Pembaca yang dikasihi oleh Tuhan Yesus, buku yang anda baca ini mungkin yang paling sulit anda selesaikan membacanya. Sungguh, saya bukan sedang membual, sebab pada cetakan terdahulu (berjudul ROH PENDAMPING DAN KEPRIBADIAN RANGKAP) telah terbukti sebagian pembaca tidak mampu menyelesaikan membacanya.
Ada pembaca yang terganggu sementara membaca buku itu, sehingga terpaksa menunda pembacaan. Bahkan ada pembaca yang dengan sangat geram mencampakkan buku itu sambil menukas: "Sesat benar isi buku ini!" Hanya oleh tuntunan Roh Kudus, beberapa waktu kemudian mereka tergerak untuk meneruskan membaca, dan akhirnya mendatangi saya atau isteri saya untuk memperoleh pelayanan-pelepasan dari roh-roh jahat yang telah mendampingi dan mengganggu mereka sejak dahulu. Roh-jahat yang telah mempengaruhi mereka sehingga beranggapan bahwa buku ini sesat; suatu siasat agar mereka tidak meneruskan membaca, tidak meminta pelayanan-pelepasan dan tetap dalam cengkeramannya.
Berdasarkan fakta itulah saya menganjurkan pembaca untuk membangun tekad terlebih dahulu: bahwa anda bertekad membaca buku ini sampai tammat! Demi kepentingan anda sendiri, saya sarankan anda berdoa, memohon dukungan kuasa Yesus Kristus. Berdoalah sebagai berikut:
Tuhan Yesus, Juruselamatku,
Penulis buku ini mengatakan bahwa saya akan beroleh kesulitan dalam menyelesaikan membaca buku yang saya mau baca ini. Namun, yang saya mau imani adalah bahwa Tuhan Yesus akan menopang saya dalam membacanya, memberi saya hikmat, sehingga saya mengerti sungguh isinya.
Mohon agar Roh KudusMu menyingkirkan dari diriku setiap konsep yang tidak berkenan di hati Tuhan Yesus; sebaliknya, sebaliknya setiap konsep atau pengajaran yang berasal dari Tuhan Yesus, saya mau terima dengan hati terbuka.
Silahkan Tuhan, bimbing dan lindungilah saya sepanjang pembacaan buku ini, bebas dari gangguan-gangguan , si jahat itu. Demi nama Tuhan Yesus Kristus saya sudah berdoa, AMIN!
---o0o---
Buku ini membahas tentang KEPRIBADIAN-RANGKAP, sejenis gangguan rohani yang berat yang dialami banyak manusia, termasuk mereka yang mengaku orang Kristen.
Asal-usul gangguan-rohani atau penyimpangan perilaku demikian masih misterius bagi para Dokter Jiwa, namun cukup jelas bagi sebagian hamba-hamba Tuhan: biang keladi masalah itu adalah MALAIKAT-IBLIS, yang dibawah pimpinan Iblis telah memberontak terhadap TUHAN, serta terus bekerja di bawah pimpinan Iblis telah memberontak terhadap TUHAN, serta terus bekerja bersama Iblis menyesatkan seluruh dunia [Why.12:7-9].
Pengalaman kami didalam memberikan pelayanan-pelepasan menunjukkan bahwa roh-pendamping yang kuat (malaikat-Iblis) berketetapan untuk membuat orang yang di 'tempel' nya bernasib (salah satu di antara tiga kemungkinan berikut):
Cepat meninggal
dunia di dalam kesengsaraan, agar menjadi pribadi yang tidak bermanfaat
bagi TUHAN, ataupun bagi masyarakat (keluarganya); Menjadi
berpribadi-rangkap, dilanjutkan dengan upaya membuat orang itu menjadi
gila-permanen, tidak mungkin lagi disembuhkan (dari ukuran para Dokter
Jiwa); Kalaupun lolos dari status
berpribadi-rangkap, orang itu diusahakan oleh malaikat-Iblis agar
menjadi hamba Iblis, yakni menjadi paranoramal atau dukun, atau
lainnya.
Kandungan buku ini sekedar membahas kemungkinan ke-2, sambil merangsang pembaca untuk mewaspadai masalah itu dan mencegah terjadinya selama masih mungkin. Pembahasan buku ini di bagi atas tiga bagian utama:
BAGIAN PERTAMA membahas tentang Roh-Pendamping (roh-jahat berpribadi) dengan gangguannya terhadap diri manusia. Dalam bagian ini disajikan beberapa kasus penyertaan roh-jahat yang kuat, serta kasus yang gamblang dari Alkitab.
BAGIAN KEDUA membahas tentang hakekat rohani dari gangguan Kepribadian-rangkap, suatu saduran dari sebuah Artikel tentang Schizoprenia, yang ditulis oleh Ida Mae Hammond, seorang hamba Tuhan di Amerika Serikat, yang banyak memberikan pelayanan-pribadi, serta dipercaya Tuhan untuk menangani kasus-kasus Kepribadian-rangkap pula. Pada bagian ini juga disajikan pemantapan pemahaman tentang asal-usul yang sesungguhnya tentang terbentuknya Kepribadian-rangkap dalam diri manusia.
BAGIAN KETIGA membahas cara-cara penyelesaian masalah Kepribadian-rangkap, sebatas penjelasan kepada Pembaca yang berminat untuk mengerti lebih jauh masalah ini (atau yang kerabatnya mengalami gangguan demikian). Buku kecil ini tidak mungkin membahasnya secara luas dan tuntas, namun memadai sebagai pengetahuan dasar, bagi hamba-hamba Tuhan yang telah/akan melayani dalam bidang ini.
Pada kesempatan ini saya ingin menghimbau hamba-hamba Tuhan untuk semakin memperhatikan masalah Roh Pendamping ini, karena di Indonesia, dengan latar belakang animisme yang sangat kuat dan belum sepenuhnya ditinggalkan, kuasa-kuasa Iblis dan malaikat-malaikatnya bekerja keras, menghalangi untuk menjadi orang Kristen yang militan.
Fakta berikut ini mungkin tidak akan anda percayai, namun harus saya sampaikan juga:
Pada tahun 1993, TUHAN pernah mempercayakan saya untuk melakukan pembinaan 40-hari bagi 33 mahasiswa dari suatu Sekolah Theologia. Mereka adalah mahasiswa tahun ke-2 sampai tahun ke-5. Dari 33 orang mahasiswa, 6-orang diantaranya didampingi oleh roh-jahat yang sangat kuat, dan keenam orang itu telah menunjukkan potensi-potensi kebatinan untuk menjadi dukun atau paranormal! Kami sangat bersukacita karena karya Roh Kudus di masa itu. Seluruhnya mereka dibebaskan, dan meneruskan pendidikan Theologia mereka dengan sejahtera.
Nah, jika 6 dari 33 calon Pendeta itu adalah calon dukun juga, berapa persenkah dari jemaat awam yang harus dilepaskan pula dari cengkeraman malaikat-malaikat-Iblis?
KIRANYA TUHAN YESUS KRISTUS MENGGERAKKAN LEBIH BANYAK LAGI HAMBA-HAMBANYA YANG TULUS, UNTUK MENOLONG JIWA-JIWA YANG BAKAL BINASA INI; TOLONGLAH TUHAN, KASIHANILAH; AMIN!
---o0o---
1. KEPRIBADIAN-RANGKAP
DAN ROH PENDAMPING.............
1.1. Ibu 'Karto' dengan Roh-pendamping
Warisan.............
1.2. 'Iyem' dengan Nama
warisan..................................
1.3. Suatu Kasus
Kepribadian-rangkap yang Dahsyat........
1.4. Belajarlah 'Ilmu Yesus'
;........................................
Tiada yang Mustahil bagi Anda!............................
2. ROH-ROH
MENGENDALIKAN PERILAKU MANUSIA............
2.1. Tentang TUHAN
Mahapencipta...............................
2.2. Tentang Malaikat,
Pelayan Tuhan...........................
2.3. Tentang
Roh-manusia..........................................
2.4. Tentang
Penguasa-penguasa Dunia Kegelapan..........
2.5. Tentang
Iblis......................................................
2.6.
Tentang 'Roh-roh'................................................
2.7.
Tentang Roh-roh-jahat.........................................
2.8.
Roh-roh Mengendalikan Sifat dan Perilaku Manusia.....
3. RAJA SAUL DENGAN
ROH-PENDAMPINGNYA..................
3.1. Raja Saul, Tokoh
Berpribadi-rangkap?......................
3.2. Kehidupan-rohani Saul;
Riwayat Kronologisnya..........
3.3. Pengaruh Kondisi Rohani atas
Perilaku Saul...............
3.4. Rangkapan Kepribadian Raja
Saul............................
4. BAGI UMAT DI MASA
KINI........................................
4.1. Bagi para hamba
Tuhan: Bagaimana Daud?...............
4.2. Bagaimana dengan
Anda?......................................
---o0o---
Kepribadian rangkap (split-personality atau multiple personality) adalah istilah Psikologi yang cukup dikenal. Dalam kasus yang ringan, seseorang yang berpribadi-rangkap kadang-kadang melakukan tindakan yang tidak masuk akal, misalnya: marah hebat, lalu sesudahnya dia merasakan, sepertinya bukan dirinya yang marah-marah tadi.
Dalam kasus yang berat, pribadi yang bersangkutan akan berubah, tampil dengan watak yang berlainan, sehingga orang lain mungkin menganggap dia sedang bersandiwara, atau sedang kesurupan, atupun seolah-olah ada pribadi lain mengambil-alih tubuh yang bersangkutan itu!
Pada penampilan sehari-harinya, orang dapat mengamati bahwa seseorang yang berpribadi-rangkap menampilkan sikap yang goyah, berubah-ubah. Kadang ia periang sangat, lain kali pemurung hebat. Pribadinya berubah-ubah cepat, dari satu ekstrim ke ekstrim lainnya. Kalau satu kali dia penyayang hebat, lain kali dia pemarah berat!
Kasus-kasus kepribadian-rangkap menjadi tantangan berat yang tidak terselesaikan oleh Psikologi. Disiplin ini belum memiliki pedoman yang baku bagi penanganan kasus-kasus kepribadian-rangkap, sehingga setiap ahlinya mengembangkan metodenya sendiri-sendiri. Berbagai aliran Psikologi itu sepakat pula dalam hal : Pasien semacam itu mungkin tertolong jika dapat diusahakan ia berlaku tenang. Dengan dibuat tenang, maka diharapkan pribadinya akan menjadi seimbang, tidak berayun-ayun di antara dua ekstrim yang membahayakan itu. Maka upaya ini menjadi falsafah perawatan pasien berkepribadian rangkap:
Kalau ketenangan atau kedamaian hati itu dapat dipertahankan cukup lama, (misalnya dengan pengaturan suasana-sekitar, atau penggunaan obat-obat penenang), diharapkan kesembuhan akan terjadi secara alamiah!
Masalah Kepribadian-rangkap (di samping kasus-kasus kejiwaan lainnya), menjadi tantangan pula bagi sebagian hamba Tuhan, dalam tugas-tugas penggembalaan atau Konseling mereka. Maka sebagian hamba Tuhan mulai menoleh kepada Psikologi (yang nota-bene belum membuktikan keampuhannya), untuk kemudian menghadapi kegagalan lagi. Boleh jadi para hamba Tuhan ini lebih berhasil daripada ahli ilmu jiwa (kalau mereka menggabungnya dengan pelayanan rohani dan doa syafaat yang tekun), namun mereka tidak dapat berharap terlalu banyak, sebelum memahami sungguh hakekat dan cara terbentuknya Kepribadian-rangkap itu.
Masalah yang mendasar dalam penanganan pasien berpribadi-rangkap ini serupa dengan masalah yang dihadapi pada berbagai cabang ilmu: jika akar penyebab masalah tidak dikenali, bagaimana mungkin menyelesaikan sesuatu masalah ? Begitu jugalah berlaku bagi masalah Kepribadian-rangkap :
Jika hakekat kepribadian-rangkap belum dimengerti benar, dan cara terbentuknya rangkapan-kepribadian juga tidak diketahui, bagaimana mungkin masalah itu ditangani dengan berhasil-guna??
Hal yang menyedihkanpun muncullah. Para hamba Tuhan yang menoleh kepada Psikologi, karena menelan mentah-mentah pengajaran ilmu ini (yang nota-bene diperanakkan oleh Sigmund Freud, seorang Atheis), tanpa disadarinya sudah mengabaikan pengajaran Alkitab, khususnya pengajaran Yesus, yang justru paling ahli dalam masalah perilaku kehidupan manusia. (Baca Buku: YESUS MENGETAHUI ISI HATI MANUSIA). Padahal Alkitab mengajarkan (walaupun tidak secara gamblang) masalah-masalah kejiwaan manusia, yang, bila dipahami dengan baik, akan mempermudah penanganan kasus-kasus Kepribadian-rangkap. Itulah yang diuraikan di dalam buku ini!
Begitu para hamba Tuhan itu mengabaikan Alkitab, dampak negatifnya jelas: kesurutan hikmat; mereka tidak mampu melihat kunci yang penting bagi pelayanan:
Kalau terapi kedokteran yang berfalsafahkan 'mempertahankan ketenangan dan kedamaian hati pasien' diakui kebenarannya, bukankah tinggal selangkah lagi untuk mencapai sukses, yakni kalau para hamba Tuhan mempraktekkan 'ilmu Yesus', yang menjamin ketenangan dan kedamaian hati manusia? Kalau janji Yesus pada Mat.11:28-30 mereka ingat, maka perlu dilakukan para hamba Tuhan tinggallah: bawa si pasien kepada Yesus Kristus, agar beroleh kelegaan yang berkelanjutan, sehingga kesembuhan terjamin!!
Justru dengan hikmat inilah penulis, bersama isteri, membawa berbagai kasus-kasus kejiwaan kepada Yesus, agar si 'Pasien' beroleh ketenangan jiwa, kedamaian hati, kelegaan, apapun namanya, dan mereka disembuhkan oleh Yesus Kristus! Bukan oleh penulis, bukan oleh 'ilmu Atheis', tetapi oleh 'ilmu Yesus'!
Nah, pembaca yang kami kasihi, ikutilah rekaman dari beberapa kasus roh-pendamping dan kepribadian-rangkap yang pernah kami tangani, demi membuka wawasan anda!
Ibu Karto (nama samaran) berusia hampir 60-tahun, ia adalah seorang wanita karier; ia memegang jabatan Direktris pada suatu Badan Usaha Milik Negara. Seusai kebakitan di kantornya, ia meminta penulis mendoakan dia. Sesungguhnya penampilannya sudah rohani dan perilakunya cukup menampakkan sejahtera, namun, mengapa masih minta didoakan?
Ia menceritakan bahwa ada orang-orang yang cemburu akan jabatannya sehingga meminta saya mendoakan keselamatan karier dan dirinya sendiri. Ketika penulis tanyakan, bagaimana dia sampai pada kesimpulan itu, ia menjawab: "Ada beberapa kali saya diguna-gunai!" Tentu saja penulis 'mengejar' terus dengan pertanyaan bagaimana caranya ia mengetahui ada yang mengguna-gunai, dan penulis beroreh jawaban bahwa ibu ini memiliki 'perasaan-tajam'.
Dalam beberapa kejadian, 'perasaan-tajam' ini merangsang dia memeriksa kolong meja di ruangan kantornya atau di sudut ruangannya. Untuk kemudian menemukan benda Iblis (guna-guna atau santet) di sana. Ia merasa berbahagia (dan bangga?) dengan 'perasaan-tajamnya' itu, namun sebaliknya bagi penulis, itu menjadi pertanda hadirnya malaikat Iblis mendampingi dirinya! Mengapa? Sebab orang Kristen tak perlu tahu bahwa ia sedang diguna-gunai, tokh anak-anak Tuhan, umat Israel-rohani, kebal terhadap guna-guna atau mantera [Bil.23:23]! Namun penulis menahan diri, tidak berbicara tentang hal itu, menanti ketika yang lebih tepat.
Sepanjang pembicaraan
itu penulis telah mengamati pula bahwa wajah ibu ini sebenarnya sudah
mulai 'mencong' atau 'menyon', seperti wajah orang yang kena stroke akibat
darah tinggi (stroke itu mempengaruhi urat syaraf yang mengatur tarikan
otot-otot wajah). Hal inipun masih penulis diamkan, menanti waktu yang
lebih tepat.
Melanjutkan percakapan yang menyinggung hal-hal yang gaib
ini, penulis meminta ibu Karto untuk mengingat dan menceritakan
peristiwa-peristiwa istimewa lainnya di masa lalu, bahkan sejak masa
kanak-kanaknya. Maka ia menceritakan kejadian aneh yang menyangkut diri
ayahnya. Sewaktu masih gadis kecil, beberapa kali terjadi di sekitar mulut
ayahnya membiru; seperti memar akibat kena tempeleng. Ini selalu terjadi
sehari setelah ayahnya memarahi gadis kecil itu. Untuk ibu Karto gejala
ini membahagiakannya pula; ia merasa dibela oleh TUHAN. Namun bagi
penulis, hal itu memastikan kehadiran malaikat-Iblis termaksud, sejak masa
kecilnya! Malaikat-Iblis ini melindungi, membela ibu Karto dari serangan
orang lain, bahkan membalas kejahatan itu!
Nah, karena ayahnya yang selalu menjadi sasaran pembalasan roh-jahat pendamping ini, penulis menarik kesimpulan bahwa roh-pengawal ini bersumber dari pihak ibunya ibu Karto, sendiri. Penulis menanyakan profil rohani dari ibunya ibu Karto, dan memperoleh kesimpulan dia tidak mempunyai keterlibatan yang berarti dengan Iblis.
Ketika penulis menanyakan ihwal kerohanian neneknya, ibu Karto mengakui bahwa neneknya adalah seorang yang sangat kuat dalam kebatinan-Jawa. Maka dengan segala informasi diatas, penulis 'menembak' langsung yang mencengangkan ibu Karto: "Pasti ibu Karto ini cucu kesayangan nenek!" Takjublah ibu Karto, ia hanya dapat membenarkannya.
