Saudara pembaca yang dikasihi Tuhan Yesus, tulisan ini akan saya awali dengan ucapan sekuler: "tak kenal maka tak sayang"; ucapan yang tepat untuk Mazmur 136, yang kita baca ini. Saya mengundang anda untuk membacanya dengan bersuara. Bagi Mazmur ini, pembacaan dengan bersuara keras justru menghasilkan berkat terbesar bagi anda, kendati mungkin berkat itu tidak langsung anda rasakan, seperti obat yang bekerja lamban. Seperti orang yang merajinkan dirinya memakan wortel, pengaruhnya yang baik terhadap matanya baru akan terasa berbulan-bulan kemudian! Silahkan saudara, bacalah keras-keras:
[1]
Bersyukurlah kepada TUHAN, sebab Ia baik!
Bahwasanya untuk
selama-lamanya kasih setia-Nya.
[2]
Bersyukurlah kepada Theos segala allah!
Bahwasanya untuk selama-lamanya
kasih setia-Nya.
[3] Bersyukurlah kepada TUHAN segala tuhan!
Bahwasanya untuk selama-lamanya
kasih setia-Nya.
[4]
Kepada
Dia yang seorang diri melakukan keajaiban-keajaiban besar!
Bahwasanya untuk selama-lamanya
kasih setia-Nya.
[5] Kepada Dia yang menjadikan langit dengan kebijaksanaan!
Bahwasanya untuk selama-lamanya
kasih setia-Nya.
[6]
Kepada Dia yang menghamparkan bumi di atas air!
Bahwasanya untuk selama-lamanya
kasih setia-Nya.
[7] Kepada Dia yang menjadikan benda-benda penerang yang besar!
Bahwasanya untuk selama-lamanya
kasih setia-Nya.
[8] Matahari untuk mengusai siang!
Bahwasanya untuk selama-lamanya
kasih setia-Nya.
[9] Bulan dan bintang-bintang untuk mengusai malam!
Bahwasanya untuk selama-lamanya
kasih setia-Nya.
[10] Kepada Dia yang memukul mati anak-anak sulung Mesir;
Bahwasanya untuk selama-lamanya
kasih setia-Nya.
[11] Dan membawa Israel keluar dari tenga-tengah mereka;
Bahwasanya untuk selama-lamanya
kasih setia-Nya.
[12] Dengan tangan yang kuat dan dengan lengan yang teracung!
Bahwasanya untuk selama-lamanya
kasih setia-Nya.
[13] Kepada Dia yang membelah Laut Teberau menjadi dua belahan;
Bahwasanya untuk selama-lamanya
kasih setia-Nya.
[14] Dan menyeberangkan Israel dari tengah-tengahnya;
Bahwasanya untuk selama-lamanya
kasih setia-Nya.
[15] Dan mencampakkan Firaun dengan tentaranya ke Laut Teberau!
Bahwasanya untuk selama-lamanya
kasih setia-Nya.
[16] Kepada Dia yang memimpin umatNya melaui padang gurun!
Bahwasanya untuk selama-lamanya
kasih setia-Nya.
[17] Kepada Dia yang memukul kalah raja-raja yang besar;
Bahwasanya untuk selama-lamanya
kasih setia-Nya.
[18] Dan membunuh raja-raja yang mulia;
Bahwasanya untuk selama-lamanya
kasih setia-Nya.
[19] Sihon, raja orang Amori;
Bahwasanya untuk selama-lamanya
kasih setia-Nya.
[20] Dan Og , raja negeri Basan;
Bahwasanya untuk selama-lamanya
kasih setia-Nya.
[21] Dan memberikan tanah mereka manjadi milik pusaka;
Bahwasanya untuk selama-lamanya
kasih setia-Nya.
[22] Milik pusaka kepada Israel, hambaNya!
Bahwasanya untuk selama-lamanya
kasih setia-Nya.
[23] Dia yang mengingat kita dalam kerendahan kita;
Bahwasanya untuk selama-lamanya
kasih setia-Nya.
[24] Dan membebaskan kita dari pada lawan kita;
Bahwasanya untuk selama-lamanya
kasih setia-Nya.
[25] Dia yang memberikan roti kepada segala makhluk;
Bahwasanya untuk selama-lamanya
kasih setia-Nya.
[26] Bersyukurlah kepada Theos semesta langit!
Bahwasanya untuk selama-lamanya
kasih setia-Nya.
Nah, sekarang saya kemukakan berkat yang akan diperoleh bagi mereka yang sudah membacanya dengan bersuara: Matius 12:37 menyatakan "...Karena menurut ucapanmu engkau akan dibenarkan, dan menurut ucapanmu pula engkau akan dihukum." Nah, bagi mereka yang sudah membaca keras-keras, anda akan beroleh TUHAN yang mengasihi anda dengan kasih setia yang tak 'kan berakhir! Luar biasa berkat itu, bukan? Dan bagi mereka yang belum bersuara membacanya, maukah anda mengulangi membacanya sekarang dengan bersuara, agar anda beroleh berkat yang sama?
Saudara, pada pertama kali kita membaca Mazmur ini sampai habis, dari mulut kita mungkin akan keluar komentar : "Kurang 'kerjaan', kalimat yang sama diulang-ulang sampai 26 kali!" atau komentar lainnya yang sinis, sarkastis, skeptis, dsb. Maka berlakulah ungkapan pertama di atas: Karena tak kenal hakekat pengajaran Mazmur ini, maka kita tak sayang pada Mazmur ini.
Pembaca yang saya kasihi, setelah berulangkali membaca Mazmur ini, beberapa kali menyampaikan renungan berdasarkan Mazmur ini (kendati awalnya renungan itu kurang memuaskan diri saya sendiri), maka pengenalan akan Mazmur ini mulai mendalam. Kita dapat melihat, misalnya, bahwa setiap ayat pada Mazmur ini terdiri atas dua bagian. Bagian pertama mencatat karya TUHAN yang luar biasa, sedangkan bagian kedua bersifat memuji kasih setia TUHAN yang tiada habis-habisnya.
Dapat pula kita amati bahwa Mazmur ini berisi pengajaran atau latihan 'menghitung berkat', berkat TUHAN yang tiada habisnya, tak berkeputusan, sampai manusia kehabisan kata-kata.
Melaui Mazmur ini kaum Israel diajar untuk mengakui dan mengagumi karya TUHAN; menghargai kasih-setia TUHAN, dan mengaku bahwa manusia akan kehabisan kata-kata dalam penghargaannya terhadap TUHAN, terhadap karyaNya, dan terhadap kasih setiaNya!
Pada sisi lain, oleh Mazmur ini kita diajar untuk melihat bahwa peristiwa-peristiwa dalam kehidupan muncul secara berangkai-rangkai, bukannya peristiwa yang lepas-lepas, sendiri-sendiri! Prinsip ini sangat penting, dan akan kita dalami pada bagian mendatang, demi dapatnya kita menata kehidupan ini secara baik, dapat memecahkan masalah-masalah kehidupan yang muncul secara benar.
Melalui Mazmur ini, Israel juga diajar untuk konsisten, mengaku bahwa TUHAN itu pengasih, setia tak berkesudahan. Ini menjadi pengajaran yang sangat penting, mengingat sifat bangsa Israel yang suka bersungut-sungut terhadap TUHAN, sampai mereka dilatih kesetiaan oleh TUHAN selama 40 tahun di padang gurun...! Dalam rentang waktu 40 tahun itu TUHAN membuktikan kasih-setiaNya, sedangkan dari pihak bangsa Israel, yang terlihat adalah kebebalan dan pembangkangan! Apakah gambaran yang serupa sudah terjadi sepanjang kehidupan anda, saudaraku?
