam dirinya.
Perhatikan pula pernyataan Alkitab [ay.-5], 'Iblis membawaNya ke Kota Suci dan menempatkan Dia di bubungan Bait Theos', dan [ay.-8], 'Iblis membawanya pula ke atas gunung yang sangat tinggi'; maka, dari semua kenyataan ini anda dapat menyimpulkan:
pencobaan di padang gurun bukanlah benturan kekuatan!
Sekarang, coba perhatikan pernyataan Iblis [ay.-9]:
9 ..."Semua itu (semua kerajaan dunia dan kemegahannya, lih.ay.-8, pen.) akan kuberikan kepadaMu ('selama ini aku sudah menguasainya', pen.), jika Engkau sujud menyembah aku."
Perhatikanlah saudara, Yesus tidak membantah pernyataan Iblis akan memberikan semua kerajaan dunia itu, sebab (ini suatu kebenaran:) memang Iblis-lah penguasa dunia ini, kendati TUHAN yang memilikinya. Pembuktian tentang kebenaran itu dapat anda peroleh dari pernyataan Yesus sendiri pada Yoh.12:31, 14:30, 16:11. Maka dapatlah disimpulkan bahwa:
pencobaan di padang gurun bukan benturan 'kuasa'.
Memang Iblis tidak menginginkan nyawa Yesus pada saat itu, karena memang Yesus sudah berada di dalam kuasa Iblis, dibawa ke sana ke sini oleh Iblis. Dari prinsip dakwa-mendakwa yang selalu dilakukan Iblis terhadap umat Tuhan [Why.12:10] dapat dimengerti, rupanya Iblis hanya memperoleh izin dari Bapa Sorgawi) untuk mencobai Anak Manusia saja, bukan menggocoh atau menderai, karena belum waktunya.
Nah, dengan semua pengertian di atas, jelaslah bahwa dalam peristiwa ini, pertarungan Yesus tidak mengandalkan 'kekuatan', tidak juga mengandalkan 'kuasa', melainkan mengandalkan 'kebenaran'! Kebenaran yang berdasarkan Alkitab. Tiga kali Yesus menahan serangan dusta iblis dengan 'kebenaran', nyata dari ucapan Yesus: "Ada tertulis...". Itulah 'kebenaran' berdasarkan Alkitab! Dan Yesus memenangkan pertarungan. Indah, bukan?
"Hei, mana dusta Iblis-nya?", mungkin pembaca menukas! Anda belum melihatnya? Baiklah, saya tolong anda; cobalah cari dusta iblis itu pada kalimat [ay.-3]: "Jika Engkau Anak Theos, perintahkanlah supaya batu-batu ini menjadi roti." Kalimat ini mengandung dusta, atau sekurang-kurangnya: bibit-dusta.
Tidakkah anda menemukannya? Baiklah anda memerlukan pertolongan lebih banyak rupanya. Perhatikanlah bahwa potongan kalimat "..., perintahkanlah supaya batu-batu ini menjadi roti." tidak mungkin mengandung dusta, sebab itu adalah kalimat-perintah. Maka bibit dusta yang saya maksdukan, yang menimbulkan keraguan, semestinya berada dalam potongan kalimat "Jika Engkau Anak Theos....."
Sekarang masalahnya menjadi lebih mudah tentunya. Kata 'jika', itulah kata yang mungkin membangkitkan keraguan! Bibit dusta. Begitu halusnya bibit dusta ini sehingga sulit ditangkap dengan sekali baca saja! Dan Pujilah TUHAN, Yesus memusnahkan 'dusta' itu dengan mengandalkan 'kebenaran' dari Alkitab; dengan pernyataan : "Sebab ada tertulis...." Luar biasa!
Sekarang lebih mudah lagi bagi anda untuk menandai dusta Iblis berikut. Itu juga terdapat dalam ungkapan :"Jika Engkau Anak Theos....." . Tetap Yesus membentur 'dusta' itu dengan 'kebenaran' Alkitabiah: "Ada tertulis.."
Dusta yang ketiga mudah anda tandai jika anda sudah mengerti bahwa Iblis adalah pendakwa, yang mendakwa umat TUHAN siang malam di hadirat TUHAN [Why.12:10]. Dalam ucapan Iblis pada ayat-9, terkandung dusta, atau persiapan dusta yang besar : "Semua itu akan kuberikan kepadaMu, jika engkau sujud menyembah aku."
Apakah anda kira Iblis, si Licik, benar-benar akan menyerahkan kuasa atas dunia ini kepada Yesus, Anak Manusia? Kalau saja Yesus terjebak menyembah Iblis, hal itu tidak akan terjadi saudara! Mereka yang mengenal kelicikan Iblis, dan mengerti prinsip dakwa-mendakwa yang sering dimanfaatkan Iblis, mengerti bahwa Iblis akan tampil di hadapan TUHAN dan mendakwa Yesus:
"TUHAN, lihatlah anak-buahku yang baru, Yesus anak Yusuf; Dia sembah aku tadi, sebagai tanda penaklukkan diri. Maka sekarang saya berhak memerintah Dia untuk mengatur dunia. Dia boleh mengatur dunia ini di bawah perintahku!
Terpujilah Tuhan Yesus, 'dusta' Iblis dipatahkan lagi oleh Yesus, lagi-lagi mengandalkan 'kebenaran', dari Alkitab! Sudahkah anda menginsyafi sekarang, bahwa peristiwa pencobaan di padang gurun sungguh-sungguh suatu benturan 'kebenaran' dengan 'dusta'? Lihatlah betapa pentingnya masalah ini, namun sangat jarang dikhotbahkan oleh para hamba hamba Tuhan! Mengapa? Karena kebanyakan tidak menyadari akan pertarungan 'kebenaran' ii. Alkitablah yang dipakai TUHAN untuk meng'khotbah'kan masalah ini, dan menjadi masalah yang prima, pada awal Perjanjian Baru; khotbah ilahi tentang peperangan rohani! Tentang pertarungan 'kebenaran'!
Saudara, apakah anda perhatikan keindahan pada sisi lain dalam peristiwa ini? Lihatlah: Yesus mengemukakan dalil-dalil 'kebenaran', itu dalam kondisi tubuh yang kelaparan hebat! Luar biasa, bukan? KesadaranNya terpelihara dengan baik kendati ia kelaparan tiga-per-empat mati! Kita semua perlu belajar memelihara kesadaran pada tingkat yang lebih tinggi. Bacalah buku "KESADARAN", oleh penulis yang sama!
Boleh jadi banyak orang yang tidak mengerti kepentingannya Riwayat Ayub dimasukkan ke dalam Alkitab! "Kalau Kitab Ayub itu hilang dari Alkitab, rugi apa sih kita ?" Kilah mereka yang tidak berhikmat.
Nah, saya tunjukkan di sini bahwa Kitab Ayub itu sesungguhnya mengandung pengajaran yang sangat penting bagi umat TUHAN! Kitab inilah satu-satunya yang menggambarkan Mahkamah TUHAN, yang selalu bersidang mengadili berbagai masalah kehidupan. Kitab ini juga jelas-jelas menggambarkan keterkaitan hubungan TUHAN yang suka mendakwa manusia. TAnpa Kitab Ayub, pengenalan kita akan pengaturan kehidupan semesta akan sangat lemah!
Untuk buku ini, saya ingin mengajak anda melihat Kitab Ayub ini dari suatu sisi yang baru sama sekali. Kiranya anda sudah membaca pasal-1 dan -2 dari Kitab ini. Anda tentu melihat pernyataan TUHAN [1:8], "Apakah engkau (yakni Iblis, pen.) memperhatikan hambaKu Ayub? Sebab tiada seorangpun di bumi seperti dia, yang demikian saleh dan jujur, yang takut akan Theos dan menjauhi kejahatan."
Dan Iblis menantang TUHAN dengan: "Apakah dengan tidak mendapat apa-apa Ayub takut akan Theos? Bukankah Engkau yang membuat pagar sekeliling dia dan rumahnya serta segala yang dimilikinya? Apa yang dikerjakannya telah Kauberkati dan apa yang dimilikinya makin bertambah di negeri itu. Tetapi ulurkanlah tanganMu dan jamahlah segala yang dipunyainya, ia pasti mengutuki Engkau di hadapanMu"
Nampakkah kepada anda hakekat dari dialog tadi? Begini, TUHAN mengganggap Ayub seorang yang takut akan TUHAN. Sebaliknya Iblis mengatakan bahwa anggapan TUHAN itu keliru. Iblis katakan, kalau Ayub miskin, pasti ia akan menjadi penghujat TUHAN juga; cobalah!
Jelaskah bagi anda bahwa TUHAN dan Iblis sedang bertarung di sana? Pertarungan untuk menentukan anggapan siapa yang benar tentang Ayub, bukan? Jadi: pertarungan 'kebenaran' !
Itulah sisi baru dari Kitab Ayub yang perlu kita perhatikan. Kitab Ayub ini menggambarkan pertarungan 'kebenaran' antara TUHAN dan Iblis. Dan mungkin seseorang akan segera menanggapi: kehidupan Ayub menjadi kancah pertarungan itu. Dan mungkin kata orang itu lagi: Ayub adalah korban di tengah pertarungan itu. SALAH, SALAH!
Saya mau mengajak anda melihat dari sisi yang benar. Pertarungan itu adalah antara TUHAN dan Iblis dan itu benar. Kancah pertarungan itu adalah kehidupan pribadi Ayub, itu juga benar! Namun ada yang tidak terlihat orang tadi: bahwa kehidupannya menjadi kancah pertarungan antara TUHAN dan Iblis, itu justru merupakan suatu kehormatan bagi Ayub. Kehormatan?
Belum nampakkah bagi anda 'kehormatan' itu? Lihatlah. Pemenang di dalam pertarungan (antara TUHAN dan Iblis) itu ditentukan oleh siapakah? Oleh sikap Ayub sendiri, bukan? Satu perkataan umpatan dari Ayub sudah cukup untuk membuat anggapan Iblis menjadi kenyataan! Memenangkan Iblis! Jadi sesungguhnya Ayublah yang menentukan, mau memenangkan TUHAN atau tidak! Luar biasa kehormatan itu, bukan? 'Nasib' TUHAN (perhatikan anda-') dipercayakaNnya ke pundak Ayub, untuk ditentukan oleh Ayub! itulah kehormatan di pundak Ayub.
Dan sampai sekian jauh Ayub tidak mengecewakan TUHAN. Nyata dari catatan Alkitab [1:22], Dalam kesemuanya itu Ayub tidak berbuat dosa dan tidak menuduh Theos yang kurang patut! Ayub memenangkan TUHAN!
Demikian pulalah kehormatan yang ditempatkan TUHAn di atas pundak anda dan saya! Dalam benturan antara 'kebenaran' dan 'dusta'. anda (dan saya)lah yang menentukan pihak mana yang menang atau yang anda menangkan. Suatu kehormatan, bukan? Maukah anda memikul kehormatan demikian? Maukah anda memenangkan 'kebenaran' itu? Andalah hamba TUHAN yang benar. Seorang Ayub-modern! (Bacalah: AYUB MODERN, MANA KEDAULATANMU?).
Pertarungan 'kebenaran' berlangsung di dalam diri setiap orang yang berusaha hidup benar. Karena Iblis tidak suka anda dan saya hidup dalam kebenaran maka ia berusaha menyuntikkan gagasan-gagasan dusta ke dalam diri anda dan saya. Di dalam pikiran, dalam bentuk gagasan-gagasan dusta, dan ke dalam hati, dalam bentuk perasaan-perasaan atau kecenderungan hati yang keliru.
Tibalah sekarang waktunya menampilkan beberapa contoh pertarungan 'kebenaran' jenis ini! Pasal 4.6.1. adalah contoh pertarungan 'kebenaran' yang dihadapi oleh hamba Tuhan. Contoh pada 4.6.2. dan 4.6.3. terjadi dalam diri si pasien berbentuk gagasan-gagasan dusta, sedangkan yang terakhir adalah pertarungan dalam hati seseorang yang merasakan suatu perasaan palsu, berasal dari dusta yang dibangkitkan Iblis. Renungkanlah, saudara, tetapi bersiaplah untuk berpraktek di masa depan!
4.6.1. Membebaskan Orang Kesurupan dengan 'Kebenaran'.
Ini adalah peristiwa yang tak 'kan terlupakan seumur hidup saya. Suatu malam, mendekati jam 22.00, saya pulang ke rumah untuk mendapati bahwa keluarga saya sedang berurusan degan setan yang merasuk diri seorang wanita, dengan nama samaran 'Marita'. Yang merasuk itu mengaku dirinya Legion, dan memang bandel, tidak enyah oleh pengusiran dengan semua cara yang sudah kami kenal.
Kami menenal Marita ini cukup akrab, dia lulusan satu sekolah Alkitab, pertobatannya sesungguhnya sudah tuntas, namun pada waktu itu dia masih berhubungan mesra dengan seorang pria, pengikut Muhammad, dan lebih parah lagi, pria itu adalah seorang homosex! Entah mengapa, Marita tidak mampu (atau tidak tega?) memutusakn hubungan dengan Taufiq, pia itu.
Legion itu memang bandel; dia nekad mengajukan beragam sayarat untuk mau pergi meninggalkan Marita, semuanya tidak diperdulikan oleh keluarga saya.
Nah, sekarang urusan ini jatuh ke pundak saya. Maka saya duduk tenang, dalam hati mohon bimbingan Tuhan sebelum bertindak, sementara si Legion terus ngoceh menggunakan mulut Marita. Tuhan Yesus begitu baik, saya diberiNya petunjuk untuk menyelesaikan masalah itu. Lalu saya memotong ocehan si Legion: "Setan, demi Yesus aku perintahkan kamu diam. Dengarkanlah pembicaraan saya sekarang.
Maka saya mulai berdoa dengan suara terdengar ke seluruh ruangan. Ringkasnya, doa saya berisi permohonan ampun untuk dosa-dosanya Taufik (bukan Marita), mohon Yesus Kristus membatalkan kutuk warisan di dalam diri Taufiq (kalau ada), dengan kuasa Yesus, persekutuan Taufiq dengan Iblis dibatalkan. Lalu, dengan kuasa Yesus Kristus, saya menyatakan semua ikatan rohani antara Taufiq dengan Iblis dinyatakan batal, tidak berlaku lagi. Doa aneh begini memang sering saya panjatkan dalam rangka pelayanan pelepasan 'in-absentia', jarak jauh. Dan anda yang memanfaatkan doa begini pasti kagum karena efektifnya! (Bacalah buku: PRAJURIT KRISTUS, BERDOALAH!)
Seusai doa itu, saya bertanya kepada si Legion, "Apa katamu sekarang, Legion?", yang dijawabnya dengan suatu senandung bahasa Arab. "Bukan itu maksudku, setan! Yang saya tanyakan adalah, apa katamu tentang doa saya tadi?", yang dijawab oleh setan itu: "Aneh ya, tidak seperti biasanya !" Ya, saudara, sebab yang biasa adalah hamba Tuhan segera membenta-bentak (bertarung 'kekuatan' suara), atau mengusir setan itu demi nama Yesus (bertarung 'kuasa'). Tentu saja setan itu tidak akan mengemukakan bahwa pertarungan 'kebenaran' sedang terjadi di situ.
"Nah setan", kata saya, "sesungguhnya kamu tahu arti doa saya itu; pada saat ini, Taufiq berada dalam pengampunan Tuhan Yesus, dan ikatan rohaninya dengan Iblis, jadi juga dengan kamu, sudah diputus-putuskan! Itu berarti ikatan rohani Marita dengan Iblis, ikatan rohani tidak-langsung, yang terjadi oleh karena Marita, memiliki ikatan rohani (melalui ikatan-percintaan) dengan Taufiq, ikut terputus-putuskan! Jadi, masih adakah hakmu untuk mendekam terus dalam diri Marita sekarang?"
"Ya deh, aku pergi sekarang! Izinkan aku pergi ya!" saya izinkan dia pergi (karena dari tadi dia terikat oleh pelayanan sebelum saya tiba), dan urusan itu terselesaikan dengan mudah. Melalui pertarungan 'kebenaran', bukan pertarungan 'kuasa' ataupun 'kekuatan'. Luar biasa 'kebenaran' dari Yesus itu! Apakah yang begini ada diajarkan di Sekolah-sekolah Theologia? Hanya Yesus Kristus yang dapat mengajar hambaNya, yang bersedia belaajr langsung dari Yesus Kristus, diajar dari dalam!
Lihatlah, saudaraku; di dalam pertarungan tadi modal saya adalah 'memiliki' kebenaran. Bukan sekedar 'mengetahi' kebenaran! Maka hasilnyapun luar biasa. Dan peritiwa ini membuktikan kembali bagi saya beberapa 'kebenaran' berikut:
Doa mohon ampun yang saya panjatkan itu berlaku. Tuhan Yesus mengabulkan doa-doa semacam itu! Untuk saat itu dosa-dosanya Taufiq diampuni. Tinggal lagi apakah Taufiq berbuat dosa lagi di masa depan, bukan urusan kami. Kalau anda baca Amos ps.7.:2,3 dan 5,6, serta 1Yoh.5:16, maka anda mengerti bahwa 'kebenaran' barusan sudah dinyatakan oleh Alkitab. Jadi rajin-rajinlah anda berbuah, memanfaatkan 'kebenaran' ini, memohon ampun bagi dosa-dosa orang lain.
Dengan dosa-dosa yang beroleh penganpunan, maka ikatan-rohani Taufiq dengan Iblis diputuskan, kendati untuk sesaat (boleh jadi nanti Taufiq mengundang lagi kuasa Iblis itu, bukan?)
Karena
ikatan rohani Taufiq dengan Iblis terputus, kendati ikatan rohani Marita
terhadap Taufiq belum diputuskan, maka ikatan rohani (tidak-langsung) antara
Marita dengan Iblis juga terputus, sehingga tiada lagi hak setan untuk
menmpati tubuh Marita! Maka pergilah Legion dengan kekalahannya, oleh
'kebenaran' yang dari Tuahn Yesus!
Begitulah saudara, setelah MArita sadar, kepadanya diterangkan semua yang terjadi, teristimewanya kelicikan Iblis itu. Kami mengajak dia memutuskan ikatan-rohaninya dengan Taufiq, lalu dia mampu memutuskan hubungan-emosionilnya dengan Taufiq. Beberapa waktu kemudia Marita beroleh jodoh seorang pria pilihan Tuhan dan mereka melangsungkan pernikahan yang kudus.
4.6.2. Pemuda Lambahan, Korban 'dusta' Iblis.
Kasus berikut menyajikan betapa 'dusta' dapat merasuk dalam ke dalam pribadi seseorang, sehingga ia kehilangan keseimbangan jiwa dan nyaris menyerahkan dirinya kepada 'dusta' Iblis, yang ingin menggunakan kepribadiannya untuk menjadi hamba Iblis.
Seorang pemuda (nama samaran: Lambahan) pernah beroleh pelayanan pribadi, namun tidak tuntas, karena ia memasuki pelayanan itu lebih karena dorongan orang lain, bukan kehendak dirinya sendiri. Menjelang kedatangannya yang kedua ini, saya berhasil memastikan (lewat telpon) bahwa dia sendiri punya keinginan untuk dilayani.
Persoalan yang dihadapinya adalah sering termenung, kosong pikiran, sehening kuburan. Biasanya hal ini bersumber dari persekutuan dengan setan kuburan atau arwah (roh jahat yang meniru pribadi leluhur) yang berusaha menunggangi dirinya. Arwah ini sudah mampu melakukan tukar-pikiran dengan dia, namun belum sampai mengambil-alih pengendalian atas anggota tubuh lainnya, seperti kasus yang berikut, di bawah ini.
Kepada pemuda Lambahan, saya menyampaikan keterangan Alkitabiah tentang dunia roh, tentang roh-najis dan tentang usaha roh najis menunggangi diri manusia, Menyusul saya tuliskan suatu kalimat penguji, apakah 'kebenaran' itu sudah diterimanya, sbb.:
"saya, Lambahan, menyatakan tidak mau menjadi hamba Iblis."
saya meminta dia membaca kalimat itu keras-keras, dan yang terjadi adalah dia bengong saja, tidak mampu berbicara. Pada titik itulah saya disadarkan Tuhan, bahwa harus cara lain yang ditempuh. Maka saya melakukan sesuatu suatu cara baru, secara benturan 'kebenaran', diajar Tuhan seketika itu, belum pernah saya praktekkan sebelumnya!
Disaksikan oleh seorang paman yang mengantar dia, sekaligus saya memainkan dua peranan, penyampai 'kebenaran' dan penyampai 'dusta'. Terpaksa, karena tidak punya rekan pelayanan yang seimbang pada waktu itu. Dua minggu setelah kasus ini, Tuhan Yesus melatih kami berdua (dengan isteri saya) melakukan pelayanan yang serupa dan berhasil pula dengan indahnya!
Kira-kira beginilah cara benturan 'kebenaran' yang terlaksana pada waktu itu. saya menyampaikan 'dusta' untuk satu kali. saya ucapkan "Hah, Lambahan, saya berada di dalam dirimu, mengendalikan dirimu, dan tidak ada yang mampu menghalangiku." Sesaat kemudian saya sampaikan 'kebenaran' kepada Lambahan "Anakku, engkau adalah milikKu, Aku yang menciptakan engkau, dan Aku berhak atas dirimu."
Benturan 'kebenaran' dengan 'dusta' ini berlangsung empat-lima kali, dan selama itu pula Lambahan bengong saja mendengarkan. Dalam proses itu, roh-nya Lambahan dipaksa untuk menentukan pilihan, yang mana yang diterimanya, yang mana ditolaknya. Maka, pada suatu titik, Lambahan meminta izin untuk pergi ke kamar mandi, yang saya persilahkan. Terdengar suara muntah-muntah di kamar mandi, untuk mana saya tersenyum, selesai sudah pertarungan 'kebenaran' itu.
(Bagi para hamba Tuhan yang mengkritik pelayanan pelepasan yang sampai muntah-muntah dan bagi para hamba Tuhan yang baru puas kalau pelayanannya menghasilkan muntah-muntah saya nyatakan: Muntah-muntahnya Lambahan bukan saya yang atur, tetapi sekedar hasil penyampaian 'kebenaran' dan 'dusta' yang berbenturan tidak tertahankan di dalam dirinya! Jadi jangan saya atau teknik itu dipersalahkan dalam pelayanan begini!)
Sekembali dari kamar mandi, setelah membiarkan dia tenang sejenak, kepadanya saya sodorkan lagi tulisan tadi, untuk dibacanya keras-keras. Maka waktu itu, dengan lancar dia mampu membaca pernyataan tadi. Bahkan untuk konfimasi, saya tantang lagi dia mengucapkan (dari membaca tulisan yang lain: "saya lambahan, menyatakan bersedia menjadi hamba Tuhan Yesus.")
Terpujilah Tuhan Yesus, begitulah 'kebenaran' menang di dalam benturan dengan 'dusta' itu. Di waktu-waktu mendatang, yang diperlukan Lambahan hanyalah bimbingan untuk pemahaman Alkitab yang lebih mendalam, menuntun dia lebih dalam lagi, ke dalam 'kebenaran'!