Konfirmasi selanjutnya adalah melalui satu 'tembakan' lain: "Ibu tentunya mengidap penyakit darah-tinggi, bukan?" Ia terheran-heran lagi dan ingin mengetahui bagaimana caranya penulis mengerti hal itu. Tidak saya sampaikan padanya bahwa saya memastikan hal itu dari dua pendekatan: (1) muka yang mencong, dan (2) bahwa dari pengalaman pelayanan di masa lalu saya mengetahui, jin atau roh-pendamping selalu bekerja di dalam darah dan mengacaukannya, sehingga tekanan darah atau kadar gula menjadi kacau, tidak dapat dikontrol, bahkan oleh pengobatan yang terbaikpun. (Sungguh banyak kasus penyakit-penyakit darah di mana perilaku tekanan-darah atau gula-darahnya tidak dimengerti, jangankan terkendalikan oleh Ilmu kedokteran!)
Saya mengelakkan pertanyaan ibu Karto dan meminta dia menjelaskan perilaku penyakit darah tingginya. Ia menerangakan bahwa tekanan darahnya, diukur di tangan kanan, berbeda '40-skala' dari pada di tangan kirinya. Jadi, kalau misalnya sistolis pada lengan kanan menunjukkan tekanan 170, maka sistolis (bukan diastolis!) pada lengan kiri hanya 120!
Berdasarkan kepastian hadirnya roh-pengawal ini, penanganan selanjutnya mudah saja. Saya terangkan kepada ibu Karto masalah roh-pendamping dan pewarisannya, dan ia sepakat untuk menyingkirkan roh-jahat itu untuk selama-lamanya. Melalui suatu doa, pernyataan putus ikatan rohani dengan leluhur, dan doa pengusiran roh-roh jahat warisan, oleh kuasa Yesus ibu Karto dibebaskan dari roh-pengawal itu. Tentunya ia dibebaskan juga dari ancaman terkena 'stroke' (kelumpuhan akibat lonjakan tekanan darah) di masa depannya. TERPUJILAH TUHAN YESUS!
Seorang gadis berusia 20 tahun sangat benci kepada nama 'Iyem' (nama samaran) yang disandangnya. Nama ini dirasakannya hanya cocok untuk pembantu rumah tangga. Tuntunan Tuhan membawa dia mengenal Yesus dan memperoleh baptisan. Tetap saja ia membenci nama 'Iyem' ini sehingga dia mengganti sendiri namanya menjadi Kristiani. Hatinya selalu menjadi sangat jengkel setiap kali ia dipanggil dengan nama Iyem. Tekanan nama itu benar-benar membuat dia merasakannya dirinya manusia tanpa guna, sehingga kekecewaan ini menuntun dia pula memasuki Sekolah Guru Pendidikan Luar Biasa, dilatih menjadi guru bagi anak-anak cacad.
Kendati berijazah Sekolah Guru, Iyem tetap terkekang oleh nama itu, dan ia enggan melanggar ke sekolah manapun, karena dalam Kartu Tanda Penduduk dan pada Ijazahnya sudah tercantum nama 'Iyem', yang dibencinya itu! Buat apa melamar, dan bekerja, kalau di tempat yang baru itu ia akan dipanggil dengan nama kebenciannya itu! Jadilah Iyem seorang yang terpenjara di alam kebebasan! Luar biasa kejinya tipu-daya (malaikat-)Iblis!
Dari Jawa Tengah ia datang khusus mencari kelepasan. Isteri saya memberinya pelayanan-pelepasan, menurut cara yang biasa kami lakukan. Doa pengkudusan nama 'Iyem' juga dipanjatkan, kalau-kalau ada sesuatu kecemaran di belakang pemberian nama itu di masa lalu. Tambah lagi dengan doa pengusiran roh kebencian, serta Doa Penyembuhan Luka Batin akibat tekanan nama itu. Iyem dianjurkan datang lagi untuk pemeriksaan dan pelayanan lanjutan, kalau perlu.
Ternyata pelayanan yang sudah begitu dalam belum menyelesaikan masalahnya. Iyem masih belum bebas dari kebencian terhadap nama itu. Perlu digali lebih dalam lagi; apa gerangan yang terdapat jauh di balik semua hal ini?
Iyem mematuhi anjuran isteri saya untuk datang lagi. Ia datang pada suatu senja, menginap di rumah kami, namun anehnya, di pagi hari, tepat ketika penulis mau berangkat ke kantor, ia juga berpamitan mau kembali ke rumah kakaknya! Padahal pelayanan lanjutan termaksud belum sempat berlangsung (isteri saya semalam terlalu sibuk). Segera penulis dapat merasakan bahwa Iyem sedang dikendalikan oleh suatu roh yang belum terusir, yang berusaha membatalkan pelayanan lanjutan itu. Penulis mengambil keputusan tegas: menunda keberangkatan ke tempat kerja dan menahan Iyem untuk beroleh pelayanan saat itu juga!
Percakapan yang cukup panjangpun terjadi. Ternyata yang menjadi biang penyakit adalah kakeknya iyem, seorang penganut kebatinan yang sangat kuat, dan sangat menyayangi Iyem. Terungkap pula bahwa 'Iyem' adalah nama pemberian kakeknya! Tidak heran nama itu menjadi batu sandungan baginya, kemanapun Iyem pergi, karena Iyem punya ikatan rohani yang sangat kuat dengan kakeknya itu.
Pembicaraan selanjutnya (tanpa Iyem kesurupan) memberi kesan kepada penulis bahwa Iyem pernah diupacarakan secara khusus oleh kakeknya ini, kendati Iyem sendiri tidak menginsyafinya. Rupanya ke-erat-an ikatan rohani itu, melebihi dugaan kami sebelumnya. Bahkan lebih dari itu: nama 'Iyem' sesungguhnya adalah nama (roh-jahat) sembahan kakeknya!
Maka persoalannya terbuka jelas. Saya tuntun Iyem memanjatkan doa pemutusan ikatan rohani dengan roh-sembahan si kakek, dan pengusiran roh-pengawalnya! Semuanya dilakukan di dalam nama Yesus! Selanjutnya doa permohonan pengkudusan nama 'Iyem', agar layak dipakai oleh pengikut Yesus. Maka Iyem-pun dibebaskan oleh kuasa Yesus. Bahkan selama selama berdoapun saya sengaja menuntun dia mengucapkan nama 'Iyem' itu berulang kali. Iyem tidak merasakan lagi kebencian itu, nama itu sudah dikuduskan, dan luka batin oleh tekanan nama itu disembuhkan oleh kuasa Yesus!
Ternyata masih ada peristiwa lanjutan, yang lebih memastikan lagi semuanya itu. Sesudah roh-pengawal diusir, Iyem justru betah di rumah kami, menginap semalam lagi. Ia sangat lelah oleh pelayanan-pelepasan itu. Sewaktu tidur siang di rumah kami, ia bermimpi, diancam dan diteror oleh roh yang terusir itu, namun tanpa akibat yang berarti, karena iyem sudah bulat-bulat menjadi milik Yesus.
Malam harinya kami secara khusus berdoa-malam bersama Iyem, agar dibungkus ketat oleh kuasa Yesus, supaya tidak dapat diganggu lagi oleh roh-jahat yang terusi itu. Anehnya, bahkan sementara berdoa, seekor kelelawar masuk ke dalam rumah (kejadian yang sangat langka) beterbangan secara panik (ini juga pertanda gangguan kuasa Iblis). Namun malam itu dilalui oleh Iyem dengan sejahtera.
Keesokan harinya, pagi-pagi, sewaktu mau mengenakan pakaian yang kemarin digantungkannya, Iyem melihat suatu bayangan berkelebat meninggalkan baju itu. Rupanya roh-jahat itu mendekam di dalam baju yang belum dikuduskan itu, yang kemudian ternyata adalah pemberian dari orangtuanya. Roh itu tidak tahan akan kehadiran Iyem, sewaktu Iyem mau mengenakan baju itu, ia segera melesat pergi! Doa pengkudusan baju itu pun dipanjatkan, dan Iyem bebaslah selamanya dari semua gangguan. Luar biasa karya Tuhan Yesus!
Pembaca yang dikasihi Tuhan Yesus. seyogyanyalah kedua catatan-pelayanan yang telah anda baca tadi mewaspadakan anda, kalau ada leluhur anda yang kuat dalam kebatinan (atau dukun, atau paranormal, atau penyembuh ajaib). Sangat mungkin andapun beroleh pewarisan roh-jahat-pendamping dari leluhur, yang mau memberi kemampuan-lebih (sambil menyeret ada ke dalam kesengsaraan)! Demi kasih-sayang kepada keturunan, mungkin saja mereka bermohon kepada sembahan mereka (tanpa menyadari bahwa dia itu Iblis), untuk melindungi anak-cucu mereka.
Jika ada yang sedemikian di masa lalu anda, anda harus tegas menolak pewarisan itu; berdoalah, sangkali setiap perjanjian dengan Iblis melalui leluhur, dan dengan kuasa Yesus, mengenyahkan malaikat-malaikat-Iblis sponsor kesakitan leluhur. Lakukanlah, saudara, demi kesejahteraan rohani anda sendiri!
Ini kasus yang tak 'kan pernah penulis lupakan, karena dengan kasus inilah Tuhan Yesus menantang penulis (waktu itu mendirikan dan memimpin sebuah Akademi Komputer) untuk meninggalkan karier duniwi, beralih menjadi pelayanNya. Melalui kasus ini pula Yesus Kristus memperkenalkan diriNya dengan jelas, membuka mata Penulis untuk melihat betapa hebatnya kuasa Yesus, sehingga Penulis mengambil keputusan membubarkan Akademi itu! Bahkan Penulis dituntunNya untuk membengkalaikan pengejaran kepangkatan, pengejaran jabatan serta harta dunia! Puji Tuhan!
Suatu hari nona Dince, sekretaris pada Akademi itu, memberi-tahu penulis tentang seorang wanita. Noorta, yang menumpang di kamar-sewaannya, dan beberapa malam tidur di satu tempat tidur dengan dia. Dince merasa bahwa wanita ini perlu ditolong, tanpa menydari betapa dalamnya masalah yang dihadapi Noorta. Yang dirasakan Dince rupanya adalah bahwa cara tidur Noorta beberapa malam itu selalu bermanja-manja. secara kemanjaan sekor kucing! Dan hal ini baru di belakang hari diceritakannya kepada penulis.
Baru di belakang hari kami mengerti bahwa Noorta sedang besembunyi dari pencarian suatu sindikat pedagang narkotik (komplotannya sendiri). Ia menyingkir dari sindikat itu dengan cara melarikan diri dari suatu pesta-pora di salah satu villa di Puncak, dengan nekat terjun dari lantai dua, lalu kabur ke Jakarta dan bersembunyi di tempat Dince!
Penulis, yang waktu itu baru 'belajar' hidup secara saleh, berbelas kasihan kepada wanita muda ini, dan mengatakan kepada Dince agar Noorta diajak ke kebakitan di sekolah kami. Seusai kebakitan saya mengajak dia berdoa, untuk kemudian mulailah dia kesurupan berulang-ulang. Maka Noorta diperkenankan menginap di salah satu ruangan di sekolah itu, dan ternyata pelayanan itu berkepanjangan! Apalagi di belakang hari terbuka pula bahwa Noorta sendiri sudah kecanduan narkotika!
Memang kepahitan yang dialami Noorta ini sudah dimulai sejak hari kelahirannya. Ia lahir secara 'terjun-payung', kaki lebih dahulu, sampai mempersulit dan mengancam nyawa ibunya. Seorang dukun yang terkemuka harus didatangkan membantu kelahirannya itu! Hasilnya adalah Noorta tumbuh menjadi anak yang hidup seenaknya, bandel dan bahkan sempat tidak diakui anak lagi oleh ibu kandungnya, yang merasa kewalahan mendidik dia!
Pergaulan liar menyeret Noorta untuk memakai ganja, untuk selanjutnya dia terbentuk menjadi pengedar ganja. Keunggulan lainnya adalah dia memiliki roh-ambisi yang kuat, sehingga nekat memasuki sindikat pengedar ganja, bahkan sempat menjadi penyelundup ganja. Untuk suksesnya pekerjaan menjadi menyelundupkan ganja, dan untuk suntikan keberanian, pimpinan sindikat mengharuskan Noorta diisi ilmu gaib.
Persekutuan rohani mereka sesama anggota sindikat itu sangat intim, mungkin karena mereka bersaudara-seperguruan (dalam ilmu hitam). Akibat tambahan, kepribadian dua orang 'kakak-seperguruannya' seolah-olah merasuk Noorta juga. 'Pribadi-pribadi' yang suka menyerobot atau menindih pribadi asli Noorta adalah : Sri utami, Ade Utami, Norlince, bahkan ada jin Islam yang sewaktu-waktu mengambil alih kendali pribadi Noorta, teristimewa pada waktu adzan magrib dikumandangkan. Noorta akan segera bersila dan ikut mengumandangkan adzan!
Rupanya Noorta pernah bersekutu dengan jin itu sewaktu mengurus kartu penduduk; dia harus di-Islamkan dahulu, mengucapkan kalimat-syahadat, dalam persiapannya mengunjungi Brunei, juga dengan maksud menyelundupkan ganja!
Masih ada satu pribadi
lagi, dan ini cukup menyeramkan, 'setan' kucing hitam besar, yang
diperolehnya melalui persekutuan dengan Iblis melalui seorang dukun yang
mengharuskan Noorta minum darah kucing pada periode-periode tertentu.
Sewaktu-waktu Noorta akan mengambil pisau, memburu kucing manapun yang
ditemuinya, menyayat leher kucing itu dan meminum darah segar kucing itu!
Pribadi kucing hitam inilah yang membuat Noorta suka 'menggelendot' manja
kepada temannya Dince, sewaktu tidur malam; seperti kemanjaan seekor
kucing. Dan bukan hanya itu, pribadi ini pula yang akan mengendalikan dia
menjadi sangat buas, beringas, dan meng-eong-aum
secara sangat menyeramkan. Kami pernah mendengarnya dari rumah kami,
Noorta kesurupan kucing hitamnya di kampus dan mulai mengaum. Pembantu
kami di sekolah itu menelepon ke rumah dan sewaktu mendengar raungan
kucing itu, saya dekatkan telepon ke telinga isteri saya. Singkat saja,
dan itu cukup membuat buluroma isteri saya berdiri dan menjauhkan telepon
itu!
Selama pelayanan, disamping sifat-sifat pribadi yang sangat khas dari jin-Islam dan kucing hitam itu, kami dapat menandai sifat-sifat khas dari pribadi-pribadi lainnya! sifat asli Noorta tidak jauh dari sifat wanita Batak, cuma yang ini dalam kategori yang lebih ambisius. Pribadi Norlince bersifat agak galak, tetapi masih terlihat adanya pengendalian diri. Sri utami, galak, mau menang sendiri dan sadis; Ade Utami, melankoli pemalu dan sedikit penakut.
Perubahan-perubahan pribadi Noorta ini terjadi dalam tempo beberapa detik saja. Bahkan penukaran pribadi yang asli dengan yang tumpangan (kami namakan 'switcing'-pribadi) dapat berlangsung dalam sedetik!
Lalu bagaimana kami menangani kasus ini? Kami yang baru belajar hidup saleh? Kami bukan hamba Tuhan, tidak pernah belajar penggembalaan, maupun theologia? Sungguh kami diperlakukan Tuhan Yesus seperti pengutusan para muridNya yang masih 'hijau' pada Luk.10:1-4! Namun diperlengkapi dengan kuasa Yesus Kristus yang ajaib itu.
Yang kami lakukan tidak lain adalah mengandalkan kuasa Yesus, mengusir setiap pribadi penyerobot itu, setiap kali terjadi penyerobotan! Hanya sekali-dua kali saja kami harus mengandalkan kekuatan fisik, itupun karena pada waktu itu kami belum sepenuhnya mengenal kuasa Yesus! Noorta diawasi 24-jam sehari, oleh enam orang, ganti-berganti! Dan penanganan itu nyaris tanpa obat-obatan yang biasa diberikan dokter-dokter jiwa! Kami sampai harus berpuasa dua kali seminggu, demi menunjukkan kepada Tuhan (dan Iblis!) bahwa kami sungguh-sungguh berbelas kasihan kepadanya dan sungguh bertekad, ingin Noorta dimenangkan Tuhan!
Enam minggu dalam peperangan yang sengit itu! Enam minggu yang kekurangan istirahat! Penulis acapkali baru tiba di rumah (25-km. dari tempat pelayanan itu) jam satu malam, untuk paginya harus ke kantor lagi (sebagai pegawai negeri). Enam minggu yang kekurangan makan, karena harus berpuasa berulang kali. Dan nyatanya: tidak pernah sakit! Luar biasa Tuhan Yesus melengkapi dan merawat hambaNya yang bertekun dalam peperangan!
Enam minggu yang penuh pengajaran Tuhan tentang bekerjanya kuasa-kuasa kegelapan, karena Noorta, selain memiliki jampi-jampi, juga memakai susuk-susuk di seluruh tubuhnya, sampai di tempat-tempat yang paling pribadi! Sampai kepada susuk debu (debu intan?) dari daerah Sipiso-piso, Tanah Karo, yang penempatan susuk itu dilakukan dengan dihembus saja oleh sang dukun! Maksud penggunaan susuk-debu ini antara lain adalah supaya tidak bisa lagi diambil satu-persatu! Namun hikmat mengajar dan kami mengeluarkan susuk-debu itu secara menggosok seluruh tubuh Noorta dengan minyak makan yang telah didoakan! Di-'pel' seluruh tubuhnya!