Bagaimana sikap kehidupan anda, mampukah anda mengucapkan hal yang sama ,dari dorongan hati sendiri, tanpa disuruh, berulang-ulang sampai 26 kali seperti itu? Istimewa pula, mampukah saudara mengucapkan yang serupa kendati anda sedang berada di bawah himpitan kehidupan?
Bagaimanakah sikap konsisten yang diinginkan Tuhan dari umatNya!
---o0o---
Saudara pembaca yang dikasihi Tuhan Yesus, berbeda dari sikap TUHAN yang setia dan tetap setia, manusia cenderung bersikap goyah dalam menghadapi peristiwa-peristiwa kehidupan. Bahkan sangat goyah, sehingga dalam suatu rentetan, boleh jadi satu peristiwa dianggap kemujuran, sedangkan pada tahap berikutnya, peristiwa yang menyusul dapat segera dianggap suatu kesialan! Hal ini lebih nyata lagi dalam kehidupan mereka yang kurang mengenal Tuhan, kurang menginsyafi keluhuranNya ! Riwayat dari negeri Tiongkok di bawah ini menjadi contoh yang patut direnungkan.
Pada zaman dahulu, di negeri Tiongkok, hiduplah seorang petani yang amat melarat. Sangat melarat dia, tidak memiliki tanah, tidak juga kuda untuk membajak sawahnya. Petani ini hidup dari usaha bagi-hasil, yakni dia harus mengerjakan ladang milik tuan tanah, ia sendiri hanya beroleh sepertiga dari hasil panen tanah itu. Karena ia tidak memilki kuda, yang biasa digunakan untuk membajak, maka petani melarat ini harus mengolah ladang itu dengan cangkul saja, mengandalkan tenaga ototnya yang memang sudah lemah.
Dengan beban kehidupan keluarga, seorang isteri, beberapa anak perempuan dan satu-satunya anak laki-laki, maka kemelaratannya semakin tidak tertanggungkan, dan keluarga ini menghabiskan hari-hari mereka dalam ratapan-ratapan kemelaratan itu. Namun si petani masih sempat menyelingi ratapan-ratapan itu dengan khayalan dan rancangan: "Ah, kalau saya beroleh uang banyak, saya akan membeli ladang menjadi milikku sendiri, membeli kuda untuk mengerjakan ladang itu, dan kami hidup tenteram..."
"Dasar nasiiib, kami harus hidup miskin, " ratap petani itu.
Sampai kepada suatu peristiwa, 'nasib' merobah kehidupan mereka. Seperti biasanya, sekali sebulan petani ini pergi ke kota, berbelanja barang keperluan rumah tangga sekedarnya; garam, bumbu-bumbu dll., namun dia masih menyisakan uangnya untuk membeli selembar surat undian(loterei). Sekali itu, lotereinya 'meledak', ia kejatuhan hadiah pertama. Pada bulan berikutnya, petani itu mengambil hadiah loterei itu dan ratapannya berubah menjadi ucapan syukur. "Wah, ini baru dewi Fortuna, " kata petani itu.
"Dewi Fortuna memberkati saya!"
Begitulah, kehidupan keluarga itu berubah drastis, mereka memiki rumah sendiri, ladang milik sendiri, bahkan mampu membeli seekor kuda untuk dipakai membajak ladang itu. Bertahun-tahun berlalu, sampai ketikanya anak laki-laki petani itu cukup besar dan belajar menunggang kuda milik mereka. Suatu hal yang sangat wajar.
Namun, apa mau dikata, pada suatu hari , sementara berlari kencang membawa anak laki-laki itu, kuda petani itu terperosok ke dalam sebuah lubang, anak laki-laki itu terlempar, patah kakinya. Banyak uang dihabiskan oleh petani itu dalam memulihkan kaki anak laki-laki satu-satunya itu, mereka sampai jatuh miskin kembali, dan anak laki-laki itu tidak dapat sembuh total, kakinya tetap timpang untuk selamanya...
"Yaah, beginilah kalau nasib sedang sial!" ratap petani itu.
Apakah ratapan itu akan demikian selamanya? Ikutilah terus riwayat petani miskin itu. Sepuluh tahun kemudian, timbullah peperangan antara negeri itu dengan negeri tetangga. Perang yang dahsyat berkecamuk, banyak korban berjatuhan, sehingga raja menganggap perlu melakukan mobilisasi umum. Maka semua pemuda itu dikumpulkan dari seluruh negeri, diberangkatkan ke medan perang dengan bekal latihan sekedarnya. Semakin banyak yang menjadi korban perang itu. Hampir semua pemuda di kampung petani tadi tidak kembali ke rumah orangtua mereka, menjadi korban perang yang ganas itu.
Tetapi tidak demikian halnya anak laki-laki si petani. Ia tidak terkena mobilisasi, tidak diberangkatkan ke medan perang, karena tidak layak, sebab kakinya timpang!
"Beruntunglah Dewi Fortuna memberkati keluarga kita," kata petani tadi kepada isterinya, "setidak-tidaknya kita masih punya anak laki-laki, untuk teman di hari tua!"
Saudara pembaca, tentu anda sudah melihat goyahnya sikap petani miskin ini sepanjang rentetan peristiwa yang dialaminya. Ucapan dan pernyataannya berubah-ubah, dari ratapan menjadi ucapan kelegaan, kembali ke ratapan, dan diikuti lagi oleh kelegaan, padahal semua peristiwa yang satu membawa si petani mengalami peristiwa berikutnya. Tanpa pergumulan yang mendahului (yaitu kemelaratan) tidak akan muncul (atau terasa) peristiwa sukacita (pada kemenangan loterei). Selanjutnya tanpa peristiwa sukacita (pemilikan kuda) yang mengawali, tidak akan terjadi musibah (anak laki-laki yang patah kaki). Betapa goyahnya manusia!
Apakah pembaca termasuk orang yang begitu goyahnya, mudah terombang-ambing oleh gelombang kehidupan? Kalau demikian halnya, anda sangat membutuhkan Tuhan Yesus, saudaraku!
Salah satu faktor yang mengakibatkan kegoyahan petani tadi adalah bahwa ia mengamati suatu peristiwa yang dialaminya lepas-lepas dari peristiwa di masa lalu. Bahwa menang-loterei adalah satu peristiwa, sedangkan kaki-anaknya-patah adalah peristiwa lain yang tidak bersangkut-paut. Memang demikian kecenderungan manusia, bahkan umat TUHANpun. Kebanyakan tidak menyadari bahwa sesungguhnya tidak ada satu peristiwapun yang 'berdiri sendiri', lepas dari rentetan peristiwa yang lain. Peristiwa-peristiwa dalam kehidupan kita harus ditinjau selaku rangkaian-rangkaian peristiwa!
Selanjutnya, satu peristiwa dengan peristiwa yang lain di kemudian hari mungkin berhubungan dalam bentuk hubungan sebab-akibat! Contohnya, dalam kehidupan petani tadi: sebab dia mampu dan memiliki kuda, akibatnya kaki anaknya bisa (dan benar-benar) patah! Dengan cara meninjau yang benar ini barulah kita dapat menelaah kehidupan kita secara benar, tidak lagi seperti petani picik di atas.
Lihat pula rancangan-rancangan petani tadi. Kelihatannya bagus, bukan? Tetapi rancangannya tidak banyak artinya, karena ternyata 'nasib' (petani itu tidak mengenal Tuhan!) lebih berkuasa, rancangan-rancangannya porak-poranda!
Apakah anda sudah mengamati hal-hal demikian dalam kehidupan ?
---o0o---
Saudara, mari kita tinggalkan petani Tiongkok tadi dengan kegoyahan pandangan hidupnya. Kita mengamati satu pribadi lain yang mengalami juga terjangan gelombang kehidupan, namun dia bersikap tegar, seperti karang. Sebaliknya, pada saat kejayaannyapun, dia tidak lupa daratan.