Saudara, anda harus memiliki lebih dahulu 'kebenaran' sebelum mampu menyampaikan dan menanamkan 'kebenaran' itu ke dalam diri orang lain! Oleh sebab itu, sekali lagi, belajarlah langsung kepada Yesus Kristus, Kebenaran itu.
4.6.3. Hamba Tuhan Sekaligus Hamba Iblis?
'Dusta' Iblis yang merasuk ke dalam pribadi seseorang, sejalan dengan merasuknya roh-jahat berpribadi ke dalam tubuh orang itu akan mengakibatkan dia benar-benar hilang harapan. Kalau sudah demikian parahnya, sungguh-sungguh kasih Yesus saja yang mampu menyelamatkan dia dan mengembalikan pribadinya kepada keadaan yang normal.
Seorang bapak, berusia 50-an tahun, setelah satu setengah tahun mengikuti penataran calon penarua, mengalami gangguan gaib yang parah. Ada satu pribadi lain, suatu roh berpribadi, di dalam dirinya, berusaha mengusai dirinya, tidak tertanggulangi oleh pelayanan medis, psychis, bahkan dukun. Dia sempat mengalami dirawat di Rumah Sakit Jiwa karenanya. Lima tahun lamanya dia mengalami gangguan itu, datang dan pergi, sampai tiba ketikanya Tuhan Yesus mengutus hamba-hambaNya melayani dia.
Begitu nekatnya pribadi jahat di dalam dirinya, mencengkeram dia, sampai pribadi itu berani mengucapkan (dengan menggunkan mulut bapak itu): "Apalagi mau kalian dengan menyodor-nyodorkan Alkitab itu untuk dibacanya!? Sudahilah itu, kalau perlu saya sendiri yang akan menuntun dia ke Gereja!" Dengan perkataan lain, setan itu tidak khawatir terusir, kendati bapak itu berbakti di Gereja; rupanya cengkeramannya sudah sangat kuat, ataupun dia mengetahui bahwa di Gereja mereka kuasa Yesus tidak bekerja sungguh!
Dapatlah kita lihat bahwa setan itu sudah mampu menggunakan mulut bapak ini, bahkan dia sudah menawarkan kepada bapak itu berbagai 'berkat', antara lain dengan mengatakan bahwa bapak ini akan dituntunnya melakukan banyak pekerjaan menolong orang lain, asal saja si bapak merelakan tubuhnya digunakan untuk 'pelayanan' itu. Masih ada pula ditambahkannya bahwa dia tidak mungkin disingkirkan, sebab dia adalah 'Debata-habisukon', tuhan-hikmat. 'dusta' inilah yang juga sudah mencengkeram bapak itu, sehingga dia nyaris menyerah saja.
Setelah memperoleh semua keterangan itu, mengertilah saya bahwa setan ini harus dihadapi dengan pertarungan 'kebenaran', sebab baapk itu berada dalam cengkeraman 'dusta'nya. Maka saya mulai dengan pertanyaan yang sederhana: "Sudahkah bapak dibaptis?" Jawabannya "Ya" segera saya susuli dengan permintaan agar dia menjelaskan apa artinya baptisan Kristiani. "Tentu anda dapat menerangkannya dengan baik, mengingat anda sudah satu setengah tahun mengikuti penataran penatua, ujar saya.
Bapak ini menerangaknnya dengan agak panjang-lebar, setelah mana saya minta izin untuk merumuskannya dengan lugas: "Baptisan adalah penyerahan seorang bayi, oleh orangtuanya, kepada Tuhan Yesus, sehingga mulai saat itu Tuhan Yesuslah yang berhak atas kehidupan bayi itu! Bukan pihak lain." Bapak itu mengiakan rumusan tadi, maka saya dapat melanjutkan dengan: "Berarti orangtua anda tidak rela kalau anda berada di bawah pengendalian pribadi lain selain Tuhan Yesus! Jadi dari mana setan ini punya hak untuk mendekam dia dalam diri anda!" Babak pertama pertarungan itu dimenangkan oleh 'kebenaran'.
Sekarang datang babak kedua. Saya menanyakan apakah bapak ini sudah mengaku-sidi (peneguhan). Jawabannya "Ya" segera saya susuli dengan permintaan agar dia mengemukakan arti dari mengaku-sidi. Dengan cukup panjang pula diterangkannnya. Lagi-lagi saya merumuskan ulang secara lugas: "Mengaku-sidi adalah pernyataan seorang bahwa secara sadar, tanpa paksaan pihak lain, ia adalah pengikut Yesus Kristus." Bapak itu meng-ia-kan juga rumusan tadi, sehingga datanglah pukulan berikut bagi 'dusta' iblis: "Jika demikian halnya, apa lagi haknya setan itu untuk mendekam terus di dalam diri Bapak?"
Babak kedua sudah dimenangkan, maka sisanya adalah melatih bapak itu menggunakan kuasa Yesus. Harus bapak itu sendirilah yang mengusir setan itu setiap kali setan itu berusaha membujuknya lagi! Begitulah 'kebenaran' menaklukkan 'dusta' Iblis di dalam diri bapak ini, untuk kemudian dia menjalani proses pemulihan dirinya, dan seluruh keluarganya. Puji Tuhan!
4.6.4. Doa Yang Membentur Tembok.
Suatu malam saya ditelpon oleh anak-pelayanan kami, yang dengan nada sedikit panik meminta pelayanan lanjutan. Masalahnya adalah bahwa pada hari-hari itu ia merasakan doanya seolah-olah membentur tembok. Tidak sampai ke hadirat Tuhan!
Nah, ia sudah terkena 'dusta' Iblis. Saya nyatakan di telpon, ia tidak memerlukan pelayanan lanjutan seperti yang dimintanya itu. Tidak perlu ia membuang waktu dan tenaga untuk datang ke rumah! Cukup anda menjawab pertanyaan saya ini: "Di mana Yesus berada?"
Dia harus berpikir sejenak, sebelum menjawab (ini 'kebenaran' yang harus dimiliki oelh setiap orang bertobat): "Yesus berada di dalam hati saya." Sebab Rudi (nama pemuda itu) sudah mengundang masuk ke dalam hatinya. Maka berbenturanlah 'dusta' Iblis yang disuntikkan beberapa hari ini dengan 'kebenaran' tadi!
"Rudi, ujar saya, "kalau anda mengatakan Yesus sudah berada di hatimu, maka doa anda, berangkat dari pikiran, mungkin keluar dari mulut, haruskah doamu itu menembus tembok dulu untuk mencapai Yesus?" Puji Tuhan! Rudi menangkap 'kebenaran' itu, 'dusta' Iblis tersingkir dan pelayanan yang dimintanya berakhir! Untuk mewaspadakan kelanjutannya, saya terangkan kepadanya tentang pertarungan 'kebenaran' serta uraian di bawah ini. Sukacitanya kembali secara utuh!
Saudara, sesungguhnya banyak orang Kristen sudah dirasuk oleh dusta Iblis di dalam masalah berdoa. Bukan hanya dalam bentuk yang tadi, juga dalam bentuk lainnya. Ini satu 'dusta' yang lain:
Semakin khusuk doa anda semakin besar harapan terkabul.
Yesus menjawab dusta ini dengan sabdaNya [Mat.12:37]: "Karena menurut ucapanmu engkau akan dibenarkan, dan menurut ucapanmu pula engkau akan dihukum." Jadi bagi mereka yang suka berdoa. ucapkanlah doa anda dengan jelas; dengan kesungguhan hati. Kekhusukan (tidak ada kaitannya dengan kesungguhan hati!), juga kebersihan tubuh, tidak banyak mempengaruhi pengabulan doa anda!
Maka yang bermata jeli akan melihat, bahwa sewaktu murid-murid Yesus meminta agar Yesus mengajar mereka berdoa [Luk.11:1,2], ternyata Yesus tidak mengharuskan mata mereka dipejamkan, atau tangan dilipat, atau cuci muka atau lainnya, ataupun ahrus memusatkan pikiran sampai mau teler ('fly')! Tetapi Yesus mengajarkan [ay.-2]: "Apabila kamu berdoa, katakanlah....." KATAKANLAH!
Kata-kata, itu yang penting, bukan kekhusukan yang sampai mendekati teler! Sebaliknya, saya tidak mengatakan bahwa anda tidak boleh khusuk, yang saya katakan adalah agar membawa kepada status kehilangan kesadaran, tetapi cukuplah kalau pikiran dipusatkan kepada doa yang anda ucapkan; dan berdoalah dengan ketegasan permintaan, itu cukup.
Saya mengamati bahwa masalah kekhusukan hanyalah penularan dari kebiasaan meditasi non-Kristiani, tidak diajarkan oleh Yesus Kristus! WASPADALAH! Tentang masalah kekhusukan ini, doakanlah agar saya beroleh kesempatan menuliskannya pada buku yang lain.
---o0o---
Saudara tidak ada manusia yang dapat menghindar dari pertarungan 'kebenaran' , kecuali mereka yang passif total, yang merelakan dirinya dicengkeram 'dusta' Iblis. Satu contoh cengkeraman yang fatal kami temui dalam pelayanan, di mana seorang ayah berkata kepada anak-anaknya: "Pergilah kalian ke Gereja, bagi saya tidak perlu lagi, karena toh sudah pasti saya masuk neraka!"
Bapak itu benar-benar sudah dicengekeram 'dusta'; sangat sulit memproses dia agar memiliki 'kebenaran', untuk dapat dimerdekakan dan boleh tinggal di dalam 'rumah'. Masih ingatkah anda akan sabda Yesus itu? Nah, untuk merdeka sungguh, seseorang perlu menjalani dua tahap pembebasan:
Ini berarti seseorang harus bebas lebih dahulu dari cengkeraman 'kuas baru dapat bebas dari 'dusta' Iblis! Hamba-hamba Tuhan yang menekuni urusan menjala manusia seutuhnya, yakni dimulai penginjilan pribadi, pelayanan-pertobatan (bea' Iblis,rikut pelayanan-pelepasan) sampai kepada pemuridan yang membentuk seorang penjala manusia yang baru, hamba-hamba Tuhan ini dapat mengerti masalah kemerdekaan dua tahap itu.
Ada pengalaman kami, sekelompok siswa orang-orang Kristen, dewasa, bahkan sebagian adalah penatua di satu Gereja, diajar Alkitab selama setahun lebih, dan hampir semuanya mengakui bahwa pengajaran itu tidak dapat mereka mengerti. Pimpinan sekolah pada waktu itu belum menginsyafi bahwa belajar Alkitab sesungguhnya adalah benturan 'kebenaran' dan 'dusta'.
Barulah ketikanya TUHAN bertindak, mengutus seorang hamba Tuhan mengajar tentang kuasa-kuasa kegelapan di sekolah itu. Pada hari itu juga terjadi pelayanan-pelepasan yang dramatis di hadapan seluruh siswa! Peristiwa yang menggetarkan hati itu mendorong seluruh siswa untuk rela diajak masuk ke dalam pertobatan, sekaligus dengan pelepasan massal, karena sesungguhnya sebagian besar siswa memiliki keterikatan dengan kuasa-kuasa Iblis. Beberapa diantaranya bahkan masuk ke dalam pelayanan pelepasan pribadi, oleh beratnya keterikatan mereka. Baru setelah semuanya itu terjadi, pengajaran Alkitab dapat berlangsung lancar, penggertian para siswa meningkat dengan tajam. 'Kebenaran' dapat merasuk ke dalam diri mereka dengan leluasa!
Jelaslah, kalau belum bebas dari kuasa Iblis, sulit untuk seseorang memasuki pertarungan 'kebenaran'! Contohnya, roh-curiga yang tidak pernah ditanggulangi (diusir) akan mudah bekerja dalam diri seseorang, membangkitkan anggapan bahwa seorang lain sedang menyerang dia. Maka yang bersangkutan akan selalu mencurigai orang lain, sibuk memikirkan apa yang sedang dirancang orang lain, sehingga tidak mampu memasuki pertarungan 'kebenaran' itu.
Orang-orang demikian masih membutuhkan pelayanan-pelepasan! Sudahkah anda beroleh pelayanan pelepasan? Kalau belum, sebaiknya anda memasukinya. Sudahkah anda bebas dari tekanan kuasa Iblis? Kalau sudah, maka tahap pertarungan berikut bagi anda adalah pertarungan 'kebenaran'!
Pertarungan 'kebenaran' berlangsung di dalam diri anda dan saya! Di dalam pikiran dan ingatan; dalam bentuk anggapan atau konsep atau gagasan yang disusupkan oleh kuasa Iblis, yang mengandung 'dusta' Iblis. dan 'dusta' Iblis itu sangat boleh jadi sudah mendekam lebih dahulu di sana puluhan tahun lamanya.
Satu hal lagi, 'dusta' Iblis itu mudah tertular kepada orang lain. Melalui pembicaraan atau pengajaran yang disampaikan. Anda akan melihat dari contoh-contoh mendatang batapa umat Kristiani beroleh penularan dari masyarakat sekitar; penularan 'dusta' dari orang-orang yang berada dalam cengkeraman (dusta) Iblis!
Konsep/gagasan dari kepercayaan lama kita, atau kepercayaan leluhur kita, seringkali masih mendekam di dalam diri kita. Hal ini mudah dimengerti oleh mereka yang memahami cara bekerjanya roh-roh, utamanya pewarisan roh-roh najis dari leluhur. Tetapi masalah ini adalah bahan penelahaan bagi buku lain. Di bawah ini disajikan beberapa contoh gagasan yang masuk dari kepercayaan lama.
5.1.1. Tuhan-nya Kepercayaan Lama Sama Dengan Tuhan-nya Kristen.
Berbagai daerah di Indonesia (bahkan di seluruh dunia) memiliki pengenalan akan Maha Penciptanya sendiri-sendiri. Umumnya pengenalan ini aka ntersiar melalui riwayat dan/atau dongeng, diwariskan turun-temurun. Nah, pada waktu suatu suku menerima ke-Kriten-an, secara mudah saja (namun ini adalah kecerobohan) orang-orang menganggap bahwa TUHAN yang disembah orang Kristen sama saja dengan Tuhan, yang selama ini sudah mereka 'kenal'.
Begitulah, nama-nama Debata (Tanah Batak), Djubata (Kalimantan), Tete-manis (Ambon), Puang-matua (Toraja), dianggap nama lain dari TUHAN-nya orang Kristen (Yesus Kristus)! Apakah ini benar?
Saudara-saudara kita itu tidak sadar, leluhur kita dengan kepercayaan lama mereka, tidak mengenal pribadi Iblis, Pemberontak dari Sorga. Mereka hanya mengenal adanya arwah dan adanya Mahapencipta. Yang baik datangnya dari Mahapencipta; arwahlah yang suka mendatangkan malapetaka. Iblis tidak dikenal, sehingga bebaslah Iblis gentayangan menggocoh manusia.
Kalau saja mereka mengenal Iblis, sebagai pribadi Pemberontak, yang jahat; tentu mereka mampu menduga: boleh jadi kuasa-kuasa hebat yang selama ini nampak, yang menakut-nakuti mereka, sesungguhnya berasal dari Iblis! Tetapi berhubung tidak ada pemberitahuan tentang Iblis, dugaan demikian tidak muncul.
Ah, mereka yang primitif itu rasanya tidak begitu bebal bila dibandingkan dengan orang-orang Kristen abad-XX, yang sudah cerdas, sudah beroleh pemberitahuan dari Alkitab tentang adanya Iblis dan TUHAN, namun Kristen masa kini itu mau saja menerima 'berkat' dari Iblis tanpa memeriksa lagi dengan teliti. Dianggap saja karunia dari Tuhan. Contohnya: bahasa lidah! Sudah tahu bahwa Iblis juga mampu memberikan bahasa lidah. Tetapi tetap membabi-buta mengejar berbahasa-lidah sesungguhnya sudah terkena jerat Iblis. Beroleh jasa Iblis, bahasa-lidah yang dari Iblis, yang pada waktunya akan terkena tagihan Iblis! Mana ada pemberian Iblis yang gratis!
Kembali kepada leluhur kita, mereka tidak punya Alkitab yang dapat mengajar bahwa Iblis mempunyai kemampuan hebat dalam hal tiru-meniru! Ular dengan mudah tirunya. Malaikat terang juga ditirunya [2Kor.11:14]. Lebih nekat lagi, Mesias (Yesus) ditirunya [Mat.24:24]. Bahkan Roh Kudus dan Bapa Sorgawi sendiri dia berani meniru (Baca: ROH KUDUS -- SUDUK HOR).
Jadi tidaklah heran, kalau
pada zaman kegelapan leluhur kita, dengan mudah Iblis yang jatuh dari langit
(pernyataan Yesus dalam Luk.10:18) mengarang cerita, bahwa leluhur kita adalah
keturunan dewa yang jatuh dari langit. Tentu saja disertai dengan
bukti-bukti: kuasa supra-alami yang dipertontonkan pada masa itu! Bukan main
bangganya leluhur kita, menerima bulat-bulat dongeng itu, tanpa mengerti bahwa
di seputar dunia Iblis sudah menyebarkan dongeng yang serupa. Boleh dikatakan
setiap suku-bangsa mengaku keturunan dewa yang jatuh dari langit, bukan?
Anda ingin melihat petunjuk Alkitab tentang penipuan global oleh Iblis ini?
Bacalah Why.12:9,
9 Dan naga besar itu, si ular tua, yang disebut Iblis atau Satan, yang menyesatkan seluruh dunia dilemparkan ke bawah, ia dilemparkan ke bumi, bersama-sama dengan malaikat-malaikatnya.
Iblis bersama-sama dengan malaikat-malaikatnya, menyesatkan seluruh dunia! Globalisasi pekerjaan Iblis sudah terjadi sejak ribuan tahun yang lalu! Dan penyesatan-awal yang dilakukan Iblis bersama-sama malaikat-malaikatnya di seluruh dunia adalah tentang 'keturunan dewa-langit", dongeng yang ditelan bulat-bulat oleh setiap suku bangsa si seputar dunia!
Nah saudara, umat Kristiani, masihkah anda mau mengaku keturunan dewa langit? Keturunan Debata (yang asal katanya adalah Dewata)? Keturunan Tete Manis? Saya lebih suka menyebut diri saya murid Yesus Kristus, pemilik Sorga, bukan keturunan penghuni langit yang jatuh! Maka saya tidak mau lagi menyebut nama-nama lain itu. Yesus Kristus, itu cukup bagiku!
5.1.2. Semua Utusan TUHAN adalah Manusia Istimewa.
Ini belum 'dusta', melainkan bibit dusta, akan segera menetas menjadi 'dusta'. Inginkah anda melihat dusta yang akan lahir itu:
Yesus adalah
utusan TUHAN----->jadi: Yesus bukan TUHAN!
(Alkitab membenarkan
ini) (inilah
dusta!)
Anda mau pelihara bibit dusta tadi di dalam hati anda? Terserah!
5.1.3. Lebih Keji Lagi: Yesus Hanyalah Suruhan Dari Tuhan Kami.
Ini mungkin muncul dari golongan Parmalim di tanah Batak. Kepada orang Kristen mereka dapat mengatakan: "Kalian menyembah Yesus 'kan? Nah, kami menyembah Debata. Sedangkan kalian bilang Yesus adalah Anakni Debata (anak Theos). Maka sembahan kalian itu hanyalah utusan dari Debata, yang kami sembah! Jadi kalian sebenarnya belum menyembah Tuhan yang benar! Kasihan sekali nasib kalian!"
Ah, kalau 'dusta' yang ini biarlah anda sendiri yang menjawabnya. Untuk latihan bagi anda! Kalaupun anda tidak berhasil, hubungi saja kami di Wisma Gembala. Dengan senang hati kami akan membantu anda memecahkan 'dusta' itu!
5.1.4. Mintalah Hal-hal Yang Besar Melalui Doa!
Pendeta Yonggie Cho, yang menyampaikan pengajaran ini terkenal dengan keberhasilan doa-doanya. Dan terkenal karena jemaatnya yang berukuran besar, ratusan ribu jumlahnya. Ia mengajarkan pula bahwa Roh Kudus dapat digambarkan sebagai dimensi ke-empat. Apakah anda melihat 'dusta' yang fatal dalam pernyataan ini?
Satu sisi 'dusta' di sini adalah dalam pengertian 'dimensi'. Setiap teknolog tentu mengerti bahwa dimensi adalah 'sesuatu' yang abstrak, pembangun tatanan alam materi semesta, yang menjadi obyek penelitian para ahli Fisika. Biarlah saya tidak melanjutkan uraian tentang pengertian 'dimensi' ini, tetapi kalau anda penasaran, silahkan menghubungi saya secara pribadi.
Berkaitan dengan hal 'dimensi' inilah suksesnya doa-doa Pdt.Cho. Ia menganggap bahwa doa-doa lebih terkabul kalau permintaan kita dinyatakan secara jelas, terperinci. Ia mengajarkan para pengikutnya untuk berani memikirkan hal-hal yang besar. Dengan menunjuk teladan dari tokoh-tokoh besar di dalam Alkitab, ia menyatakan kepada pengikutnya untuk berani meminta hal-hal yang besar! Sebab Tuhan kita Mahabesar! TUHAN akan melakukan hal-hal yang besar itu melalui kita!
Pendeta Cho lupa, atau tidak menyadari, bahwa tokoh-tokoh yang menjadi teladan itu, meminta hal-hal yang besar kepada TUHAN, oleh bimbingan Roh TUHAN sendiri, yang sudah lebih dahulu mengerti rancangan TUHAN! Tokoh-tokoh besar yang menjadi teladan itu tidak meminta kepada TUHAN seturut keinginan mereka sendiri! Hal itu lolos dari pengamatan Pdt.Cho. Tokoh-tokoh besar itu melakukan segala tindakannya di bawah tuntunan TUHAN, sehingga yang terjadi adalah kehendak TUHAN, sesuai rancangan TUHAN!
Karena gagal mengamati fakta di atas, maka tanpa sadar, penganut ajaran ini sudah berdoa secara "Jadilah kehendakku", bukanya "Jadilah kehendakMu", seperti ketentuan yang disampaikan Yesus.
Tanpa sadar, mereka yang mempraktekkan ini terseret kepada anggapan bahwa 'aku' menjadi pusat dari 'dimensi-ke-empat' yang dapat aku kendalikan melalui doa, asal saja kehendakku itu aku nyatakan secara jelas, terperinci. Tanpa sadar mereka terseret ke dalam ajaran Buddhism:
Jagat-raya ini berisi zat serba hadir, suatu Buddhi yang agung. Orang-orang yang ingin berhasil harus dapat bermeditasi se-khusuk mungkin, sampai merasakan bahwa dia di pusat jagat-raya itu. Lalu dengan tenaga meditasinya, dengan budhi-nya, ia akan dapat mengendalikan proses-proses di dalam jagat-raya ini....
Memang kehidupan seorang Buddhist adalah egocentric (berpusatkan diri sendiri); bahkan keselamatanpun harus dicapai oleh usaha sendiri. Pada pihak lain, orang Kristen hidup secara Christocentric, berpusatkan pada Kristus. Keselamatan tidak dapat dicapai oleh usaha diri sendiri, tetapi semata-mata melalui karya Yesus! Tanpa sadar, saudara Yonggie Cho terseret, kembali kepada kepercayaannya yang lama! Mohon Tuhan Yesus menerangi lagi hatinya dan mengembalikannya kepada 'kasih yang mula-mula'!