Enam minggu yang penuh latihan, memanfaatkan kuasa Yesus yang ajaib itu! Sampai-sampai beberapa kali terjadi, setan si 'kucing' atau setan 'sri utami' tidak terkendalikan oleh pembantu-pembantu kami! Pembantu kami menelepon ke rumah (25-km jaraknya) menanyakan apa yang harus diperbuat. Saya katakan kepada pembantu kami: "Coba katakan kepada Noorta pak Situmorang mau berbicara dengan dia, dan dekatkan telepon itu di telinganya. "anehnya Noorta yang kerasukan itu mau mendengarkan pembicaraan dari telepon itu. (Dari sini saya menarik kesimpulan bahwa sering terjadi 'switcing'nya dapat berlangsung sampai dua kali dalam satu detik!) Melalui telepon itulah Noorta (yang kesurupan itu) saya wancarai sebentar, menentukan pribadi mana yang sedang 'in', sesuai pengenalan sifat masing-masing pribadi itu, lalu menengking, mengusir setan itu, dalam nama Yesus! Bandingkan dengan tengkingan Rasul Paulus pada Kis.16:18.
Hasil tengkingan itu: Noorta lemas, jatuh, pesawat tilpon ikut jatuh terbanting, untuk kemudian kesadaran Noorta kembali. Luar biasa! Mengusir setan melalui pesawat telepon! Sungguh Yesus memenuhi janjinya: "Sesungguhnya barangsiapa percaya kepadaKu, ia akan melakukan juga pekerjaan-pekerjaan yang Aku lakukan...." (periksa Yoh.14:12).
Enam minggu yang dipenuhi oleh doa-doa, dan berulang kali kami benar-benar di ambang putus asa, sehingga kami memintakan setiap persekutuan yang kami ketahui di kantor, di sekolah, di rumah-rumah tangga, untuk ikut mendokan Noorta! Termasuk ratusan kali mengajak Noorta berdoa, menyangkali setiap persekutuannya dengan Iblis, dengan dukun-dukun, dengan anggota kelompok sindikatnya, dan secara rohani membatalkan semuanya itu di dalam doa. Permintaan ampun kepada Tuhan Yesuspun dipanjatkan berulang kali, dan Noorta, kendati dalam keadaan setengah 'teler', berjanji di dalam doanya itu untuk kembali kepada Yesus, mengikut Dia sepanjang sisa usianya.
Enam minggu yang penuh resiko, karena Noorta terus-menerus dicari oleh kelompok sindikatnya, yang tidak suka kehilangan Noorta, anggota yang paling berbakat. Mereka menyelidiki sampai mengirim orang masuk ke dalam kampus, telepon-telepon gelap berdering ke kampus dan ke rumah. Bahkan rumah kami pribadi diselusupi oleh seorang dari mereka yang punya ilmu gelap yang hebat pula. Orang ini mampu lolos dari pengawasan anjing-anjing kami (tiga-ekor, menggonggongpun tidak!) masuk ke rumah sewaktu hujan dan listrik kebetulan(?) padam, namun bajunya tidak basah! Bahkan dia sempat berbaring-baring di kamar anak-anak kami, yang tidak mau menggunakan kekerasan. Mereka cukup berdoa saja, karena kami berdua tidak dirumah (penulis dan isteri)! Namun perlindungan oleh kuasa Yesus lebih hebat dari upaya-upaya 'lawan', dan Noorta dimenangkan pula!
Enam minggu dalam pertarungan, dengan kondisi pribadi Noorta yang turun-naik sangat goyah, akhirnya peperangan itu dimenangkan oleh kuasa Yesus yang ajaib; kami yang menangani Noorta, para awam yang seawam para nelayan Galilea, merasakan apa yang dirasakan mereka pada Luk.10:17-20!
Pertarungan itu usai setelah pelayanan selama enam minggu. Dalam keadaan yang sudah normal kembali, Noorta minta diri untuk menemui ibunya di kampung. Di hari-hari mendatang, ternyata dia masih kambuh sekali lagi, dan terpaksa kena pelayanan lagi, dua-tiga periode lagi. Namun pelayanan yang diawali pada pertengahan 1986 itu akhirnya berbuah juga. Kini, di tahun 1991, Noorta sudah hidup normal, menjadi guru Sekolah Minggu!
Saudara pembaca yang dikasihi Yesus, kalau saja kasus Noorta ini ditangani secara psikologi, rasanya akan memakan waktu bertahun-tahun, dan ilmu-ilmu lainnya hanya pandai memberi nasehat: 'jangan-begini', 'jangan-begitu', 'lakukan-begini', dsb, tetapi tidak memampukan pasiennya menjalankan semua nasehat itu, seperti kemampuan yang ditunjukkan Yesus Kristus!
Sungguh menyedihkan melihat sebagian hamba Tuhan pada masa kini belajar Psikologi, dengan harapan dapat melakukan konseling dengan baik, padahal prestasi ilmu ini tidak secemerlang prestasi 'ilmu-Yesus'! Ah, kalau saja para hamba Tuhan ini mau belajar langsung kepada Tuhan Yesus! Mereka pasti akan diajar semakin hari semakin tajam. Diajar khusus secara tersendiri [Mark.4:10,34], tidak di depan orang-orang banyak! Dan prestasi pengikut Yesus semakin hari semakin 'cantik'. Anda memerlukan contoh? Ikutilah lagi kasus berikut ini, bukan tentang Roh pendamping atau kepribadian rangkap, tetapi tentang kehebatannya 'ilmu Yesus'!
Perkenankanlah Penulis merekam satu kasus untuk menunjukkan betapa hebatnya, 'ilmu Yesus', layak untuk disanjung!
Kasus ini adalah tentang seorang pemuda yang berumur l.k. 24-tahun, yang sampai tiga kali menghubungi penulis, kendati ia belum mengenal saya. Tiga kali dia bertelepon ke kantor, meminta waktu, dan tiga-tiganya gagal! Pembicaraan dengan dia tidak sempat terjadi.
Namun rupanya ia cukup tekun; rupanya ia sudah cukup banyak berdoa bagi masalah yang dihadapinya, sehingga dengan iman ia melangkah ke wisma Gembala, karena mengetahui bahwa penulis berada di sana setiap hari Rabu. Di dalam iman, ia berhasil. Kami berkenalan, lalu penulis dengan penuh simpati menyatakan: "Nah, anda sudah berusaha keras mencari saya, berarti persoalan anda cukup berat. Jadi mulailah, ceritakan masalah anda itu!"
Pemuda itu mulai bercerita, tentang masalah berat, yang tidak terselesaikan olehnya. Sudah beberapa orang hamba Tuhan ditemuinya, namun tidak berhasil menyelesaikan masalahnya (rupanya para hamba tuhan itu belajar Alkitab banyak-banyak, namun belum sungguh-sungguh belajar 'ilmu Yesus'?). Dia bercerita terus sampai l.k. 20 menit, tanpa membuka masalah yang sesungguhnya!
Sebenarnya saya mulai bosan karenanya, tetapi puji Tuhan, saya mengerti bahwa ini adalah permainan Iblis, yang mengendalikan pikiran pemuda ini agar bercerita berlarut-larut, supaya saya tawar hati! Jadi yang saya lakukan selama 20 menit itu adalah berdoa terus kepada Tuhan, mohon hikmat dan tuntunan!
Saya dituntun untuk memperhatikan garis-garis wajahnya, cara berbicaranya dan gerakan-gerakan mulut dan mukanya. Dan puji tuhan, saya beroleh suatu diagnose yang pasti tentang masalah pemuda ini. Barulah saya memotong dia dan menukas : "Begini saja, pemuda, kelihatannya anda sulit sekali menceritakan masalah anda yang berat itu. Bagaimana kalau saya saja yang menceritakannya?"
"Benar, pak," tukas pemuda itu kembali, "masalah saya memang demikian beratnya, sehingga hamba-hamba tuhan yang telah melayani saya itu....," dia mulai lagi berceloteh tanpa memberikan saya kesempatan berbicara. Maka setelah berlalu beberapa menit lagi, saya memotong pemuda itu, benar-benar memotong dan menghentikan celotehnya: "Pemuda, coba sekarang anda diam dulu. Diam, benar-benar diam! Biar saya yang berbicara! Karena anda sulit mengungkapkan masalah anda, maka saya sajalah yang menceritakan masalah itu kepada anda!"
"Bagaimana maksud bapak?" tanyanya heran, kurang mengerti. "Maksud saya, biarlah saya yang menyampaikan kepada anda, apa sesungguhnya masalah anda itu! Sebab anda beroleh kesulitan untuk berbicara secara langsung." Entah apa komentar hatinya atas pernyataan saya yang senyampang itu, namun dia mengangguk siap mendengarkan.
Saya memandang langsung ke matanya, beberapa detik menatap tetap-tetap, lalu dengan tekanan suara yang pantang dibantah menyatakan: "Anda seorang homosex!" Wajahnya memucat dan memerah, lalu saya tambahkan: "Tidak usah sangkali, jawab saja iya atau tidak!" Dia menunduk dan mengiakan, lalu saya anjurkan dia: "Nah, sekarang ceritakanlah dengan tuntas, bagaimana prosesnya sehingga anda terbentuk demikian!"
Bercerita dia secukupnya, lalu saya tuntun dia berdoa, kalimat demi kalimat, mohon ampun atas dosa-dosanya dari Tuhan Yesus. Di bawah tuntunan, dia menyangkali persekutuannya dengan kuasa-kuasa Iblis, memutuskan ikatan rohani dengan kawan-kawan homosexnya, mengusir roh-homosex dari dirinya dan memohon pengkudusan tubuhnya, teristimewa alat-alat tubuh yang sudah begitu cemar, lalu mengundang Tuhan Yesus bekerja dan berkuasa di dalam dirinya, untuk selama-lamanya.
Dalam tempo kurang dari satu jam, masalahnya terpecahkan dan terselesaikan. Dua tahun kemudian dia mengirimkan undangan pernikahannya, dan hiduplah dia dalam pernikahan yang normal. Luar biasa 'Ilmu Yesus', bukan?
Saudara pembaca yang saya kasihi,
Inilah ketikanya saya menghimbau rekan-rekan para hamba Tuhan untuk memeriksa lagi prestasi pelayanannya. Apakah anda puas dengan prestasi anda selama ini? Kalau tidak puas, tanyakanlah diri anda: maukah belajar 'Ilmu' Yesus yang asli? Dan itu bukanlah Theologia! Bukan juga ilmu Filsafat, bukan Psikologi, tetapi 'Ilmu Yesus'. 'Ilmu Yesus', yang prestasinya dilanjutkan oleh Rasul Paulus mengusir setan, dsb.! "Ilmu Yesus' itulah yang dilanjutkan terus oleh hamba-hamba Tuhan Yesus sampai masa kini. Maukah?
Maukah para dokter-jiwa mempelajari 'Ilmu Yesus', sehingga nantinya anda tidak hanya mampu memberi nasihat kepada para pasien anda: "Jangan begini, jangan begitu, harus begini dan harus begitu", nasehat-nasehat yang anda sendiri belum tentu mampu melaksanakannya. Jika mau, anda akan dimampukan menuntun mereka, dengan memanfaatkan 'Ilmu Yesus', sehingga.....
pasien itu mampu menjalankan nasihat-nasihat anda!
Ini hanyalah sebuah himbauan, tetapi kalau anda tidak mau atau tidak mempertimbangkan himbauan ini, bukankah anda sedang menyatakan bahwa ilmunya Sigmund Freud dan Carl Gustav Yung itu lebih hebat dari 'Ilmu Yesus'? Hati-hati saudara, jangan mendukakan Tuhan Yesus, Juruselamat anda!
Atau sekurang-kurangnya para dokter jiwa, dengan lapang dada, dapat bekerja sama dengan hamba-hamba Tuhan yang sudah mempraktekkan 'Ilmu Yesus' dalam menangani pasien-pasien yang merana itu! Sehingga lebih banyak orang tertolong. Dan lebih tuntas terselesaikan! Maukah?
---o0o---
ROH ROH MENGENDALIKAN PERILAKU MANUSIA!
Apa yang sudah terjadi dengan ahli-ahli Alkitab atau guru-guru Kristiani? Sekian banyak hamba Tuhan menghabiskan waktu bertahun-tahun, bahkan berpuluh tahun menekuni Alkitab, namun kebanyakan hamba Tuhan, tidak menginsyafi bahwa salah satu kandungan terpenting dari Alkitab adalah pengajaran dan pengenalan mengenai Roh dan roh!
Sekian banyak pula hamba Tuhan tidak menyadari hadirnya DALIL UTAMA tadi, bahkan tidak mengenal, ataupun tidak mengakuinya! Sekian banyak pula yang menyangkali adanya roh jahat atau setan, padahal Alkitab jelas-jelas merekam dan mengajar tentang hal itu!! Masih berhakkah golongan ini mengaku bahwa Alkitab itu memimpin kehidupan mereka?
Baiklah, kita mulai saja pengajaran Alkitab tentang Roh dan roh, dimulai dari dasar kembali. Penulis telah menyusun suatu urutan tentang jenis-jenis roh, mengikuti pernyataan dan pengajaran Alkitab, mulai dari yang paling luhur sampai kepada yang paling celaka, juga yang paling sederhana, dalam pasal-pasal 2.1. s.d. 2.7.
TUHAN, Mahapencipta, adalah Roh; ini adalah pernyataan Yesus sendiri, pada Yoh.4:24; jadi barangsiapa mengaku mengenal Tuhan, seharusnya mengenal juga Roh dan roh-roh! Dan barangsiapa mengaku Yesus sebagai Gurunya [Mat.23:8] seharusnya menerima pengajaran Yesus ini bulat-bulat, tanpa tawar-menawar! Dan semakin ingin seseorang mengenal Tuhan seharusnya dia semakin mendalami masalah Roh dan roh, bukan sekedar mengerti kalimat-kalimat di dalam Alkitab!
TUHAN yang memperkenalkan DiriNya melalui Alkitab bukanlah patung, bukan sekedar zat, bukan juga zat-gaib (semisal 'budi' atau 'atma', dsb.), juga bukan sekedar makhluk ciptaan, melainkan Mahapencipta, sumber segala sesuatu, Satu Pribadi. TUHAN mampu berpikir, memiliki perasaan dan memiliki kehendakNya sendiri.
Sejak awal Alkitab telah ditunjukkan bahwa TUHAN mampu merencanakan sesuatu dengan sebaik-baiknya. Kej.1:26 menunjukkan dengan jelas kemampuan merancang yang TUHAN miliki. Pernyataan tentang kemampuan TUHAN dalam berpikir, lebih luas lagi direkam dalam Kitab Mazmur dan Kitab Ayub, sehingga barangsiapa mengaku umat TUHAN, dia perlu belajar sebaik-baiknya pikiran-pikiran TUHAN. Dan Alkitab adalah salah satu hasil pemikiran TUHAN, serta mengandung banyak pikiran-pikiran TUHAN, sehingga perlu dipelajari sebaik-baiknya!
Bahwa TUHAN memiliki kehendak, juga sudah dinyatakan sejak awal Alkitab.Kej.1:3 merekam:
[3] Berfirmanlah Theos: "Jadilah terang ." Lalu terang itu jadi.
Dari ucapan TUHAN itu jelaslah kehendakNya. Kehendak yang tidak dapat ditawar-tawar lagi, harus terlaksana. Maka setiap orang yang mengaku menyembah TUHAN Mahapencipta, TUHAN yang benar, sewajarnyalah mencari dengan tekun apa kehendak TUHAN tentang kehidupannya. TUHAN ingin anda hidup secara bagaimana? Hal itu perlu dijajaki, dimengerti dan ditaati oleh setiap umat TUHAN!
Alkitab juga menunjukkan bahwa TUHAN memiliki perasaan. Pernyataan yang ekstrim berikut terdapat di dalam Alkitab:
[Kel.20:5]...sebab Aku, TUHAN Theosmu, adalah Theos yang cemburu....
Setiap orang yang mengaku dirinya umat TUHAN seyogyanyalah menjaga perasaan TUHAN di dalam kehidupannya. Jangan terjadi yang sebaliknya, bahwa TUHAN berkorban perasaan oleh tingkah laku anda dan saya.
Jelaslah bahwa TUHAN, Mahapencipta adalah Pribadi yang memiliki perasaan, memiliki kehendak dan mempunyai pikiran! Tentang arti 'pribadi' dan keberadaan Pribadi TUHAN ini, anda dapat mendalaminya dalam buku GAMBAR TUHAN, ANDAKAH? yang diterbitkan oleh Wisma Gembala.
MALAIKAT TUHAN, adalah roh-roh yang melayani [Ibr.1:13-14], yang diutus untuk melayani mereka yang harus memperoleh keselamatan! Malaikat juga berpibadi, terlihat dari fakta bahwa mereka memiliki nama pribadi masing-masing, misalnya Mikhael [Dan.10:13;Why.12:7], Lucifer [Yes.14:12 dalam Alkitab berbahasa Inggris], yang berarti Bintang Timur, yakni nama Iblis sebelum dia memberontak, Gabriel (bahasa Arab:Jibril), dll. Dan bukankah Yesus sudah mengajar bahwa anda dan saya, pribadi-pribadi kita, akan 'hidup sebagai malaikat-malaikat', setelah hari kebangkitan [Mat.22:30]?
Dalam hubungan malaikat dengan manusia, para malaikat tentunya memahami bahwa manusia diciptakan menurut Gambar TUHAN [Kej.1:26], termasuk di dalamnya: kehendak bebas. Karena TUHAN sudah menciptakan manusia dengan kehendak bebas maka TUHAN tidak akan menindih kehendak manusia. Maka para malaikat juga mentaati ketentuan itu.
Oleh ketaatan para malaikat kepada TUHAN, yang mereka layani, malaikat tidak akan merasuk ke dalam diri seseorang dan merampas kesadaran manusia, seperti kebiasaan malaikat-malaikat Iblis! Contoh mengenai peristiwa ini terdapat dalam Yoh.13:27; periksalah!