Lihatlah pribasi Yusuf, anak Yakub, yang mulanya akan dibunuh oleh sebagian kakak-kakaknya, namun tidak jadi, lalu dilemparkan saja ke dalam sumur, untuk mati di sana. Jadinya, Yusuf dijual kepada saudagar budak yang membawanya ke Tanah Mesir. Riwayat ini tentunya sudah kita semua ketahui. Namun bagian terakhir dari riwayat ini mengandung pengajaran yang sangat penting bagi umat Tuhan, yakni setelah terbuka sesungguhnya bangsawan Mesir itu (Yusuf) di hadapan saudara-saudaranya. Bacalah Kej.50:18-21,
[18] Juga saudara-saudaranya datang sendiri dan sujud di depannya serta berkata: "Kami datang untuk menjdai budakmu ." [19] Tetapi Yusuf berkata kepada mereka: "Janganlah takut, sebab aku inikah pengganti Theos? [20] Memang kamu telah mereka-rekakan yang jahat terhadap aku, tetapi Theos telah mereka-rekakannya untuk kebaikan, dengan maksud melakukan seperti yang terjadi sekarang ini, yakni memelihara hidup suatu bangsa yang besar. [21] Jadi janganlah takut, aku akan menanggung makanmu dan makan anak-anakmu juga."
Saudara yang dikasihi Tuhan Yesus, sesungguhnya dalam beberapa kalimat ini terkandung berbagai hikmat yang dalam, yang perlu direnungkan setiap umat Tuhan! Yusuf memang memiliki kebijaksanaan yang luar biasa! Renungkanlah hal-hal berikut.
KEBIJAKSANAAN PERTAMA yang ditampilkan Yusuf terdapat pada ayat-19: "...Sebab aku inikah pengganti Theos?" Kalimat ini selaras dengan pengajaran Alkitab pada bagian lain, Ul.32:35,
HakKulah dendam dan pembalasan...
Ya saudara, hanya TUHAN yang berhak melakukan pembalasan atas dosa seseorang. Tiada seorang manusiapun diperkenankan TUHAN melakukan pembalasan dendam. Hak itu tetap ditahan di tangan TUHAN. Yusuf mengerti sungguh akan prinsip ini, dan ia mematuhi ketentuan ini, tidak membalaskan perbuatan jahat saudara-saudaranya itu secara setimpat. Malah sebaliknya: Yusuf mau menanggung kehidupan saudara-saudaranya dengan seluruh keluarga. Hai umat TUHAN, maukah anda se-bijaksana Yusuf?
KEBIJAKSANAAN KEDUA dipertunjukkan Yusuf dalam rekaman ayat-20,
Memang kamu telah mereka-rekakan yang jahat terhadap aku, tetapi Theos telah mereka-rekakannya untuk kebaikan, dengan maksud...yakni memlihara hidup suatu bangsa yang besar.
Inilah prinsip kedua yang diajarkan TUHAN melaui ucapan Yusuf:
Setiap peristiwa yang dialami manusia sesungguhnya adalah bagian dari suatu rentetan peristiwa sepanjang kehidupannya; tidak ada peristiwa yang berdiri sendiri, yang lepas-lepas!
Banyak, sangat banyak umat Tuhan yang, kalau mengalami pergumulan atau musibah, tidak mau menoleh ke belakang. Tidak berusaha mencari kesalahan atau kekeliruannya di masa lalu, yang mungkin mengakibatkan timbulnya pergumulan tadi. Mereka tidak menginsyafi kait-berkaitnya peristiwa masa kini dengan kejadian di masa lalu. Akibatnya, banyak yang bertahan saja di dalam penderitaannya, tidak mengalami perbaikan kehidupan.
Yusuf mengerti sekali masalah ini, sehingga dapat melihat karya TUHAN, yang sambung-menyambung dengan tindakan saudara-saudaranya di masa lalu. Kalau dia tidak menghayati prinsip ini, pastilah lebih sulit dia mengampuni saudara-saudaranya itu! Hai umat TUHAN, sudahkah anda mengampuni kekejian atau kedurjanaan saudara-saudaramu itu! Nikmatilah berkat itu, ampunilah saudara-saudara yang telah menindas kita!
Saudara pembaca yang dikasihi Tuhan Yesus, sesungguhnya prinsip ini menjadi salah satu dasar pelayanan kami dari Wisma Gembala, yang seringkali dianggap menjengkelkan bagi orang-orang yang dilayani. Bahwa pelayanan kami dianggap terlau mendetail menelusuri masa lalu orang yang kami layani. Lalu dituduh suka membongkarbangkir masa lalu orang; dianggap menelanjangi kehidupan orang; didakwa suka mencari-cari dan mengorek-ngorek dosa orang. Padahal maksud kami adalah mencari akar pergumulan seseorang, sebab kalau akar masa lalu (yang menjadi pangkal pergumulan) sudah dicabut, pergumulannya sendiri segera berakhir!
Puji TUHAN, dengan menerapkan prinsip rohani ini, sungguh banyak saudara-saudara yang tertolong, masalahnya tertanggulangi, baik itu masalah kesehatan, masalah rumah tangga, masalah ekonomi, ya segala macam pergumulan yang mereka bawa ke hadapan Yesus, akan lebih cepat berakhir kalau akar permasalahannya dicabut, setelah keseluruhan masa lalu mereka ditelusuri lebih teliti.
Begitu pula dalam pelayanan pertobatan, kami meneliti masa lalu dari saudara-saudara yang kami layani, dalam usaha menutup setiap jalur yang mungkin dipakai oleh Iblis untuk mendakwa, lalu menggocoh saudara tsb. dimasa depan. Ada ketikanya penelusuran itu diteruskan sampai kepada leluhur generasi ketiga dan keempat! Karena Iblis dapat memanfaatkan jalur itu juga! Jadi 'issue' dalam pelayanan pertobatan yang kami lakukan sekedar permohonan pengampunan dosa dari Tuhan Yesus, tetapi lebih dari pada itu: menjamin masa depan yang sejahtera, bebas dari gocohan Iblis melaui jalur-jalur yang tinggal terbuka (oleh sikap tertutup si petobat atau kecerobohan si pelayan).
Supaya tujuan itu tercapai, kami tidak membatasi jangka waktu pelayanan, seperti yang dilakukan oleh sebagian hamba Tuhan. Ada yang menyediakan waktu hanya 30 menit untuk pelayanan-pertobatan, misalnya. Tidak heran, banyak saudara yang datang pada kami, setelah pelayanan pertobatan semacam itu, karena belum merasakan damai-sejahtera yang dijanjikan oleh Tuhan Yesus. Sebab jalur-jalur dakwaan dan gocohan Iblis belum ditutup atau dipatahkan!
KEBIJAKSANAAN KETIGA yang ditampilkan oleh Yusuf perlu pula kita catat di sini:
Di atas rancangan manusia, masih ada rancangan Tuhan, yang lebih luhur dari rancangan manusia itu!
Adalah kenyataan yang tidak dapat dipungkiri, bahwa sejak masa kanak-kanak manusia sudah biasa merancang berbagai hal demi memenuhi keinginan sendiri, mengakibatkan manusia cenderung meremehkan Tuhan! Bahkan orang-orang yang mengaku ber-Tuhan cenderung menampilkan perilaku egosentris seperti terlihat di atas! Nyaris tiada lagi peranan Tuhan dalam kehidupan banyak orang. Namun tidak demikian halnya dengan Yusuf, sehingga kita dapat menimba kebijaksanaan dari padanya dan beroleh manfaat bagi kehidupan kita.