Sama saja dengan 'dusta' yang diwarisi, penularan 'dusta' dari masyarakat sekitar juga terjadi tanpa terasa. Jangan kaget dengan beberapa contoh berikut. Saya yakin anda dapat menambahkan dengan pengalaman anda sendiri.
5.2.1. Percaya Kepada Diri Sendiri 'dong!
Rasanya setiap anak lulusan S.D. sudah pernah beroleh 'cekokan' 'dusta' ini. Ajaibnya yang mencekoki adalah guru-guru mereka sendiri. Termasuk guru-guru di S.D Kristen! Saya 'kan lulusan S.D. Kristen juga. Kalimat lengkapnya boleh jadi:
"Anak-anak, nyontek itu pekerjaan nista, sama dengan mencuri. Jadi kalian jangan nyontek ya! Harus percaya kepada diri sendiri dong!"
Iblis tersenyum puas mendengarnya. Mengapa? Kalau seseorang sudah meyakini pengajaran 'percaya kepada diri-sendiri', mengandalkan diri sendiri, dengan sendirinya di masa depan sulit untuk mengandalkan Tuhan Yesus! Wai! Dan banyak di antara mereka akan terkena kutuk TUHAN, didakwakan Iblis berdasarkan Yer.17:5,6. Silahkan anda telaah sendiri!
Saudara kekasih, para guru yang beragama Kristen, biasakanlah mengutarakan maksud yang sama dengan kalimat 'kebenaran' berikut:
"Anak-anak, nyontek itu pekerjaan nista, sama dengan mencuri, Jadi kalau kalian ini sungguh pengikut Tuhan Yesus (atau umat TUHAN, kalau anda masih takut mengucapkan nama Yesus), jangan mempermalukan TUHAN ya! Jadi jangan mencuri, tidak usah nyontek!: Percaya dan mengandalkan TUHAN-lah kalian!"
5.2.5. Sorga ada tujuh lapis.
Ini konsep yang mengandung 'dusta', yang mungkin membawa kepada kesesatan. Setelah menerima 'dusta' ini seorang Kristen mungkin terdorong hidup santai, menganggap: "Dengan adanya tujuh lapis sorga, bagi saya paling sial akan masuk ke lapis kedua. Lumayan!" Mungkin dia merasa dirinya sudah baik, sehingga terjamin masuk sorga, kendati pada lapis yang rendahan! Maka boleh jadi dia akan hidup santai, seenak diri sendiri, untuk kemudian dikejutkan oleh 'kebenaran' pada Mat.25:31-46:
Dalam hari penghakiman hanya ada dua golongan: 'kambing' atau 'domba'. Ternyata dia masuk golongan-kambing; menyesal kemudian , tidak berguna!
Saudara, Alkitab ada menyebutkan ungkapan 'ke tingkat yang ketiga dari sorga' [2Kor.12.2], tetapi tidak pernah dinyatakan bahwa sorga ada tujuh lapis! Konsep sorga tujuh lapis datangnya dari 'keturunan' Ismael saja.
5.2.3. Ber-amal Akan Membawa ke Sorga.
Semakin banyak ber-amal, semakin besar harapan anda masuk sorga. Ini juga pengajaran 'kaum' ismael, mengandung 'dusta', sehingga dapat menyesatkan. Yang benar adalah berbuat baik demi Yesus! Karena mematuhiNya, maka Yesus akan membawa anda ke sorga.
Sebaliknya kalau anda berbuat baik demi perikemanusiaan, silahkan minta imbalannya dari manusia, atau dari mereka yang mengajarkan perikemanusiaan itu!
Ada orang-orang yang membaca Alkitab secara membaca suratkabar. Mereka tidak insyaf bahwa Alkitab adalah bacaan yang sangat ajaib, dan kalau ingin beroleh manfaat harus membacanya bersama Roh Kudus, Redaktur Agung yang dahulukala memimpin sendiri penulisan Alkitab. Mereka yang membaca Alkitab secara membaca suratkabar, waspadalah. Pelintiran-pelintiran yang mengandung 'dusta' Iblis akan memasuki pengertian dan ingatan anda.
5.3.1. Dengan Menerima Yesus Menjadi Juruselamat Pribadi, Anda menjadi anak Theos!
Ini banyak anggapan banyak hamba Tuhan dari golongan 'Injili'. Dan juga anggapan jemaat sekaligus. Dasar anggapan ini adalah Yoh.1:12,
Tetapi semua orang yang menerimaNya diberiNya status kuasa supaya menjadi anak-anak Theos, yaitu mereka yang percaya dalam namaNya.
Saudara, pengertian otak manusia mudah dipelintir oleh Iblis, dan manusia suka terburu-buru, ingin cepat derajatnya meningkat, dari anak-manusia menjadi anak-Tuhan! Maka berhasillah Iblis memasukkan 'dusta' nya ke dalam pikiran banyak orang. " Saya sekarang sudah menjadi anak-Tuhan," anggapan banyak orang yang tidak mengerti hakekat kata 'anak' di sana.
Saudara, hakekat hubungan bapak dengan anak, menurut pengajaran Yesus sendiri adalah kesamaan sifat. "Anak ingin melakukan keinginan-keinginan bapaknya," begitulah 'kebenaran' (pengajaran) yang disampaikan oleh Yesus dalam Yoh.8:44. Maka sesungguhnya status anak Tuhan diperoleh kalau kesamaan sifat, kesamaan kegemaran dengan kegemaran Yesus Kristus sudah anda capai.
Perhatikanlah bahwa ayat termaksud tidak menyatakan "diberi status anak Theos", melainkan "diberi kuasa supaya menjadi anak Theos"! Perhatikan pula kata 'supaya', yang menunjukkan masa depan ('future'). Jadi pengertian yang benar bagi ayat ini adalah :
Tetapi semua orang yang
menerimaNya diberiNya status kuasa supaya (di masa depan mereka)
menjadi anak-anak Theos, yaitu mereka yang percaya dalam namaNya (dan
menjalankan kuasa Yesus itu untuk bekerja menyelamatkan orang
lain)!
Tentu anda dapat melihat dampak 'dusta' Iblis itu. Puas dengan status anak-Tuhan (semu), banyak orang tidak lagi menjalankan ('execute') kuasa Yesus! Tidak menggunakan kuasa itu di dalam dirinya, untuk menyingkirkan roh-roh perangsang dosa dari dalam dirinya. Lupa menyingkirkan roh-roh perangsang sifat-buruk dari dalam dirinya. Padahal justru melalui cara demikianlah ia beroleh perbaikan sifat-sifat, menjadi serupa dengan sifat Bapa-nya sifat Yesus! Akibat tidak beroleh perbaikan sifat, justru beresiko gagal menjadi anak Tuhan!
Dengan pengertian kesamaan sifat, maka pekerjaan yang menjadi kegemaran anak-anak Tuhan seyogyanya adalah pekerjaan menyelamatkan orang lain, setelah dirinya diselamatkan dan dikuduskan oleh kuasa Firman (Yesus sendiri). Kegemaran Yesus (menyelamatkan orang lain dari ikatan dosa dan ikatan roh jahat) harus menjadi kegemaran anak-anak Tuhan pula. Kesamaan kegemaran, di samping kesamaan sifat. Anak Tuhan harus menjadi perpanjangan tangan Tuhan Yesus menyampaikan Injil keselamatan kepada semua orang! Jadi kalau anda giat melakukan hal-hal itu, sambil menjalankan kuasa Yesus, andalah orang yang menang yang disinggung dalam Why.21:8, barulah anda menjadi anak Tuhan! Bersabarlah saudara, jangan tergesa-gesa, bertekunlah!
5.3.2. Banyak yang terpanggil, Sedikit yang Terpilih!
Satu contoh yang bagus adalah pembacaan Mat.22:14, "....Sebab banyak yang dipanggil, tetapi sedikit yang dipilih."
Orang-orang yang ingin hidup seenaknya, ingin hidup untuk diri sendiri saja akan mudah didustai Iblis yang menyuntikkan gagasan ke dalam benaknya: "Nah, bukankah memang TUHAN yang tidak memilih engkau? Kamu sudah dipanggil TUHAN, dan panggilan itu sudah kamu penuhi; kamu sudah dibaptis, sudah peneguhan, rupanya memang kamu tidak dipiilih TUHAN!" Iblis memasukkan 'dusta'nya agar tidak banyak orang menjadi hamba Tuhan! Dan orang-orang cepat memanfaatkan (pelintiran) ayat ini untuk pembenaran sikap pribadi mereka: tidak melayani Tuhan!
Padahal orang-orang dunia sajapun mengerti benar syarat mendasar untuk menjadi pekerja" harus didahului dengan 'melamar' pekerjaan. Tanpa melamar, seorang dianggap tidak berminat untuk pekerjaan yang bersangkutan. Maka ia tidak masuk hitungan-nya 'boss'. Begitu pula halnya dengan Boss Sorgawi; Saudara yang belum melayani, sudahkah anda melamar, atau belum?
Barangkali anda tidak tahu caranya? Tentunya anda sepakat dengan pengertian:
Melamar adalah pernyataan bersedia untuk dipekerjakan!
Nah kalau anda sepakat dengan pengertian ini, yang perlu anda lakukan sekarang bukan lagi berdalih-dalih (yang berarti membiarkan 'dusta' Iblis itu terus mendekam di dalam diri anda), melainkan keluarkanlah pernyataan, ucapkanlah di dalam doa, tentang kesediaan anda untuk dipekerjakan di ladang Tuhan! Hal itu sangat penting saudara, karena menurut ucapanmu engkau akan dibenarkan dan menurut ucapanmu pula engkau akan dihukum [Mat.12:37].
Jadi, silahkan anda berdoa beserta saya, sebagai berikut:
Tuhan Yesus Yang Mahapengasih,
sekarang saya mengerti syarat pertama untuk boleh bekerja diladangMu yang mulia itu; melamar! Oleh sebab itu Tuhan, terimalah lamaran saya sekarang. Demi nama Yesus saya nyatakan bahwa saya bersedia bekerja di ladang Tuhan, seturut rancangan Tuhan.
TUHAN, saya mengaku masih banyak kekurangan saya untuk bekerja di ladangMu, oleh sebab itu proseslah diriku seperlunya ya TUHAN, dan berilah saya kemampuan untuk melayaniMu semampu saya, Rajaku, Tuhanku, Juruselamatku! Di dalam nama Yesus saya sudah berdoa, AMIN.
(................................)
Anda boleh bersuara keras memanjatkan doa di atas, dan/kalau menanda-tangani pernyataan doa itu dibawahnya, dan ketahuilah, kalau anda bersungguh-sungguh, berulang kali memanjatkan doa ini, maka Tuhan akan memproses anda menjadi seorang pekerja di ladang Tuhan, pekerjaan mulia yang memberikan sukacita, damai sejahtera, bahkan hidup-kekal!
5.3.3. .......melakukan hal-hal yang lebih besar dari yang Kulakukan.
Ada banyak hamba Tuhan yang menyukai sungguh ayat ini. Bahkan ada yang meng-klaim supaya menjadi kenyataan di dalam kehidupannya. Ada yang menginginkan memimpin jemaat yang puluhan ribu jiwa jumlahnya, karena mengira janji ini menyangkut masalah jumlah (kuantitas). Tanpa sadar, 'dusta' Iblis sudah merasuk.
Yoh.14:12 ini, dalam Alkitab berbahasa Inggris berbunyi: "...the works that I do he will do also; and greater works than these he will do..."
Kalau saya bertugas untuk menterjemahkan ayat ini maka terjemahan yang tepat untuk 'greater' (bahasa asli:' meizona') akan berbunyi:
"..melakukan karya yang
lebih besar hebat dari yang Kulakukan.
Masalahnya di sini adalah kehebatan, jadi kualitas, bukan tentang kuantitas. Dan Yesus tidak pernah ingkar janji. Sebagai contoh, kalau Yesus tidak pernah tercatat mencabut jampi/mantera dari otak/ingatan seseorang, maka dibuktikanNya, dengan kuasa Yesus kami sering mencabut jampi hafalan dari ingatan orang lain. Dengan doa yang sederhana, sesai berdoa orang itu segera lupa akan jampi yang tadinya dia begitu hafal! Bukankah hal ini 'greater works' itu?
5.3.4. "Tuhan, jadikanlah aku lilinmu yang kecil saja!"
Di bawah ini pernyataan yang saya dengar dari seseorang yang bersedia menjadi pekerja Tuhan. Dalam doanya ia mengatakan:
Tuhan Yesus, saya bersedia menjadi pekerja di ladangMu. Saya percaya Engkau dapat memakai saya dalam segala keberadaanku. Oleh sebab itu Tuhan, pakailah diriku ini menjadi hambaMu, jadikanlah daku lilin di tengah dunia ini; lilin kecil saja Tuhan, itu cukuplah!
Sebaliknya, pada suatu ketika saya melayani seorang pasien di rumah sakit, yang gagal menjadi hamba Tuhan. Dia mengatakan tidak jadi hamba Tuhan karena Tuhan tidak menggunakan dia secara semestinya. Dia pernah berdoa menyatakan terimakasih atas talenta hebat yang diberikan Tuhan kepada dirinya, dan karena hal itu ia bersedia menjadi hamba Tuhan, hamba Tuhan yang sungguh, menjadi penginjil kaliber dunia!
Apakah anda melihat bahwa dua orang itu sudah dirasuk 'dusta' Iblis? Dapatkah anda mengemukakan sebabnya, sehingga keduanya tidak (dapat) dipakai Tuhan Yesus?
Yang pertama kelihatannya rendah hati, sukup menjadi lilin-kecil! Tetapi sesungguhnya hal itu bukanlah rendah-hati, melainkan rendah-diri. Ia sudah dirasuk dusta Iblis dalam berdoa demikian. Iblislah yang menyuntikkan gagasan menipu di dalam dirinya, gagasan yang menyatakan "kemampuan saya hanyalah menjadi lilin-kecil."
Sebaliknya yang kedua dirasuk roh-ambisi. Berambisi besar, mau menjadi penginjil kaliber dunia. Ia juga sudah terkena 'dusta' Iblis. 'Dusta' yang mengatakanL "saya 'kan berbakat hebat, bertalenta besar, jadi seharusnyalah Tuhan Yesus memakai saya menjadi penginjil besar!"
Dan keduanya tidak dapat dipakai Tuhan. Mengapa? Karena mereka hanya mau menjadi pekerja "seturut-kehendak-sendiri", bukannya seturut kehendakNya! Setujukah anda? Bukankah seorang hamba harus mematuhi tuannya, betapapun tidak masuk akalnya, betapapun anehnya, betapapun kelihatan tidak adilnya, seorang hamba yang setia harus patuh! Taat! Tidak ada pilihan lain!
5.3.5. "Puji Tuhan, saya sudah 'beres'...."
Saya mendengar pernyataan begini dari saudara-saudara yang baru mengalami pertobatan, sudah beroleh pengampunan dosa-dosanya dan merasakan adanya perubahan perilaku hasil karya Roh Kudus di dalam dirinya. Benarkah dia sudah beres?
Adalah 'dusta' Iblis yang menimbulkan anggapan di dalam dirinya, bahwa dia sudah beres. Dan di dalam pernyataan itu tersirat anggapan bahwa 'dia tidak memerlukan pemberesan lebih lanjut', bukan? Akibatnya, karya Roh Kudus di dalam dirinya terhambat, sebab hatinya sudah tertutup untuk 'karya-pemberesan' lanjutan! 'Kebenaran' mengenai masalah ini disinggung Yesus [Mat.5:48]:
48 Karena itu haruslah kamu sempurna, sama seperti Bapamu yang di sorga adalah sempurna.
Lihatkah anda tuntutan Yesus di sana? Yesus menuntut supaya kita sempurna, kalau ingin layak berbapak-kan TUHAN, sebab TUHAN adalah sempurna. Tetapi kalau anda merasa tidak mungkin sempurna, sekurang-kurangnya dari kita harus ada kesediaan untuk diproses-lanjut menuju kesempurnaan! Oleh siapa? Oleh Roh Kudus tentunya. Nah anggapan bahwa pribadi kita sudah beres, langsung menutupkan pintu hati kita, menjadi suatu penolakan untuk proses pemberesan yang lebih jauh! Menolak untuk disempurnakan!
Sesungguhnya proses pemberesan ini baru berakhir di liang kubur! Jadi jangan pernah kita membiarkan 'dusta' Iblis itu merasuk dalam diri kita. (Baca: BERGAUL KARIB DENGAN TUHAN.")
Saudara, jangan kaget kalau saya nyatakan bahwa dari mimbar khotbah anda mungkin beroleh 'dusta' yang sama banyaknya dengan yang dari lingkungan masyarakat biasa. Bahkan boleh jadi 'dusta' yang fatalpun akan anda peroleh. Mengapa? Karena hampir semua pengkhotbah belajar dari manusia, sedangkan manusia, guru mereka, sudah menjadi sarang 'dusta' sejak dilahirkan.
Nah, kalau seorang pengkhotbah, sebelum belajar Alkitab sudah menjadi sarang 'dusta', dan dia tidak melakukan 'bersih-diri' secara sadar dari 'dusta', maka khotbahnya pasti menyiarkan 'dusta', bukan? Dan bagaimana dia mau melakukan 'bersih-diri' kalau hakekat pertarungan 'kebenaran' belum dinsyafinya!?
Banyak 'dusta' dapat tersiar, menyebar dari mimbar khotbah semuanya menjadi lebih berbahaya! Oleh sebab itu selalu saya menganjurkan saudara-saudara saya untuk berdoa, memohon Roh Kudus menapis segala macam pengajaran dan informasi yang dikhotbahkan, aga Roh Kudus menyingkirkan 'dusta' dan menyatakan bahwa otak dan pikiran kita terbuka bagi 'kebenaran' yang dari Yesus Kristus!
Sesungguhnya 'dusta' yang disiarkan dari mimbar khotbah begitu banyak ragam dan jmlahnya, tidak mungkin kita menyusun daftar semuanya! Di bawah ini diberikan beberapa contoh di antaranya!
5.4.1. Yesus Tidak Melakukan Mujizat Lagi Sekarang.
'Dusta' ini terdengar dari suatu mimbar, khotbah seorang gembala-sidang, sangat boleh jadi terdorong oleh kejengkelan akibat adanya Gereja-gereja di sekitarnya yang dianggapnya mencuri-dombanya, dengan bujukan-bujukan mujizat.
Pernyataan ini dilanjutkan dengan: "Pada zaman teknologi canggih ini, bagi kita tersedia para dokter yang pandai-pandai, ditopang oleh peralatan yang sangat canggih. Cukup fasilitas tersedia untuk menyembuhkan penyakit yang mana saja; semua itu adalah bentuk mujizat masa kini.
Rasanya pengkhotbah ini perlu melakukan banyak kunjungan pasien runah sakit. Kalau saja dia teratur mengunjungi orang sakit, dia akan mengerti bahwa dengan prosentase cukup besar ada kasus-kasus penyakit yang tidak dapat di-diagnose dengan tepat oleh dokter-dokter; jangan dulu berbicara tentang penyembuhannya.
Ini argumen yang baik untuk dipikirkan pengkhotbah itu:
Yesus Kristus tetap sama, baik kemarin maupun hari ini dan sampai selama-lamanya [Ibr.13:8]. Cukupkah argumen itu?
Kalau kurang, saya mengajak anda berpikir sbb.: Pada masa kini, di satu pihak bekerja sekian banyak hamba-hamba Iblis (dukun, paranormal, dsb.) Mereka beroleh kemampuan yang dari Iblis. Mereka mampu mengirimkan penyakit, ataupun menyembuhkan penyakit. Ajaib, bukan? Di lain pihak ada orang yang mengaku hamba Tuhan. Nah, sebagian dari yang mengaku hamba Tuhan ini mengakui bahwa dirinya tidak pernah dipakai oleh Tuhan untuk menyampaikan kesembuhan mujizat yang dari Tuhan.
Pertanyaannya, apakah keadaan ini menunjukkan Iblis (yang bekerja ajaib saat ini) lebih hebat, lebih berkuasa dari Tuhan yang dikenalnya?
Kalau anda berpendapat Tuhan Yesus masih lebih hebat dari Iblis, maka ini tinggal memiliki satu arti: hubungan hamba Tuhan itu dengan Tuhan-nya sudah renggang, tidak seerat hubungan hamba Iblis dengan sembahan mereka! Jadi hamba Tuhan semacam ini perlu memperbaiki hubungannya dengan Tuhan Yesus agar dapat dijadikan saluran bagi kesembuhan ajaib yang dari Yesus Kristus. Perlu bertobat! Sudahkah anda, para Pendeta dan Gembala Sidang, bertobat sungguh?
5.4.2. Baptis-selam Mengkuduskan!?
Ini anggapan segolongan hamba Tuhan yang enggan (?) atau malas (?) (atau tidak mengerti tentang) berperang melawan kuasa-kuasa Iblis. Dengan gampang mereka menyarankan kepada setiap orang yang megnalami pergumulan:
Tanpa sengaja (?) mereka mentahbiskan Baptis-selam sebagai sumber segala berkat! Hah! Tanpa sadar, bagi mereka peranan baptis-selam sudah menggantikan Tuhan Yesus, sumber segala berkat!
Sebaliknya, dalam pelayanan kami, banyak orang datang menyelesaikan masalah mereka yang gagal 'diselesaikan' oleh baptisan-selam! Apalagi masalah keterlibatan dengan kuasa Iblis, baptis-selam tidak pernah menyelesaikannya! Masalah keterikatan kepada 'kuasa' Iblis harus ditanggulangi dengan 'kuasa' Yesus!
Pada tingkap yang lebih luhur: masalah 'dusta' Iblis harus diselesaikan dengan 'kebenaran'! Maka masalah keterikatan oleh kuasa Iblis harus diselesaikan dengan kuasa dan 'kebenaran' Yesus, bukan dengan selam-menyelam, berbasah-basahan di dalam air!
Penyelesaiannya dimulai dengan pernyataan pembatalan persekutuan dengan Iblis. Basisnya adalah 'kebenaran' : "Menurut ucapanmu engkau akan dibenarkan" [Mat.12:27]. Berdasarkan ucapan penyangkalan anda, Yesus akan membela anda dari dakwaan Iblis, anda bersih, bebas dari perhambaan Iblis itu! Begitulah cara yang diajarkan Alkitab, bukan secara mengandalkan rendaman-air; juga tidak bersandar kepada pernyataan hamba Tuhan, yang dahulunya tidak terlibat dalam persekutuan Iblis itu!
Tolong catat saudara, saya tidak anti terhadap baptisan-selam, tetapi saya menentang pemberhalaan upacara itu, seolah-olah baptis-selamlah yang menjadi keselamatan semua orang. Demi kemajuan pelayanan umat, saya sarankan hamba Tuhan yang kecanduan membaptis-selam ini, untuk secara jujur memeriksa 'prestasi' baptis-selam yang ditawarkan! Dan anda akan heran, dan kejujuran anda akan mempertanyakan: "Kenapa kok di Amerika Serikat, Baptisan Selam ini sangat ampuh?"