Sebaliknya, terjadinya malaikat-TUHAN melayani manusia [Ibr.1:13-14] adalah karena perintah TUHAN, dalam batas-batas yang ditentukan TUHAN, Tuan mereka! Jadi tidak akan terjadi malaikat-TUHAN melayani manusia seturut kehendak manusia! Roh-roh jahatlah (yakni malaikat-malaikat-Iblis) yang suka menipu, berpura-pura tampil sebagai malaikat-Tuhan atau malaikat-Terang [2Kor.11:14], lalu melayani manusia (seolah-olah) seturut kehendak manusia, namun dalam rangka upaya menyesatkan manusia!
MANUSIA, diciptakan TUHAN, dengan berpribadi. Masalah pribadi-manusia diajarkan secara tersirat dalam Roma 1:21-31; di sana disinggung mengenai keinginan (atau kehendak) manusia, mengenai pikiran manusia dan mengenai perasaan manusia. Kejadian manusia adalah dari tanah (menjadi tubuh-kedagingan) dan nafas hidup yang dari TUHAN [Kej.2:7, juga Yoh.6:63, Yak.2:26, 4:5] atau roh atau tubuh-rohani. Lihatlah Pkh.12:7. Lihat pula Ayb.32:8, Mzm.104:29, 1Kor.5:5, dll.
Terhadap tindihan roh-roh (jahat), sampai batas tertentu manusia mampu bertahan. Ketahanan ini timbul karena manusia memiliki rohnya sendiri serta memiliki kedaulatan memilih ('free-choice). Tidak demikian halnya hewan-hewan yang tidak punya pertahanan sedikitpun. Hewan-hewan segera dapat dikendalikan penuh oleh roh-roh yang merasuknya [Mrk.5:13].
Yesus sendiri, pada malam penangkapan diriNya [Luk.22:53] mengucapkan: "...inilah kuasa kegelapan itu." dan Ef.6:10-13 mengajar lebih terperinci tentang penguasa-penguasa kegelapan ini, sampai kepada tingkatan kepemimpinan (hierarki) mereka!
Jadi, para penguasa ini rupanya adalah para malaikat (berpribadi) yang dahulunya memberontak bersama Iblis [baca Why.12:7-8], dan selanjutnya membantu Iblis menguasai dunia kegelapan serta menyesatkan umat manusia. Penguasa-penguasa ini mempunyai tingkat kedudukan dan kekuasaan tertentu, dan wilayah kekuasaan tertentu [misalnya Legion pada Mrk.5:1-12, istimewa ay.10]. Pribadi-pribadi semacam ini (misalnya Beelzebul, 'raja segala lalat', Mat.12:24) 'mengepalai' sejumlah roh-jahat, masing-masing membawa sifat-sifat tertentu, sehingga kalau seorang manusia ditindih oleh pribadi penguasa ini, muncullah kasus kepribadian-rangkap!
Yesus yang menyaksikan kejadian di masa lalu [Luk.10:!8], mengatakan "Aku melihat Iblis jatuh seperti kilat dari langit". Visi yang diperoleh Yehezkiel pada Yeh.28:11-19, secara tersirat menguraikan juga peristiwa kejatuhan Iblis ke dalam dosa pemberontakannya, sehingga terjadilah "....Ke bumi kau Kulempar...", selaras dengan ucapan Yesus tadi.
Begitu pula visi Yesaya pada Yes.14:12-18, menggambarkan pemberontakan Iblis itu secara selaras pula (ay.-12): "Wah, engkau sudah jatuh dari langit, hai Bintang Timur (=Lucifer), Putera Fajar, engkau sudah dipecahkan dan jatuh ke bumi,...."
Iblis atau Satan, si ular tua [Why.12:9] adalah penguasa tertinggi dunia kegelapan. Karena ia tidak mampu mengalahkan TUHAN, maka sasaran dari ke-penasar-an Iblis adalah menusia, yang diciptakan menurut gambar dan rupa TUHAN [Kej.1:26]. Teristimewa terhadap Yesus, 'Anak Manusia', Iblis paling penasaran, lalu mencobai Dia. Ini direkam dalam Mat.4:1-12. Bahkan Iblis berkali-kali mencoba membunuh dia.
Sesudah terbukti tidak mampu mengalahkan Anak Manusiapun, maka sasaran ke-penasaran-annya Iblis tinggallah manusia-manusia, para calon anak-anak TUHAN, yakni pengikut Yesus. Tidak heran, Yesus sampai perlu men-delegasikan kuasaNya yang ajaib kepada setiap orang yang percaya kepadaNya, agar orang-orang percaya itu mampu bertahan terhadap serangan, tipuan ataupun gocohan Iblis. Bacalah Yoh.1:12:
[12] Tetapi semua orang yang menerimaNya diberiNya kuasa supaya menjadi anak-anak Theos, yaitu mereka yang percaya dalam namaNya.
Alkitab menulis juga tentang roh, dengan huruf 'r'-kecil. Jenis ini bukanlah pribadi, tetapi makhluk-gaib yang dapat mendekam di dalam diri seseorang dan merangsang orang melakukan pekerjaan tertentu, bahkan mengulang-ulangnya sehingga membentuk suatu kebiasaan! Sebagai gambaran, bakteri-bakteri dalam alam fisik adalah makhluk-makhluk tidak berpribadi, namun dapat merangsang perilaku fisik tertentu dalam diri manusia, yang berpribadi. Misalnya, bakteri disentry mengakibatkan (fisik) manusia murus-murus dan melemah.
Roh-roh (boleh disebut bakteri rohani) ini berperan merangsang timbulnya sifat atau kebiasaan baik, ataupun sifat yang buruk atau merugikan dalam pribadi (roh) manusia. Misalnya roh-kekacauan [Yes.19:14], yang merangsang manusia untuk saling mengacaukan yang lain.
Yes.4:4 menulis tentang roh yang mengadili dan roh yang membakar, Yes.11:2 mengajar tentang roh-hikmat, roh nasihat, roh pengenalan akan Tuhan, dll. Yeh.11:19; 18:31 dan 36:26 berbicara tentang 'roh yang baru' bagi manusia yang bersedia diperbaharui, dsb.
Perjanjian Baru juga
merekam tentang berbagai roh, misalnya:
2 Tim.1:7 mencatat tentang roh
ketakutan, yang membuat manusia mudah ketakutan; dan ini dicatat
bukan berasal dari TUHAN;
Gal.6:1 menyebutkan adanya
roh-lemah-lembut, yang tentunya akan membuat seseorang berhati
lembut, seperti Yesus [Mat.11:29];
Gal.4:9 mencatat tentang roh-roh
dunia, yang adalah ilah-ilah penguasa dunia ini, yang merangsang
manusia agar mencintai dunia ini secara berlebihan, sehingga mengabaikan
hidup kekalnya;
Gal.5:20 menulis tentang roh-pemecah, yang ahli memecah belah manusia;
Dari berbagai pengajaran Alkitab di atas, dapatlah disimpulkan adanya suatu Hukum Rohani yang berbunyi:
'satu roh berperan mendiktekan satu sifat-manusia'.
Dari pengertian-pengertian inilah sebagian hamba Tuhan (yang sudah belajar 'ilmu' roh ajaranNya Tuhan Yesus) mengenali hadirnya dalam diri manusia berbagai roh, misalnya: roh pemalas, roh-penidur, roh-pelahap, roh-judi, roh-peniru (bacalah: YESUS MENGETAHUI ISI HATI MANUSIA oleh penulis yang sama).
Alkitab juga mengajarkan hadirnya ROH-JAHAT, atau SETAN-SETAN [Luk.10:17]; mereka bukanlah pribadi, tetapi roh yang merangsang tumbuhnya (dan membesarnya) sifat jahat di dalam diri manusia. Disinipun berlaku dalil rohani:
satu roh(-jahat) mendiktekan satu sifat(-jahat).
Dari peranannya itu, dapatlah disimpulkan bahwa roh-roh jahat adalah sebagian dari golongan roh yang dibicarakan pada Pasal-2.4. di atas. Kedalam golongan inilah termasuk roh-roh perangsang dosa, misalnya roh-dusta, yang merangsang manusia melanggar Hukum-IX, lihat 1Raj.22:21-23; roh-perzinahan [Hos.5:3:4] tentunya merangsang manusia untuk berbuat zinah, baik perzinahan jasmani maupun perzinahan rohani atau penyembahan berhala. Alkitab juga mengenal roh peramal [Im.19:31] , yang merangsang orang untuk bersandar kepada ramalan-ramalan, suatu kekejian di hadapan Tuhan [Pkh.7:14].
Dari sini dapat disimpulkan bahwa pelanggaran setiap Hukum Tuhan dilatar-belakangi oleh rangsangan roh-jahat, sehingga tidaklah salah kalau anda berbicara tentang roh-berhala (hk.I,II), roh-hujat (Hk,-III), roh-pembangkang atau roh-pemberontakan (hk.-IV,V) roh-pembunuh (hk.-VI), roh-pencuri (hk.-VIII) dan roh ambisi (Hk.-X).
Juga masuk ke dalam golongan ini roh-roh jahat yang berperan menimpakan malapetaka atas diri manusia [Mat.8:16,10:8] misalnya roh yang membuat bisu dan tuli [Mrk.9:20-27 khusus: 25], roh yang membuat bungkuk, yakni yang dipakai Iblis untuk mengikat perempuan [Luk.13:16] yang bungkuk selama 18-tahun yang disembuhkan Yesus, dll. Pengendalian roh-jahat atas diri manusia hanya menimbulkan perilaku kejahatan, atau maksimum kesurupan yang sesaat saja, tidak menjadikannya berpribadi-rangkap, sebab mereka bukanlah pribadi-pribadi.
Khusus dalam Perjanjian Lama, kelihatannya dahulu para penulisnya enggan menyinggung 'Iblis' dalam Kitab-kitab itu. Kej.4:7 merekam "dosa sudah mengintip di depan pintu", padahal dosa bukanlah pribadi 'dosa' bukanlah suatu 'pribadi', bukan juga suatu makhluk. Jadi sesungguhnya dosa tidak mampu mengintip. Tersirat disini pengertian 'Iblis sudah mengintip di depan pintu', selaras dengan pernyataan Petrus pada 1Ptr.5:8: "....Lawanmu si Iblis, berjalan keliling sama seperti singa yang mengaum-aum dan mencari orang yang dapat ditelannya."
Juga penulis Kitab Samuel, sepanjang 1Sam.ps.9-31 yang menjadi topik bahasan kita, kelihatannya enggan menggunakan kata 'Iblis' ,sehingga digunakan istilah 'roh jahat yang dari TUHAN', istilah yang dapat menyinggung perasaan para pemuja TUHAN, walaupun penulis Kitab ini tidak salah; bukankah semua roh-roh itu berasal-usul dari Tuhan?
Sesungguhnya DALIL UTAMA dari 'ilmu Yesus' ini dapat diamati oleh mereka yang tidak buta rohani dari sekian banyak rekaman Alkitab. Untuk anda disajikan disini beberapa bagian Alkitab yang mendukung dalil ini.
Tentang roh-dusta, Alkitab [1Raj.22:13-28] menyajikan suatu peristiwa pertentangan antara nabi Mikha melawan nabi-nabi palsu. Dan dalam peristiwa ini, Mikha memperoleh suatu visi tentang sidang ilahi, di mana TUHAN berfirman:
[20] Siapakah yang akan membujuk Ahab untuk maju berperang, supaya ia tewas di Ramot-Gilead? Maka seorang berkata begini, yang lain berkata begitu. [21] Kemudian tampillah suatu roh, lalu berdiri di hadapan TUHAN. Ia berkata: Aku ini akan membujuknya. TUHAN bertanya: Dengan apa? [22] Jawabnya: Aku akan keluar dan menjadi roh dusta dalam mulut semua nabinya. Ia berfirman: Biarlah engkau membujuknya, dan engkau akan berhasul pula. Keluarlah dan perbuatlah demikian.
Apa hasil yang dicapai roh dusta ini? Semua nabi-nabi yang menentang Mikha dikendalikannya menyampaikan dusta kepada raja Ahab! Jelaslah, betapa manusia mudah dirasuk oleh roh, lalu dikendalikan untuk berbuat hal-hal yang dirancang oleh pengutus roh itu (TUHAN ataupun Iblis). Dan rangsangan ini berlangsung tanpa disadari oleh manusia yang bersangkutan!
Pada 2Raja-raja pasal-19 Alkitab merekam bagaimana TUHAN melaksanakan rancanganNya dengan memanfaatkan satu roh yang mengendalikan raja Asyur. Ayat-7 berbunyi:
[7]....Sesungguhnya, Aku akan menyuruh suatu roh masuk di dalamnya, sehingga ia mendengar suatu kabar dan pulang ke negerinya; Aku akan membuat dia mati rebah oleh pedang di negerinya sendiri."
Lihatlah, begitu mudahnya suatu roh memasuki tubuh manusia, bahkan tanpa disadari oleh yang bersangkutan. Dan dari dalam diri manusia roh itu akan mengendalikan perilaku orang itu, sesuai dengan penugasan dari yang mengutusnya (TUHAN ataupun Iblis)!
Anda mudah ketakutan? Itu berarti didalam diri anda mendekam roh-ketakutan, seperti yang direkam Alkitab pada 2Tim.1:7,
[7] Sebab Theos memberikan kepada kita bukan roh ketakutan, melainkan roh yang membangkitkan kekuatan, kasih dan ketertiban.
Roh-ketakutan itulah yang merangsang orang menjadi penakut; sebaliknya ada pula roh-kekuatan, kasih dan ketertiban, dari TUHAN!
Sebagai contoh terakhir, bacalah kembali peritiwa orang Gerasa yang disembuhkan Yesus [Mrk.5:1-13], sebagai berikut:
[1] Lalu sampailah mereka di seberang danau, di daerah orang Gerasa. [2] Baru saja Yesus turun dari perahu, datanglah seorang yang kerasukan roh jahat dari pekuburan menemui Dia. [3] Orang itu diam di sana dan tidak ada seorangpun lagi yang sanggup mengikatnya, sekalipun dengan rantai, [4] Karena sudah sering ia dibelenggu dan dirantai, tetapi rantainya diputuskannya dan belenggu dimusnahkannya, sehingga tidak ada seorangpun yang cukup kuat untuk menjinakkannya. [5] Siang malam ia berkeliaran di pekuburan dan dibukit-bukit sambil berteriak-teriak dan memukuli dirinya dengan batu. [6] Ketika ia melihat Yesus dari jauh, berlarilah ia mendapatkanNya lalu menyembahNya, [7] dan dengan keras ia berteriak: "Apa urusanMu dengan aku, hai Yesus, anak Theos Yang Mahatinggi? Demi Theos, jangan siksa aku!" [8] Karena sebelumnya Yesus mengatakan kepadanya: "Hai engkau roh jahat! Keluar dari orang ini!" [9] Kemudian Ia bertanya kepada orang itu: "Siapa namamu?" Jawabnya" "Namaku Legion, karena kami banyak." [10] Ia memohon dengan sangat supaya Yesus jangan mengusir roh-roh itu keluar dari daerah itu.
[11] Adalah di sana di lereng bukit sejumlah besar babi sedang mencari makan, [12] lalu roh-roh itu meminta kepadaNya, katanya: "Suruhlah kami pindah ke dalam babi-babi itu, biarkanlah kami memasukinya!" [13] Yesus mengabulkan permintaan mereka. Lalu keluarlah roh-roh jahat itu dan memasuki babi-babi itu. Kawanan babi yang kira-kira dua ribu jumlahnya itu terjun dari tepi jurang ke dalam danau dan mati lemas di dalamnya.
Alkitab jelas merekam pembicaraan antara Yesus dengan roh-jahat itu, dan roh itu mengaku mereka berjumlah 'Legion'. Pengertian satu Legion dalam tentara Romawi masa itu adalah kira-kira 6000 serdadu. Apakah anda kira 6000 setan dalam diri orang Gerasa ini hanya terdiri dari satu macam roh? Itu kekeliruan orang yang buta rohani!
Kalau anda sudah menginsyafi peranan roh mengendalikan perilaku manusia, maka dengan memperhatikan perilaku orang Gerasa ini, anda akan mampu menandai beberapa roh yang merangsang kebiasaan tertentu. Cobalah, saudara anda memerlukan latihan itu. Penulis sudah memberi huruf tebal atau garis bawah pada teks di atas agar anda mudah menandainya. Namun sebaiknya anda mencobai menandai empat-lima roh jahat lainnya!
SAUDARA PEMBACA YANG TERKASIH,
Apakah anda mau menerima pernyataan dan pengajaran Alkita di atas? Kalau anda tidak mau menerimanya, sama saja halnya anda sudah mencabik-cabik Alkitab, tidak ada lagi otoritasnya bagi anda! Apakah anda masih layak mengaku orang Kristen, sementara anda telah menginjak-injak pengajaran Kitab Suci anda sendiri?
Ataukah anda hanya mau menerima sebagian dari pengajaran dan pernyataan Alkitab di atas? Sesungguhnya anda sedang menurunkan harkat diri anda sendiri menjadi penganut agama-agama yang bukan dari Tuhan, yang tidak mengenal adanya Iblis, tidak juga Tuhan; hanya dewa-dewa dan arwah-arwah saja!
Sebaliknya, mereka yang mau menerima pernyataan dan pengajaran di atas, dan mau menjadi pelakunya, merekalah yang berbahagia, sebab telah mengenal keseluruhan alam gaib dengan lengkap, bebas dari kebutaan, siap diselamatkan oleh Tuhan Yesus, Juruselamat itu!
SELAMAT MENJADI PELAKU FIRMAN!!
---o0o---
Saul adalah tokoh Alkitab yang, penggambaran kepribadiannya sangat luas dan cermat digambarkan oleh Alkitab. Riwayat Daud saja memakan tempat dalam Alkitab yang melebihi riwayat Saul. Saya menghabiskan waktu berminggu-minggu membaca dan merenungkan catatan Alkitab tentang Raja Saul, untuk sampai kepada komentar-komentar di dalam Bab ini.