---o0o---
Saudara pembaca yang saya kasihi, anda sudah melihat berbagai kebijaksanaan Yusuf kebijaksanaan mana dijadikannya pedoman hidup; bukan sekedar dipahami, tetapi dilakukan. Dan kebijaksanaan ini didukung oleh pengajaran Tuhan dalam Alkitab. Yesaya, ribuan tahun setelah kehidupan Yusuf, dipakai TUHAN untuk memastikan pengajaran ini diterima oleh orang Israel! Mari, bacalah Yes.55:8-9,
[8] Sebab rancanganKu bukanlah rancanganmu, dan jalanmu bukanlah jalanKu, demikian firman TUHAN. [9] Seperti tingginya langit dari bumi, demikianlah tingginya jalanKu dari jalanmu dan rancanganKu dari rancanganmu.
Ya saudara, anda boleh merancang yang hebat-hebat, tetapi TUHAN tetap jauh lebih hebat, sehingga rancanganNya pasti selangit lebih luhur dari rancangan anda itu! Semakin seseorang hidup dalam prinsip rohani ini, semakin dia melihat luhurnya rancangan TUHAN, beserta rancangan-rancanganNya, yang pasti terlaksana!
Saudara, saya tidak bermaksud mengatakan bahwa anda tidak boleh merancang sesuatupun di dalam hidup ini, bukan demikian! Kita boleh saja merancang sesuatu, merancang sebaik-baiknya, itu boleh saja! Tetapi setelah rancangan itu disusun, apa yang anda lakukan ? Disanalah masalahnya! Apakah anda akan berdoa begini?
"Tuhan, rancangan ini sudah bagus, saya susun demi memuliakan Engkau, menyenangkan hatiMu. Jadi, tolonglah TUHAN berakti rancangan ini, ya TUHAN! Engkau aturlah supaya rancangan ini menjadi kenyataan, ya TUHAN! Supaya namaMu semakin dibesarkan melaui pelaksanaan rancangan ini!"
Ah saudara, saya pernah diajak seorang teman untuk meninjau sebidang tanah yang sedang diusahakannya agar terjadi transaksi, sesuai dengan pengaturannya sendiri. Ada sedikit perselisihan paham terjadi tentang tanah itu. Dan dia katakan kepada saya: "Kalau tanah itu jadi jatuh ke tangan kita, maka saya akan menghabiskan hari tuaku di tempat itu, melakukan pelayanan dan penginjilan di tempat itu, untuk kemuliaan TUHAN. Jadi, saudara Sitomorang, marilah kita meninjau tempat itu, dan kita berdoalah di sana agar rancangan itu menjadi kenyataan!"
Anda tahu bagaimana sikap saya perihal keadaan itu? Saya menolak. sebab ada dua hal yang tidak berkenan di hadapan Tuhan sudah saya amati. Yang pertama: TUHAN tidak membiarkan diriNya dipermainkan. TuHAN bukanlah pribadi yang doyan sogokan! Untuk maksud baik suatu pelayanan, pelayanan apapun itu, Tuhan Yesus mengajarkan (secara tersirat, sewaktu memberi makan lima ribu orang) : "Apa yang ada padamu?" Bukannya" "Apa yang mungkin kita adakan di masa depan?"
Apa yang ada padamu sekrang?! Lima ketul roti dan dua ekor ikan. Maka itu dicukupkan TUHAN bagi lima ribu orang. Jadi kalau teman itu sungguh ingin melayani TUHAN, dia harus melakukannya dengan apa yang ada padanya sekarang, bukan apa yang ada di masa depan! Saat itupun hampir dapat dipastikan bahwa pelayanan di atas tanah yang dicita-citakannya itu tidak akan menjadi kenyataan!
Hal yang kedua, yang membuat hati saya menolak berdoa di atas tanah itu adalah keinginan teman tadi, tanpa sadar, memperlakukan TUHAN sebagai 'juru-fiat', juru-a.c.c.', tukang meresmikan rancangan orang! Sekali lagi, TUHAN tidak akan membiarkan diriNya dipermainkan! Doa yang benar setelah anda merancang segala sesuatunya seharusnya berbunyi:
Tuhan Yesus, inilah rancanganku, rancangan manusia yang penuh kekurangan. Tolonglah Tuhan periksa, dan luruskan hal-hal yang tidak berkenan di hatiMu. Kalau perlu Tuhan, bongkar habispun rancanganku ini tidak mengapa; batalkan, kalau tidak sesuai dengan kehendakMu TUHAN. Saya ingin memuliakan TUHAN, ingin hidup dalam rancanganMu, rancangan damai sejahtera [Yeh.29:11]!
Ya saudara, memaksakan agar rancangan kita disetujui saja oleh Tuhan adalah sikap angkuh, kesombongan! Sebaliknya, hanya orang-orang yang mau merendahkan dirinyadi hadapan Tuhan, merekalah yang mampu berdoa secara di atas! Dengan rendah hati mengaku kelemahan kita, tidak mampu merancang secara baik. Dengan rendah hati mempersilahkan Tuhan membongkar dan menyempurnakan rancangan itu, seturut rancangan Tuhan, rancangan damai sejahtera. Mari kita baca Yer.29:11,
[11] Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada padaKu mengenai kamu, demikian firman TUHAN, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukanlah rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan.
Ya saudara, rancangan anda boleh saja anda anggap hebat, tetapi apakah rancangan itu sudah mempertimbangkan hal-hal yang akan terjadi pada hari-hari mendatang? Tentu belum! Sebab kita tidak mengetahui hari esok ! Sehingga sangat sering terjadi, rancangan yang sudah kita kira hebat ,sempurna, berakhir dengan kecelakaan, bukan sukses, jangankan damai sejahtera!
Sebaliknya, rancangan TUHAN adalah rancangan damai sejahtera, kendati mungkin tidak terlalu sukses dari mata manusia. Namun pada cakrawala yang cukup panjang pasti lebih luhur dari rancangan manusia, selangit lebih luhur, lebih hebat! Karena TUHAN sudah mempertimbangkan apa-apa yang mungkin terjadi pada hari-hari mendatang. Sebab TUHAN mengendalikan setiap peristiwa [Rm.8:28],
Kita tahu sekarang bahwa Theos turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Theos.
Lagi-lagi pengajaran Alkitab ini berbicara tentang rencana, atau rancangan TUHAN. Rancangan yang jauh lebih luhur, rancangan damai sejahtera! Patuhilah saudaraku, anda beroleh damai sejahtera dan keselamatan! Ingkarilah, anda susah dan binasa!
---o0o---
Saudara pembaca yang saya kasihi, ulasan yang anda baca di atas belumlah lengkap. Ulasan tadi berdasarkan pengajaran pda Perjanjian Lama. Kuasa-kuasa yang berperan dalam kehidupan manusia belum selengakapnya ditinjau. Perjanjian Lama cenderung menganggap bahwa kuasa manusia dan kuasa TUHAN saja yang mempengaruhi kehidupan manusia. Maka ulasan di atas hanya menginggung masalah rancangan manusia dan rancangan TUHAN.
Perjanjian Baru, oleh pengajaran Yesus Kristus, mampu mengajarkan lebih lengkap tentang pihak-pihak yang mampu merancang sesuatu atas kehidupan manusia! Seluruhnya kuasa-kuasa itu adalah : kuasa manusia, kuasa Iblis dan kuasa TUHAN. Beruntunglah kita yang diajar oleh Yesus Kristus, sehingga mengenali Iblis dengan nyata, sehingga Iblis tidak dapat lagi 'melempar batu sambil sembunyi tangan'! Tinjaulah rekaman Injil dalam Luk.4:13,
[13] Sesudah Iblis mengakhiri semua pencobaan itu, ia mundur dari padaNya (dari Yesus, pen.) dan menunggu waktu yang baik.