Lihatlah, umat di Amerika Serikat sudah berpuluh generasi menjadi Kristen, statistik ataupun sungguhan. Umumnya mereka tidak berdukun-dukun lagi, sehingga Hukum kedua tidak lagi didakwakan Iblis kepada mereka! Dan kalaupun mereka melakukan dosa sebelum dibaptis, dosa-dosa mereka hanyalah 'dosa-dosa-kedagingan' (Hukum Ketiga s.d. Kesepuluh). Semua itu diselesaikan sebelum baptisan diselenggarakan. Maka rohani mereka tumbuh dengan pesat, setelah baptisan itu!
Tetapi orang yang terlibat dengan perzinahan rohani, penyelesaiannya harus dengan doa-doa penyangkalan dan pengusiran roh-najis yang ditempatkan oleh Iblis sewaktu persekutuan itu terjadi. Seperti telah digambarkan di atas. Maka hasilnya jauh lebi hbaik dari pada sekedar baptis-selam! Begitulah pelayanan-pelepasan dari kuasa Iblis dilakukan. Maukah anda mempelajarinya? Buku-buku "MENGUSIR SETAN DENGAN KUASA ROH TUHAN" dan "ROH PENDAMPING DAN KEPRIBADIAN RANGKAP" memberi tuntunan tentang hal-hal itu.
5.4.3. Berbahasa-lidah Adalah Tanda Kepenuhan Roh Kudus!?
Mendengar khotbah demikian, sibuklah segolongan umat mengejar-ngejar bahasa-lidah, sekedar kebanggaan pribadi. Minta tumpangan tangan hamba-hamba Tuhan yang hebat-hebat agar beroleh bahasa-lidah. Supaya dianggap hebat! Tanpa memeriksa lagi benar/tidaknya khotbah atau anggapan di atas. Tanpa menyadari hadirnya beberapa unsur 'dusta' di dalam pernyataan itu.
Unsur 'dusta' pertama berangkat dari kekeliruan terjemahan bahasa Indonesia. Dalam bahasa asli Alkitab, roh adalah 'pneuma'. Dan 'bahasa-roh' di dalam Alkitab berbahasa Indonesia, adalah terjemahan dari 'lalon-glosson' di dalam bahasa Alkitab; tidak ada istilah 'pneuma' di sana! Terjemahan yang benar bagi 'lalon-glosson' adalah bahasa-lidah, bukan bahasa-roh! Dan ini berarti bahasa yang lidahnya bergoyang-goyang tidak terkendali, belum tentu dari Roh Kudus, namun pasti dari roh-goyang-lidah.
Mengapa? Kalau roh-dusta merangsang timbulnya dusta dari diri manusia [1Raj.22:21-22], maka (secara berpikir induktif), goyangan-lidah-tak-karuan mestinya dirangsang oleh roh-goyang-lidah, bukan? Atau boleh jadi juga dirangsang roh-tak-karuan; sesuka hati andalah!
Unsur 'dusta' yang kedua terlihat dari pengalaman pelayanan terhadap orang kesurupan, kenyataan bahwa Iblis mampu juga memberikan bahasa-lidah. Sesungguhnya sejak zaman purbakala, hamba-hamba Iblis sudah berbahasa-lidah juga. Nah, adanya sumber kedua bagi bahasa-lidah membuat dalil di atas setengah benar. Dan apa-apa yang setengah benar akan segera menjadi 'dusta'. Maka dalil yang lengkap, yang memenuhi aturan logika seharusnya berbunyi:
Berbahasa-lidah, kalau itu pemberian dari Roh Kudus, menjadi tanda bahwa Roh Kudus bekerja di dalam diri anda. Namun Iblis (berperan sebagai roh-kudus-palsu) sama mampunya memberikan bahasa-lidah juga bagi anda. jadi WASPADALAH!
Unsur 'dusta' yang ketiga, datang dari kenyataan bahwa lidah (kedagingan) saja yang bergoyang-goyang, mengeluarkan suara (kedagingan) yang terdengar oleh telinga (kedagingan)! Cobalah, dapatkah kenyataan ini kita kompromikan dengan pernyataan Yesus Kristus, Guru kita sekalian, pada Yoh.6:63a?
Rohlah yang memberi hidup, daging sama sekali tidak berguna.
Roh Kudus, yang diutus oleh Yesus pasti tahu pengajaran ini, sehingga Ia tentu beranggapan: "Apa gunanya Aku menggoyang-goyang lidah (kedagingan) manusia, sampai mengeluarkan suara (kedagingan) manusia, sampai mengeluarkan suara (kedagingan) untuk didengar telinga (kedagingan)? Aku tahu daging sama sekali tidak berguna! Aku suka memuliakan Yesus Kristus [Yoh.16:14], dan suara-suara itu tidak akan memuliakan Yesus Kristus! Hanya memegahkan yang berbahasa aneh itu! Sebaliknya, kesia-siaan itu, kata yang sia-sia itu, kasihan, harus mereka pertanggung-jawabkan pada hari penghakiman! Tidak mau Aku melakukan kesia-siaan itu, masih banyak pekerjaan lain yang harus Kuselesaikan, pekerjaan yang memuliakan Yesus Kristus!"
Saudara yang terkasih, tolong dicatat baik-baik, saya tidak anti terhadap bahasa-lidah, tetapi saya menentang pemberhalaan bahasa-lidah! Jadi, kalau bahasa-lidah, hasil roh-goyang-lidah itu tidak dimengerti artinya, ketahuilah, itulah kata-kata sia-sia (bersumber dari Iblis) yang harus anda pertanggungjawabkan pada hari penghakiman! [Mat.12:36].
Atau, kalau bahasa-lidah anda itu "human-induced" (bersumber dari inisiatif dari manusia), baik itu keinginan anda, maupun keinginan 'hamba' Tuhan yang melayani anda, itulah bahasa-lidah yang berangkat dari keinginan manusia, sesungguhnya bersumber dari Iblis! Sebab semua karunia dari Tuhan, baik itu urapan (Samuel mengurapi Saul, Daud;dll.) baik itu pengalaman di dalam roh (Yehezkiel, Yohanes, dll.) ataupun pengalaman alam roh lainnya (musa bertatap muka dengan TUHAN, Daniel bertemu dengan malaikat), semua pengalaman demikian adalah "God-induced", inisiatif dari Tuhan, bukan human-induced!
Bertobatlah dari dosa ambisi anda, buanglah bahasa yang demikian itu, mohon dicabut dan dimusnahkan oleh kuasa Yesus Kristus!
5.4.4. Urapan menyingkirkan Kuk atau Pergumulan!?
Urapan-roh! Ini 'trend' orang kristen yang mutakhir. Semua masalah dapat diselesaikan oleh urapan-roh:
Hampir tidak nampak bahwa semua itu adalah 'dusta' Iblis! Sekali lagi, seperti halnya baptisan-selam, urapan-roh ditahbiskan menjadi sumber segala berkat! Wai! 'Kebenaran' dalam masalah ini : Tuhanlah yang sesungguhnya sumber segala berkat!
Ada yang menanggap bahwa semakin banyak urapan semakin baik. Ini 'dusta' yang baru! Sesungguhnya 'dusta' beranak 'dusta'! Kalau ada hamba Tuhan menawarkan urapan-roh, "O.K., saya mau:, kata mereka! Benar-benar kacau!
Yes.10:27a Selalu dipakai sebagai dasar. Bacalah:
27aPada waktu itu beban yang ditimpakan mereka atas bahumu akan terbuang, dan kuk yang diletakkan mereka atas tengkukmu akan lenyap (because of the anointing., bagian kalimat ini terdapat dalam Bible, tidak terdapat dalam Alkitab).
"Pokoknya segala penderitaan dan pergumulan anda (katakanlah itu 'kuk') mempunyai (paling sedikit) dua sumber? Satu sumber adalah 'beban yang ditimpakan mereka' atau kuk dari Iblis [lihat Yes.10.27a], dan yang lain: 'kuk yang ditempatkan oleh Yesus' [Mat.11:28-30]?
Bagaimana mungkin Iblis menempatkan kuk atas bahu anda, kalau tidak didahului oleh dakwaan di hadapan Tuhan? Siang-malam Iblis melancarkan dakwaan terhadap kita [Why.12:10]! Maka kuk Iblis itu harus disingkirkan dengan koreksi diri di bawah tuntutan Roh Kudus, urapan yang dari TUHAN; bukan oleh 'urapan' dari tumpangan tangan manusia, yang mungkin menyalurkan roh-najis yang baru!
Sekarang, kuk yang dari Yesus, mau dihindari juga? Jadilah anda seorang pemberontak! "Pikullah kuk yang Kupasang", sabda Yesus [Mat.11:29], patuhilah, jangan mengejar-ngejar urapan lagi!
Saudara ayat Yes.10:27a tadi sesungguhnya adalah nubuatan yang digenapi dalam diri pengikut Yesus Kristus! Kuk perhambaan yang 'mereka' (Iblis) tempatkan itu, dibebaskan oleh urapan Yesus Kristus sendiri: Roh Kudus yang diundang sewaktu seseorang bertobat! Juga perhambaan oleh 'dusta', harus diselesaikan oleh urapan-roh: 'kebenaran' yang memerdekakan itu. 'Kebenaran' yang adalah Yesus sendiri, juga diundang masuk ke dalam hati oleh petobat-petobat (Jangan lupakan topik utama buku ini!)
Nah, nubuatan itu digenapi oleh hadirnya Roh Kudus di dalam diri kita masing-masing, yakni pada waktu bertobat dan mengundang Yesus Kristus dan Roh Kudus ke dalam hati kita (berdasarkan Yoh.14:23;15:1-5)! Sekali lagi, nubuatan itu digenapi dan urapan itu sudah di dalam diri orang yang sudah sungguh bertobat! Tidak perlu lagi mengejar-ngejar 'uarapan' via tangan hamba Tuhan, yang kekudusannya sendiri belum anda ketahui!
Jikalau penjelasan di atas belum cukup bagi anda, lebih baik anda jawab beberapa pertanyaan ini. Tetapi jangan menjawab dengan 'dusta', jawablah dengan 'kebeanaran'! Di manakah Yesus Kristus? (Kalau anda sudah undang di dalam kesalehan, tentu:) di dalam hati, bukan? Siapakah yang berwenang memberi urapan-roh? Yesus Kristus, bukan? Nah, kalau Yesus Kristus sudah berada di dalam hati anda, perlu apa lagi anda mengejar-ngejar urapan dari hamba Tuhan? Bukankah mutunya lebih rendah dari pada pengurapan Yesus Kristus sendiri?
Dalam hal urapan-roh ini, perlu saya garis-bawahi, saya tidak anti terhadap uarapan-roh, tetapi saya menolak urapan-rooh yang dari manusia, sebab setiap manusia memiliki kenajisannya sendiri, sekecil apapun kadarnya! Sebaliknya urapan-roh yang dari Yesus Kristus saya suka terima; dan saya terima, sebab Roh yang ada di dalam diri saya lebih besar dari roh yang ada di dalam dunia [1Yoh.4:4]! Nah, saya menghimbau anda, yang suka mengejar-ngejar urapan-roh, bertobatlah! Agar anda tidak kehilangan 'Roh yang lebih besar dari roh yang ada di dalam dunia itu. Saya persilahkan anda berdoa berikut:
"Ampunilah saya ini, Tuhan Yesus, memang manusia suka mengejar karunia, mengejar hadiah, ingin menang lottery! Untung-untungan boleh mendapat karunia tanpa perlu berprestasi. Ampunilah saya Tuhan, sudah punya Yesus di dalam hati, sumber segala karunia, masih ngejar-ngejar yang tidak menentu. Tanpa sadar saya jadi mulai dari 'nol' kembali! Ampuni saya ya Tuhan! dan demi Yesus Kristus saya mengusir roh-kecanduan urapan dari dalam diriku. Juga roh-urapan-palsu harus menyingkir selama-lamanya. Saya mengundang selalu Roh Kudus bekerja di dalam diriku, memperbaharui, menguduskan diriku hari-lepas-hari. Cukup bagiku pengetahuan bahwa Yesus ada di dalam diriku! Di dalam nama Yesus saya sudah berdoa,Amin.
Saudara-saudara yang gemar urapan, rasanya belum sempat anda lakukan adalah Mat.28:19-20, amanat agung Yesus Kristus:
"Karena itu pergilah.......Aku menyertai kamu senantiasa........"
Karena belum 'pergi' menginjili orang-orang, melayani Tuhan Yesus, maka Yesus belum menyertai anda. Maka anda selalu berasa ada sesuatu yang kekurangan dalam diri anda. Menjadi pergumulan! Dengan anggapan bahwa pergumulan diselesaikan oleh 'urapan' dari tumpangan tangan para hamba Tuhan, maka anda sibuk mengejar-ngejar 'urapan-roh' itu.
Robahlah sikap anda, saudaraku;
layanilah Tuhan Yesus, mulailah sekarang juga! Maka Yesus akan memenuhi
janjiNya, menyertai anda jadi jaminan: semua karunia itu akan diberikanNya
kepada anda setiap saat anda menginginkannya memerlukannya (untuk
pelayanan pekerjaan TUHAN!).
5.4.5. "Mari, saya beri anda urapan-roh!"
Bagi mereka yang sering mengunjungi kebaktian yang 'trendy' sekarang (tidak menyibukakn diri melayani Tuhan Yesus), tawaran semacam di atas pasti pernah didengarnya. Apakah seorang manusia berwenang memberi urapan-roh? Roh-apa yang akan disalurkannya? Roh-najiskah? Dari mana dia memperoleh wewenang memberi urapan-roh atau memberi baptisan Roh Kudus?
Pemeriksaan Alkitab menunjukkan bahwa Yesus tidak pernah membicarakan urapan dari itikadNya sendiri. Sekali saja Yesus mengucapkan masalah urapan, pada Luk.4:18; dan Yesus sedang membaca Kitab Nabi Yesaya di sana! Untuk menunjukkan urapan itu sudah digenapi, di dalam diriNya!
Perjanjian Lama sajalah yang banyak berbicara tentang urapan. Pada zaman Perjanjian Lama, hamba Tuhan dapat mengurapi seseorang dengan minyak, sebagai simbol bahwa TUHAN mengurapi orang itu. Pada Perjanjian Baru, urapan selalu dilakukan oleh TUHAN! Tidak pernah lagi seorang manusia mengurapi manusia lain, kecuali sekedar urapan minyak [Yak.5:14-16] untuk penyakit!
Mengapa? Karena Tuhan sudah memberi sumber urapan itu di dalam diri orang-orang yang sungguh bertobat dan mengundang Yesus Kristus masuk ke dalam hatinya. Tidak perlu lagi 'urapan' dari manusia lain! Bertobatlah dari kebiasaan anda menawarkan urapan-roh. Kalau anda tidak mendapat perintah khusus dari TUHAN untuk mengurapi seseorang (ulangi:seseorang!), dapat dipastikan yang tersalur dari tangan anda itu adalah roh-najis! Kepalsuan!
Satu prinsip lagi tentang urapan, yang seringkali lolos dari pengamatan dam pemahaman umat, ingin saya sampaikan:
Pada setiap peristiwa urapan yang terjadi, baik pada zaman Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru, sampai kepada masa kini, pengurapan yang benar selalu berawal dari kehendak TUHAN, bukan dari kedagingan manusia!
Pengurapan adalah hak TUHAN semata,
kedaulatanNya, karena Dia mengetahui hambaNya menginginkan memerlukan
urapan tertentu untuk pelayanannya! seorang hamba tidak selalu mengatahui
pelayanan apa yang akan dihadapinya, sehingga ia tidak dapat menentukan dengan
benar apakah dia membutuhkan urapan tertentu atau tidak. Jadi kalau anda
merasakan gejal-urapan-roh, sedangkan hal itu berawal dari keinginan anda
(human-induced), atau berawal dari pengejaran akan urapan, atau ditawar-tawarkan
oleh seorang manusia, ketahuilah, itu bukan urapan yang sungguh, tetap isekedar
gejala, kepalsuan belaka!
Semudah Iblis menggunakan tangan-tangan penyihir Fir'aun meniru berbagai mujizat yang Musa lakukan, semudah itu pula Iblis menyelusup gejala urapan-roh di dalam diri seorang yang berdosa-ambisi! Prinsip (God-induced) ini berlaku juga bagi setiap jenis karunia yang anda kenal, termasuk bahasa-lidah, visi, nubuatan dan lain-lain.
God-induced, itulah urapan yang benar dari TUHAN!
Kenneth Hagin, hamba Tuhan yang terkenal itu menuliskan panjang lebar tentang urapan, dalam bukunya "MEMAHAMI URAPAN-ILAHI". Dan tentang gejala urapan yang diceritakannya, saya daapt menyetujui sepenuhnya, saya pernah mengalami satu/dua kali yang serupa. Namun rupanya tidak terpikir oleh Kenneth Hagin untuk mewaspadakan pembacanya bahwa setiap urapan-ilahi selalu berangkat dari kehendak TUHAN, bukan dari keinginan manusia. Kelangkaan peringatan ini mungkin menyebabkan orang-orang rajin mengejar gejala memperolehnya, tanpa mengerti bahwa pengalamannya itu hanyalah gejala, kepalsuan: serupa tapi tak sama!
Waspadalah saudara-saudara yang ditawari urapan-roh. Kalau anda punya waktu mengamati kehidupan yang sungguh dari 'hamba' Tuhan yang suka menawarkan urapan-roh itu, oleh tuntunan Roh Kudus anda tokh akan menampak kepalsuan di dalam berbagai aspek kehidupan pribadi mereka! Yang mereka salurkan adalah roh-hajis belaka! Dan roh-najis itu, pada ketikanya pasti akan memporak-porandakan rohani anda! Dengan sukacita palsu. Dengan kesalehan palsu. Dengan penginjilan palsu. Dengan buah-buah penginjilan yang palsu pula! Kami sudah mengamatinya, dan kewajiban kami pula mengingatkan anda! WASPADALAH!!s
*** Saudara, sesungguhnya pertarungan 'kebenaran' itu berlangsung sengit pada masa kini. Dan penyesat itu, Anti-Kristus itu berasal dari tengah-tengah kita [1Yoh.2:19]. Penyesatan itu harus diuji, banyak yang mengandung 'dusta', 'dusta' yang membinasakan! Namun, kalau anda sungguh-sungguh seorang Pelayan Tuhan Yesus, maka anda sesungguhnya sudah beroleh pengurapan dari Yang Kudus dan Dia akan memberi pengertian itu [1Yoh.2:20]! Sekali lagi, satu-satunya kunci untuk penyertaan Tuhan Yesus yang tetap, adalah: "Pergilah....,Aku menyertai..." Dengan perkataan lain ,sibukkanlah anda sesuai Mat.25:31-46 (pelajari dan lakukanlah!) Berkat dan karunia dari Tuhan Yesus pasti melimpahi anda selamanya!
5.5. KESESATAN KRISTIANI YANG GLOBAL.
Ah, kejutan yang tepat biasanya memberi faedah. Jadi silahkan anda menikamati satu/dua kejutan berikut. Faedahnya? Tergantung dari reaksi anda sendiri. Kalau anda memiliki rohani yang sehat, faedahnya akan terasa sungguh. Namun kalau anda kurang sehat rohani, anda tidak akan merasakan faedahnya, sebaliknya mungkin akan mengumpat, terhadap penulis. Tidak apa-apa, saya bersedia menganggungkan umpatan anda, sebab 'Kebenaran' (yaitu Yesus Kristus) menawarkan salibNya untuk dipikul oleh orang yang mau masuk ke dalam seluruh kebenaran itu.
5.5.1. Gereja Adalah Rumah Tuhan.
Pernyataan seperti ini cukup sering didengar, entah karena sekedar menghormati atau sungguh dimaksudkan demikian. Namun pernyataan itu menunjukkan kecerobohan manusia, atau kecenderungan manusia untuk memberhalakan benda-benda yang sudah di bangunnya
Untuka tidak terjerat kepada 'dusta' Iblis yang dapat dibangkitkan dari kekeliruan paham ini, perlu kita memeriksa Alkitab, apakah sesungguhnya status yang benar dari Gereja. Kalaupun Alkitab tidak menggunakan istilah Gereja secara langsung, kita dapat melihat imbangannya di dalam Alkitab, yakni Bait Theos yang dibangun bangsa Israel di zaman dahulu. Kebijaksanaan Raja Salomo tidak mengizinkan dirinya untuk menyatakan Bait Theos itu sebagai rumah TUHAN, tempat kediaman TUHAN, melainkan [2Taw.6:18,20],
18Tetapi benarkah Theos hendak diam bersama dengan manusia di atas bumi? Sesungguhnya langit, bahkan langit yang mengatasi segala langitpun tidaklah dapat memuat Engkau, terlebih lagi rumah yang kudirikan ini...20 Kiranya mataMu terbuka terhadap rumah ini, siang dan malam, terhadap tempat yang Kaukatakan akan menjadi kediaman namaMu -- dengarkanlah doa yang hambaMu panjatkan dari tempat ini.....
Bukan rumah Tuhan, itu bukan nama yang tepat untuk gedung gereja. Kerendahan hati Raja Salomo hanya mengizinkan dia menyebut Bait Theos itu sebagai 'tempat kediaman nama Tuhan'! Jadi cukuplah rasanya bila ktia menyebutnya Gereja saja, atau rumah Kebaktian!
5.5.5. Alkitab Adalah Firman Tuhan!?
Pernyataan inipun mengkilik hati kita untuk memeriksa 'kebenaran' di dalamnya. Kalau Alkitab adalah Firman Tuhan, sedangakan Yoh.1:1:
1 Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Theos dan Firman itu Theos.
Cobalah kita sandingkan kedua pernyataan itu :
Apakah anda melihat bahaya dalam pernyataan itu? Jika keduanya benar, maka tentunya orang boleh menarik kesimpulan dari pernyataan 1 dan 2 bahwa :
3. Alkitab adalah Theos!
Berbahaya, bukan? Karena pernyataan 3 bukanlah 'kebenaran' maka salah satu dari dua pernyataan sebelumnya pastilah 'dusta'! Dan 'dusta' itu harus dibatalkan! Apakah pernyataan 2 harus batal? Berbahaya, sebab pernyataan 3 adalah pernyataan di dalam Alkitab sendiri. Dan saya tidak berani membatalkan pernyataan Alkitab! Tidak ada pilihan lain, pernyataan 1, yakni pernyataan manusia harus dibatalkan!
Ya, saudara pernyataan 2 yang direkam pada Yoh.1:1 harus dihormati, lebih dari anggapan atay ajaran manusia (pernyataan 1), yang suka melebih-lebihkan penghormatannya terhadap sesuatu yang hebat! Alkitab memang hebat, itu tidak saya sangkali, tetapi kalau disamakan dengan TUHAN; wah nanti dulu lah!
Adalah lebih seaht pernyataan Henrietta c.Mears di dalam buku "WHAT THE BIBLE IS ALL ABOUT" yang diterbitkan bagi "Billy Graham Evangelistic Association" yang menyatakan (pg.-1):
The Bible is God's written revelation
of His will to men.
(Alkitab adalah ungkapan tertulis kehendak TUHAN atas
manusia).