Kesimpulan akhir dari semua renungan tentang Raja Saul ini adalah bahwa: pribadi Saul yang berubah-ubah itu dirangsang oleh kehadiaran roh-roh yang datang dari berbagai sumber pula. Roh-pendamping Raja Saullah yang mengakibatkan rangkapan kepribadian di dalam diri Raja Saul, itulah kesimpulan yang saya peroleh setelah semua renungan itu.
Mereka yang pernah membaca riwayat raja Saul secara teliti [1Sam.ps.8-ps.31] tentunya sudah mengamati betapa perilaku Saul ini tidak stabil, goyah, seringkali terlihat sebagai pribadi yang sangat lemah, terlalu lemah untuk menjabat kedudukan raja. Ada waktu-waktunya ia terlihat sangat tergantung dari jumlah banyak, tergantung dari sikap rakyat, sangat berbeda dengan raja-raja pada masa itu yang cenderung memerintah dengan tangan besi!
Lebih jauh lagi, perilakunya menghadapi manusia di sekitarnya seringkali tidak dapat diperkirakan, berulangkali menimbulkan kejutan-kejutan yang tidak masuk akal. Bahkan ada ketikanya, Yonatan, anak sulungnya sendiri tidak mampu memastikan bagaimana sesungguhnya sikap Saul terhadap Daud.
Ada pula saat-saatnya di mana ia menunjukkan perubahan-perubahan sikap yang keterlaluan, dari satu ekstrim melompat ke ekstrim lainnya. Dari sikap mengsihi yang sangat, berbalik kepada kebencian yang hebat. Dari suasana yang nyaman, meloncat menjadi murka yang diiringi nafsu membunuh! Bagaimana lagi sifat begini mau dinamakan, kalau bukan dengan istilah kepribadian-rangkap? Split-personality?
Sudahkah anda membaca bagian Alkitab [1Sam.ps.9-ps.31] itu? Sebaiknya anda membacanya lebih dahulu sebelum meneruskan membaca buku ini, demi kelancaran pembacaan dan pengertian anda nantinya!
Bagaimana tejadinya kepribadian seperti ini tidak pernah dapat dijelaskan oleh Psychology secara memuaskan. Namun Alkitab, kalau ditelaah secara benar, menjelaskannya secara memuaskan, bahkan memberikan pemecahan masalahnya dengan tuntas, kalau si penderita mau dilayani atau 'diobati'!
Peneliti Alkitab yang bergaul karib dengan 'Penulis'-Alkitab itu pasti diberi petunjuk untuk dapat melihat bahwa Alkitab memiliki keterangan yang cukup untuk menjelaskan kasus-kasus seperti ini. Asal saja orang mau diajar oleh 'Penulis'-Alkitab itu: Roh Kudus! Asal saja orang mau mematuhi perintah dan pengajaranNya!
Bab-2 telah menggali bagi anda (untuk anda cernakan, tentunya) sedikit pengajaran Alkitab tentang roh-roh, yakni makhluk-makhluk gaib, serta peranan mereka mengendalikan perilaku manusia. Singkat kata, sifat-sifat manusia sesungguhnya di-dikte oleh roh-roh yang mendekam di dalam dirinya. Maka kalau roh jahat yang mengendalikan seseorang, sifat-sifat jahat dan perbuatan jahatlah yang akan muncul ke permukaan. Begitu pula sebaliknya, kehadiran Roh Kudus di dalam diri manusia akan mengendalikan yang bersangkutan untuk berperilaku yang menyukakan hati Tuhan!
Kalau anda sudah membaca bagian Alkitab yang merekam riwayat Saul itu, maka bagian berikut adalah penelurusan kehidupan Saul, pertama-tama dari aspek rohaninya. Anda akan melihat bahwa ada ketikanya raja Saul dikendalikan oleh roh dari Tuhan, dan ada kalanya dipengaruhi oleh roh-jahat yang dari Tuhan, disamping perilaku yang bersumber dari dirinya (rohnya) sendiri.
Dan pada Bab yang berikutnya akan ditunjukkan betapa dua macam roh itu mendikte dan memunculkan dua macam kepribadian pula: yang menyukakan hati Tuhan dan yang mendukakanNya! Ikutilah dengan seksama dan cernakanlah perlahan-lahan.
Dengan cara yang sederhana kita dapat mengamati kehidupan rohani seorang tokoh Alkitab. Tidak sulit. Tinjau saja pergaulannya dengan Tuhan. Akrab atau tidakkah pergaulannya dengan Tuhan? Dan keakraban pergaulan dengan Tuhan terlihat dari kepatuhannya, terhadap Tuhan, atau pembangkangannya, kalau ada. Kelengkapan tinjauan itu: periksalah catatan Alkitab tentang persekutuannya dengan Iblis. Kalau ada. Dan tidak ketinggalan: peperangannya melawan dosa.
Untuk meninjau kehidupan rohani raja Saul, alangkah baiknya jika anda membaca lebih dahulu riwayat Saul yang direkan dalam 1Samuel pasal-8 s.d.-31. Memang agak panjang, tetapi ini penting ,demi mengenal bentuk pribadi Saul dan memahami perkembangan kerohaniannya. Setelah itu, barulah anda mengikuti ringkasan dari sejarah kehidupan rohani Saul yang disajikan di bawah ini:
Pasal-9 mencatat bahwa Saul menemui pelihat (nabi) Samuel, [9:9] nabi yang 'sekarang' ini dahulu disebutkan pelihat;
[10:1] Lalu Samuel mengambil buli-buli berisi minyak, dituangnya ke atas kepala Saul, diciuminyalah dia sambil berkata; "Bukankah TUHAN telah mengurapi engkau menjadi raja atas umatNya Israel? Engkau akan memegang tampuk pemerintahan atas umat TUHAN, dan engkau akan menyelamatkannya dari tangan musuh-musuh di sekitarnya. Inilah tandanya bagimu bahwa TUHAN telah mengurapi engaku menjadi raja atas miliknya sendiri...." (Pada ayat-ayat selanjutnya, Samuel, memberi berbagai petunjuk tentang apa-apa yang harus dilakukan Saul di masa depan).
[10:6] (Samuel memberitahu Saul:) "Maka Roh TUHAN akan berkuasa atasmu; engkau akan kepenuhan bersama-sama dengan mereka dan berubah menjadi manusia lain..."
[10:9] Theos mengubah hati Saul menjadi lain. Dan segala tanda-tanda yang tersebut itu (oleh Samuel, pen.) terjadi pada hari itu juga.
[10:10] Ketika mereka sampai di Gibea dari sana, maka bertemulah ia (Saul, pen.) dengan serombongan nabi; roh Theos berkuasa atasnya dan Saul turut kepenuhan seperti nabi ditengah-tengah mereka.
[11:6] Ketika Saul mendengar kabar itu (kaum Yabesy diancam bani Amon, pen.), maka berkuasalah Roh Theos atas dia, dan menyala-nyalalah amarahnya dengan sangat. (Tentu saja disertai dengan keberanian yang dari TUHAN, pen., untuk menyelamatkan kaum Yabesy-Gilead itu!).
[13:8] Saul menunggu tujuh hari lamanya sampai waktu yang ditentukan Samuel. Tetapi ketika Samuel tidak datang ke Gilgal, mulailah rakyat itu berserak-serak meninggalkan Saul. [9] Sebab itu Saul berkata : "Bawalah korban bakaran dan korban keselamatan itu." Lalu ia mempersembahkan korban bakaran. (Karena menganggap Samuel tidak memenuhi janji kedatangannya pada hari itu, Saul bertindak terlalu jauh, mempersembahkan korban bakaran tanpa kelayakan, tanpa menunggu imam: Samuel; ini ketidak-taatan yang membawa ganjaran: takhtanya tidak menetap pada keturunannya [ay.13-14].)
Pasal-15 merekam Saul melakukan pelanggaran yang lebih berat dari yang lalu: perintah TUHAN untuk membasmi semua orang Amalek tidak dipatuhinya. Agag, raja orang Amalek dibiarkannya hidup sebagai tawanan, sehingga Saulpun ditolak TUHAN, tidak dianggap raja lagi. Inilah sebagian dari firman TUHAN yang disampaikan oleh Samuel:
[23] sebab pendurhakaan adalah sama seperti dosa bertenung dan kedegilan adalah sama seperti menyembah berhala dan terafim. Karena engkau telah menolak firman TUHAN, maka Ia telah menolak engkau sebagai raja.
[16:14] Tetapi Roh TUHAN telah mundur dari pada Saul, dan sekarang ia diganggu oleh roh jahat yang dari pada TUHAN.
[16:15-23] Saul berulangkali [ay.23] diganggu oleh roh jahat yang dari pada Theos, ditenangkan oleh permainan kecapi Daud;
[18:10] Keesokan harinya roh jahat yang dari pada Theos itu berkuasa atas Saul, sehingga ia kerasukan ditengah-tengah rumah, sedang Daud main kecapi seperti sehari-hari. Adapun Saul ada tombak di tangannya. [11] Saul melemparkan tombak itu, karena pikirnya: "Baiklah aku menancapkan Daud ke dinding." Tetapi Daud mengelakkannya sampai dua kali.
[19:9] Tetapi roh jahat yang dari pada TUHAN hinggap pada Saul, ketika ia duduk di rumahnya, dengan tombaknya di tangannya; dan Daud sedang main kecapi. [10] Lalu Saul berikhtiar menancapkan Daud ke dinding dengan tombaknya, tetapi Daud mengelakkan tikaman Saul, sehingga Saul mengenai dinding dengan tombaknya itu. Sesudah itu Daud melarikan diri dan luputlah ia pada malam itu. (Ini adalah pengulangan dari yang terjadi pada 18:10-11, pen.).
KAMUS ALKITAB:Terafim, patung berhala, khusus dewa keluarga [Kej.31:9]. Dilarang di Israel [1Sam.15:23; Hos.3:4].
Maka terafimnya Mikhal, membuktikan bahwa keluarga Saul menyembah berhala. Untuk mewaspadakan anda, saya rekam disini kebiasaan penyembahan berhala di tanah Batak: Pangulubalang; di Ambon: dewa sembahan keluarga (dewa gunung atau dewa laut). Di daerah lainnya, mungkin anda dapat menambahkannya.
[19:19-24] Ketika Saul mengirimkan orang-orang untuk mengambil Daud, mereka melihat sekumpulan nabi kepenuhan, dengan dikepalai oleh Samuel. Dan Roh Theos hinggap pada orang-orang suruhan Saul, sehingga merekapun kepenuhan seperti nabi. Dua rombongan utusan Saul terken gejala rohani ini. Bahkan Saul menyusul [23] dan kepenuhan pula, seperti nabi. Itulah cara TUHAN untuk menyelamatkan Daud dari penangkapan Saul.
[28:3] Adapun Samuel telah mati. Seluruh orang Israel sudah meratapi dia mereka telah menguburkan dia di Rama, di kotanya. Dan Saul (di masa lalunya, pen.) telah menyingkirkan dari dalam negeri para pemanggil arwah dan roh-peramal.
Pasal-28 mencatat keterlibatan Saul (di En-Dor) dengan Iblis, melalui persekutuannya memanfaatkan jasa pemanggil arwah. Ini pelanggaran yang lebih besar lagi dari pada yang sudah-sudah. perzinahan rohani! Berakhirlah riwayat Saul!
Selaras dengan dalil 'roh-roh mengendalikan perilaku', maka setiap perkembangan kerohanian Saul mempengaruhi perilakunya terhadap orang-orang lain di sekitarnya. Hal pengendalian perilaku oleh roh-roh di dalam diri manusia, diuraikan lebih rinci pada buku YESUS MENGETAHUI ISI HATI MANUSIA, oleh penulis yang sama. Anda dapat menghubungi Wisma Gembala untuk memperoleh buku itu.
Mengingat peranan roh-roh, adalah masuk akal kalau perilaku raja Saul-pun dikendalikan oleh roh-roh yang bercokol di dalam dirinya. Dan untuk dapat mengikuti perkembangan perilaku ini, penulis telah menyusun urut-urutan pengamatan perilaku raja Saul, disisipkan di antara peristiwa-peristiwa yang menentukan perkembangan rohaninya, perkembangan yang telah kita amati pada Bab sebelum ini.
Mengingat peranan roh-roh, adalah masuk akal kalau perilaku raja Saul-pun dikendalikan oleh roh-roh yang bercokol di dalam dirinya. Dan untuk dapat mengikuti perkembangan perilaku ini, penulis telah menyusun urut-urutan pengamatan perilaku raja Saul, disisipkan di antara peristiwa-peristiwa yang menentukan perkembangan rohaninya, perkembangan yang telah kita amati pada Bab sebelum ini.
Untuk memudahkan pembaca mengamati sebab-akibat, yakni pengendalian roh-roh di dalam diri Saul (YANG MENJADI 'SEBAB') atas sikapnya terhadap orang-orang di sekitarnya (JADI: 'AKIBAT'), maka penyebab-rohaniah ditunjukkan dengan angka(1 s.d 13), sedangkan huruf-penunjuk akibat lahiriahnya dicetak agak ke kanan.
Pasal-9, Saul menemui Samuel, pelihat atau nabi.
[10:1] Saul diurapi Samuel;
[10:9] TUHAN mengubah hati Saul menjadi lain;
[10:10] Saul bertemu dengan rombongan nabi; Roh TUHAN berkuasa atasnya dan Saul turut kepenuhan seperti nabi ditengah-tengah mereka;
[11:6] Ketika Saul mendengar kabar itu (bahwa kaum Yabesy diancam bani Amon), maka berkuasalah Roh TUHAN atas dia, dan menyala-nyalalah amarahnya dengan sangat.
Kelanjutannya adalah demonstrasi keberanian [ay.-7-11] yang ditunjukkan Saul untuk menyelamatkan kaum Yabesy. (Keberanian adalah suatu sifat-ilahi, bukan ketakutan, lihat 2Tim.1:7), Pada bagian akhir dari riwayat Saul, terlihat: tanpa hadirnya Roh TUHAN, muncullah sifat pengecut dalam diri raja Saul.Akan kita lihat nanti.
Amati pula sifat pengampunan (suatu sifat-ilahi) (ay,-12-13) yang ditunjukkan Saul, terhadap orang-orang yang tadinya menolak penobatannya menjadi raja! Bandingkan dengan perilaku Saul (setelah Roh TUHAN meninggalkan dia) yang tidak dapat mengampuni Yonatan, anaknya sendiri.
[13:10] Saul mempersembahkan korban bakaran tanpa menunggu Samuel;ini ketidak taatan terhadap TUHAN, karena Saul tidak berkompeten mempersembahkan korban. Rupanya hal ini dirangsang oleh kekhwatirannya [ay,-11] melihat rakyat mulai meninggalkan dia. Dalam ketakutannya itulah [ay.12] ia melakukan pelanggaran yang bodoh itu (ucapan Samuel pada ay.-13). Dalam peristiwa ini terbukti kelemahan hati Saul, yang mengandalkan jumlah rakyat; bandingkan dengan ketegaran hati Gideon yang hanya disertai tigaratus pengikut saja, tetapi mengandalkan Tuhan!
Kebodohan Saul ini dilanjutkan dengan kebodohan pada masa kritis berikutnya, ketika orang-orang Israel terdesak, dimana ia menyuruh rakyat mengucapkan kutuk [14:24] yang berbunyi: "Terkutuklah orang yang memakan sesuatu sebelum matahari terbenam dan sebelum aku membalas dendam terhadap musuhku.", sementara sebenarnya orang Filistin sudah di ambang kekalahan. Disini Saul membangun tekad-persatuan rakyatnya dengan bersandar kepada kutuk, bukan persatuan yang bersandar kepatuhan kepada TUHAN! Pengalaman dan ucapan Yonatan, yang beroleh penyertaan TUHAN dalam setiap pertempuran, menunjukkan kebodohan ini [ay.-29]: "Ayahku telah mencelakakan negeri; coba lihat bagaimana terangnya mataku, setelah aku merasai sedikit dari madu ini...."
Kebodohan dan kelemahan hati Saul dibuktikan selanjutnya ketika ia sudah memutuskan bahwa Yonatan harus mati oleh kutuk itu, namun ketika rakyat, secara kompak bersatu, naik banding bagi Yonatan, Saul merubah keputusan itu dengan segera. Oh, betapa Saul sangat tergantung kepada rakyat, bukan kepada TUHAN!
[15:23] Saul membiarkan Agag, raja orang Amalek tetap hidup, sementara TUHAN sudah menentukan bahwa setiap orang Amalek harus ditumpas! Suatu pelanggaran yang berat di hadapan TUHAN.
Maka jatuhlah vonnis dari Samuel:"...Karena engkau telah menolak firman TUHAN, maka Ia telah menolak engkau sebagai raja." Segera setelah itu [ps.16] Samuel diutus Tuhan untuk mengurapi salah seorang anak Isai: Daud.
[16:14] Tetapi Roh TUHAN telah mundur dari pada Saul, dan sekarang ia diganggu oleh roh-jahat yang dari pada TUHAN.
[16:15-23] Saul berulangkali diganggu oleh roh-jahat yang dari TUHAN, namun ditenangkan oleh permainan kecapi Daud;
[18:8] Lalu bangkitlah amarah Saul dengan sangat; dan perkataan itu sangat menyebalkan hatinya, sebab pikirnya: "Kepada Daud diperhitungkan mereka berlaksa-laksa (korban Daud di pertempuran, pen.), tetapi kepadaku diperhitungkan beribu-ribu; akhir-akhirnya jabatan raja itupun jatuh kepadanya." [18:9] Sejak hari itu maka Daud selalu mendengki Daud.
[18:10] Keesokan harinya roh-jahat yang dari TUHAN itu berkuasa atas Saul, sehingga ia kerasukan ditengah-tengah rumah, sedang Daud main kecapi seperti sehari-hari. Adapun Saul ada tombak di tangannya.
[11] Saul melemparkan tombak itu, karena pikirnya: "Baiklah aku menancapkan Daud ke dinding." Tetapi Daud mengelakkannya sampai dua kali.
[12] Saul menjadi takut kepada Daud, karena TUHAN menyertai Daud, sedang dari pada Saul Ia telah undur. (Tidak ada lagi keberanian yang ditunjukkan Saul pada pasal-1.. di atas! Pen.)