Pernyataan ini jelas mengajar kita bahwa Iblis mampu merancang sesuatu yang mungkin mempengaruhi kehidupan manusia. Perhatikan pula, kalau terhadap Yesus, anak TUHAN, Iblis mampu merancang sesuatu pencobaan (dan ini adalah kejahatan Iblis!) apa pula terhadap kita manusia biasa! Kejahatan-kejahatan hebat pasti sudah dirancang Iblis bagi kita, bahkan Iblis ingin menelan kita, sesuai rekaman 1 Pet.5:8,
[8] Sadarlah dan berjaga-jagalah! Lawanmu, si Iblis, berjalan berkeliling sama seperti singa yang mengaum-aum dan mencari orang yang dapat ditelannya.
Maka dalam pembahasan masalah rancang-merancang, setiap kali anda merancang sesuatu, sesungguhnya di atas rancangan anda itu Iblis dan malaikat-Iblis yang mengincar anda segera menyusun rancangannya sendiri untuk mencelakakan anda. Itulah adalah fakta di alam roh, dan masih ada beberapa fakta lain yang perlu menjadi perhatian kita. Fakta-fakta itu, semuanya berdasarkan pengajaran Alkitab, secara ringkas saya rekam bagi anda di bawah ini:
malaikat-malaikat Iblis (berjumlah jutaan!), pribadi-pribadi roh, yang memiliki 'I-will ' , 'I-think' dan 'I-feel' (maaf, saya menggunakan istilah bahasa Inggris ini untuk menggambarkan komponen-komponen dari pribadi-manusia dan pribadi-roh-roh), yang mengincar anda dan saya, jauh lebih pintar dari kita sekalian;
malaikat-malaikat Iblis itu jauh lebih berpengalaman dari kita sekalian; jangan lupa; usia mereka sudah beribu-ribu tahun, begitu pula pengalaman mereka menipu manusia!
malaikat-malaikat Iblis itu jahat, sangat jahat, karena mereka tahu, nasib mereka sudah dipastikan; api neraka yang kekal!
malaikat-malaikat Iblis itu dapat bergerak cepat, secepat kilat, karena mereka adalah murni roh, tidak memiliki tubuh jasmani yang punya kelembaman materi;
malaikat-malaikat Iblis itu sudah mengenal anda sejak kelahiran anda, termasuk pengenalan tentang segala kelemahan anda, dosa-dosa, persekutuan dengan Iblis di masa lalu, kebiasan buruk, dsb,; semua pengetahuan itu dapat dimanfaatkannya untuk mengganggu manusia. Bahkan malaikat-malaikat Iblis itu mengenal orangtua, leluhur anda dengan segala kelemahan mereka masing-masing, untuk dimanfaatkannya menggocoh keturunan!
Tentang malaikat-malaikat Iblis ini saya berharap dapat menuangkannya lebih teliti lagi dalam suatu buku tersendiri di masa depan. Mohon anda doakan agar harapan ini terkabul!
*** Begitulah saudaraku, rancangan anda yang paling hebatpun, masih jauh di bawah rancangan (malaikat) Iblis; rancangan malaikat Iblis itu segunung lebih luhur dari rancangan anda dan saya. Tidak heran kalau Perjanjian Baru mengajar kita untuk jangan melupakan TUHAN dalam merancang sesuatu. Bacalah Yak.4:13-16,
[13] Jadi sekarang, hai kamu yang berkata: "Hari ini atau besok kami berangakat ke kota anu, dan di sana kami akan tinggal setahun dan berdagang serta mendapat untung," [14] sedang kamu tidak tahu apa yang akan terjadi besok. Apakah arti hidupmu? Hidupmu itu sama seperti uap yang kelihatan sebentar saja lalu lenyap. [15] Sebenarnya kamu harus berkata: " Jika Tuhan menghendakinya, kami akan hidup dan berbuat ini dan itu." [16] Tetapi sekarang kamu memegahkan diri dalam congkakmu, dan semua kemegahan demikian adalah salah.
Ya saudara, hanya dengan bersandar kepada TUHAN, juga kepada rancangan TUHAN, anda dapat menjalani hidup ini bebas dari campur tangan si Iblis dan malaikat-malaikatnya! Jadi janganlah anda melakukan yang seperti teman saya lakukan di atas! Membuat rancangannya sendiri lalu memaparkannya di hadapan TUHAN, agar TUHAN tinggal menyetujuinya saja, tidak berhak merobah, memperbaiki atau membuat yang tersendiri: rancangan damai sejahtera bagi manusia! Perilaku demikian adalah kecongkakan [ay.16], suatu kekeliruan dalam kehidupan bergaul TUHAN!
*** Untuk menunjukkan kepada anda betapa tumpang-tindihnya tiap macam rancangan (manusia-Iblis-TUHAN) yang diutarakan di atas, mari kita baca satu kasus dari Mat.16:21-23,
[21] Sejak waktu itu Yesus mulai menyatakan kepada murid-muridNya bahwa Ia harus pergi ke Yerusalem dan menanggung banyak penderitaan dari pihak tua-tua, imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, lalu dibunuh dan dibangkitkan pada hari ketiga. [22] Tetapi Petrus menarik Yesus ke samping dan menegor Dia, katanya Tuhan, kiranya Theos menjauhkan hal itu! Hal itu sekali-kali takkan menimpa Engkau." [23] Maka Yesus berpaling dan berkata kepada Petrus: "Enyahlah Iblis. Engkau suatu batu sandungan bagiKu, sebab engkau bukan memikirkan apa yang dipikirkan Theos, melainkan apa yang dipikirkan manusia."
Apakah anda melihat tumpang-tindihnya tiga macam rancangan dalam pengalaman Yesus ini ? Kalau belum, mari lihatlah.
Yang pertama adalah rancangan TUHAN, dinyatakan oleh Yesus dalam ayat-21. Bahwa Yesus harus disiksa dan dibunuh di Yerusalem. Rancangan ini jelas sekali. Tetapi di dalam benak manusia, pada orang Yahudi umumnya dan pada (sebagian) murid-murid Yesus sendiri, sesungguhnya ada rancangan yang lain, rancangan manusia; bahwa Yesus akan dijadikan Raja Israel, dan mengusir penjajah Romawi! Anda mungkin bertanya: "Mana rancangan Iblisnya?"
Saudara pembaca yang kekasih, kebenaran berikut ini sangat mempermudah Iblis dalam upayanya menyesatkan manusia:
Iblis cukup membujuk, atau merangsang, atau menyeret seseorang agar membelakangi atau mengabaikan rancangan TUHAN! Membangkangi kehendak TUHAN! Itu cukup!
Itulah sebabnya Yesus bersikap demikian keras terhadap Petrus. Karena sesungguhnya lidah Petrus sedang dimanfaatkan oleh Iblis.
Dengan mata tajam Yesus menampak rancangan Iblis di belakang ucapan Petrus yang kedengarannya begitu saleh : "Tuhan, kiranya Theos menjauhkan hal itu! Hal itu sekali-kali takkan menimpa Engkau."
Maka karena membiarkan Iblis memanfaatkan mulut dan lidahnya. Petrus beroleh ganjarannya, suatu sergahan dari Yesus sendiri "Enyahlah Iblis....."
******************************************************************
Penting
sekali saya tekankan kembali beberapa prinsip (kebenaran)
yang sangat mendasar, menyangkut rancangan-rancangan:
Rancangan TUHAN ada satu saja: rancangan damai-sejahtera; rancangan yang
di luar rancangan TUHAN ada ratusan, bahkan ribuan;
Dengan banyaknya rancangan yang di luar rancangan TUHAN maka Iblis memiliki
peluang besar: mudah menyeret manusia ke luar rancangan TUHAN ; cukup menampilkan
satu rancangan-tandingan yang kelihatan masuk akal, maka manusia mudah terperosok
!