Atau, mengapa tidak kita simak saja hakekat Alkitab itu dari namanya (Perjanjian Lama & Perjanjian Baru):
Alkitab adalah Perjanjian ("testament"
atau "covenant")
antara TUHAN dan manusia, suatu perjanjian di mana
masing-masing pihak mempunyai kewajiban terhadap pihak lainnya!
Luar biasa penghargaan TUHAN terhadap manusia, sehingga Ia memperkenankan setiap manusia, masing-masing 'mengadakan perjanjian' dengan Dia, Maharaja dalam Kerajaan Sorga! Tentu saja perjanjian ini berlaku hanya bagi mereka yang dengan sadar menanda-tangani Perjanjian itu dan memenuhi kewajiban dari pihaknya!
*** Saudara, apakah anda mengamati bahwa umat Kristiani di Indonesia terlalu mudah untuk mendewa-dewakan sesuatu? Dalam dua contoh di atas, cepat sekali Gedung Gereja beroleh penghormatan yang luar biasa! Nyaris disamakan dengan Tuhan! Begitu pula Alkitab, hampir disamakan pula dengan Tuhan Yesus sendiri. Keduanya cepat sekali menjadi berhala-berhala! Bahkan seorang manusia, hamba Tuhan, atau Gembala Sidang, seringakali didewa-dewakan oleh umat. Betapa menyedihkan!
Pada bagian yang terdahulu sudah terlihat juga pemberhalaan atas berbagai hal: bahasa-lidah, baptisan-selam, urapan-roh, kemudian menyusul baptisan Roh Kudus, yang definisinya sajapun tidak dirumuskan! Dari hasil pemberhalaan ini: penyesatan, tidak salah lagi! Pengamat yang kritis akan berpikir, 'penyakit' apakah yang sedang merasuk umat Kritiani di Indonesia? Mengapa mereka begitu mudah memberhalakan sesuatu?
Saudara, di sini saya ingin berbagi pengamatan dengan anda. Dari ratusan pelayanan pribadi yang saya sampaikan, jelas terlihat bahwa hampir setiap orang mewarisi roh-berhala dari leluhur masing-masing! Itulah sebabnya sangat penting bagi kita masing-masing berdoa menyangkali ikatan-rohani dengan leluhur (yang penyembah berhala), dan menyatakan (di dalam doa) menolak semua unsur-unsur kepercayaan lama dan kepercayaan warisan dari leluhur! Kemudian semua roh-roh berhala disingkirkan dengan kuasa Yesus, barulah anda bebas dari pengaruh-pengaruh itu. Tidak mudah lagi bagi anda di masa depan untuk memberhalakan sesuatu yang istimewa, baik itu manusia, benda, maupun theologia ataupun pengalaman pribadi!
5.5.3. Definisi Tentang 'Kesesatan' yang Sesat.
Jumlah golongan Kristiani di Indonesia berkembang pesat akhir-akhir ini. Maka timbul jugalah persaingan yang tidak sehat. Termasuk kepada 'mencuri' domba lain. Ekses lainnya adalah saling mendakwakan bahwa yang lain 'sesat'. Tanpa mendefinisikan secara jelas arti 'sesat' itu sendiri. Antara lain, anda dapat menyimak anggapan atau konsep tentang ke'sesat'an yang beragam-ragam sebagai berikut:
Semua mengaku pengikut Yesus, atau mengaku Kristen Injili, atau mengaku penganut Alkitab yang sungguh, namun ternyata mengambil definisinya sendiri tentang ke'sesat'an. 'Mengambil jalannya sendiri'! Tidak berkonsultasi dengan Alkitab, tidak menggali definisi ke'sesat'an dari Alkitab. Maka menurut definisi 'sesat' yang dicatat oleh Alkitab, semuanya menjadi 'sesat'. Ajaib, 'kan? Ajaib, namun menyedihkan. Nah, saudara pembaca yang saya kasihi, inilah definisi Alkitab tentang ke'sesat'an [Yes.53:6],
Kita sekalian sesat seperti domba, masing-masing kita mengambil jalannya sendiri,......
Nah, sepakat-kah anda dengan definisi-nya Alkitab ini? Seseorang dikatakan 'sesat', jikalau, seperti domba, ia mengambil jalannya sendiri. Sesat, kalau seseorang (seperti domba) tidak mengikuti gembalanya. Maka seorang yang mengaku Kristen dikatakan 'sesat' kalau ia mengambil jalannya sendiri, tidak mengikuti Gembala Yang Baik, yang harus diikutinya [Yoh.10:4]!
Definisi ini sama ekstrimnya dengan yang dicatat oleh Yohanes, murid kekasih Yesus, pada 2Yoh.1:9,
Setiap orang yang tidak tinggal di dalam ajaran Kristus, tetapi yang melangkah keluar dari situ, tidak memiliki Theos.
Jelaskah bagi anda, definisi 'sesat' di dalam ayat ini? " Ajaran Kristus", itulah yang menjadi patokan; bukan sekedar ajaran Alkitab! Ajaran Kristus yang menjadi tali-sipat, menghakimi setiap ajaran lain, kendati ajaran itu berlandaskan Alkitab! Yakni setiap sabda yang diucapkan oleh Yesus sendiri, yang direkan jelas di dalam keempat Injil (dan sebagian kecil lainnya di dalam Kisah Para Rasul dan Wahyu) Itulah ajaran yang langsung disampaikan oleh Yesus sendiri!
Silahkan, sesatkah anda? sesatkah saya? sungguh menyedihkan, saya mematuhi ketentuan yang ekstrim ini, saya menuliskan (dan menyerukan, di dalam buku:) KEMBALILAH KEPADA YESUS!, namun beberapa banyak Pengajar Kristiani menganggap buku itu sesat. Puji TUHAN! Guru saya dahulu kalapun (Yesus, Anak Manusia) sudah dicemoohkan, bahkan dianggap kerasukan setan, oleh orang Yahudi.
Sesungguhnya mereka yang ingin masuk ke dalam seluruh kebenaran harus bersedia memikul salib. Mereka yang tidak mau masuk, yang mau memelihara 'dusta' Iblis di dalam hatinya, merekalah yang mendapat singgasana (duniawi). Pertahankanlah itu saudaraku, kalau anda menganggap itu singgasana yang sungguh! BAca: SUMBER TERKAYA BAGI KESESATAN.
5.5.4. Mengajar Melakukan atau Mengajar Supaya Mengerti?!
Di sinipun terjadi benturan 'kebenaran' dengan 'dusta' Iblis. Dan 'dusta' Iblis di sini ditelan secara global oleh umat Kristiani. Amanat Agung Yesus sendiri [Mat.28:19] menjadi kancah benturan 'kebenaran vs. dusta' ini:
19 Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa muridKu dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, 20 dan ajarlah mereka
supaya mengertimelakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah...
Ajar melakukan, bukan 'ajar supaya mengerti'!
Pernahkah anda diajar mengendarai mobil, tetapi tidak sambil melakukannya? Rasanya belajar lima tahunpun anda tidak akan menguasai kemudi mobil! Tetapi kalau 'diajar-melakukan', dalam lima hari anda mungkin sudah lancar menjalankan mobil!
Lalu bagaimana pelaksanaan Amanat Agung ini oleh umat Kristiani? Menjadi kenyataan sekarang, di seputar dunia ini dibangun sekolah-sekolah Alkitab maupun Sekolah Theologia. Tetapi bagaimana pengajaran tempat-tempat itu? Yang terjadi umumnya adalah siswa-siswa diajar supaya mengerti! Bukannya supaya melakukan.
Boleh jadi ada sebagian kecil sekolah-sekolah itu mengajar 'melakukan', tetapi saya berani memastikan bahwa pada umumnya, yang diajar (untuk 'dilakukan') itu adalah melakukan kehendak Pemimpin Kristiani tertentu, kehendak pimpinan Lembaga, tidak sepenuhnya tepat seeprti yang dikehendaki Tuhan Yesus. Rasanya sangat sedikit sekolah Alkitab yang sungguh-sungguh mengajar siswanya untuk 'melakukan' kehendak Yesus. Dapatkah anda menunjukkan satu saja?
Melalui tulisan ini perkenankanlah saya menghimbau para pemimpin Kristiani, para pimpinan Lembaga, pimpinan Sekolah Alkitab; insyafkah anda sekalian artinya pesan terakhir (Amanat Agung Yesus Kristus)? Sadarkah anda bahwa 'pesan terakhir', itulah yang pasti diperiksa pelaksanannya!? Begitu pula dengan amanat agung Yesus Kristus; pada kedatanganNya yang kedua kali, yang pertama ditanyakan Tuhan Yesus kepada para guru Kristiani pastilah:
Waspadalah guru-guru Kristiani; bertobatlah!
---o0o----
6. DALAM PERTARUNGAN UNTUK MEMERDEKAKAN ORANG LAIN.
Pertarungan untuk memerdekakan orang lain, atau menyelamatkan manusia dari cengkeraman Iblis, adalah pekerjaan yang luhur, menyukakan hati Tuhan Yesus. Berulang kali hal ini dilakukanNya dalam pelayanannya di atas bumi. Bahkan diberiNya kuasa kepada para muridNya untuk melakukan pelayanan-pelepasan itu sampai kepada hari ini, dan untuk seterusnya.
Banyak orang yang perlu dimerdekakan dari keterikatan dengan Iblis, yang berbeda-beda kencangnya. Suatu contoh yang ekstrim: kasus-kasus kegilaan, yakni di mana seseorang telah dirasuk oleh roh-roh najis, kuasa-kuasa Iblis. Begitu dalamnya cengekeraman roh-roh najis itu menindih dirinya, sehingga pribadinya yang asli tidak punya kesempatan lagi untuk tampil.
Untuk golongan 'pasien' semacam ini, apakah anda mau mencoba membebaskannya dengan menggunakan kekuatan fisik?
6.1. BENTURAN KEKUATAN.
Hanya orang dunia, yang buta rohani, akan mencoba menggunakan kekuatan fisik untuk mengendalikan seorang gila yang mengamuk! Kenyataan menunjukkan bahwa seorang gila, yang mengamuk, mampu mengalahkan beberapa orang lain. Kisah Rasul 19:13-16 mencatat satu kasus di mana tujuh orang dibuat morat-marit oleh satu orang yang dirasuk setan.
Patut dicatat bahwa kalaupun pasien itu ditaklukkan dengan kekuatan, sesungguhnya ia tidak dimemerdekakan! Pasien yang awalnya hilang-sadar, pada saat yang tepat, pada saat pasien itu ditekan, disiksa, atau dipermainkan, Iblis mungkin melepas tindihannya, membiarkan pasien itu sadar akan dirinya, untuk mendapati dirinya sedang diperlakukan kasar atau dipermainkan. Maka hatinya jadi membenci orang-orang yang dianggapnya menyiksa dirinya, kendati merek adalah perawat-perawat Rumah Sakit!
Jadilah pasien itu bukannya dimerdekakan dari pengendalian Iblis, malahan sebaliknya, akan menolak setiap pertolongan orang; ia akan tetap dalam kondisi terikat, terteka ndan terjajah oleh roh-roh najis di dalam dirinya. Pasien semacam ini hanya mungkin ditaklukkan, sekaligus dimenangkan dan disembuhkan dengan menggunakan 'kuasa'. Tetapi, kuasa apa? Para jururawat duniawi itu tidak mengenal kuasa semacam itu!
6.2. BENTURAN 'KUASA' (OTORITAS).
Perawat-perawat 'dunia' akan memanfaatkan kuasa duniawi pula untuk menaklukkan pasien yang disinggung di atas. Perawat-perawat duniawi ini , petugas-petugas Rumah Sakit Jiwa, umumnya tidak mengenal kuasa Yesus yang boleh digunakan oleh orang percaya. Maka mereka bersandar kepada 'kuasa' di dalam obat-obat penenang. Seorang sakit jiwa yang mengamuk akan dikeroyok berempat, atau berdelapan, lalu mereka menyuntikkan bat-penenang. Pasien mereka memang menjadi tenang, tetapi hanya untuk sementara saja.
Perawat-perawat rohani tidak akan mengandalkan kekuatan otot untuk mengendalikan seorang gila yang mengamuk. Tidak juga dia bersandar sepenuhnya kepada kuasa-kuasa duniawi ,seperti obat-penenang, dll. Hamba-hamba TUHAN yang hidup kudus cukup mengandalkan kuasa Yesus [Yoh.1:12], yang diberikanNya secara penuh, selaras dengan penyerahan orang kepada Yesus sebagai Rajanya, selaras dengan pengabdiannya kepada Yesus Kristus.
Hamba-hamba Tuhan demikian akan mengendalikan kebinalan pasien itu dengan memanfaatkan kuasa dan otoritas Yesus, mengusir setan yang menindih pribadi si pasien, yang menjadikannya liar, kemudian memerintahkan atau membujuk pasien itu supaya tenang. Pasien itu pasti dapat ditenangkan. Sejalan dengan itu, hamba-hamba Tuhan ini akan melatih keluarga dekat si pasien, orang-orang yang serumah dengan dia, untuk menggunakan kuasa Yesus kapan saja setan itu mau bertingkah lagi. Keluarga dan kerabat itulah yang akan menangani perilaku si pasien seterusnya, sampai kepada kesembuhannya!
6.3. BENTURAN 'KEBENARAN'.
Sesunguhnya kedua macam pertarungan: beradu kuasa dan beradu kebenaran, berlangsung saling berbauran, tidak terpisah-pisah. Oleh sebab itu setiap hamba Tuhan harus menghadap setiap jenis pertarungan. Dan kesiapan semacam itu hanya mungkin dicapai oleh hamba-hamba Tuhan yang menyerahkan dirinya se-sempurna mungkin sambil memelihara kekudusan dirinya sebaik mungkin. Di bawah ini ini akan disampaikan beberapa kasus pelayanan demi memberikan gambaran tentang hal-hal yang mungkin terjadi dalam pelayanan-pelepasan.
6.3.1. Memperkarakan Iblis/roh-jahat; Setan Yang Menangis.
Seorang wanita, cucu seorang dukun besar, menjalani proses yang cukup panjang untuk pembebasan dirinya dari penjajahan Iblis! Wanita ini memiliki ilmu-silat-gaib, yang tidak dipelajarinya secara khusus; diperolehnya begitu saja melalui pewarisan roh-jahat yang dahulu bersekutu dengan kakeknya, si dukun besar.
Begitulah, dalam kesurupannya ia suka bersilat dan bahkan pernah berhasil menyepak kepala seseorang, yang sudah merasa dirinya hamba Tuhan karena sudah lulus sekolah Alkitab, namun belum memasuku pelayanan-pelepasan yang tuntas. (Bagaimana mungkin melepaskan orang lain dari ikatan Iblis, kalau dirinya sendiri belum dilepaskan!) Dengan dipermalukan hebat secara demikian, mau juga dia merendahkan dirinya, memasuku pelayanan-pelepasan. Barulah dia dilayakkan untuk ikut menangani wanita itu.
Ada peristiwanya, si wanita kesurupan lagi, bersilat lagi, lalu dilayani. Setannya saya ikat (dengan kuasa Yesus), supaya tidak menyingkir begitu saja, lalu saya perkarakan. Ia kalah dalam berperkara itu. Karena sudah kalah berperkara, saya berhak menentukan syarat, sebelum si setan dapat meninggalkan diri wanita itu. Dan syarat yang saya ajukan: "Kamu harus meninggalkan diri wanita ini, tidak boleh kembali lagi, untuk selama-lamanya!" Setan itu berjanji memenuhi syarat tadi, dan dengan kuasa Yesus dia dienyahkan! Tenanglah kami.
Tenanglah kami? "Ciaaat!" Tiba-tiba si setan itu sudah beraksi lagi. Cukup mengejutkan, tetapi juga menjengkelkan, namun komunikasi saya dengan sorga tidak sampai terputus. Sesaat saja, maka mulut saya dengan spontan tergerak: "Setan kamu mengingkari perjanjian tadi? Perjanjian di hadapan Tuhan kamu ingkari? Apa kamu kira saya tidak bisa mengundang kuasa Roh Kudus untuk membakar kamu sekarang juga, sebelum waktunya?"
Pengertian kalima itu adalah: karena dia ingkar janji, mencemarkan Mahkamah Sorgawi, maka pribadi jahat ini (malaikat Iblis) mungkin dihancurkan sekarang juga, di luar ketentuan umum (ketentuan umum yang diketahui pula olah setan-setan [Mat.8:29]) tanpa menanti waktu yang ditentukan Tuhan.
Apa reaksi si setan dengan ucapan spontan tadi? Dia mulai menangsi (aneh sekali!), dia meminta ampun, mohon agar tidak dibinasakan saat itu juga. Sekali itu saja pengalaman saya menyaksikan setan menangis meminta ampun! Hikmat mengajar saya, bahwa sesungguhnya bukanlah urusan saya untuk menghakim ataupun mengampuni roh-najis! Maka saya jawab permohonannya dengan : "Sudahlah, pergilah kamu menghadap Tuhan Yesus, di sanalah nasibmu ditentukan, oleh Yesus Kristus!" Dan saya tidak memperdulikan dia lagi!
Saudara pembaca yang saya kasihi, saya sampaikan satu tuntunan Roh Kudus lagi. BArusan saja, sementara mengetik kalimat-kalimat ini, saya disadarkan bahwa peristiwa empat tahun yang lalu itu sesungguhnya suatu bentuk pencobaan bagi diri saya. Menguji, apakah saya akan temberang menjatuhkan hukuman kepada roh-najis dengan 'kuasa' sendiri mengampuni setan yang beribaiba itu! Kalau terjadi (barangkali oleh dorongan emosi atau ambisi) oleh keangkuhan. Saat ini saya mengucapkan syukur secara khusus atas tuntunan Roh Kudus pada saat-saat yang kritis itu. Puji Tuhan, biarlah kuasa (-menghakimi atau mengampuni setan) dan kemuliaan tetap pada Tuhan Yesus saja!
6.3.2. "Saya Belum Merasa Diampuni."
Seorang siswa SLTP tertangkap-tangan sewaktu mencuri di rumah kerabatnya sendiri. Dia diantarkan ke rumah kami untuk beroleh pelayanan-pribadi. Roh-pencuri-nya diusir, sekaligus ia dituntun memanjatkan doa permohonan ampun kepada Tuhan, setelah kami membaca dan membahas 1Yoh.1:9. Sekedar memastikan, saya tanyakan kepadanya, apakah dosanya sudah diampuni TUHAN? Agak terperangah saya mendengar jawabannya: "Saya belum merasa diampuni!"
Jengkel saya oleh 'dusta' Iblis yang begitu cepat masuk, mau membatalkan kuasa firman Tuhan [1Yoh.1:9] yang sebelumnya telah kami bahas. 'Dusta' Iblis yang mau membentur-pergi 'kebenaran': bahwa syarat untuk beroleh pengampunan dosa adalah mengaku dosa-dosa kepada Tuhan.
Hikmat sorgawi menuntun saya untuk membahas ucapannya 'belum merasa' diampuni, karena itu hanyalah dampak 'dusta' Iblis di dalam dirinya. Saya tanyakan kepada anak muda itu, berapakah dua ditambah tiga? Cepat dia menjawab "lima". Apakah kamu rasakan hal itu? "Iya", jawabnya. Saya katakan: "Kamu keliru, sebab kamu tidak merasakan yang 'lima' itu; kalau saya aktakan dua kelereng ditambah tiga kelereng menjadi lima kelereng, maka kamu dapat melihatnya, dapat merasakannya. Tetapi dua ditambah tiga menjadi lima, tidak mungkin; dirasakan', melainkan sekedar 'diketahui'!
Dengan sedikit uraian itu, dia jadi memahami bedanya 'mengetahui' dari 'merasakan'. Lalu saya ajak lagi dia membahas 1Yoh.1:9, dan menanyakan apakah soal pengampunan dosa yang disinggung ayat itu, untuk 'dirasakan' ataukah untuk 'diketahui'? Saya terangkan, bahwa 1Yoh.1:9 itu dapat diperlakukan sebagai rumus Matematika. Bahwa ayat itu (oleh adanya kata 'Jika' yang mengawalinya) dapat dibaca sbb. (dengan tersirat di dalamnya):
9 (Saudara-saudara yang kekasih,
rasakanlahketahuilah bahwa:) jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan.
Setelah uraian ini maka pemuda itu dapat menerima 'kebenaran', bahwa masalah keampunan dosa-dosa adalah perkara untuk 'dia ketahui', bukan untuk 'dia rasakan'! Maka 'dusta' Iblis (yang mengatakan: "saya 'belum merasa' diampuni") tersingkirkan! Puji TUHAN!
6.3.3. Menyampaikan Kebenaran Menjadi Milik 'Hadirin'.
Kami diundang menyelenggarakan kebaktian di suatu kantor majalah, dihadiri oleh para karyawan di kantor itu. Seusai kebaktian, pimpinan kantor itu, yang adalah seorang anggota dari salah satu Gereja Kharismatika, meminta supaya seorang sekretaris kantor itu (kita beri julukan Yayah) dilayani secara pribadi oleh isteri saya. Rupanya si sekretaris, yang belum menikah, memendam sesuatu masalah di tengah keluarganya.
Isteri saya mewancarai si sekretaris ini sebentar, sementara kesan sekilas menunjukkan Yayah sudah cukup 'rohani'. Begitulah, isteri saya mengajak dia berdoa sambil berujar: "...supaya kamu dapat mengampuni keluargamu itu." Ajaib, Yayah yang begitu rohani, seperti tersengat oleh ucapan 'dapat-mengampuni'. Yayah lengsung menjerit histeris, melengking sangat tinggi dan keras, mengejutkan seluruh karyawan kantor itu!
Mulailah Yayah kesurupan, mulailah pertarungan 'kuasa' berlangsung. Satu setan, yang berperan sebagai ngkong-nya (kakek) merasuk hebat. (Isteri saya masih berdua saja dengan Yayah dalam ruangan tempat pelayanan berlangsung). Setan itu ditengking ke luar. Pergi. Eh, segera masuk setan-kelenteng. Pertarungan kuasa lagi, alot juga yang satu ini. Lalu saya diundang masuk dan sambil lalu beroleh informasi dari isteri saya bahwa Yayah sudah rajin kebaktian, di Tb-ministry. Namun anehnya masih dapat terasuk setan juga. Heran.
Nah, pada saat itu saya (yang sudah memiliki 'kebenaran' mengenai bahasa-lidah) beroleh ilham bahwa sebentar lagi akan keluar bahasa-lidahnya Yayah yang bersumber dari Tb-ministry itu. Tetapi saya simpan saja ilham itu. Setan itu saja yang kami urus, ditengking pergi, untuk kemudian segera digantikan oleh setan-naga! Tangan Yayah membentuk cakar naga, keras; badannya tegak meliuk-liuk persis seperti seekor naga yang mengamuk. Kembali kami menanganinya, lebih susah lagi dari yang sebelumnya, lagipula tidak dapat di-interview.
Akhirnya si naga itu terhalau juga,
untuk kemudian ......bersuaralah Yayah, menyebutkan (kira-kira)
'Llamaslamasslamatmalamslalahii......" berulang-kali. Nah, inilah memang yang
sudah menjadi kecurigaan saya sejak tadi. Lagi-lagi, yang inipun tidak dapat
di-interview! Maka penanganan untuk kasus ini saya lakukan saja dengan nekat.