[13] Sebab itu Saul menjauhkan Daud dari dekatnya dan mengangkat dia menjadi kepala pasukan seribu, sehingga ia berada di depan dalam segala gerakan tentara (supaya cepat terbunuh oleh lawan; Pen.).
[15] Ketika dilihat Saul, bahwa Daud sangat berhasil, makin takutlah ia kepadanya.
[18:20-27] Saul bersiasat, menjadikan Daud menantunya; emas kawin 'cukup'lah dua ratus kulit khatan orang Filistin. Itupun dipenuhi oleh Daud, sehingga:
[28] Lalu mengertilah Saul dan tahulah ia, bahwa TUHAN menyertai Daud, dan bahwa seluruh orang Israel mengasihi Daud. [29] Maka makin takutlah Saul terhadap Daud. Saul tetap menjadi musuh Daud seumur hidupnya.
[19:9] Tetapi roh jahat yang dari pada TUHAN hinggap pada Saul, ketika ia duduk dirumahnya, dengan tombaknya di tangannya; dan Daud sedang main kecapi.
[10] Lalu Saul berikhtiar menancapkan Daud ke dinding dengan tombaknya, tetapi Daud mengelakkan tikaman Saul, sehingga Saul mengenai dinding dengan tombak itu. Sesudah itu Daud melarikan diri dan luputlah ia pada malam itu.
[19:13] Terafimnya Mikhal, putri Saul, isteri Daud.
Hal ini membuktikan adanya penyembahan berhala di dalam keluarga Saul, sehingga dapat dimengerti roh jahat sudah lebih dahulu bercokol di dalam diri Saul. Itulah sebabnya, kendati hatinya telah diubah oleh TUHAN [10:9], masih mungkin roh-roh jahat yang terdahulu itu mempengaruhi Saul, istimewa setelah urapan Tuhan dicabut. Maka pada masa kritis, Saul berbuat bodoh dan melanggar ketentuan TUHAN.
Saul tetap bersikeras ingin mencabut nyawa Daud, mengirim orang untuk mengambil Daud dan membunuhnya.
[19:19-24] sekumpulan nabi kepenuhan, dengan dikepalai oleh Samuel. Dan Roh Theos hinggap pada orang-orang suruhan Saul, sehingga merekapun kepenuhan seperti nabi. [23] Saul menyusul dan kepenuhan pula, seperti nabi.
Peristiwa kepenuhan roh ini tidak lagi membawa pengaruh baik atas perilaku Saul lagi, sebab TUHAN merancangnya untuk menyelamatkan Daud sambil memberi kesempatan bagi Saul untuk bertobat. Nyatanya Saul tidak bertobat!
Malahan Saul menuduh Yonatan telah memihak Daud, memaki Yonatan dan tetap menyuruh orang memanggil Daud datang kepada raja, sebab Daud harus mati [20:30].
Dalam kejujurannya, dengan berani, Yonatan masih membela Daud, namun amarah Saul kini menjadi tertuju kepada Yonatan dan menombak dia[32-33]. Bandingkan dengan sifat pengampun yang muncul pada pasal 5. diatas! Kini bahkan mengampuni anak kandungnya, Saul tidak mampu lagi!
Muncullah perilaku Saul yang lebih keji lagi [22:6-23]; Saul tega hati menyuruh membunuhi para imam di Nob, delapan puluh lima orang, karena dianggap memihak Daud! Imam, para hamba TUHAN dibunuhi? Ini namanya memaklumkan perang terhadap TUHAN!
Kepribadian Saul
semakin goyah (labil) mulai saat ini! Ketika nyawanya dibebaskan oleh
Daud (kendati sudah berada dalam tangan Daud) Saul dapat menangis dan
beriba-iba. Ia dapat pula mengakui kelemahan dirinya 924:17-18]:
[17]
...."Suaramukah itu, ya anakku Daud?" Sesudah itu dengan suara
nyaring menangislah Saul. [18] Katanya kepada Daud: "engkau lebih
benar dari pada aku, sebab engkau telah melakukan yang baik
kepadaku, padahal aku melakukan yang jahat kepadamu.
[19]....
Kegoyahan pribadi ini ditunjukkan lagi pada pengulangan peristiwa, Daud membebaskan nyawa Saul yang sebenarnya sudah dalam tangannya [26:17,21]:
[17] Saul mendengar suara Daud, lalu ia berkata: "Suaramukah itu, ya anakku Daud?" Jawab Daud: "Suaraku, tuanku raja.".....[21] Lalu berkatalah Saul: "Aku telah berbuat dosa, pulanglah anakku Daud, sebab aku tidak akan berbuat jahat lagi kepadamu, karena nyawaku pada hari ini berharga di matamu. Sesungguhnya perbuatanku itu bodoh dan aku sesat sama sekali."
AKHIR RIWAYAT SAUL sungguh menyedihkan. Setelah berbagai peristiwa itu, setelah pribadi Saul semakin goyah, pada saat Saul tidak dapat lagi bergantung pada Tuhan, tidak juga dapat bergantung pada rakyat banyak, maka pergantungan apapun yang 'namapak' akan diraihnya! Pemanggil arwahpun jadilah [28:7]. Terjadilah Saul bersekutu dengan Iblis, melalui pemanggil arwah di En-Dor, kendati dahulunya [28:3] Saul telah menyingkirkan dari dalam negeri para pemanggil arwah dan roh peramal. HABISLAH SAUL!
Dari penelusuran kehidupan-rohani Saul, jelaslah bahwa sekurang-kurangnya ada tiga roh atau pribadi yang ganti-berganti mengendalikan perilaku Saul:
roh Saul yang asli, namun inipun sudah terkotori lebih dahulu oleh roh-berhal yang dari terafim itu;
Roh TUHAN, yang berkuasa atasnya setelah Saul beroleh urapan Tuhan. Pengendalian oleh Roh TUHAN membawa Saul kepada perilaku yang menyukakan hati Tuhan!
roh jahat yang dari Tuhan, setelah urapan Tuhan 'dicabut' dari diri Saul dan Roh Tuhan daripadanya. Logisnya, roh-jahat ini adalah setan-terafim, yakni malaikat-Iblis yang mensponsori para penyembah terafim, yang kembali berkuasa, mengendalikan diri Saul.
Maka dari tinjauan kerohanian ini, riwayat kehidupan Saul dapat dibagi atas tiga masa yang utama: PERTAMA, semasa Saul belum beroleh urapan Tuhan; KEDUA, pada masa urapan atau semasa Roh Tuhan berkuasa atas diri Saul, dan KETIGA setelah Roh Tuhan undur dari Saul, sampai hari kematiannya.
PADA MASA YANG PERTAMA, (sampai dengan pasal 3.3-1 diatas), perilaku Saul dikendalikan ganti-berganti oleh roh-Saul yang asli dan roh-berhala dari terafim itu. Perilaku manusia-Saul terlihat dari kepatuhannya berlama-lama mencari keledai-keledai ayahnya, menjalani daerah-daerah yang luas [9:4], sampai-sampai kehabisan bekal [9:7]. Juga terlihat dari pertimbangannya, tidak mau menimbulkan kekhawatiran ayahnya [9:5]. Pengendalian roh-berhala dalam diri Saul terlihat dari betapa mudahnya ia diajak pembantunya untuk bertanya kepada pelihat yang baginya belum pasti: pelihat-ilahi atau pelihat-Iblisi. Patut kita ingat, pada masa itu ada saja nabi yang ilahi dan nabi palsu, bekerja pada masa yang bersamaan. Karena mendengar kata pembantunya, tanpa memeriksa sendiri, bahwa pelihat yang akan mereka kunjungi itu adalah abdi-Theos atau bukan [9:6], Saul sudah mau 'melihat nasib', atau meramal, seperti banyak dilakukan di masa kini, pergi ke dukun pada waktu kehilangan barang!
PADA MASA YANG KEDUA (pasal 3.3-2 s.d.3.3-6) perilaku Saul dikendalikan ganti-berganti oleh roh Saul yang asli dan Roh Tuhan. Kemanusiaan Saul jelas terlihat dari:
[1] amarah yang
menyala-nyala dalam kasus Yabesy-Gilead,
[2] dari kebodohannya
mempersembahkan korban keselamatan tanpa kelayakan seorang
imam, dan
[3] kelemahan hatinya sewaktu
rakyat mengajukan naik-banding agar Yonatan batal
terkena kutuk.
Pengendalian Roh Tuhan terlihat dari keberaniannya menolong orang Yabesy-Gilead dan kemampuan Saul mengampuni orang-orang yang tadinya menolaknya sebagai raja.
PADA MASA YANG KETIGA (pasal 3.3-7 s.d.3.3-13), perilaku Saul dikendalikan ganti-berganti oleh roh-Saul sendiri dan roh-jahat itu. Kemanusian Saul masih terlihat dari kesediaannya untuk mengakui kelemahannya di hadapan Daud, serta perilakunya bersiasat. Namun pengendalian roh-jahat atas dirinya sudah meraja-lela, sebab tiada lagi pertahanan Saul oleh Roh Tuhan! Saul tercatat kerasukan roh-jahat itu, dikendalikan roh-pembunuh untuk mencoba membunuh Daud dengan berbagai cara, bahkan membunuh Yonatan, anak kandungnya! Semakin goyah pribadi Saul, semakin berkuasa roh-berhala(terafim) itu, akhirnya Saul diseret masuk kembali ke dalam penyembahan berhala, yang dahulu, semasa dia masih di dalam urapan Tuhan, ditentangnya! HABISLAH SAUL!
Jelaslah melalui pengajaran berdasarkan catatan Alkitab ini: masalah kepribadian-rangkap (split-personality) adalah akibat hadirnya roh-jaaht-pendamping, Ya, saudara pembaca hanya roh-jahat yang mungkin menimbulkan kepribadian rangkap, sebab hanya roh-jahat yang mau menindih atau mengambil alih kepribadian seseorang, berakibat perubahan pribadi yang drastis, boleh jadi bertentangan dengan aslinya!
Roh Tuhan tidak akan menindih roh manusia habis-habisan. Mengapa? Sebab sejak di Taman Firdaus, Tuhan sudah menentukan kebebasan memilih bagi manusia! Adalah diluar kehendak TUHAN untuk menindih manusia habis-habisan! Hanya Iblis yang mau berbuat demikian, karena bencinya Iblis kepada manusia, yang diciptakan menurut peta Tuhan itu! Iblis benci kepada Tuhan tetapi tidak mampu melawan kepada Tuhan, sehingga kebencian itu disalurkan kepada manusia, peta Tuhan itu! Persis seperti seorang anak, kalau dia membenci ayahnya, dan tidak mampu membalaskan kebencian itu, maka anak itu akan menyalurkan kebencian itu kepada boneka, atau benda lain. Iblis memang seperti anak kecil, kehilangan hikmat akibat kesalahannya [Yeh.28:11,17]!
IZINKANLAH PENULIS MEWASPADAKAN PARA HAMBA TUHAN akan suatu hal: bahkan waktu Saul berada pada masa di bawah urapan Tuhan, roh-jahat berani (dan mampu) menyelinap, merangsang kemanusiaan Saul untuk berbuat bodoh, mendukakan hati Tuhan, Saul menyampaikan korban keselamatan yang sebenarnya hanya para imam yang berhak melakukannya! Sewajarnyalah Rasul Petrus, yang mengenal sungguh perilaku Iblis ini mengingatkan kita [1Ptr.5:8]:
Sadarlah dan berjaga-jagalah! Lawanmu si Iblis, berjalan keliling sama seperti singa yang mengaum-aum dan mencari orang yang dapat ditelannya.
dan Yesus sendiri mewaspadakan kita [Mat.26:41]:
Berjaga-jaga dan berdoalah, supaya kamu jangan jatuh ke dalam pencobaan (seperti Saul, pen.)
WASPADALAH saudara-saudara para hamba Tuhan, kalau-kalau anda sudah mulai kemasukan roh-keangkuhan (seperti Saul, yang demi memegahkan diri, dia tidak membunuh, melainkan sekedar menawan raja Agag, sehingga melawan kehendak Tuhan), atau roh-ambisi (seperti Saul ini, yang berambisi agar takhtanya bertahan pada keturunannya), ataupun roh-peniru (Saul meniru imam, mempersembahkan korban keselamatan yang sesungguhnya dia tidak layak untuk itu). Sudahkah anda membaca buku-kecil "ROH KUDUS--SUDUK HOR" oleh penulsi yang sama? WASPADALAH!
---o0o---
Para umat Tuhan yang saya kasihi; adalah kewajiban orang yang mengerti urusan untuk mewaspadakan saudara-saudaranya agar tidak terjerat oleh Iblis, yang ingin membinasakan umat Tuhan sebanyak-banyaknya. Pernyataan berikut perlu anda jawab, demi mengenali sampai di mana pengenalan anda akan Alam Gaib. Apakah anda dapat mengaminkan pernyataan berikut (?):
ROH-JAHAT SAMPAI SEKARANG MASIH ADA DAN MASIH BEKERJA, BAHKAN BERHASIL MENCENGKERAM SEBAGIAN UMAT TUHAN!
Mari, ikutilah peristiwa nyata berikut ini. Ada harinya, di tahun 1987, saya harus mempertahankan pernyataan seperti itu, di hadapan puluhan Pendeta, yang beranggapan bahwa Iblis tidak berdaya lagi, karena sudah dikalahkan di Kalvari. Tampaknya mereka sedang membanggakan kehebatan Yesus Kristus, bukan?
Namun tanpa sadar, mereka sedang menyangkali para Rasul, yang mendengar langsung pengajaran Yesus semasa hidup di bumi bersama murid-muridNya. Saya ber-argumen, menunjuk 1Ptr.5:8, yang telah saya kutip di atas, pernyataan Rasul Petrus di masa Yesus sudah disalibkan, bahkan telah naik ke sorga! Saya juga menunjuk Yak.4:7, yang dinyatakannya setelah Yesus naik ke sorga juga: Karena itu tunduklah kepada TUHAN dan lawanlah Iblis, maka ia akan lari dari padamu.
Bahkan Rasul Paulus, tokoh idola para Theolog, mengajarkan dalam Ef.6:12;...karena perjuangan kita bukan melawan darah dan daging, tetapi melawan pemerintah-pemerintah, melawan penguasa-penguasa, melawan penghulu-penghulu dunia yang gelap ini, melawan roh-roh jahat di udara.
"Sekarang saya menghadapi dua pendapat," kata saya di waktu itu. "Pada satu pihak berdiri bapak-bapak Pendeta, yang menyatakan Iblis sudah kalah dan tidak mampu lagi mencengkeram umat Tuhan, karena sudah dikalahkan di Kalvari! Pada pihak lain, ada apra Rasul yang mengingatkan bahwa Iblis masih bekerja, dengan kekuasaan yang cukup untuk mencengkeram umat Tuhan yang tidak waspada. Maka salah satu pihak pasti dalam kebenaran, sedangkan yang lain pasti dalam kesesatan, "demikian saya lanjutkan. "Maaf, saya lebih suka berada pada pihak Rasul-rasul itu, karena tentu mereka bukan di pihak yang sesat. "Demikian saya mengakhiri argumen saya.
Pembaca yang saya kasihi, di pihak mana anda berdiri?
Daud, seperti Saul juga diurapi oleh Samuel dan dipersiapkan menjadi raja, menggantikan Saul. Namun tidak ada catatan Alkitab bahwa TUHAN mengubah hati Daud, seperti dilakukannya terhadap Saul [10:9]. Rupanya Daud memang biasa hidup saleh sehingga tidak perlu mengalami pengubahan hati!
Perhatikan keberanian Daud [1Sam.17:28c], keberaniannya menghadapi Goliat [17:32], keberaniannya yang tidak mengandalkan rakyat banyak, tidak juga mengandalkan kekuatan jasmani [ingat Yer.17:5-8], tetapi mengandalkan TUHAN [17:34-37]. Dan keberanian Daud itu konsisten, dibuktikan pada masa-masa berikutnya ketika dia memimpin (hanya) empat ratus orangnya [22:2] mengalahkan orang-orang Filistin [23:1-5]!
Kalau anda sudah membaca riwayat Daud selengkapnya (atau sudah membaca buku kecil "ABSALOM, OH ABSALOM" oleh penulis yang sama), anda akan melihat pula sifat ilahi yang konsisten dalam diri Daud: ia tetap mengampuni Absalom, betapapun jahatnya perlakuan anak kandungnya itu kepada! Sampai takhtanya terancam direbut oleh Absalom, Daud tetap konsisten mengampuninya!
Kesalehan Daud jelas terlihat dari kemampuannya berhubungan langsung dengan Tuhan; tanpa memerlukan perantaraan seorang nabi atau pelihat [23:7-12]. Berbeda dengan Saul yang membutuhkan pengantaraan nabi untuk berhubungan dengan Tuhan. Namun pada saat kritis dengan senyampang melakukan peranan imam menyampaikan korban bakaran dan korban keselamatan [13:8-10]. Akibatnya, keturunan Saul kehilangan takhta Israel! Samuel mengerti bahwa Saul tidak layak mempersembahkan korban bakaran itu. Rasanya Samuelpun mengerti bahwa perilaku Saul itu dirangsang oleh roh-jahat pendamping yang belum tuntas menyingkir.
Dari sejak awalpun sudah terlihat perbedaan antara Daud dan Saul; Daud tidak mencari-cari pelihat; Saul, dalam menghadapi masalah, mau saja diajak untuk bertemu dengan pelihat; tidak mampu dia (atau tidak layak) berhubungan langsung kepada TUHAN.