Untuk menampilkan rancangan-tandingan itu secara indah, biasanya Iblis mengatas-namakan
TUHAN! Rancangan itu dibuat "Demi TUHAN...", seperti ucapan Petrus
yang telah kita baca!!
Ketiga prinsip ini harus diwaspadai sungguh-sungguh, kalau anda mau menghindar dari jerat-jerat (rancangan) Iblis!!
*******************************************************************
Saudara, maukah anda mulai hari ini berjaga-jaga akan rancangan Iblis yang seringkali disajikan secara sangat saleh, kedengarannya sebagai rancangan TUHAN? Waspadalah, anda dapat menjadi korban empuk bagi si Iblis, kalau ceroboh! Kalau ambisius! Kalau kurang bertanya kepada Tuhan Yesus!
*** Nah, saudara, setelah melihat kasus di atas, akan lebih mudah kita mengerti urusan 'rancang-merancang' dengan lengkap:
Ada rancangan manusia yang dari kacamata manusia, selalu kelihatan hebat, sehingga kita cenderung mau menyuruh TUHAN tinggal meng-a.c.c. saja;
Ada rancangan (-malaikat) Iblis, rancangan mencelakakan manusia, rancangan jahat yang sesungguhnya lebih hebat, lebih cerdik dari rancangan manusia; rancangan Iblis itu seringkali disajikan di atas pinggan kesalehan, mengatasnamakan TUHAN!
Ada rancangan TUHAN yang selangit lebih luhur, rancangan damai sejahtera, bukan kecelakaan!
Tatanan lengkap ini harus selalu menjadi perhatian kita, kalau mau hidup damai sejahtera, bebas dari kecelakaan yang dirancang (malaikat-) Iblis itu! Sesungguhnya dalam kehidupan kita sehari-hari masalah mudah nampak, kalau manusia cukup peka. Semakin biasa anda mempertimbangkannya dengan lengkap, semakin pekalah anda, maka semakin sulit bagi (malaikat-) Iblis untuk mencelakakan anda.
---o0o---
Beberapa kasus di bawah ini disajikan untuk melatih anda dalam mempertimbangkan hal-hal itu.
KASUS-I
----------
Lagi-lagi kasusnya Simon, murid Yesus, yang dapat dibaca dari Alkitab. Bacalah Luk.22 : [31] Simon, Simon, lihat Iblis telah menuntut untuk menampi kamu seperti gandum,[32] tetapi aku telah berdoa untuk engkau supaya imanmu jangan gugur....
Lihatkah, saudara, sesungguhnya Yesus sudah jelas-jelas memberitahu Simon tentang adanya rancangan Iblis terhadap dirinya. Bahkan lebih tegas lagi diberitahu Yesus bentuk rancangan Iblis itu:
[34] Tetapi Yesus berkata: "Aku berkata kepadamu, Petrus, hari ini ayam tidak akan berkokok, sebelum engkau tiga kali engkau menyangkal, bahwa engkau mengenal Aku."
Nah, setelah mengetahui jelas rancangan Iblis itu sebenarnya Simon harus mulai berpikir, bagaimana caranya menyingkir dari pencobaan Iblis itu! Simon seharusnya waspada dan menghindar dari situasi yang dapat dipakai Iblis untuk membuat Simon menyangkali Gurunya. Tetapi, apakah yang terjadi? Simon tetap pada kecerobohannya yang biasa, tetap kepada penampilan 'sok setia-nya' yang biasa sehingga terlaksanalah juga rancangan Iblis itu. Kecerobohan,'sok setianya Simon nyata pada situasi yang digambarkan pada Yoh.18:15-16;
[15] Simon Petrus dan seorang murid lain mengikuti Yesus. Murid itu itu mengenal Imam Besar dan ia masuk bersama-sama dengan Yesus ke halaman istana Imam Besar. [16] Tetapi Petrus tinggal di luar di dekat pintu. Maka murid lain tadi, yang mengenal Imam Besar, kembali ke luar, bercakap-cakap dengan perempuan penjaga pintu lalu membawa Petrus masuk.
Maka terlaksanalah tampihan Iblis, yang sudah diperingatkan sebelumnya oleh Yesus, atas diri Simon, karena ia masuk juga ke halaman istana, padahal tadinya ia sudah tertinggal di luar. Terlaksanalah pencobaan Iblis atas diri Simon:
[17] Maka kata hamba perempuan penjaga pintu kepada Petrus: "Bukankah engkau juga murid orang itu?" Jawab Petrus: "bukan!"[18]...
Simon menyangkali Yesus, setelah ia tidak waspada, tidak memperdulikan peringatan Gurunya. Bukan hanya karena itu; Masuknya Simon ke halaman Istana Imam Besar adalah dengan memanfaatkan 'koneksi', murid yang mengenal Imam Besar!!
Pembaca yang saya kasihi, saya tidak tega menekankan hal ini kepada mereka yang belum bertobat, yang belum melayani Tuhan, tetapi sesungguhnya dari saudara-saudara yang sudah mengenal Yesus Kristus secara pribadi, adalah pantang untuk menyakiti hatiNya dengan cara mengandalkan (koneksi) manusia!! Dengan memanfaatkan koneksi manusia, sesungguhnya anda sedang membuka diri untuk didakwa Iblis, diserang dan ditampih oleh Iblis:
Tuhan orang ini, yang mengaku anakMu, nyatalah lebih mengandalkan sesamanya manusia daripada mengandalkan Engkau, yang katanya Juruselamatnya! Maka orang ini perlu kita latih lagi untuk lebih mengandalkan Engkau di masa depan. Jadi, izinkanlah aku memberi latihan-latihan kepadanya!
Maka kepada anda yang ditimpakan berbagai peristiwa yang (kata Iblis) merupakan latihan mengandalkan Tuhan, tetapi peristiwa-peristiwa itu berbentuk pergumulan atau kemelut! Ah, betapa banyaknya kesulitan dapat dihindarkan, kalau saja manusia setia!
Beruntung bagi Simon Petrus, Yesus sudah berdoa baginya agar (kendati jatuh dalam pencobaan itu) imannya tidak gugur. Maka jalan hidup Petrus berbeda daripada jalan hidup Yudas, yang imannya gugur. Oh betapa pentingnya syafaat seseorang bagi kita!
KASUS-II
---------
Ini adalah kasus Tiurlina (nama samaran), seorang sarjana wanita yang sebenarnya sudah cukup 'rohani'. Riwayat keturunannya memang cukup gawat, ayahnya adalah seorang dukun pengobati yang masih terus berpraktek. Beruntung Tiurlina sudah memasuki pelayanan pertobatan dan menjadi guru Agama Kristen pada beberapa sekolah.
Namun sangat disayangkan, dia terseret bergabung dengan suatu jemaat Su-jor yang penuh semarak, yang kebaktian-kebaktiannya diselenggarakan di gedung ber-AC, tetapi saya mengerti bahwa jemaat itu sudah terkena 'kontaminasi' roh-kudus-palsu dengan keramaian bahasa-lidah-palsu pula, yang sayangnya tidak diuji, apakah dari TUHAN ataukah dari Iblis. Sebenarnya saya sudah lebih dahulu menyarankan Tiurlina agar meninggalkan jemaat itu, namun dia mengeraskan hati, mungkin tertarik oleh semaraknya kebaktian-kebaktian di sana.
Begitulah, beberapa bulan kemudian, dalam persekutuan kami terdengar bahwa Tiurlina jatuh sakit, sampai diopname, tetapi tidak jelas penyakit apa yang diidapnya. Sampai kepada suatu malam seusai kebaktian di tempat perseketuan kami, terdengar oleh saya teman-teman Tiurlina bercerita tentang penyakit, Tiurlina, tetapi terdengar pula pesan Tiurlina disampaikan agar pak Situmorang tidak usah tahu tentang sakitnya itu. " Saya malu kepada pak Situmorang, " katanya.