Setiap kali sia mengucapkan 'ayat-setan' itu, saya masukkan dua jari tangan ke
dalam mulutnya, sekedar menyentuh lidahnya. Ini adalah penumpangan tangan
jari, sambi lsaya mengucapkan "Demi nama Yesus, lidah ini dikuduskan, tidak
dapat lagi dikendalikan Iblis" atau "mulut ini dikuduskan......".
Pada saat-saat begitu tidak urung 'dusta' Iblis juga mau merasuk ke dalam diri saya, dengan gagasan: "Awas, jari 'saya' mungkin digigitnya keras-keras." 'dusta' ini saya tidak saya perdulikan mengingat 'kebenaran': Kalau Guru saya (Yesus Kristus) menderita luka-luka, bahkan sampai mati di dalam pelayananNya, maka tidak apalah saya, muridNya menderita luka akibat pelayanan mulia ini. Kalau memang demikian kehendak Tuhan Yesus."
Oleh beberapa kali pengkudusan itu, bahasa lidahnya terhenti dan Yayah mulai tersadar, terlihat dari reaksi pada wajahnya. Maka kami mulai mengajak dia mengucapkan "Yesus, Yesus," yang anehnya dia tidak mampu lakukan! Begitu dia coba mengucapkan nama itu, mulutnya dibungkam lagi, kembali mengeluarkan 'ayat-setan' : "Slamatmalamslalahii......" itu saja. Aneh, bukan? Penampilan Yayah sudah rohani, mampu berbahasa lidah, tetapi 'kuasa' atau 'roh' di dalam dirinya tidak mengizinkan Yayah menyebutkan nama Yesus! Kesimpulannya tidak bisa lain: dalam diri Yayah mendekam roh-kudus-palsu! Dengan karunia: bahasa-lidah palsu! Dari Iblis!
Hal ini berlangsung berulang-ulang di hadapan pemimpin majalah yang anggota Kharismatika-tertentu itu. (Rupanya Tuhan mau memakai kasus ini untuk menginsyafkan dia, siapa yang berada di belakang gerejanya dan juga di belakang Tb-ministry!), sampai akhirnya saya diingatkan Tuhan untuk menyelenggarakan pertarungan 'kebenaran' (a truth-encounter), karena toh Yayah sudah setengah sadar. Saya lirik isteri saya, saya ajak dia melakukannya. Sebenarnya dia belum pernah melakukan pertarungan 'kebenaran' sebelum hari itu, hanya mendengar cerita saya saja mengenai pemuda Lambahan. Tetapi di bawah tuntunan Tuhan hal itu kami lakukan juga.
Kami berdua berdialog. Saya mengambil peranan penyampai 'dusta' dan isteri saya berperan penyampai 'kebenaran'. Setiap kali saya menyatakan satu 'claim' Iblis atas diri Yayah, isteri saya membentur claim Iblis itu dengan 'kebenaran' dari Yesus. Begitu berulang-ulang. Cara ini memaksa rohani Yayah untuk menyaring dan memilih gagasan mana yang diterimanya, 'kebenaran' atau 'dusta'! Sampai pada suatu titik, hikmat mengajar saya untuk mengucapkan: "Perempuan, kamu tidak dapat bersandar kepada Tuhanmu itu lagi! Menyebutkan namaNya sajapun kamu tidak sanggup!"
Ajaib, Yayah justru mulai menyebutkan "Yesus, Yesus." Untuk kemudian mulutnya segera dicengkeram lagi oleh roh-kudus-palsu, yang tidak suka nama Yesus disebut-sebut. Beberapa kali lagi 'claim' Iblis itu saya lancarkan, dan setiap kali Yayah semakin mampu menyebutkan Yesus, Yesus." Dan pada kali terakhir, kesadarannya kembali seluruhnya. Pertarungan itu dimenangkan oleh Tuhan Yesus! Anda lihat untungnya memiliki 'kebenaran' yang ekstrim, kendati banyak orang kurang suka kepada ekstrimitas saya dalam belajar kepada Yesus, dan sebagian dari mereka bahkan menganggap saya sesat?
Kalau saja saya belum memiliki 'kebenaran', bahwa roh-kudus-palsu sudah berkeliaran sekarang menyampaikan berbagai karunia palsu (damai-sejahtera palsu, sukacita palsu, buah penginjilan palsu, dll.) pasti cepat sekali saya termakan 'dusta' Iblis sewaktu Yayah menyuarakan "slamatmalamslalahii......" itu. Pasti saya akan menyambutnya dengan ucapan "Puji TUHAN, Yayah sudah dibebaskan, " sementara sesungguhnya ikatan yang paling keras adalah yang dibentuk oleh roh-kudus-palsu!
Nah tipuan Iblis yang ekstrim-licik ini tidak mempan, karena ekstrimitas saya dalam belajar, dalam mengenal dan dalam mematuhi Tuhan Yesus (Mereka yang ingin menggali 'kebenaran' tentang roh-kudus-palsu ini dapat menyurati Wisma Gembala, dan meminta "ROH KUDUS -- SUDUK HOR").
6.3.4. Pertarungan 'Kebenaran' Multilateral.
Penamaan 'multilateral' di atas adalah karena pertarungan ini melibatkan beberapa pihak sekaligus. Yakni diri saya, selaku hamba Tuhan, diri Elvy (nama samaran) yang harus dibebaskan dari cengkeraman Iblis, serta diri empat orang hamba Iblis (dukun-dukun), yang adalah ayah, dua orang pakcik serta nenek dari Elvy, yang mencoba merampas pulang Elvy dari lingkup kasih Yesus!
Sesungguhnya pelayanan atas diri Elvy ini sudah lanjut sekali, penyangkalan atas persekutuannya dengan Iblis sudah tuntas, tak ada lagi persekutuan dengan Iblis yang belum disangkali! Namun masih terjadi terus gangguan karena empat orang dukun yang disebutkan tadi terus-menerus mencoba merampas dia kembali (ke dalam kuasa kegelapan). Mereka bahkan mengirimkan guna-guna untuk membunuh kami! Hal itu kami ketahui dari Elvy sendiri, yang msih tetap tinggal bersama kedua orangtuanya. Kami mengerti, empat dukun ini sangat ngeri akan terror Iblis, yang menuntut bahwa dari setiap generasi harus ada yang menjadi 'kawan-sekerja' Iblis, yang tentu saja mereka anggap Tuhan!
Pada masa itu hampir setiap tengah malam anjing peliharaan kami melolong-mengerikan, pertanda datangnya 'kiriman' guna-guna ke alamat kami. Kalau sudah demikian pekerjaan kami tidak lain duduk, berdoa, mengampuni dan memberkati keempat dukun ini dengan menyebutkan nama-nama mereka, juga bermohon agar Tuhan Yesus mengampuni mereka, bahkan menyelamatkan mereka semua! Sebelumnya kami sudah diajar Tuhan Yesus, bahwa kuasa guna-guna dengan mudah dipatahkan oleh doa semacam itu!
Pada suatu malam, sewaktu Elvy berkunjung dan menginap di rumah kami, terjadilah suatu hal yang sangat aneh, sulit dimengerti (baru pada masa kini saya mengerti penuh masalah itu), dan cukup menjengkelkan! Elvy kerasukan lagi (untuk ke sekian puluh kali); setan-ular-hitam berkuasa di dalam dirinya. Sebenarnya dia sudah merasakannya sejak menjelang kerasukan, dan kami sudah berusaha menengkingnya pergi, tetapi upaya itu gagal, si setan berhasil menguasai diri Elvy!
Tidak ada jalan lain, setan itu kami ikat ditempatnya, lalu kami ikat ditempatnya, lalu kami berperkara dengan setan, yang waktu itu dapat diajak berbicara. Setan ini menyatakan 'ada' yang mengizinkan dia merasuk ke dalam diri Elvy. Setan ini juga mengakui sesungguhnya dia sudah kalah. Sesungguhnya dia tidak dapat lagi merasuk ke dalam diri Elvy, tetapi 'ada' yang mengizinkan dia merasuk lagi!!
Saya merasa 'daerah-territorial' Yesus (diri Elvy) sedang dirampas, maka selaku prajurit Kristus, saya memutuskan hal itu harus dibalas dengan perampasan daerah territorial Iblis: "Dengar setan-ular, saya nyatakan sekarang bahwa keempat dukun itu (saya sebutkan nama-nama mereka) sudah beroleh pengampunan itu." Begitulah tantangan yang saya kemukakan dalam berperkara.
Setan itu tidak dapat menyanggah 'kebenaran', bahwa permohonan ampun bagi orang lain (teristimewa kalau mereka sudah berusaha mencederai kita) sangat berlaku, dan dikabulkan Tuhan Yesus! "Nah setan, oleh ulahmu yang terus-menerus mengganggu, maka keempat dukun itu saya 'claim' : pada waktunya mereka akan menjadi milik Tuhan! Mereka akan beroleh keselamatan dari Tuhan Yesus!"
Setan ini tidak mampu membantah; dalam perkara selanjutnya dia kalah, dan setelah menetapkan syarat bahwa dia tidak boleh merasuk Elvy lagi, saya izinkan dia pergi. Saya menganggap urusan dengan setan-ular sudah selesai untuk selamanya. Dengan tenang kami masuk ke kamar tidur untuk beristirahat.
Ternyata anggapan saya keliru! Pagi harinya saya dibangunkan dan diberitahu bahwa Elvy kerasukan lagi. Lagi-lagi si setan-ular-hitam merasuk. Saya jadi sangat jengkel oleh pengingkaran janji itu! Si setan-ular sendiripun berbicara tidak secara gagah, melainkan sedikit takut-takut; ia mengatakan bahwa 'ada' yang mengizinkan dia merasuk lagi. Saya sungguh jengkel, tidak habis mengerti, siapakah pribadi yang begitu unjuk-kuasa, mengizinkan setan-ular merasuk Elvy, padahal dalam berperkara di hadirat Tuhan setan-ular itu sudah kalah!?
(Saudara baru dibelakang hari saya dapat mengerti, bahwa kedaulatan TUHANlah yang berperan waktu itu! Kedaulatan TUHAN ada diatas segala-galanya! Bahkan mengatasi hukum-rohani dalam Mahkamah Sorgawi yang biasa saya 'hadiri'. Sekarang saya mengerti bahwasanya TUHAN sendirilah yang mengizinkan setan-ular merasuk diri Elvy, yang sudah dilayani tuntas; bahkan selanjutnya TUHAN mengizinkan Iblis merasuk, dalam rangka mengajar saya mengenal lebih dalam masalah-masalah alam-gaib dan Mahkamah Sorgawi!)
Kembali saya memperkarakan setan-ular, seperti malam sebelumnya. Lagi-lagi saya mengambil sikap seorang prajurit Kristus: kalau Iblis merampas satu daerah-territorial Tuhanku, maka daerah territorial Iblis yang lain harus dirampas, pikir saya! Maka tuntutan saya pagi hari itu lebih maju lagi dari yang tadi malam. Karena mengingkari perjanjian tadi malam, sekarang saya menekan setan-ular itu dengan suatu syarat yang lebih berat: "Cabut semua ilmu-ilmu Iblis dari keempat dukun tersebut! Tuhan Yesus mau menyelamatkan mereka semua! Mereka tidak memerlukan ilmu Iblis lagi!"
Setan itu menjawab dengan nada memelas: "Wah , kalau syarat yang itu saya tidak berwenang memenuhinya! Saya tidak berhak mencabut ilmu-ilmu itu dari diri mereka!" Saya menekan terus: "Tidak, mereka sudah cukup banyak mencedarai manusia dengan ilmu-ilmu Iblis itu! sudah waktunya ilmu-ilmu itu dicabut! Siapa yang berhak mencabut ilmu-ilmu itu?" Di sini setan-ular menjawab: "Itu hanya mungkin dilakukan oleh pemimpinku!"
"Siapa pemimpinmu?" tanya saya. Jawab setan-ular: "Ya pemimpin saya, si pemberi ilmu itu, ya itulah dia!" Saya mengerti; tadi saya memberi julukan 'ilmu Iblis', maka si pemberi ilmu itu mestinya Iblis sendiri! Perhatikan pula, si setan-ular ini tidak berani menyebutkan kata 'Iblis'pun!
Maka saya melanjutkan: "Maksudmu Iblis sendiri yang berhak mencabut ilmu-ilmu itu?" Jawab setan-ular "Benar!" Dia mengambil sikap menunggu reaksi lanjutan saya!
Dengan sikap kepalang basah, seperti suatu letupan, saya menuntut dia: "Undang pemimpinmu itu kemari!" Tertegun saya, hening, heran sendiri atas kenekatan itu, saya mendengar jawaban si setan-ular, dengan nada menantang: "Kamu sungguh-sungguh dengan ucapanmu itu, Situmorang? Memang sudah kepalang basah, saya jawab dia: "Ya, benar, undang dia kemari!"
"Baiklah, kalau begitu biarkanlah saya pergi dahulu. "Dia masih terikat kuasa oleh Yesus, maka dia meminta izin untuk pergi. Tetapi saya berwaspada akan kelicikan yang menjengkelkan itu, sehingga saya katakan: "Undang saja dia kemari, tidak perlu kamu meninggalkan diri wanita ini, ppenipu!"
Si setan-ular merengek, ketakutan. "Saya tak dapat bersama-sama dengan dia di dalam satu tempat ini! Saya harus pergi lebih dahulu sebelum dia masuk!" (Kira-kira saya setelah itu: rupanya setan kecil ini takut bahwa dirinya menjadi porak-poranda oleh kehadiran- bersama dengan Iblis di dalam satu tubuh!)
Maka setelah saya tekan lagi dia untuk tidak menipu, saya izinkan dia pergi. Elvy tersadar, lalu beberapa saat lagi dia mengatakan: "Yaah pak, ada lagi yang mau masuk diri saya! Itu dia berdiri di halaman depan! Cantik dan gagah dia, muda, berwibawa, katanya dia harus memasuki diri saya, sebab ada yang mengundang kemari!" Berdiri bulu-roma saya, itulah rupanya dia, si Pemimpin, Lucifer, yang tadi saya nekatkan mengundangnya!
"Saya tidak mau menerima dia pak, 'kan saya sudah bersama Yesus, sudah menyangkali semua persekutuan dengan kuasa geelap; tidak mau saya kesurupan lagi!" Maka saya terangkan sedikit kepada Elvy tentang arti penyerahan kepada Yesus Kristus. Penyerahan total, yang kalau Tuhan menginginkan kitaa matipun harus kita patuhi! Jadi kalau memang Tuhan Yesus menginginkan dia sekedar menjadi 'wadah' bagi kehadiran Iblis, maka selaku hamba Tuhan Yesus, kita harus patuh. Saya ajak dia berdoa lebih dahulu, menyatakaan hal itu kepada Tuhan! Menyatakan kalau peritiwa ini tidak berkenan di hati Tuhan Yesus, mohon dibatalkan oleh Tuhan, dan mohon diampuni kelancangan saya (mengundang Lucifer ke dalam diri Elvy) itu!
Doa berakhir, dan Elvy berbicara: "Pak, dia masuk juga pak. Sudah masuk!" Segera wajah Elvy berubaah, menjadi lebih berwibawa. Matanya memerah daan kedua tangannya terangkat ke kepala tempat tidur (tempat Elvy sedari tadi), sikap seperti dua saaayap (malaikat) yang direntangkan!
"Sekarang saya berada di sini, sebab ada yang mengundang saya," berbicara setan itu. Seperti biasa, untuk persiapan berperkara, identitas setan itu saya tanyakan: "Siapa kamu setan? Perkenalkan dirimu!" Setan itu menjawab secara tidak langsung: "Sayalah yang kamu undang tadi, Situmorang!"
"Hah, kamu sudah mengenal saya, rupanya sudah seringkali kamu berurusan dengan saya?" Dia membenarkan, "Ya, sudah ratusan kali." Yang ini suatu 'kebenaran', sebab memang sudah ratusan kali saya memperkarakan Iblis, bahkan berdoa memerangi pribadi Iblis secara langsung. Semua hal itu sesungguhnya adalah tindakan berurusan langsung dengan Iblis, si Pendakwa!
Saya kembali kepada pemeriksaan identitas pribadi-gaib ini: "Baiklah, kalau begitu siapakah sesungguhnya engkau, setan?" Setan itu tetap tidak menyebutkan identitasnya secara langsung, melainkan menyatakan bahwa dia adalah pribadi yang saya undang tadi. "Siapa yang kamu undang tadi? Dialah saya," ujarnya tenang.
Di sinilah hikmat sorgawi menuntun saya untuk melakukan uij-roh [1Yoh.4:1], menantang setan itu: "Kalau kamu sungguh pribadi yang saya undang tadi, tentu kamu akan berani mengucapkan kalimat berikut: 'Demi Yesus, saya adalah Iblis, Lucifer'." Dan setan itu mengucapkannya dengan lancar, tanpa keraguan. Berarti dia benar-benar Lucifer adanya (sepanjang pelayanan kami, tidak ada setan kecil berani menyebutkan Nama Yesus, Yang Ajaib penuh kuasa itu). Jangankan menyebutkannya, mendengar Nama itu diucapkan sajapun mereka sudah ketakutan!
Maka saya ucapkan: "Rupanya kamu mampu menyebutkan nama Yesus itu, setan, " yang dijawab setan itu: "Memang, sebab sedari dahulu kala aku sudah bersama-sama dengan Dia." Lalu Lucifer melakukan gertakan dan rangsangan: "Nah, sekarang saya hadir di sini, maka tidak ada yang mampu membebaskan anak ini." (Lihatkah anda 'dusta' Iblis di dalam kalimat itu?)
Maka tantangan ('dusta') ini harus dijawab dengan 'kebenaran' dari Yesus (namun ajaib, saya diberi ketenangan oleh Roh Kudus, sehingga mampu menyisipkan seloroh): Ah, kamu sudah tua bangka Lucifer, sudah pikun kamu rupanya; kamu lupa Lucifer, Kuasa Yesus juga hadir di sini." Maka runtuhlah 'dusta' Iblis itu, dibentur oleh 'kebenaran' dan otoritas Yesus.
Datang tantangan kedua, dengan nada ketus: "Tetapi saya dapat membawa wanita ini kemanapun saya sukai, tanpa ada yang daapt menghalangi," suatu 'dusta' yang sama keroposnya. Kembali 'kebenaran' Yesus saya utarakan untuk membentur dusta itu: "Kammu tidak dapat membawa dia karena wanita ini tidak suka kepadamu, Lucifer! Sudah berulangkali dinyatakannya bahwa dia milik Yesus!"
Begitulah pembicaraan itu berlanjut, termasuk juga satu kalimat ramah dari Iblis kepada anak-anak kami yang ikut menyaksikan peristiwa itu: "Anak-anak manis, kamu tidak usah khawatir, tidak akan ada apa-apa yang terjadi di sini. Kalian berangkat saja ke sekolah!" (Ucapannya benar; mengandung pengertian: Iblis diberi kesempatan oleh TUHAN untuk hadir di rumah kami, mencobai saya, namun dibatasi: tidak boleh merusak fisik; persis seperti pembatasan TUHAN terhadap dia dalam kasus Ayub [ps.1 dan 2]).
Bagian pembicaraan lainnya adalah tantangan saya, bahwa keempat dukun termaksud sudah diampuni dosa-dosanya oleh Tuhan Yesus; dan saya meng-claim keempatnya akan menjadi milik Yesus. Itu adalah 'kebenaran' Alkitabiah yang tidak dapat dibantah Iblis. Maka saya menuntut Lucifer agar mencabut semua ilmu Iblis dari mereka, karena pribadi milik Yesus tidak memerlukan ilmu-ilmu itu selama-lamanya! Tuntutan ini dipenuhi oleh Iblis dan terbukti: l.k. empat tahun kemudian, ayahnya Elvy yang masih belum menerima Yesus sebagai Juruselamat pribadinya, tidak lagi menggunakan ilmu perdukunannya. Dalam urusan seorang anaknya, yang dirugikan untuk membela anaknya dan mencelakakan lawan! Puji TUHAN, dia sudah tidak lagi memilki ilmu guna-guna itu lagi!
Begitulah, dalam dialog itu, masih sempat Lucifer melemparkan jeratnya yang paling berbahaya: "Kamu memang hamba Tuhan yang luar biasa, Situmorang!" Suatu pujian yang dapat menggelembungkan harga diri, yang mungkin meletuskan dada! Beruntung bagi saya hikmat sorgawi mengingatkan saya akan tuntutan Yesus tentang kerendahan hati. Jerat itu saya tolak dengan mengingat Luk.17:10: " Hal itu tidak penting, setan, ada hal-hal lain yang saya mau sampaikan!" Dan segera seusai pelayanan itu, segera setelah Lucifer saya persilahkan pergi, saya merasaakan dorongan yang sangat kuat untuk melakukan puasa sehari, puasa untuk merendahkan diri [Ezr.8:21, Dan.10:12].
*** Saudara yang kekasih, kunjungan Lucifer ke rumah kami, bukankah itu pertarungan 'kebenaran' membentur 'dusta' Iblis? Berbagai 'kebenaran' yang baru mencuat dari pengalaman ini:
Bahwa para hamba Tuhan Yesus bebas menempur kuasa-kuasa Iblis, bahkan memperkarakan pribadi Iblis, kapan saja terbuka kesempatan untuk hal itu;
Bahwa permohonan ampun bagi orang lain (teristimewa yang menganiaya kita), sangat didengar, dikabulkan oleh Tuhan!
Bahwa Tuhan Yesus berdaulat mengizinkan setan merasuk seorang Kristen, bahkan hamba Tuhan yang salehpun, untuk maksud-maksud ilahi! Dan karena kesurupan itu bersifat "God-induced", karena kehendak Tuhan, maka Elvy mengaku bahwa dia tidak merasa lelah sedikitpun; berbeda dengan berbagai kesurupan di masa lalunya, di mana dia selalu merasakan kelelahan yang luar biasa seusai kesurupan!
Saudara, kalau saya sekedar 'mengetahui-kebenaran', tidak 'memiliki-kebenaran', anda kira saya bisa lolos dari pencobaan Iblis itu? Karena kasih Yesuslah, yang membawa saya dalam-dalam memasuki 'kebenaran'Nya, saya lulus dalam pencobaan itu. Puji TUHAN, bagi Tuhan Yesus sajalah segala puji dan hormat!
6.4. BERBAGAI DUSTA IBLIS DALAM PELAYANAN BENTUK INI.
Dalam urusan pelayanan-pelepasan, yakni pembebasan orang dari 'kuasa' Iblis dan 'dusta' Iblis, hamba-hamba Tuhan banyak mengalami hambatan-batin atau keengganan, yang kelihatannya logis. Namun sesungguhnya mereka sudah termakan 'dusta' Iblis. Kita harus mengakui kelicikan Iblis dan keterampilannya memainkan 'dusta-dusta'nya! Dengan 'dusta-dusta'nya, Iblis memerosotkan kegairahan hamba-hamba Tuhan sehingga tidak lagi melakukan pelayanan-pelepasan. Maka jumlah pelayanan semacam ini menjadi amat sedikit; untuk Indonesia pada masa kini, jauh dari memadai.