Para hamba TUHAN yang saya kasihi, Saul dan Daud, keduanya adalah hamba Tuhan, dalam arti mereka melaksanakan rancangan TUHAN. Namun ada perbedaan yang menyolok di antara keduanya: kesalehan dan kepatuhan terhadap TUHAN. Dalam kesalehan dan kepatuhannya terhadap TUHAN, sikap rohani Daud adalah konsisten. Teguh setia. Kalaupun Daud pernah mendukakan hati Tuhan, cepat sekali dia memperbaiki hubungan itu! Singkat kata, Tuhan sendiri menghargai ketaatan dan konsistensi Daud dalam melayani Tuhan, sebagaimana direkam pada 1Raj.14:8,
[8] Aku telah mengoyakkan kerajaan dari keluarga Daud dan memberikannya kepadamu, tetapi engkau tidak seperti hambaKu Daud yang tetap mentaati segala perintahKu dan mengikuti Aku dengan segenap hatinya dan hanya melakukan yang benar di mataKu.
Sebaliknya, Saul mengalami jatuh-bangun-kerohanian yang gawat, sulit untuk tekun dan konsisten, kiranya disebabkan hadirnya roh-jahat pendamping yang selalu menarik-narik Saul merangsangnya untuk membangkang terhadap TUHAN!
Hamba-hamba TUHAN masa kinipun terdiri atas dua golongan di atas. Hamba Tuhan yang (tanpa disadarinya) didampingi oleh roh-jahat akan tampil tidak konsiten, seperti Saul. Roh-jahat pendamping ini juga membawa serta roh-ketakutan, sehingga yang bersangkutan selalu mengandalkan jumlah banyak atau kemampuan manusiawinya. Juga mengidap roh-ambisi, ingin dirinya sendiri yang perkasa, seperti Saul. Mengidap juga roh-peniru (Saul, sementara ia tidak layak melakukannya, meniru Samuel mempersembahkan korban keselamatan, bukan?)
Sebaliknya para hamba TUHAN yang selalu menanggulangi roh-jahat pendamping, mereka bersikap konsisten, seperti Daud! Hamba Tuhan yang mengerti urusan malaikat-Iblis pengganggu itu, akan mengenyahkan setan itu hari lepas hari, dengan mengandalkan kuasa Yesus Kristus, sehingga malaikat-Iblis itu tidak beroleh kesempatan memerosotkan imannya!
Roh-jahat pendamping dapat berasal dari dua sumber:
(a) roh jahat yang
dahulu diundang oleh dirinya sendiri, dan
(b) roh-jahat yang diundang
oleh orang lain (biasanya leluhur)
Yang bertepatan adalah orang kebatinan kuat. Bukankah banyak sekali kita, para hamba Tuhan di Indonesi, yang berleluhurkan orang-sakti, atau dukun-dukun besar, atau orang-orang kebatinan yang intim dengan dunia kegelapan? Jadi periksalah diri kita masing-masing, demi melancarkan pekerjaan Tuhan dan menajamkan pelayanan kita!
Dalam pertobatan seorang dukun, misalnya ia dapat dilupakan bahwa dahulunya ia didampingi oleh berbagai roh jahat yang kuat, yang memungkinkan dia berperan sebagai dukun yang tangguh! Mungkin dari pengertian yang kurang, dia menganggap saja bahwa dengan menerima Yesus, Roh Kudus akan bekerja di dalam dirinya menyingkirkan semua roh-roh yang lain. Padahal ini adalah kekeliruan yang fatal! Roh-roh jahat itu tidak pergi begitu saja!
Yang bersangkutan harus mengusirnya sendiri, karena sudah diberi kuasa oleh Yesus [Yoh.1:12].
Bahkan setelah diusir, roh-roh ini masih akan mengintai orang itu [1Ptr.5:8], menantikan waktunya yang baik [Luk.4:13] untuk mempengaruhi orang itu lagi! Pada waktu ia tidak waspada, tidak patuh kepada perintah Yesus [Mat.26:41], malaikat-Iblis itu akan mengganggu orang itu lagi. Mengendalikan yang bersangkutan untuk pembangkangan yang lebih besar lagi!
Sumber lain dari roh-jahat pendamping itu adalah leluhur dari hamba Tuhan yang bersangkutan, yang dukun besar atau orang kebatinan kuat. Banyak dukun dan orang kebatinan kuat yang, demi 'keselamatan' anak cucunya (keselamatan jasmani, tentunya), bermohon kepada sembahannya agar anak cucunya dikawal dan dilindungi! Maka sembahannya (yakni malaikat-Iblis) berhak menempatkan roh-pengawal atau roh-pendamping pada setiap keturunannya. Karena diminta leluhur itu, sperti dua kasus yang disajikan pada bab-1 di atas! Bantuan TUHAN, melalui hamba-hambaNya, diperlukan untuk mengungkapkan dan menyelesaikan masalahnya.
Para hamba TUHAN yang saya kasihi, saya menghimbau agar kita memeriksa diri masing-masing. Apakah masih ada roh-jahat pendamping di dalam diri kita? Terus-terang, saya adalah cucu seorang dukun besar di Tanah Batak, tetapi sejak awal pelayanan sudah beroleh pengertian tentang roh-jahat pendamping itu (terimakasih Tuhan Yesus!), sehingga sudah menyingkirkannya dengan cara berdoa:
menyatakan memutuskan ikatan rohani dengan leluhur; yang penyembah berhala, seraya menyatakan bahwa ikatan rohani saya hanya kepada Yesus Kristus, Juruselamatku pribadi;
mengusir roh-roh-jahat-pendamping yang berasal dari leluhur, (termasuk roh-jahat dari harimau-berkaki-timpang yang mendampingi marga lontung yang pertama, leluhur dari marga Situmorang)
Setelah semuanya itupun, saya masih tetap berdoa harian, mengusiri malaikat-malaikat Iblis sponsor leluhur yang sakti-sakti itu, sehingga mereka tidak memiliki kesempatan untuk mendakwa lagi, seolah-oleh saya masih 'domba' gembalaan mereka!
Lakukanlah saudaraku, tidak ada ruginya memanjatkan doa-doa pernyataan dan pengusiran demikian, bukan? Dan lakukanlah dari waktu ke waktu, sampai Yesus menjemput anda. Bahkan sampai hari ini, kalau tidak waspada mengendalikan amarah, saya dapat merasakan dorongan roh-jahat itu untuk meledakkan amarah yang lebih hebat lagi! Roh-amarah itu dapat saya pastikan berasal dari 'roh-harimau' itu, sebab leluhur kami sampai mengadakan perjanjian dengan harimau (jadi-jadian) itu, bahwa keturunan kedua belah pihak tidak akan pernah saling menyakiti! Dan perjanjian ini secara samar-samar dapat saya rasakan berlakunya dalam hal-hal saya berurusan dengan harimau (berburu di hutan).
Kalau anda dikawal roh-jahat pendamping, namun tidak mau mengusirnya, roh-jahat itu akan memiliki kesempatan menyeret anda untuk membangkang lagi terhadap Tuhan, dan mengalami musibah rohani seperti Saul! Jangan beri kesempatan kepada roh-jahat pendamping itu. Periksakan diri anda kepada Roh Kudus, minta izin menggunakan kuasa Yesus yang dahsyat itu, lalu usirlah dia! Lakukanlah itu dari waktu ke waktu, karena roh-jahat ini bersikap seperti anjing; diusir dia, dia pergi, tetapi akan mencoba masuk kembali [Luk.4:13; 1Ptr.5:8].
Periksalah diri anda, dan pelayanan anda, apakah konsisten selama tahun-tahun yang sudah berlalu? Konsistenkah sejak awalnya anda melayani TUHAN?
Adakah anda mengandalkan manusia atau jumlah banyak dari waktu ke waktu? Mengandalkan kekuatan diri sendiri? Mengandalkan tubuh besar? Mengandalkan suara keras? Mengandalkan otak, dsb.? Bukankah semua terancam kutuk [Yer.17:5,6]? Dan Saul sudah menderita akibat buruk itu!
Adakah emosi yang masih meledak-ledak, seperti yang ditunjukkan oleh Saul? Emosi amarah dan segera setelahnya menyayangi? Emosi ketakutan, lalu menampilkan keperkasaan? sikap mantap yang segera diikuti kebimbangan? Ini semua menunjukkan, sekurang-kurangnya, Roh Kudus belum konsisten bekerja di dalam diri anda! Masih ada campur tangan roh lain: roh amarah, roh ketakutan [2Tim.1:7], roh-khawatir, dll.!
Adakah sikap anda yang labil terhadap orang-orang tertentu? Sekali ini mengasihi, lain kali membenci? Kali ini menghargai, lain kali iri hati atau mendengki/mengkritik? Kali ini menghormati, lain kali menghujat atau memaki? Ini semua menunjukkan bahwa anda bukanlah pribadi yang dapat selalu diandalkan masyarakat! Dan pelayanan-pelayanan anda akan timbul-tenggelam, dan kumpulan yang anda layani akan selalu berada dalam syak-wasangka ,dilamun pikiran: "Nah, sikap apa lagi 'nih yang akan muncul!?"
Semua ini adalah ciri-ciri hamba TUHAN yang masih didampingi roh-jahat pendamping! Sadar ataupun tidak sadar! Namun untuk ketegasan bahwa anda sungguh didampingi roh-jahat, anda harus meminta kepastian itu dari Roh Kudus sendiri. Dialah yang paling mengetahuinya. Dan Roh Kudus punya banyak cara untuk memberitahu anda, kalau anda tekuni meminta petunjuk dan kalau anda mau mendengarkan Dia!
Pemeriksaan kepribadian-rangkap tidak harus dilakukan oleh dokter jiwa saja. Diagnose dari dokter jiwa biasanya jika sudah terlanjut berat, karena biasanya pasien dibawa ke dokter jiwa pada waktu sudah parah. Kalau sendi-sendi kehidupan sudah terganggu hebat. Kalau yang bersangkutan sudah menunjukkan gejala-gejala mau bertindak kriminil! Dan kalau sudah parah, penyembuhan menuntut pengorbanan yang besar!
Sebaliknya, pemeriksaan secara rohani, dengan mengamati sifat-sifat seseorang, cepat menunjukkan adanya roh-jahat pendamping itu. Sejak awal dan tidak menunggu munculnya tindakan kriminalitas. Ini penting, sebab tidak semua rohpendamping orang melakukan tindak kejahatan, seperti kasus ibu Karto (Bab-1), yang diberi sekedar roh-pelindung oleh neneknya.
Penulis mengamati adanya orang-orang Kristen yang tidak sampai tergolong kriminil saat kematiannya, namun tidak urung dia didampingi roh-jahat. Roh-jahat itu tidak sampai menuntun dia kepada perbuatan jahat, namun berhasil mengekang pertumbuhan rohani orang-orang tadi, tetap kerdil, padahal seyogyanya dapat menjadi 'bibit-unggul' pekerjaan penginjilan!
Jadi alangkah baiknya kalau setiap pembaca memeriksa diri sendiri, adakah roh-pendamping pada dirinya, sebelum roh itu menimbulkan kerugian rohani ataupun materiil. Dan jangan pembaca langsung menolak, kalau ada orang lain memberi petunjuk hadirnya roh-jahat pendamping dalam diri anda! Sebab dalam banyak kasus, yang bersangkutan sendiri tidak mengerti hadirnya roh-jahat itu! Dan ciri-cirinya mudah saja; salah satu saja ciri di bawah ini teramati sudah cukup untuk mencurigai hadirnya roh pendamping:
Ini kasus roh-pendamping yang sudah berat, namun hanya orang yang terlatih dapat cepat mengamatinya: mata liar; tidak berani menatap kawan berbicaranya; sorot mata ketakutan atau curiga berat, mungkin hanya untuk setengah detik; atau muncul seringai Iblis, yang menyeramkan, juga untuk waktu yang sangat singkat!
Sepanjang kehidupannya, beberapa kali beroleh pertolongan gaib yang tidak jelas sumbernya; atau tidak dapat dipastikan; sebab pertolongan dari Yesus, itu selalu terang-terangan! Rumusnya sederhana saja:
Kalau anda belum pernah beroleh 'pelayanan-pelepasan', yakni berdoa bersama seorang hamba Tuhan untuk mengusir roh-roh jahat yang sebelumnya mempengaruhi pribadi anda; atau anda belum pernah mengundang Yesus Kristus ke dalam hati, namun anda beroleh pertolongan gaib yang tidak jelas asalnya, maka anggaplah pertolongan gaib itu bersumber dari Iblis! Kecuali kalau pertolongan gaib itu jelas-jeals menuntun anda menjadi pengikut Kristus yang konsisten, barulah anda dapat dipercaya bahwa itu bersumber dari Yesus Kristus!
Perilaku yang seringkali berubah mendadak, mungkin dari satu ekstrim meloncat ke ekstrim lainnya, bolak-balik; terhdap sesuatu hal, misalnya dari yang menyukai baca Alkitab tiba-tiba menjadi muak atau menolak; terhadap seseorang misalnya dari yang simpati segera berubah menjadi dengki; terhadap masyarakat sekitar, misalnya dari yang senang kepada suatu persekutuan, lalu tiba-tiba menghindar dari persekutuan itu.
Nah, kalau salah satu gejala yang tersebut di atas muncul secara bolak-balik, dapatlah anda mencurigai diri anda mengidap roh-jahat pendamping, yang lambat atau cepat akan menimbulkan kerugian bagi kehidupan anda! Carilah pertolongan dari hamba Tuhan yang biasa memberi pelayanan-pelepasan dan mengenal baik masalah-masalah roh pendamping.
Pada pihak lain, kalau pembaca mengamati bahwa seorang kerabat anda memiliki gejala-gejala semacam itu, janganlah terburu nafsu 'mendakwa' dia mengidap roh-jah.t pendamping! Hati-hatilah, jangan anda terjerumus ke dalam dosa menghakimi [Mat.7:1]. Sulit sekali bagi seseorang untuk menerima pemberitahuan anda. Semakin benar tuduhan anda itu justru semakin sulit, karena roh pendampingnya, yang benar-benar hadir itu, akan mengendalikan perilaku orang itu terhadap anda; dia jadi memusuhi anda, atau menempelak anda, atau menampilkan perilaku tidak simpatik lainnya.
Pada keadaan seperti ini, lebih bijaksana kalau anda banyak berdoa baginya. Upaya kedagingan yang paling jauh yang dapat anda lakukan adalah mengusahakan (tanpa menyuruh) agar dia membaca (tanpa dipaksa) buku ini agar terjamah olehnya. Supaya anda tidak memikul resiko yang tidak perlu (dimusuhi). Biarlah melalui pembacaan buku ini Roh Kudus bekerja di dalam dirinya, dan menginsyafkan dia!
---o0o---
5. CATATAN PENGALAMAN
IDA MAE HAMMOND...............
5.1. Hakekat Rohani dari
Schizoprenia...........................
5.2. Pengungkapan Hakekat dari
Schizoprenia.................
5.3. Schizoprenia: Masalah
Penyimpangan-perilaku..........
5.4. Roh-roh yang Membangun Rangkapan
Kepribadian.....
5.5. Upaya-upaya Pemulihan Penderita
Schizoprenia........
6. PEMANTAPAN
PEMAHAMAN.....................................
6.1. Iblis Pencipta
Rangkapan Kepribadian......................
6.2. Apa Tujuan Iblis
dengan permainannya itu?..............
6.3. Hasil yang Telah Dicapai
Iblis.................................
---o0o---
Disadur dari suatu Artikel yang ditulis oleh Ida Mae Hammond, seorang hamba TUHAN di Amerika Serikat, yang banyak memberi pelayanan-pelepasan serta telah menangani banyak kasus Schizoprenia, atau kepribadian rangkap. Hamba TUHAN ini beroleh pengungkapan langsung dari TUHAN yang mengajar dia tentang hakekat-rohani dari Kepribadian Rangkap. Silahkan anda membandingkan pemahamannya dengan yang TUHAN ajarkan kepada saya, direkam dalam bagian-bagian lain dari buku ini.
SCHIZOPRENIA adalah masalah penyimpangan-perilaku (gangguan-kepribadian) yang umum terdapat. Pakar-pakar gangguan Kepribadian memperkirakan bahwa kira-kira satu dari delapan orang Amerika Serikat mengalami gangguan Schizoprenia. Dan setengah dari pasien Rumah Sakit Jiwa adalah para Schizopren.
Rangkapan-kepribadian muncul dalam kadar yang berbeda-beda. Ada yang ringan dan ada yang (sangat) berat. Banyak sekali kasus Kepribadian-rangkap yang tidak tertangani dengan baik (PENYADUR : itu sebabnya saduran ini saya kerjakan, untuk saling melengkapi dengan BAGIAN PERTAMA, dahulunya terbit tersendiri berbentuk buku ROH PENDAMPING DAN KEPRIBADIAN RANGKAP). Kenyataannya , masalah Kepribadian-rangkap tetap menjadi masalah yang diselubungi kabut ketidak mengertian bagi para ahli gangguan kepribadian!
Sewajarnyalah para pelayan-pelepasan menemukan banyak kasus Kepribadian-rangkap, mengingat bahwa hakekat penyimpangan ini terdapat di dalam batin si 'pasien'! Saya memperkirakan bahwa seperempat dari orang-orang yang datang kepada kami mencari kelepasan, menampilkan perilaku Kepribadian-rangkap. Namun dengan pengajaran langsung yang dari TUHAN, kami dimampukan untuk menanggulanginya secara efektif.
Kami disibukkan oleh pelayanan-pelepasan atas diri seorang saudara yang tidak menunjukkan kemajuan yang berarti setelah beberapa kali pelayanan. Saudara ini sungguh-sungguh menginginkan kelepasannya. Ia mengasihi TUHAN dengan sungguh, dan ia percaya penuh bahwa pelayanan-pelepasan akan menyelesaikan masalahnya. Dia membawa masalahnya ke hadapan TUHAN disertai tangisan-tangisan putus-asa. Wanita ini dengan tulus bekerja sama dengan kami di dalam pelayanan-pelepasan itu, namun secara keseluruhan hasilnya tidak menggembirakan.
Dari waktu ke waktu kami merasakan adanya kemajuan. Untuk beberapa hari kepribadiannya nampak stabil, namun mendadak-sontak tergoncang untuk menjadi tidak terkendali. Kami seolah-olah tercampak kembali ke titik awal pelayanan itu.