Justru kalimat singkat yang tanpa sengaja terdengar oleh saya itulah yang menggerakkan saya untuk menggali masalah ini. Dan disampaikanlah sepada saya bahwa gangguan yang dialami oleh Tiurlina adalah semacam 'stress' berat, mendekati kegilaan. Saya segera mengerti akan apa yang sedang berlangsung, dan malam itu juga, kendati sudah agak larut, kami berangkat ke tempat kediaman Tiurlina.
Singkat kata, di rumah Tiurlina saya beroleh penjelasan lebih jauh tentang gangguan yang dialaminya. Dia dapat marah-marah hebat, dapat juga berbicara secara mengaku dirinya Tuhan (ampunilah dia, ya TUHAN), pokoknya mendekati kegilaanlah. Pelayanan malam itu melepaskan dia dari roh-kudus-palsu, yang boleh jadi sudah bekerja-sama dengan malaikat Iblis yang telah mengawal keturunannya, dan menjadi sponsor ayah Tiurlina dalam mengobati pasien-pasiennya.
Segera Tiurlina sembuh dari gangguan itu; dalam beberapa hari dia sudah normal kembali. Maka kepadanya dapat saya jelaskan masalah yang dialaminya, dari kacamata rohani, dari alam roh. Dan pada suatu saat saya terangkan keapdanya: "Tiurlina, rancanganmu ikut kebaktian di Jemaat Su-jor hanyalah untuk ikut kebaktian, itu biasa. Tetapi di atas rancanganmu (malaikat-) Iblis merancang, memproses kamu menjadi gila, karena rancangan mereka dahulu menjadikan kamu seorang dukun (seperti ayahmu) sudah gagal! Iblis ingin supaya kamu menjadi gila saja tidak berguna bagi masyarakat (kendati kamu seorang sarjana!) Nah, di atas rancangan Iblis, sesungguhnya TUHAN juga mempunyai rancangan tersendiri bagimu: menjadikan kamu seorang hamba Tuhan yang berguna bagi kerajaanNya. Kamu kira rancangan mana yang akan berhasil?"
Cepat sekali dia menjawab (karena sudah sehat): "Pasti rancangan TUHAN, pak Situmorang!"
Dengan sama gesitnya, karena sudah menduga jawaban demikian, saya 'menembak' dia: Jangan terburu-buru, Tiurlina! Belum tentu demikian. Rancangan siapa yang berhasil, itu tergantung kepadamu, pada tindakanmu di hari-hari mendatang! Kalau kamu mau memenangkan rancangan TUHAN, barulah itu menjadi kenyataan; tetapi kalau tidak, maka rancangan Iblis yang akan berhasil! Semua hal itu sekarang tergantung padamu!"
Saya tambahkan lagi bahwa mulai hari ini, dalam bertindak, dia harus menjalankan alternatif tindakan mana yang akan memenangkan rancangan TUHAN, supaya itu menjadi kenyataan. Dan dua hal utama yang harus ditinggalkannya adalah meninggalkan Jemaat Su-jor untuk selamanya serta berdamai, minta maaf, atas semua perilakunya terhadap saudara-saudaranya. Sekarang Tiurlina lebih patuh, dan kami menjadi yakin bahwa rancangan TUHAN akan berhasil, termasuk rencanaNya menyelamatkan seluruh keluarga Tiurlina.
Nah saudara, dalam rancangan damai-sejahtera yang disusun oleh TUHAN, sesungguhnya anda tinggal menyetujui (anda menjadi juru 'fiat') anda tinggal meng-a.c.c. rancangan TUHAN itu. Bukan sebaliknya, seperti yang diupayakan teman saya, dia merancang dan berharap bahwa Tuhan menjadi juru-'fiat', tinggal meng-a.c.c.!
KASUS-III:
-----------
Ini adalah kasus yang sama menariknya; pada hemat saya cukup banyak umat TUHAN tergelincir dalam menilai situasi, seperti terjadi pada seorang teman sekantor saya ini. Ia datang ke ruangan kantor saya dan dengan gairahnya menceritakan keberuntungan yang menantinya pada hari-hari ini. Oleh seorang kawan dia dipercaya mencarikan pembeli untuk sebidang tanah milik kawan itu. Tanah di kawasan Kuningan, Jakarta, yang harga pasarannya mencapai 2.1 juta rupiah per meter persegi. Dikatakannya bahwa kawan itu cukup puas kalau tanah itu laku 1.8 juta rupiah saja. Teman ini sudah menghitung bahwa keberhasilannya menjualkan tanah 1.5 hektare itu akan memberi dia rezeki sebesar 300-ribu rupiah dikalikan 15-ribu meter persegi, berjumlah 4.5 milyard rupiah.
"Bayangkan, sdr. Situmorang," katanya bersemangat, "benar-benar ini rancangan TUHAN untuk memberi saya rezeki yang demikian besar!"
Ah, jangan terburu-buru mengatakan rancangan TUHAN, bung," tukas saya, "dari mana anda dapat kesimpulan bahwa itu rancangan TUHAN, dan bukan rancangan Iblis?"
"Oh, begitu? Begini: saya tidak pernah mencari-cari 'obyek' ini. Bahkan meninggalkan ruangan sayapun tidak. Kawan itu yang menelepon saya meminta tolong. Kawan itu pula yang datang mengantarkan surat-surat tanah itu. Bahkan saat inipun sudah ada calon pembeli yang serius! Apakah anda mau katakan itu bukan rancangan TUHAN, sdr. Situmorang?"
"Bukan demikian, bung, yang saya katakan tadi adalah jangan terburu-buru, sebab bagi urusan begini pada masa kini belum ditentukan apakah itu rancangan TUHAN ataukah rancangan Iblis," jawab saya masih dengan tidak terburu-buru. Dia menjadi tidak mengerti sehingga berkata: "Apa maksud anda bahwa masa kini belum dapat ditentukan apakah itu rancangan TUHAN atau rancangan Iblis? Saya tidak mengerti maksud anda."
"Begini; rancangan siapakah semuanya ini, baru akan ketahuan setelah transaksi itu terjadi, setelah pekerjaan itu rampung, setelah anda memegang komisi yang 4.5 milyard itu. Bukan sekarang!"
"Itupun saya belum dapat mengerti, "ujarnya.
"Baiklah, " jelas saya, "pada waktu anda sudah benar-benar berhasil, pada waktu anda menggunakan uang yang 4.5 milyard itu, disanalah terlihat, apakah rancangan TUHAN ataukah rancangan Iblis! Untuk apa saja anda membelanjakan uang itu, itulah yang menentukan apakah rancangan TUHAn ataukah rancangan Iblis yang sedang berlangsung. Kalau uang itu anda pakai untuk kawin lagi, misalnya, atau untuk foya-foya, atau kesia-siaan lainnya, maka jelaslah rancangan Iblis yang sedang berlaku, bukan? Sebaliknya, kalau anda manfaatkan untuk pekerjaan TUHAN, untuk menyumbang Gereja, mendukung pekerjaan penginjilan, dll., maka rancangan TUHANlah yang sedang berlaku! Rasanya cukup jelas bagi anda, bukan ?" Dia mulai mengangguk-angguk, mengerti.
Maka saya lanjutkan lagi: "Saudara, begitu mulianya TUHAN menciptakan manusia, sehingga dalam banyak hal, dalam sangat banyak hal, sikap atau tindakan manusialah yang menentukan : rancangan TUHAN yang menang ataukah rancangan Iblis yang berlaku dalam kehidupan manusia! Begitu mulianya anda diciptakan TUHAN, sehingga adalah suatu kesedihan bagiNya bilamana anda menyia-nyiakan kemuliaan itu, menyia-nyiakan kepercayaan TUHAN atas diri anda, bila anda memenangkan rancangan Iblis atas diri anda!"