Di bawah ini disajikan beberapa contoh 'dusta' Iblis yang berhasil mengekang kesiapan hamba-hamba Tuhan untuk melakukan pelayanan-pelepasan. Kiranya pembaca bersedia memeriksa keadaan diri-sendiri: apakah anda termasuk yang terkekang oleh 'dusta' Iblis, ataukah anda cukup merdeka melayani Tuhan dalam bentuk pelayanan ini.
6.4.1. "Iblis Kontra Tuhan Adalah Pertarungan Berimbang."
Sebagian orang cenderung mempercayai bahwa pertarungan Iblis melawan TUHAN adalah suatu peperangan yang berimbang; buktinya sudah berjalan ribuan tahun, tanpa akhir. Apakah benar demikian? Sesungguhnya ini adalah 'dusta' Iblis yang paling ampuh, sehingga banyak orang menjadi skeptis, enggan mengikut TUHAN dengan sungguh-sungguh. Akhirnya mereka hanya mengusahakan kesejahteraan hidupnya di dunia ini.
Alkitab mengajarkan bahwa TUHAN serba-mampu (omni-potent), serba tahu (omni-scientiae), dan serba-hadir (omni-presence). Sedangkan Iblis, dia hanya mampu memberi kesan serba-mampu, kesan serba-tahu dan kesan serba-hadir, padahal sesungguhnya tidak demikian! Karena banyak anak-buahnya, dan komunikasi alam gaib yang sangat lancar, 'mereka' mampu menimbulkan kesan-kesan tipuan itu.
Iblis dan malaikat-malaikat-gelapnya sudah pernah dikalahkan dari sorga [Why.12:7-10], kesudahan mereka sudah dipastikan, kebinasaan mereka sudah ditentukan [Mat.25:41;Why.ps20, dll.]. Jelaslah ini bukan pertarungan berimbang, bukan pula pertarungan tanpa kesudahan!
6.4.2. "Jangan Coba-coba Melawan Kuasa Iblis."
Kuasanya sangat hebat (ini benar, Alkitabiah), hanya setingkat di bawah kuasa TUHAN (ini salah, sebab Iblis hanyalah salah satu ciptaan TUHAN; terhadap Mikhael, malaikat TUHAN sajapun dia sudah kalah [Why.12:7-10]!
Kalau ada orang kesurupan, panggil saja dukun. Pernyataan ini mengandung kebenaran, karena dukun dapat berhubungan dengan Iblis dan bernegosiasi dengan Iblis, berdamai, agar gocohan Iblis itu diangkat; kelihatannya pasien itu tertolong. 'Dusta' di dalam pernyataan ini adalah soelah-olah hanya dukun yang mampu menyelesaikan masalah demikian!
Seharusnya setiap pengikut Yesus tidak termakan 'dusta' Iblis itu. Pengikut Yesus harus menghadapinya dengan frontal! Membela saudaranya dengan sikap "standing-in-the-gap": 'langkahi dulu mayatku, baru kamu bisa mengganggu saudaraku, Iblis'! Dengan mengandalkan kuasa Yesus, gangguan Iblis dengan mudah dipunahkan!
Dalam bentuk pertarungan seperti ini berlaku pesan Yesus terhadap murid-muridNya [Luk.22:32b]:
Dan engkau, jikalau engkau sudah insaf, kuatkanlah saudara-saudaramu!
Ya, saudara pembaca, jika anda sudah menginsyafi 'dusta' Iblis yang sudah mengekang anda selama ini, (yang telah menghambat anda melakukan pelayanan-pelepasan) haruslah anda singkirkan 'dusta' itu, lalu memperkuat saudara-saudara yang lain. Maka anda akan menjadi murid kekasih Tuhan Yesus.
6.4.3. "Jangan Wawancarai 'Pasien' yang kesurupan."
Sebagian hamba Tuhan memberi nasihat yang 'bagus' di atas, berangkat dari pengalamannya didustai oleh setan yang pernah ditanganinya. Lagipula ia tidak mengerti prinsip 'menaklukkan lawan di bidang keahlian lawan', demi penaklukkan yang permanen!
Argumen dari hamba Tuhan ini kelihatannya Alkitabiah: Setan suka berdusta, Iblis adalah bapa segala dusta [Yoh.8:43-44], maka anda pasti akan didustai! Namun hamba Tuhan ini tidak sadar bahwa yang dikutipnya itu belum seluruh 'kebenaran' ! Di dunia, dalam kawasan yang dikuasainya, memang Iblis bebas berdusta. Tetapi, di hadirat TUHAN, dalam Mahkamah Semesta, di mana TUHAN sendiri menjadi Hakim, apakah Iblis masih berani memainkan 'dusta'nya?
'Kebenaran' dalam masalah ini adalah: Di hadirat TUHAN, hadirat yang Mahakudus, pastilah dusta tidak boleh muncul! Juga tidak: dusta Iblis!
Lain halnya kalau anda justru menghadirkan dusta itu, yakni anda maju ke hadirat TUHAN sementara masih ada dosa dusta yang belum anda mintakan pengampunan Tuhan Yesus, atau anda masih mengidap roh dusta, belum diusir; maka Iblis akan mendakwa anda di hadirat TUHAN (hadirat yang sungguh). Anda, dengan roh dusta dikalahkan dalam perkara itu, maka Iblis segera dapat menciptakan hadirat yang palsu, dengan kelengkapannya: 'dusta-dusta'nya! Di sanalah anda menjadi korban yang empuk dari 'dusta' Iblis!
6.4.4. "Jangan Berdialog Dengan Setan, Itu Praktek Spiritisme."
Pernyataan di atas ada benarnya. Alkitab melarang umat bertanya kepada arwah [Ul.18:9-13], itu Spiritisme. Dapat juga diberikan contoh Raja Saul, yang binasa setelah berurusab dengan 'arwah' Samuel, dengan perantaraan seorang wanita petenung. Namun pernyataan di atas belumlah seluruh kebenaran.
Lihatlah, Yesus beberapa kali berwawancara dengan setan, bahkan dengan Iblis sendiri, namun bukan dengan 'arwah', yakni setan yang berpura-pura sebagai roh orang mati, yang dihubungi untuk meminta petunjuk! Yesus berwawancara bukan demi kepentingan diri sendiri, melainkan demi pelayanan! Berbeda dari kasus Raja Saul, Yesus melakukannya dalam rangka membebaskan orang lain dari cengkeraman kuasa Iblis. Dalam rangka pelayanan-pelepasan. Menyampaikan Injil Keselamatan!
Spiritisme berawal dari keinginan manusia, untuk berhubungan dengan arwah-arwah. Nah, kalau seseorang hamba Tuhan, yang tidak menginginkan berbicara dengan setan, tetapi dalam pelayanannya setan merasuk, maka itu bukan Spiritisme. Itu maunya setan yang merasuk! Atas izin Tuhan! Bukan maunya manusia.
Seringkali saya melakukan wawancara dengan setan yang merasuk. Namun memang harus berhati-hati, jangan terpancing oleh obrolah setan, sehingga suasana rohani anda berobah, dari sikap pelayanan menjadi 'hasrat ngobrol'! Di situlah anda dapat terseret kepada Spritisme. Kalau saya menanyakan berbagai hal mengenai alam gaib kepada setan (atau kepada Lucifer yang saya hadapi), terdorong oleh rasa ingin-tahu saya saja, itulah Spritisme.
Saya memuji Tuhan, bahwa dalam dialog dengan setan, yang jumlahnya tidak terhitung lagi, Roh Kudus memeliharakan saya dari rangsangan Iblis yang membangkitkan keinginan mengobrol! Roh Kudus yang memeliharakan sikap pelayanan, sehingga hal-hal yang dipercakapkan terbatas dalam urusan pelayanan itu saja.
6.4.5. "Jangan Cari Urusan Dengan Iblis."
"Jangan cari urursan dengan Iblis, kamu mungkin diperkarakannya dan akan kena gocohan seperti Ayub; Ayub yang begitu salehnya masih terkena gocohan, apalagi kita-kita ini!"
Kedengarannya Alkitabiah, dan kelihatannya rohani, bukan? Namun ini adalah 'dusta' Iblis, suatu teror, agar manusia enggan bertarung dengan Iblis, yang notabene sudah kalah, oleh Mikhael dalam pertarungan di sorga, dan oleh Yesus Kristus dalam pertarungan 'kebenaran' di padang gurun!
Jawaban hikmat: Kalau Ayub yang saleh dan tidak mencari urusan (lihat riwayat Ayub), bahkan tidak mengerti urusan, tidak mengenal kehadiran Iblis, sudah diperkarakan oleh Iblis, maka tentunya saya sudah beribu kali diperkarakan Iblis [Why.12:10] banyak kali kena gocohan. Jadi selaku manusia biasa, kalau terbuka kesempatan memperkarakan Iblis, pakai saja kesempatan itu sebaik-baiknya, lumayan 'kan?
Dan inilah jawaban 'kebenaran' Ilahi, [Mat.28:19-20] amanat agung Yesus yang memerintahkan murid-muridNya menjala manusia:
.....pergilah...... Aku menyertai........
Pergilah, lakukan segala sesuatu yang diperintahkan oleh Yesus, maka Ia akan menyertai anda dalam setiap kegiatan itu. Apakah lagi yang ditakutkan, kalau yang memerintahkan adalah Yesus Kristus, sebab kepadaNya sudah diserahkan segala kuasa di sorga dan di bumi [Mat.28:18]. Nyaman saja saya pergi menjala manusia, membebasakan orang-orang dari berbagai keterikatan Iblis, toh Yesus yang menyertai. Biarlah Iblis mendakwa sesukanya, toh Hakim itu menyertai saya!
6.4.6. "Jangan Berperkara dengan Iblis.....
......kamu akan dikalahkannya, sebab dia ahli berpekara." Hamba Tuhan yang mengutarakan pernyataan ini mengerti kebenaran Alkitab, tetap isayangnya sepotong kebenaran saja. Sangat boleh jadi ia lupa kebenaran di dalam Yoh.15:1-5: "Aku di dalam engkau, engkau di dalam Aku." Sesungguhnya hamba Tuhan karib Yesus berada di dalam Yesus dan Yesus di dalam dirinya. Bagaimana mungkin Iblis mengalahkan hamba Tuhan semacam itu....? Yang mengutarakan kalimat-judul di atas pastilah hamba Tuhan yang tidak mengakui kemampuan Roh Kudus yang 'akan mengajar engkau seketika itu juga!" Barangkali bahkan bemu bertobat!
6.4.7. "Jangan Tumpangkan Tangan Atas 'Pasien' yang Kesurupan."
Saya membaca pernyataan ini dari sebuah buku. Si penulis rupanya pernah ditempeleng oleh orang kesurupan! Satu pengalaman pahit menimbulkan satu ajaran baru! 'Dusta' Iblis.
Seharusnya pengalaman pahit itu membuat penulisnya melakukan intropeksi. Kalau saja dia membandingkan pengalamannya dengan pengalaman anak-anak Skewa dalam Kis.19:13-16, dan mau membuka hatinya untuk dikoreksi oleh Roh Kudus, pasti Tuhan akan mengungkapkan hal-hal yang perlu dikoreksi dalam dirinya, demi amannya dia di masa depan melakukan pelayanan-pelepasan!
Tidak terhitung jumlahnya saya menumpangkan tangan ke atas orang yang kesurupan, di bawah tuntunan Tuhan. Yang pernah saya ditempeleng hanyalah ketika Tuhan merencanakan sesuatu yang lain, ketika Tuhan mengizinkan saya bekerja di luar metoda yang umum dipakai. Koreksi itu saya patuhi, maka pelayanan berlangsung dengan baik!
Di samping itu, dalam masalah tempeleng, apakah hamba Tuhan tidak boleh kena tempeleng? Gengsi? Yesus kita itu ditempelengi, bukan? Jadi mengapa tahan gengsi, takut kena tempeleng?! Dan TUHAN, Raja anda dan saya, memiliki kedaulatan tertinggi; TUHAN memepunyai hak penuh untuk membuka kesempatan bagi Iblis menempeleng hambaNya, budak-belianNya! Terimalah 'kebenaran' ini dengan sukacita!
---o0o---
7. MANTAPKAN KEMERDEKAAN SAUDARA KITA; SAMPAIKAN KEBENARAN !
Setelah dimerdekakan dari kuasa Iblis, penanganan terhadap seseorang tidak selesai sampai di sana. Penanganan lanjutan diperlukan, karena dia belum sepenuhnya merdeka, dia masih dicengkeram oleh banyak 'dusta' Iblis. Itulah gunanya pekerjaan pemuridan, yang Yesus perintahkan! Untuk menempatkan berbagai 'kebenaran' yang hakiki ke dalam dirinya, membentur berbagai 'dusta' Iblis yang harus tersingkir, demi menjaga agar dia tidak ditipu Iblis lagi di masa depan.
Oleh sebab itu seharusnyalah lembaga-lembaga pengajaran Alkitab mengajar para muridnya untuk mengerti memiliki kebenaraan. Bagaimana caranya supaya memiliki kebenaraan? Perintah Yesus Kristus pada Mat.28:19-20 harus dipatuhi:
19 Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa muridKu dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, 20 dan ajarlah mereka
supaya mengertimelakukan segala sesuatu yang telah Kuperinahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman.
Masalah mengerti atau melakukan sudah dibahas padaa butir-5.5.4. Yang sekrang perlu ditinjau: Apakah kuncinya agar seseorang sukses dalam belajar 'melakukan'. Hal ini dapat digambarkan oleh pengalaman seseorang yang belajar mengemudikan mobil.
Pada waktu anda belajar mengemudikan mobil, misalnya, instruktur anda yang duduk di sebelah kiri anda. Misalkan andaa sudah diizinkan memegang kemudi, tinggal melancar-lancarkan mengemudi. Instruktur mungkin memerintahkan anda memasukkan persneling-satu, misalnya, lalu ke-dua, selanjutnya anda menyuruh anda mempercepat mobil iitu hingga mencapai kecepatan 60 km. per jam.
Mungkin anda disuruh mengambil jalur yang paling kiri; atau memelihara kecepatan itu di belakang sebuah truk barang, yang pada suatu saat truk itu di-rem tiba-tiba. Instruktur anda, yang jauh lebih waspada, pasti akan memerintahkan, setengah berteriak: "Rem, injak rem!" Apa yang terjadi kalau anda tidak mematuhi perintah itu? Tabrakan dan kecelakaan! Timbullah kerugian, hanya karena ketidak-patuhan!
Jelaslah, kunci untuk berhasil dalam belajar melakukan adalah: 'kepatuhan', bukan? Tanpa kepatuhan anda hanya akan terjerumus ke dalam bencana! Dan bencana rohani pasti lebih menyeramkan dibandingkan sekedar bencana tabrakan mobil! Bagaimana, saudara, sudahkah anda belajar melakukan perintah-perintah Yesus secara patuh? Kalau belum, masih layakkah anda mengaku pengikut Yesus Kristus?
Begitu jugalah dengan saudara-saudara yang sudah terjala, yang masuk ke dalam kehidupan bersama Yesus. Anda harus memantapkan kemerdekaan saudara kita itu, dengan banyak pengajaran yang sifatnya menyusupkan berbagai 'kebenaran', yang akan membentur pergi 'dusta-dusta' Iblis. Semakin banyak 'dusta' Iblis dibentur pergi, semakin merdeka dia. Begitulah seharusnya pekerjaan pemuridan di dalam kehidupan Kristiani.
Pada tahap lanjutan, setelah saudara tadi cukup merdeka, dapatlah dia diajar melakukan segala sesuatu yang telah diperintahkan oleeh Yesus Kristus! Melakukan berbagai pelayanan, dari yang paling sederhana sampai kepada pelayanan menyampaikan mujizat! Maka dia dapat dilepas menjadi 'murid' yang matang, untuk selanjutnya bekerja sendiri, belajar langsung dari Roh Kudus, yang akan membimbing dia sepanjang sisa kehidupannya!
Saudara kitaa itu menjadi 'buah-tetap' yang dimaksudkan oleh Yesus dalam Yoh.15:16! Buah pertobatan yang sudah tumbuh menjaddi 'pohon' yang baru, siap untuk menghasilkan buahnya sendiri: buah-buah dari menjala manusia. Menghasilkan buah dalam bentuk menuntun orang lain kepada Yesus Kristus; dengan perkataan lain, menyampaikan keselamatan kepada orang-orang lain! Sudahkah anda berbuah tetap semacam itu?
Namun dalam urusan pemuridanpun, 'dusta' Iblis berperan kencang. Di bawah ini disajikan beberapa 'dusta' yang mungkin disusupkan Iblis ke dalam diri pelayan semacam itu.
7.1. 'Pasien' Itu Sudah Selamat, Segera Cari Sasaran Lain!?
Judul di atas sesungguhnya adalah 'dusta' Iblis: 'Pasien' itu sudah selamat, jadi boleh ditinggal, carilah 'sasaran' lain untuk diselamatkan! Kalau anda benar-benar meninggalkan 'pasien' itu, Iblis pasti tersenyum riang. Iblis akan segera memulai rancangan barunya untuk 'memenangkan' lagi 'pasien' itu bagi dirinya. 'Kebenaran' dalam hal ini adalah:
Tidak ada seorangpun yang dapat mengambil sesuatu bagi dirinya kalau tidak dikaruniakan kepadanya dari sorga [Yoh.3:27]. Maka tidak mungkin anda memenangkan jiwa, sekedar oleh kerajinan menjala manusia, kalau bukannya Tuhan yang kirimkan. Dengan perkataan lain, adalah tidak benar kalau anda cepat-cepat meninggalkan 'hasil-penjalaan' anda itu! Sebab Iblis akan segera mencengkeramnya kembali, dengan seribu macam kelicikan!
Ajar 'pasien' yang baru dimenangkan itu melakukan penginjilan ppula, bahkan sampai memberikan pelayanan-pelepasan! Itulah buah tetap yang dimaksudkan Yesus [Yoh.15:16].
7.2. "Pemuridan Adalah Urusan Para Pendeta."
Judul inipun 'dusta' Iblis yang harus dibentur pergi: "Mem-follow-up itu bagian para Pendeta, pada Lembaga yang mapan! Kamu 'kan seorang Penginjil bukan Pendeta!?" Kebenaran di dalam hal ini adalah: Yesus di dalam dia dan dia dia dalam Yesus [Yoh.15:1-5]. Jadi setiap penginjil yang sungguh, yang sudah mengenyam peergaulan karib dengan Tuhan Yesus, sesungguhnyya diberi kemampuan oleh Tuhan untuk menuntun orang lain masuk ke dalam status "Yesus di dalam dia dan dia di dalam Yesus" itu!
Dan Yesus tidak pernah membedakan murid-muridNya; sabda ini berlaku umum: "Kalau kamu muridKu, maka kamu akan tetap di dalam firmanKu dan.....menjadi merdeka!" Juga kamu akan merdeka, bebas dari anggapan bahwa pemuridan hanya boleh dilakukan oleh Lembaga-lembaga ciptaan manusia!
7.3. "Mengerti Lebih Dahulu, Baru Melakukan!?"
Ini 'dusta' yang lebih susah lagi untuk dibentur pergi! Banyak hamba Tuhan akan menyangsikan pernyataan berikut: Di dunia ini, orang harus mengerti dulu, baru dapat melakukan pekerjaan tertentu. Namun di dalam Kerajaan Sorga, 'kebenaran' itu adalah: "melakukan dulu (tentunya di bawah tuntunan Roh Kudus) baru belakangan mengerti." Itulah sebabnya Yesus mengajarkan 'kebenaran' itu dengan: "ajar melakukan!" [Mat.28:19]. Pembahasan tentang hal ini terdapat dalam buku: "SUMBER TERKAYA BAGI KESESATAN".
---o0o---
8. MASUKLAH KE DALAM SELURUH KEBENARAN!
Seperti terhadap sebuah rumah, yang dari dalamnya sampah dibersihkan dari waktu ke waktu, tiada akhirnya, begitu pula harus terjadi dalam diri kita, di dalam akal-pikiran, sampai hari kematian kita. Dengan perkataan lain, kita harus masuk ke dalammm seluruh kebenaran! Oleh tuntunan Roh Kudus. Itulah yang dimaksuud oleh Yesus dalam sabdaNya [Yoh.16:13].
Pada hemat saya, proses yang harus dijalani untuk memiliki seluruh 'kebenaran' itu adalah seperti disajikan di bawah ini. Saya sedang menjalani proses ini, saya tidak nyatakan bahwa sudah selesai menjalaninya, namun kendati demikianpun sudah demikian besar sukacita yang saya alami, bersama-sama dengan isteri saya, kawan sepelayanan yang paling akrab setelah Yesus Kristus!
8.1. BELAJAR PADA YESUS KRISTUS, 'KEBENARAN-AGUNG'.
Kalau anda mengaku orang bertobat, sudah merasakan sungguh kelepasan oleh kuasa Yesus dari cengkeraman kuasa Iblis, tibalah waktunya untuk 'menyingkir' dari guru-guru manusia. Hal itu penting, sebab setiap manusia (termasuk guru-guru anda) tidak terhindar dari 'dusta' Iblis! Guru-guru manusia memberi jasauntuk tuntunan awal, dan untuk berbagi pengalaman, tidak lebih!
Saudara, perhatikanlah kehidupan Saddhu Sundar Singh, yang menghabiskan sebagian waktunya bersama Gurunya di tempat-tempat sunyi, di celah-celah pegunungan Himalaya, di rimba belantara, dalam renungan-renungan yang berkepanjangan! Teliti pula riwayat Dr.Sung, yang diajar Tuhan secara langsung selama sembilan bulan dia dirawat di rumah sakit jiwa!
Apakah anda kira Luther dapat menjadi pembaharu kalau dia belajar dari guru manusia? Justru guru-guru manusia itu yang menjadi obyek pembaharuan oleh Luther! Itu baru beberapa contoh saja. Sesungguhnya raksasa-raksasa rohani pengikut Yesus adalah orang-orang yang belajar langsung dari Tuhan Yesus! Hanya beberapa tahun pertama dalam ke-kristen-an, mereka diajar oleh manusia! Dan sebaiknya pengajaran itu bersifat belajar-melakukan!
Sangat banyak pernyataan-pernyataan Tuhan Yesus yang mendukung paham saya di atas! Yang pertama: Bukankah seorang murid tidak akan melebihi gurunya? [Luk.6:40]. Jadi kalaupun anda menamatkan pelajaran dari seorang guru-manusia, paling untung anda menyamai dia, bukan? Ikutilah lagi pembahasan-pembahasan di bawah ini, yang merupakan sebagian saja dari berbagai pengajaran Tuhan Yesus tentang perlunya belajar langsung dari Dia!
8.1.1. Undangan Untuk Belajar Kepada Yesus.
Mat.11:29 jelas sekali merupakan undangan dari Yesus untuk anda belajar langsung kepada Yesus Kristus. Bacalah:
29 Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah kepadaKu, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan.
Pernahkah anda menanggappi undangan Tuhan Yesus in isecara positip? Kalau anda menanggapinya sekarang, berdoalah. Pasti anda dapat menyusun doa anda sendiri, hai orang bertobat!
8.1.2. Anda Diajar Dari Dalam!
Yoh.6:45,46:Ada tertulis dalam kitab nabi-nabi: Dan mereka semua akan diajar oleh Theos. Dan setiap orang yang telah mendengar dan menerima pengajaran dari Bapa, datang kepadaKu. 46 Hal itu tidak berarti, bahwa ada orang telah melihat Bapa....
Apakah anda melihat bahwa konsep belajar yang dikemukakan oleh Yesus berbeda dari cara pengajaran umum? Bukankah selama ini anda diajar dari luar? Nah, dalam ayat di atas konsep belajarnya adalah diajar oleh TUHAN, namun tidak melihat TUHAN! Apa artinya? Diajar dari dalam, bukan? Yesus Kristus ingin mengajar anda dari dalam! Dari batin! Oleh Roh Kudus!
Saya jelaskan kepada anda, sesungguhnya belajar secara 'diajar dari dalam' adalah cara yang paling ampuh untuk belajar. Berbincang-bincanglah dengan para dukun, kebanyakan mereka akan mengaku tidak ada yang mengajar mereka; maksudnya mereka tidak diajar oleh manusia, tetapi 'diajar dari dalam'. Wawancarailah pramormal atau orang-orang pintar; mereka akan mengaku bahwa kemampuan mereka itu datang sendiri! Dengan perkataan lain, mereka diajar dari dalam!
'Mengajar dari dalam', guru-guru manusia yang manapun tidak mampu melakukannya! Sekali lagi, maukah anda berdoa kepada Tuhan Yesus agar diajar dari dalam? Berdoalah, saudaraku!
8.1.3. Hanya Satu Guru Anda!
Dari setiap pengikutNya, Yesus menuntut pengakuan adanya satu saja Bapa, dan satu saja Pemimpin. Yesus berhak menuntut hal itu, menyatakan bahwa Dialah Guru satu-satunnnya. Bacalah Mat.23:8-10;
8 Tetapi kamu, jangan kamu disebut Rabi; karena hanya satu Rabimu dan kamu semua adalah saudara. 9 Dan janganlah kamu menyebut siapapun bapa di bumi ini, karena hanya satu Bapamu, yaitu Dia yang di sorga. 10 Janganlah pula kamu disebut pemimpin, karena hanya satu Pemimpinmu, yaitu Mesias.
Bagaimana saudara, maukah anda mematuhi pengajaran ini? Makaa mulailah ber-Rabi kepada Yesus Kristus; bergurulah sungguh-sungguh kepadaNya. Lakukanlah setiap perintahNya, mulai dari yang sudah tertulis (di dalam Injil) sampai kepada perintah-perintah yang akan disampaikanNya secara pribadi kepada anda!
8.1.4. Persenyawaan! Bukan Persekutuan!
Perhatikan pulalah keinginan Tuhan
Yesus bersekutu bersenyawa dengan para pengkutNya, yakni anda, orang
bertobat! Periksalah keberadaan diri anda, sudahkah anda dalam persenyawaan
begitu? Atau hanya berbentuk persekutuan, yang satu/dua jam lagi bubaran,
membawa jalan masing-masing? Bacalah Yoh.15:1-5,
....4 Tinggallah di dalam Aku dan Aku di dalam kamu......5 Akulah pokok anggur dan kamulah ranting-rantingnya. Barangsiapa tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia, ia berbuah banyak, sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa.
Dengan mematuhi ayat-ayat ini, dengan mengundang Tuhan Yesus masuk ke dalam hati anda, setiap hari bermohon supaya Roh Kudus bekerja dari dalam hati, mengajar dari dalam hati, barulah anda dapat berbuat hal-hal yang menyukakan hati Yesus! Sebab di luar Yesus anda tidak mampu berbuat kebaikan apapun!
Dengan cara demikianlah konsep 'diajar dari dalam' dapat menjadi kenyataan! Sebab Yesus sudah bersemayam di dalam diri anda, kaalu sudah anda undang untuk masuk! Kalau perlu mintalah pelayanan pribadi dari hamba-hamba Tuhan yang berkompeten, yang mengerti urusan, agar anda dapat merasakan sungguh sukacita dalam bersenyawa dengan Tuhan Yesus; juga diajar dari dalam! Ataukah.....
8.1.5. Atau Anda Lebih Menyukai Tempelak?
Kalau anda bersikeras ingin memakai cara-cara anda, kendati sudah terbukti tidak efektif, maka yang akan anda peroleh adalah tempelak Yesus, seperti tertulis pada Yoh.5:39-40!
39 Kamu menyelidiki Kitab-kitab Suci, sebab kamu menyangka bahwa olehnya kamu mempunyai hidup yang kekal, tetapi walaupun Kitab-kitab suci itu memberi kesaksian tentang Aku, 40 namun kamu tidak mau datang kepadaKu untuk memperoleh hidup itu.
Apakah anda hanya mau menyelidiki Alkitab saja? Demi pengertian dan pengetahuan belaka? Padahal Alkitab itu bersaksi tentang Tuhan Yesus, yang adalah hidup? Dan anda tidak mau datang kepada Yesus untuk beroleh hidup itu, tidak mau beroleh pengajaran langsung daripadaNya. Anda tidak mau diajar 'dari dalam'? Silahkan, untuk andalah tempelak Yesus tadi!
*** Mari saudara, ikutilah suatu kisah nyata, suatu kasus tentang bagaimana saya diajar langsung oleh Yesus Kristus, Rabi saya.
Dalam missi bagi pelaut-pelaut di mana saya pernah terlibat, pernah terjadi suatu pelayanan pelepasan yang panjang, berbulan-bulan lamanya, terhdap seorang wanita yang mengidap roh-buddha di dalam dirinya. (Kalau saya menggunakan istilah roh-buddha, itu bukan berarti saya mempercayai bahwa roh dari Buddha-Gautama muncul dari dalam diri wanita itu, melainkan satu roh najis yang berpura-pura, meniru Buddha Gautama!)
Rog-buddha itu berulang-ulang muncul, menguasai wanita itu, dan setiap kali muncul, sungguh merepotkan! Sulit diusir. Juga sama sulitnya, tidak dapat diajak berperkara, karena roh najis ini benar-benar bungkam, meniru Buddha yang sedang 'moksha', tidak menunjukkan gejala kehidupan! Wanita yang dirasuknya itu akan duduk bersila, persis seperti patung Buddha, kaku seperti batu, tidak bergeming sedikitpun!
Ditengking, dia seperti tidak mendengar apa-apa (keadaan moksha, bukan?) Diajak berbicara, sama saja, 'dia' tidak mendengar. Kalau tubuhnya didorong, dia roboh dalam kekakuannya. Benar-benar merepotkan! Sampai tiba saatnya, Tuhan menuntun saya dengan hikmat sorgawi.
Suatu ketika, ketika roh-buddha itu muncul lagi, setelah beberapa lama menengking, bernyanyi, menyembah Tuhan tanpa hasil nyata, saya dituntun untuk melakukan suatu teknik yang baru. Saya minta tolong kepada empat orang pelaut, yang kekar-kekar, untuk berdua-dua menarik tangan si wanita-kaku, merenggangkan kedua tangannya yang bersikap menyembah itu! Muka si wanita sedikit cemcerut.
Dalam keadaan direnggangkan, dengan 'spidol' yang tebal (alat penulis tebal) saya dapat menarik dua garis di telapak tangan wanita itu. Tegak-lurus terhadap jari telunjuknya, di tengah telapak tangan kanannya, saya menarik sebuah garis hitam-tebal. Dan di tangan kirinya, mulai dari perbatasan jari-telunjuk dan jari-tengah, saya menarik garis hitam-tebal sampai ke pangkal jempolnya!
Kemudian saya minta keempat pelaut tadi melepaskan cekalan tangan mereka. Wajah si wanita lega, dan kedua tangannya bergerak merapat. Namun begitu kedua tangan itu merapat kembali, muka itu menjadi cemberut, tangannya direnggangkan cepat. Kemudian tangan itu mencoba merapat kembali, dan kali ini wajah itu berubah menjadi marah dan geram. Dan saat itu komentar saya: "Hah, ada Buddha memegang dan menyembah salib Yesus." Jelas sekali geramnya si 'Buddha', maka dengan gemas kedua tangannya digosok-gosokkannya dengan gerakan menghapuskan garis-garis itu!
Tentu saja gerakan-gerakan tangan itu membuyarkan sikap mokshanya, dan si wanita segera sadar kembali! Luar biasa ampuhnya teknik ini, yang diberikan oleh tuntunan sorgawi. Sejak itu, setiap bangun pagi dan menjelang tidur malam, si wanita rajin menarik dua garis serupa di atas telapak tangannya, untuk mencegah roh-buddha menguasai dia lagi!
Saudara yang kekasih, dapatkah anda menghargai pengajaran sorgawi tadi? Dapatkah anda melihat bahwa satu peristiwa ini dipakai Tuhan untuk memastikan (sekurang-kurangnya) tiga hal bagi saya?
Yang di belakang Buddha Gautama, yakni malaikat Iblis yang pada zaman dahulu kala menipu pribadi Buddha, adalah roh Anti-Kristus. Menolak Salib Yesus!
Kayu yang dipakai untuk menyalibkan Yesus di zaman dahulu benar-benar berbentuk salib Kristen yang kita kenal; bukannya 'sula' (satu tiang tegak lurus) seperti yang disiapkan untuk menyula Mordekhai [Ester 5:9-14], bukan seperti (penyesatan) yang diajarkan oleh para saksi Yahowa: bahwa Yesus disula, bukan disalib!
Implikasi dari kesimpulan pada 2 adalah bahwa para Saksi Yahowa itu adalah juga Anti-Kristus, ingin menyesatkan para pengikut Yesus, sementara mereka juga mengaku orang Kristen!
*** Saudara, kalau saya sengaja berkeinginan mempelajari kebenaran tentang bentuk salib (yang † itu) secara pendekatan Theologia, ataupun pendekatan Ilmu Sejarah, tentunya waktu puluhan tahun akan dihabiskan, dan hasilnyapun masih akan tetap memiliki unsur keraguan! Namun oleh pengajaran dari Tuhan Yesus, hasilnya luar biasa, tanpa keraguan sedikitpun! Ah, mudah-mudahan anda mau diajar langsung oleh Yesus Kristus, Tuhan dan Juruselamat manusia!
8.2. BIASAKAN MEMANJATKAN 'DOA-BUNGKUS' DAN 'DOA-TAPIS'.
Saudara, sebagai konsekuensi dari keputusan anda untuk belajar langsung kepada Yesus Kristus (pasal-8.1.), maka anda perlu memasang pencegahan terhadap masuknya 'dusta-dusta' Iblis yang baru ke dalam diri anda.
Pencegahan paling ampuh bagi masuknya 'dusta' Iblis adalah sama dengan perlindungan terhdapap serangan kuasa Iblis: 'Doa bungkus'! Segolongan hamba-hamba Tuhan biasa memanjatkan doa ini, yang sifatnya membungkus dirinya dengan darah Yesus, sehingga kuasa-kuasa Iblis (dari dukun, dari orang-sakit yang dilayani, dll.) tidak menyentuh dan mencederai dirinya.
Nah, agar 'dusta' Iblis (gagasan sesat) jangan merasuk ke dalam pikiran anda, biasakanlah memanjatkan 'doa-tapis', yakni memohon agar kuasa Yesus (oleh Roh Kudus) menapis gagasan-gagasan yang menerpa anda, baik dalam pembicaraan biasa, dalam 'sharing', dalam menyimak khotbah, istimewa dalam membaca buku-buku rohani, theologia, filsafat, psikologi, dan lain-lain. Ringkasnya, seperti inilah contoh doa yang dapat anda panjatkan:
Tuhan Yesus, Juruselamatku,
sekarang saya mau mendengar khotbah (mau membaca buku ini/ sedang sharing dengan teman), maka saya memerlukan pertolongan Tuhan untuk menapis gagasan-gagasan mendatang. Periksalah setiap gagasan yang menyentuh diriku ya Tuhan, oleh Roh KudusMu. Setiap gagasan yang bersifat 'dusta' Iblis, demi nama Yesus harus tersingkir dari diriku, dari benakku! Sebaliknya, setiap gagasan yang bersifat 'kebenaran' yang dari Yesus Kristus, saya mau terima dengan hati terbuka, sebab saya adalah murid Yesus. Saya ingin diajar oleh Tuhan Yesus, ingin mengikut Yesus dengan setia. AMIN.
8.3. LAKUKAN PERINTAH YESUS, BUKAN SEKEDAR MENGERTI!
Saudara, sebelumnya telah kita lihat bahwa yang ditawarkan oleh Yesus bukan sekedar diajar tentang 'kebenaran', tetapi juga diajar 'melakukan' perintah Yesus. Kedua hal itu harus berjalan selaras, sebab mengetahui kebenaran nyaris tiada artinya! Oleh sebab itu, cara belajar dari Yesus yang paling efektif adalah melakukan, bukan sekedar mengerti.
Perhatikanlah saudara, adalah monopoli Yesus sendiri untuk membuat anda mengerti Kitab Suci! Bacalah Luk.24:24-25. Di sana anda akan melihat, bahwa kendati sudah tiga tahun lebih mengikuti Yesus, para murid (Kleopas dengan temannya) masih belum mengerti isi dari Kitab Suci! Nah, kalau mereka, yang sudah banyak melakukan berbagai perintah Yesus, bahkan berjalan bersama Yesus, masih belum mengerti Kitab Suci, apakah anda berharap unggul dari mereka tanpa 'berguru' kepada Yesus?
Setelah membuktikan kesetiaan mereka kepada Yesus, setelah mereka mematuhi berbagai perintah Yesus, barulah Yesus membuka pikiran mereka sehingga mereka mengerti Kitab Suci [ay.-45]! Apakah anda kira diri anda akan diistimewakan? Berhikmatlah!
Apa-apa saja perintah Yesus yang harus dipatuhi? Ringkasnya begini:
Patuhilah perintah-perintah yang sudah jelas-jelas tertulis: Hukum-X, lalu penajamannya: Matius pasal 5,6,7! Pembangkangan terhadap hal-hal yang tertulis ini sudah cukup untuk anda dikeluarkan dari 'sekolah' Yesus Kristus! Pembangkangan berat semacam ini tidak dapat ditolelir. Selanjutnya, kalau anda mematuhi uga Matius pasal-10, maka anda akan mengalami cepat diproses menjadi hamba Tuhan yang diurapi!
Patuhi pengarahan Tuhan di dalam kehidupan anda. Sesungguhnya Tuhan Selalu memberi pengarahan kepada orang yang bergaul karib dengan Dia; pengarahan tentang jalan hidup yang harus ditempuh, tentang jenis pelayanan yang harus dilakukan, tentang sikap pelayanan yang harus diambil, dll. Kalau anda keluar dari 'rel' ini, maka anda akan tersandung-sandung dalam karier pelayanan anda! Pelayanan anda akan terhambat, bahkan pertumbuhan rohani akan 'macet', suatu hal yang sangat menyedihkan! (Bacalah : BERGAUL KARIB DENGAN TUHAN, oleh penulis yang sama).
Patuhi perintah-perintah yang disampaikan dari waktu ke waktu. Perintah-perintah khusus bagi pelayanan tertentu, perintah untuk satu hari tertentu, dll. Ketidak-patuhan dalam hal ini mungkin menggagalkan upaya penyelamatan seseorang dan hal ini sungguh mendukakan hati Tuhan.
8.4. TERUS-MENERUS BENTUR- DAN SINGKIRKAN 'DUSTA' IBLIS!
Dengan banyaknya 'dusta' Iblis yang telah lebih dahulu bercokol di dalam benak kita, maka 'cuci-otak', harus dilakukan terus-menerus. Untuk setiap konsep, secara sadar anda perlu mengujinya dengan cara mempertarungkannya dengan 'kebenaran' dari Yesus Kristus, sebagai tapisan tahap pertama. Pada awal buku ini kita telah melihat bahwa 'pertarungan' antara dua konsep akan memberi tiga kemungkinan:
Jadi, kalau sebuah konsep diuji dengan sabda Yesus yang tidak ditafsirkan, lalu konsep itu sesuai dengan sabda atau ucapan Yesus, maka konsep itu sesuai dengan sabda atau ucapan Yesus, maka konsep itu harus diterima! Kalau tidak cocok tolaklah konsep itu, mohon Tuhan Yesus mencabut dan menyingkirkannya.
Kalau gagasan yang anda uji itu tidak mempunyai titik benturan dengan sabda-sabda Yesus yang sedikit itu, yakni pengujian itu belum menghasilkan keputusan, barulah konsep itu menjalani pengujian tahap kedua, diuji (ditarungkan) dengan pengajaran di dalam Perjanjian Baru, juga tanpa penafsiran! Kalau cocok, terimalah konsep itu. Kalau tidak cocok, tolaklah konsep atau gagasan itu, mohon Tuhan Yesus yang mencabut dan menyingkirkannya.
Kalau sesudah dua tahap di atas belum ada keputusan, barulah anda tarungkan dengan pengajaran seluruh Alkitab. Kalau tidak cocok, singkirkan. Kalau cocok, konsep itu dapat diterima sebagai 'kebenaran'.
Saudara, perlu anda perhatikan, setiap konsep itu dipertarungkan dengan PENGAJARAN Yesus, dipertarungkan dengan PENGAJARAN Perjanjian Baru, dipertarungkan dengan PENGAJARAN Alkitab! Bukan dengan rekaman peritiwa, tidak dibandingkan dengan sekedar pengalaman atau gejala rohani, ataupun rekaman lainnya yang tidak bersifat PENGAJARAN. Dan untuk keperluan ini, anda harus menggunakan PENGAJARAN yang tidak ditafsirkan!
Mengapa? Sebab dalam setiap proses penafsiran terdapat resiko merembesnya 'dusta' Iblis, sehingga tafsiran (kalau sudah mengandung 'dusta') itu tidak layak menjadi batu ujian!
Bagi saudara-saudara yang giat melayani, saya sarankan anda harus terus melayani, jangan anda dipaku oleh Iblis, yang mungkin akan menyibukkan anda dengan pekerjaan memeriksa 'dusta' atau 'kebenaran' di dalam benak anda itu! Sebab lainnya adalah: justru di dalam melayani. istimewanya dalam memberi pelayanan pribadi, 'dusta' Iblis banyak yang terbongkar, tersingkir, digantikan oleh 'kebenaran'. Anda dapat melihat bukti-buktinya dari kasus-kasus pelayanan yang sudah saya sajikan.
Bagi mereka yang belum berstatus 'pelayan', mintalah pelayanan pribadi oleh hamba Tuhan secukupnya; motto yang tepat untuk hal ini adalah motto kerendahan hati: "dilayani untuk melayani" Setelah dilayani oleh seorang hamba Tuhan, mintalah kepadanya untuk diajar 'bergaul karib' dengan Tuhan, sehingga anda dapat pelayanan pribadi langsung oleh Tuhan Yesus, dari waktu ke waktu. Kalau hamba Tuhan itu belum mengerti masalah ini, buku "BERGAUL KARIB DENGAN TUHAN" akan cukup membantu anda!
Untuk berjalannya proses pemurnian gagasan-gagasan di dalam benak anda, sebaiknya dari waktu-ke-waktu anda memanjatkan berdoa sebagai berikut:
Tuhan Yesus, Yang Mahapengasih;
Engkaulah Kebenaran, Engkaulah satu-satunya Pribadi yang mampu memurnikan gagasan-gagasan di dalam benak umatMu. Engkau pula satu-satunya pribadi yang mampu membuka pikiran kami untuk mengerti firmanMu.
Oleh sebab itu Tuhan, saya menyangkali guru-guru manusia di masa laluku, mulai saat ini Yesus Kristuslah Guru saya satu-satunya [Mat.23:8]! Saya mengundang Roh Kudus bekerja tetap di dalam pikiranku, menguduskan pikiranku dari berbagai kecemaran di msa laluku, bahkan Roh Kudus saya mohon memproses otak dan pikiranku, sehingga 'dusta-dusta' Iblis disingkirkan, diganti dengan 'kebenaran' dari Yesus Kristus.
Tuntulah saya ya Tuhan ke dalam pengenalan yang sempurna akan Yesus Kristus, Juruselamatku, tuntunlah saya ke dalam seluruh kebenaran, seperti yang Tuhan Yesus janjikan. Bukalah pikiranku ya Tuhan, sehingga saya mengerti firmanMu, supaya saya hidup oleh firmanMu.
Terimakasih Tuhan Yesus, Yang Mahapengasih; dalam nama Yesus saya sudah berdoa dan mengucap syukur, AMIN.
8.5. CATATAN AKHIR.
Sebagai yang pertama dari catatan akhir ini, saya ingin mengakui bahwa buku ini termasuk tulisan yang paling sulit untuk saya selesaikan, mengingat satu hal: di dalam benak saya sendiripun pasti masih bercokol 'dusta-dusta' Iblis. Doa saya adalah: "Kiranya Tuhan sudah mencegah 'dusta' Iblis itu terekam ke dalam tulisan ini," karena hal itu sangat berbahaya: 'dusta' itu akan segera menyebar, mewabah, seeprti 'ragi' orang Farisi [Mat.16:11-12]. Oleh sebab itu saya berdoa pula: "Kalaupun ada 'dusta' Iblis sempat terekam, mohon agar sepanjang pembacaan buku ini. Roh Kudus memasang tapis-kebenaran, agar segala 'dusta' Iblis tertapis, tidak merasuk ke dalam pikiran dan ingatan pembaca yang saya kasihi!"
Sebagai catatan yang kedua, mengingat catatan pertama tadi, kalau pembaca sempat menemukan 'dusta' Iblis yang sudah terekam di dalam buku ini, saya berharap sungguh pembaca sudi memberitahukan saya, menginsyafkan saya tentang 'dusta' itu. Saya membuka hati untuk koreksi dari pembaca! Agar pada cetakan berikutnya 'dusta' itu dapat dihapuskan, digantikan oleh 'kebenaran' yang dari Yesus Kristus!
Sebagai catatan terakhir, saya bersyukur bahwa Tuhan telah membangkitkan sekian banyak hamba-hamba Tuhan yang bergerak pula dalam pelayanan yang bersifat pertarungan 'kebenaran' ini khususnya melayani 'pasien' yang mengalami gangguan mental, ringan maupun berat. Beberapa buku yang menyinggung pelayanan gangguan mental yang berakar dari 'dusta' Iblis telah dituliskan.
Saya percaya telah banyak orang tertolong oleh konsep pertarungan 'kebenaran' ini, karena memang demikian janji Yesus: "Kebenaran itu akan memerdekakan kamu"! Memerdekakan dari dosa, memerdekakan dari berbagai gangguan mental dan emosional yang berangkat dari anggapan-anggapan keliru atau 'dusta' Iblis. Saya percaya juga, bahwa hamba-hamba Tuhan yang telah membaca buku ini dengan teliti, akan mampu memberikan pelayanan yang serupa di dalam pengabdian mereka kepada Tuhan Yesus. Segala puji, hormat, kuasa dan kemuliaan bagi Tuhan kita Yesus Kristus, Juruselamat umat manusia.AMIN.
---o0o---