"Sesungguhnya, dalam hubungan manusia dengan TUHAN, bukannya sekedar manusia harus mempercayai TUHAN dan bersandar kepadaNya, tetapi lebih luhur dari itu, TUHAN sudah lebih dahulu mempercayai manusia, TUHAN sudah mempercayakan rancangan-rancanganNya kepada tangan manusia, untuk di-vonnis berhasil atau tidaknya, oleh kehendak manusia!"
Teman saya itu mengerti sungguh akan uraian tadi, dan mulailah dia belajar hidup memuliakan Tuhan Yesus, Pencipta dirinya; belajar memenangkan Tuhan Yesus di dalam kehidupannya.
*** Saudara pembaca yang saya kasihi, dari tiga kasus yang telah anda baca, jelaslah bagi kita kedaulatan manusia, ciptaan TUHAN! Manusia memiliki kedaulatan untuk membuat TUHAN menang di dalam dirinya, atau Iblis yang unggul! Seyogyanyalah kedaulatan itu harus dipertahankan dan dimanfaatkan untuk memenangkan rancangan TUHAN! Apakah anda masih memiliki kedaulatan itu? Bacalah buku kecil: 'AYUB MODERN. MANA KEDAULATANMU?'
*** Saudara, kita harus selalu mengamati peristiwa (jadi juga pergumulan atau musibah) berkaitaan dengan rangkaian peristiwa lainnya. Itulah sebabnya, pelayanan-pribadi yang kami lakukan selalu menelusuri masa lalu, mencari 'kunci' atau akar dari pergumulan saudara-saudara yang kami layani, seperti telah disinggung dalam bab yang terdahulu.
---o0o---
Saudara pembaca yang saya kasihi di dalam Tuhan Yesus; pada titik inilah anda perlu memeriksa sikap-sikap anda dalam menghadapi peristiwa-peristiwa kehidupan . Demi memperbaiki kehidupan anda di masa depan.
KEMUNGKINAN YANG PERTAMA: Apakah anda termasuk orang dengan cakrawala singkat, pikiran pendek, yang mengamati sesuatu peristiwa secara terlepas dari lainnya? Anda harus merasa kasihan kepada diri sendiri! Dengan pikiran pendek demikian, anda mungkin melakukan tindakan-tindakan nekat, tidak berpikir panjang, tindakan mana seringkali berakhir dengan kesulitan yang lebih besar!
Dan apakah anda termasuk mereka yang bersikap goyah dalam mengamati sesuatu peristiwa? Mudah berubah sikap, bahkan sering bersungut-sungut seperti yang ditampilkan petani Cina di atas? Lalu berserah kepada nasib, bukan kepada TUHAN? Maka anda sedang membentuk satu berhala baru, bernama 'nasib', dan meniadakan TUHAN; Apakah anda sadari hal itu?
KEMUNGKINAN YANG KEDUA adalah bahwa anda tidak bersikap goyah, tetapi banyak bersikap menyerah kepada takdir, seperti yang dipertunjukkan oleh saudara-saudara dari keturunan Ismael? Anda kira bersikap 'tawakkal' itu sudah baik? Ini kekeliruan yang akan mengakibatkan anda 'bernasib' demikian seterusnya. Bagaimana sikap yang benar di dalam menghadapi musibah atau peristiwa buruk dalam kehidupan anda?
Seharusnya dengan pengertian akan peristiwa-yang-datang-berangkai-rangkai, kita segera memeriksa masa lalu, segera setelah mengalami musibah atau pergumulan. Segera mencari kunci masalah, atau 'akar' penyakit, yang mendatangkan musibah tadi. Kalau perlu, mintalah bantuan seorang rohaniwan yang telah dilayakkan oleh Tuhan untuk memberikan pelayanan pribadi. Setelah kehidupan anda ditelusuri dengan teliti, oleh tuntunan Roh Kudus, seorang hamba Tuhan yang diurapiNya akan mampu menemukan akar 'penyakit', sumber musibah yang anda gumuli. Akar itu dicabut, maka anda akan mampu bersikap benar sebagai berikut.
KEMUNGKINAN YANG KETIGA: jadilah pribadi yang mengimani bahwa rancangan Tuhan adalah rancangan damai-sejahtera. Imani, bahwa pergumulan yang anda hadapi hanyalah pelaksanaan dari rancangan Iblis, namun di atas itu TUHAN sedang melaksanakan rancanganNya.
Ketahuilah pula bahwa di balik setiap pergumulan, justru TUHAN menyediakan berkat khusus bagi kehidupan anda. Anda gagal bersikap benar seperti itu? Maka anda sedang memenangkan rancangan Iblis, yang tidak ingin anda beroleh berkat yang sudah tersedia itu; sebaliknya Iblis berkeinginan agar anda beroleh murka TUHAN, yakni jika anda bersungut-sungut, tidak mampu melakukan hal yang positip: memuji-muji, memuliakan TUHAN, seperti yang telah anda baca dari rekaman Mazmur-136!
Sebaliknya, jika anda bertekad memenangkan rancangan TUHAN, maka anda akan mampu berdiri tegar, sambil mengucap syukur, dan sabar menantikan redanya badai kehidupan yang segera digantikan oleh berkat yang disediakan TUHAN! Bahkan seharusnya umat TUHAN mampu menghitung berkat secara konsisten, seperti dicontohkan oleh Mazmur yang kita pelajari tadi!
Mari saudaraku, kita mengundang Roh Kudus untuk tetap bekerja di dalam hati kita, menuntun kita sekalian agar mampu menjalani kehidupan ini dengan sikap yang benar:
Tuhan Yesus Juruselamatku,
Saya baru saja belajar tentang sikap yang benar yang Engkau kehendaki dari umatMu. Saya adalah umatMu ya Tuhan Yesus, dan Engkau Juruselamatku. Oleh sebab itu Tuhan, saya bermohon agar Roh Kudus tetap menuntun saya sepanjang jalan kehidupanku. Saya mengundang Roh KudusMu, ya Tuhan Yesus, agar masuk ke dalam hatiku, mengatur segala sikap dan perilakuku, sehingga saya bersikap benar dalam menerima berbagai peristiwa yang boleh terjadi.
Tolonglah saya ya Tuhan Yesus, ampunilah diriku orang berdosa ini, layakkanlah hatiku, yang kuserahkan kepadaMu, agar hati saya menyukai hal-hal yang disukai oleh Tuhan Yesus, sebaliknya hati saya biar menolak perkara-perkara yang Yesus tidak suka, sehingga saya memiliki hati seperti hati Tuhan Yesus, Juruselamatku.
Ampuni juga saya, ya Tuhan Yesus, kalau di masa laluku terlalu bersandar kepada rancanganku sendiri, tidak perduli akan rancangan Tuhan. Ampunilah kecongkakan sikap saya itu,dan bimbinglah saya selalu, oleh hikmat sorgawi, agar hari lepas hari saya memilki kepekaan terhadap rancangan Iblis, dan berilah saya kemampuan untuk menolaknya.
Beri kemampuan bagiku, ya Tuhan Yesus, agar bertahan di dalam rancangan Tuhan, kendati mungkin kelihatannya susah, atau bahkan menyakitkan. Saya tidak mau keluar dari rancangan Tuhan, saya tidak mau kehilangan damai-sejahtera yang Tuhan rancang bagi kehidupanku.
Terimakasih, ya Bapa Surgawi, untuk kasihMu, dan untuk bimbinganMu terhadap diriku. Dalam nama Yesus Kristus, Yang Mahakudus, saya berdoa, AMIN.
Saudaraku; kasih karunia dari Tuhan Yesus Kristus yang melebihi segala akal pikiran, kiranya menyertai kehidupan anda, mulai sekarang sampai selama-lamanya! AMIN.
---o0o---