Pada suatu tengah malam, setelah suatu gejolak-kepribadiannya yang dashyat, saya terbangun. TUHAN berbicara di dalam roh saya: "Aku ingin mengajar engkau mengenai akar permasalahannya Sarah. Hakekatnya adalah schizoprenia." Nah, saya tidak terlalu mengerti masalah Kepribadian-rangkap. Di perguruan Tinggi saya sempat belajar sedikit Psikologi, sekedar mengerti istilah-istilah MANIC-DERESSIVE (naik-turunnya kegairahan hidup dari waktu ke waktu), SCHIZOPRENIA, PARANOIA (kekacauan mental sehingga Pasien menganggap dirinya manusia super, disertai dengan kecurigaan dan ketidak-percayaan terhadap pihak lain), PSIKOSIS (kerusakan mental yang hebat dan menyeluruh) dan NEURISIS (kekacauan syaraf yang mengakibatkan perilaku aneh). Saya mengingat-ingat bahwa Schizoprenia itu adalah masalah Kepribadian-rangkap.
TUHAN memberitahu saya definisi berikut: "Schizoprenia adalah kekacauan, pelintiran atau pe-ngerdil-an dalam perkembangan pribadi seseorang." Jangan menamakan Pasien itu dengan Sarah, melainkan dengan Sarah-satu dan Sarah-dua, sebab memang ada lebih dari satu kepribadian tampil dari dirinya."
Saya masih terbaring ditempat tidur (dengan mata terpejam) sementara TUHAN melanjutkan pengajaranNya. DiperintahkanNya saya merangkapkan-tangan sperti hendak berdoa, dengan jari saling menjepit kuat-kuat. TUHAN katakan demikian tatanan Kepribadian-rangkap yang sesungguhnya! Setiap tangan yang berlaku seperti satu pribadi di dalam rangkapan-kepribadian itu, dan tidak satupun dari keduanya merupakan pribadi yang asli! Dan kedua pribadi-semu itu saling mengunci dengan kuat. TUHAN melanjutkan: "Tangan-tanganmu itu adalah seperti jalinan dari dua gugusan roh-najis yang membentuk Kepribadian-rangkap. Aku ingin engkau menginsyafinya: ini adalah masalah Iblisi! Gugusan roh-najis itu merasuk ke dalam diri Pasien itu pada waktu ia masih muda usia, sangat muda-usia. Aku akan menunjukkan kepadamu bagaimana jalinan roh-najis itu bekerja."
Selanjutnya TUHAN menyuruh saya menarik-memisahkan kedua tangan saya DENGAN SANGAT LAMBAT-LAMBAT. Sementara jari-jemari saya terlepas perlahan-lahan, TUHAN memberitahu saya bahwa jalinan roh-roh najis itu harus dicerai-beraikan dan disingkirkan keluar. Proses ini cukup memakan waktu. Si Pasien mungkin takjub dan terkejut, ketika menyadari betapa banyaknya sifat-sifat yang bukan sungguh-sungguh miliknya! (*** PENYADUR: Setiap sifat dalam diri manusia dirangsang oleh kehadiran satu roh. Satu sifat buruk dirangsangsang oleh satu roh-najis [contoh: 2tim.1:7 (roh-ketakutan); Hos.4:12-13 (roh-perzinahan)], sedangkan sifat yang baik dirangsang oleh roh yang baik [contoh: Gal.6:1 (roh-lemah-lembut); Kel.28:3 (roh-keahlian)]. Bacalah buku YESUS MENGETAHUI ISI HATI MANUSIA oleh Penyadur).
Pasien itu membutuhkan waktu untuk penyesuaian itu, serta untuk mematahkan pengendalian roh-najis perangsang perilaku-buruk itu, satu demi satu. Pasien itu harus mampu menolak dan menyingkirkan rangkapan-kepribadian itu, mematahkan perjanjian-kerja-sama yang telah berlangsung bertahun-tahun itu. TUHAN mengingatkan saya akan Amos 3:3; Berjalankah dua orang (pribadi!) bersama-sama, jika mereka belum berjanji?
Satu-demi-satu jari-jemari saya terlepas, menggambarkan terburainya rangkapan-kepribadian-Iblisi itu. Kemudian, setiap jari itu digambarkan TUHAN mewakili penampilan roh-najis pula. Dua jari yang terakhir lepas adalah kedua jari tengah saya. TUHAN mengajarkan pula bahwa kedua jari terakhir ini menggambarkan akar dari rangkapan-pribadi itu: Ketertolakan dan Pembangkangan. Setelah perceraian ini terjadi, barulah si pasien ini dapat dianggap sembuh, dan mengenali dengan benar pribadinya yang asli.
Roh-jahat pengendali ini (di BAGIAN PERTAMA dinamai Roh-Pendamping) dapat dinamai Roh-schizoprenia, yang menimbulkan rangkapan-hati. Tentang rangkapan-hati, Alkitab mengajarkan [Yak.1:8]: Sebab orang yang mendua hati tidak akan tenang dalam hidupnya. Inilah penggambaran Alkitabiah mengenai masalah Kepribadian-rangkap. Alkitab berbahasa Inggris, versi 'Amplified Bible' mencatat:
[Dalam keadaan demikian] seorang yang memiliki pikiran-rangkap --berperilaku tersendat-sendat, peragu, tanpa kepastian-- (ia berperilaku) tidak stabil, tidak dapat diandalkan dan tidak merasa pasti akan berbagai hal (yang dipikirkannya, yang dirasakannya, yang diinginkannya).
Istilah 'pikiran-rangkap' adalah hasil terjemahan dari suatu kata-majemuk bahasa Gerika yang berarti 'dua-jiwa'.
Tahap berikut dari pengungkapan itu datang beberapa minggu kemudian. TUHAN menyuruh saya menggambarkan kedua tangan saya di atas kertas. Lalu IA menunjukkan bahwa setiap jari mewakili roh-najis tertentu, dan IA menunjukkan betapa roh-roh najis berperan di dalam diri Pasien itu. Roh-pengendali Schizoprenia itu menmpatkan berbagai roh-najis demi memelintir kepribadian (jadi memelintir perilaku) korbannya.
Kepribadian-rangkap SELALU DIMULAI oleh ketertolakan! (Ditolak oleh orang-tua, dan/atau saudara-saudara dan/atau masyarakat). Akar masalahnya selalu dimulai pada masa kanak-kanak, atau di masa bayi, atau sejak di dalam kandungan!
Sangat banyak hal mungkin mengakibatkan ketertolakan. Boleh jadi bayi itu tidak dikehendaki (hasil-pergaulan-liar, atau oleh rentetan kelahiran anak, atau oleh kondisi ekonomi orang-tua)! Atau jenis kelaminnya tidak sesuai dengan kehendak (salah-satu) orang tua. Banyak jalur untuk terbentuknya ketertolakan.
Kepribadian-rangkap mungkin pula diwariskan secara rohani. Jadi bukannya melalui darah atau genetika, melainkan oleh karya Iblis. Seperti 'naluri' kemanusiaan, (malaikat-malaikat)-Iblis ingin memantapkan kehadiran golongannya dalam keturunan manusia [Kej.6:1-4]. Maka keluarga-keluarga menjadi lahan yang tepat bagi keinginan ini. Jadi, kalau seorang ibu sudah memiliki Kepribadian-rangkap, maka kuasa-kuasa Iblis di dalam dirinya akan merasuk juga ke dalam diri beberapa anaknya, sejak dari dalam kandungan! ** Penyadur: Ini adalah prinsip transfer-roh, yang telah saya tuliskan dalam buku YESUS MENGETAHUI ISI HATI MANUSIA dan TAATI TUHAN YESUS, BERTOBAT TUNTASLAH!**
Perhatikan bahwa ibu yang berpribadi rangkap ini merasakan ketertolakan lebih dahulu. Dialah yang paling bertanggung-jawab untuk mencukupkan cinta-kasih bagi seluruh keluarga. Dialah yang membelai, mencumbu dan membujuk bayi itu. Ketertolakan di dalam dirinya segera membangkitkan masalah dalam relasinya dengan bayi itu. Maka anak kecil itu terkena ketertolakan oleh ketidak-mantapan pribadi ibunya! Saya ulangi SCHIZOPRENIA SELALU DIAWALI OLEH KETERTOLAKAN!
Namun tidak selamanya Ketertolakan menghasilkan Kepribadian-rangkap, karena masih dibuthkan Pembangkangan untuk melengkapi rangkapan itu. Kepribadian seseorang masih mungkin tumbuh dengan wajar kendati pernah mengalami ketertolakan hebat. Jika setelah Ketertolakan dia tidak dapat mengendalikan diri sehingga muncul Pembangkangan, terbentuklah segera Kepribadian-rangkap itu. Maka si Pribadi-rangkap akan selalu bertanya-tanya kepada dirinya: " Siapakah saya ini ,sebenarnya? Mengapa saya berperilaku begini? Aneh, mengapa saya bereaksi demikian?" Pribadinya yang asli sudah lenyap atau tertutup sama sekali.
KETERTOLAKAN (Pada gambar: tangan-kiri) adalah nama satu roh-najis utama yang membangun sisi kiri dari Kepribadian-rangkap. Roh ini merangsang Pasien untuk menarik-diri dari pergaulan. Sikap yang menjorok ke dalam batin --penderitaan dalam batin, kehausan akan aksih-sayang, rasa-ketiadaan jaminan atau tidak aman, perasaan-rendah-diri, khayalan-khayalan di dalam batin, melarikan diri dari kenyataan, serta anggapan: "Saya bukan bagian dari masyarakat ini...."-- inilah salah satu-sisi dari Kepribadian-rangkap yang dibangun oleh (malaikat-) Iblis di dalam diri korbannya.
PEMBANGKANGAN atau PEMBERONTAKAN adalah sisi-kedua yang dibangun oleh Iblis di dalam diri Pasien berpribadi-rangkap. (Pada gambar: jari-tengah tangan kanan). Jika seorang anak tumbuh dengan kehausan-kasih-sayang yang tidak terpuaskan, maka dia akan sulit membangun dan menikmati hubungan berkasih-sayang dengan lingkungannya. Pemberontakan segera terbentuk. Ia mulai berjuang demi beroleh perhatian dan/atau kasih-sayang. Atau dia mulai menyerang pihak-pihak yang membuat dia merasa tertolak atau yang tidak memuaskan haus-kasihnya. Pemberontakan ini akan bergejolak kuat dan tampil berbentuk sifat keras-kepala, sikap 'semau-gue' dan keakuan (egoistis). Inilah sisi yang kedua. Bukannya kepribadian yang menjorok ke dalam batin, melainkan menonjok ke luar, menuding orang lain! Tampil secara agresif, amarah, kepahitan, kesumat, kebencian dan pembalasan-dendam.
Pribadi-asli Pasien ini terjepit di antara dua pribadi-semu ciptaaan Iblis di dalam batin-nya. Roh-nya terjepit di antara jalinan dua gugusan oh-roh najis yang disuntikkan Iblis ke dalam dirinya. Perilaku goyah dan tampil bergantian, dari dalam dirinya. Perilaku goyah dan tampil bergantian, dari satu sisi ke sisi lainnya dalam rentang-waktu yang sangat singkat.
TUHAN menunjukkan bahwa Pasien itu tidak dapat saya panggil dengan Sarah saja. Kepribadian-rangkap ini mengharuskan kita memanggilnya dengan Sarah-pertama dan Sarah-kedua. Sarah-pertama adalah pribadi-asli, yang tertindas dan tidak dapat tampil dengan bebas. Sarah-kedua adalah pribadi yang memiliki dua-sisi tadi, masing-masing dengan roh- najis utama: Ketertolakan dan Pembangkangan. Jadi boleh jadi ada tiga pribadi yang dapat diamati, tampil bergantian dalam waktu singkat! Para pengamat akan bingung, begitu juga Konselor yang ingin menolong, bahkan si Pasien sendiripun bingung!
*** PENYADUR: Karena Iblis mampu menginjeksikan berbagai roh-najis yang bergayut pada kedua roh-najis utama (KETERTOLAKAN DAN PEMBANGKANGAN) yang dikendalikannya dengan sesuka hati, maka dengan mudah malaikat-Iblis menghasilkan variasi-variasi tambahan, dengan menampilkan roh-roh sampingan secara bergantian mendominasi pribadi Pasien. Dengan demikian mungkin tampil Sarah-kedua yang masing-masing sisinya bervariasi dalam dua atau tiga penampilan, dirangsang oleh roh-roh najis tidak utama, sehingga seluruhnya mungkin muncul lima atau enam pribadi yang tampil berbeda. Ini adalah pengalaman PENYADUR, dalam melayani gadis dengan enam-kepribadian.***
Pada gambar, pribadi-asli tidak digambarkan oleh kedua tangan itu. Pribadi asli tergambar kerdil di antara kedua tangan itu, terjepit di antara kedua pribadi-semu, sebab malaikat-Iblis tidak mengizinkannya tumbuh dengan wajar. Pasien itu tidak mengenali pribadi-aslinya. Untuk dapat dibebaskan, pribadi-asli itu harus memiliki Yesus! (BEGITU PENTINGNYA MENGUNDANG YESUS MASUK KE DALAM HATI; Penyadur). Yesus harus hadir di dalam diri di Pasien, dan kuasa Yesus mulai membentuk dan mengembangkan pribadi-asli itu, seturut kehendakNya. Maka diperlukan waktu yang cukup panjang untuk pelepasan tuntas. Berbulan-bulan atau bertahun-tahun.
Pelepasan (penyingkiran roh-roh najis) itu harus berlangsung dengan tenang, tidak terburu-buru, karena kerdilnya pribadi-asli. Jika seluruh roh-najis itu mendadak-sontak direnggut pergi, maka Penderita mungkin merasa dirinya musnah begitu saja. Jadi, penyingkiran rangkapan-probadi harus berlangsung sejalan dengan pertumbuhan kepribadiannya yang asli.
Lihatlah satu hal yang mungkin terjadi dalam proses penyembuhan seorang yang memiliki Kepribadian-rangkap. Dalam satu sisi, si Pasien harus belajar menaklukkan diri ke bawah kekuasaan yang syah atau keteraturan. Dia menghadapi suatu ujian-kepribadian di sana. Dia harus belajar takluk kepada peraturan atau ketentuan umum, sementara (oleh roh-pembangkangnya) dia tidak memiliki kebiasaan demikian. Apa yang akan dilakukannya? Ada tiga pilihan tersedia baginya:
Apakah ia akan terhenyak kembali ke dalam ketertolakan? Larikah dia ke dalam kamar? Menggelapkan kamarnya dan menutupi wajahnya? Lalu menolak berbicara dengan semua orang?
Ataukah ia akan terjerumus ke dalam roh-pembangkangan? Tampil marah-marah kepada setiap orang. Menantang semua orang? Menampilkan lagi keras-kepalanya?
Ataukah dia akan memilih menampilkan kepribadian Yesus muncul dari dalam dirinya? Mengambil sikap bekerja sama, kendati merasa kurang enak? Mau takluk kepada aturan yang syah?
*** Keputusan itu adalah haknya sendiri! dia harus mau mematahkan kehendak roh-roh-najis (roh-ketertolakan dan roh-pembangkang) itu sekaligus mematahkan kebiasaan lama yang buruk. (Inilah satu jenis manusia-lama yang Rasul Paulus uraikan panajng-lebar di dalam surat-suratnya). Pribadi-asli ini harus cukup kuat berakar di dalam Yesus, untuk dapatnya keputusan sehat itu diambil dan dilaksanakan oleh si Pasien.
Pada hari lain, mungkin si Pasien harus belajar menunjukkan kasih-sayang kepada anggota-anggota keluarganya. Atau terhadap teman-teman pergaulan, tanpa kecuali. Ini juga suatu batu ujian kepribadian.
Apakah dia menampilkan sikap dan tindakan agresif terhadap pribadi-demi-pribadi teman bergaulnya? Apakah dia cenderung menantang setiap usulan orang lain dalam pembicaraan sehari-hari? Apakah dia selalu menampilkan reaksi amarah di dalam berurusan dengan orang lain.
Atau dia selalu menghindar dari uluran-kasih-sayang teman sepergaulannya? Memilih menundukkan kepala sambil mematikan perasaan terhadap simpati orang lain? Atau menyendiri di tengah suasana persekutuan yang jelas-jelas saling mengasihi?
Atau beranikah dia, dengan sadar dan sengaja, mengambil tindakan kasih-sayang (misalnya dengan tepukan ramah di bahu teman, atau dengan ucapan: "Saya menyukai penampilan anda," atau "Saya suka pembicaraan anda.") terhadap pribadi-demi-pribadi dalam pergaulannya? Tanpa kecuali?
**** Pemilihan tampilan-kepribadian di atas adalah haknya sendiri! Dia harus mematahkan kehendak roh-roh-najis (roh-ketertolakan dan roh-pembangkang) itu sekaligus mematahakn kebiasaan lama yang buruk. Pribadi-asli ini cukup kuat berakar di dalam Yesus, untuk dapatnya keputusan sehat itu diambil!
Kembali ke gambar-tangan itu, terlihat adanya PUSARAN di tengah kedua tangan itu. Pribadi Schizopren ini seperti sedang diputar-putarkan oleh angin-puyuh atau badai-rohani! Maka siapapun yang berurusan dengan dia harus berhati-hati; ia mungkin terkena hempasan angin-puyuh-kepribadian-rangkap (atau badai-rohani) itu. Dan terluka olehnya! Perhatikan hadirnya anak-panah yang membawa pusaran (badai-rohani)nya sendiri. Inilah teman-bergaul si Pasien yang memiliki rangkapan-kepribadiannya sendiri. Ada pula anak-panah yang 'bersih', tanpa pusaran. Merekalah pribadi yang stabil, yang mampu berurusan dengan si Pasien tanpa menimbulkan benturan, tidak mudah terluka oleh badai-rohani si Pasien!
Yang layak menjadi Konselor harusnya seorang yang bebas dari badai-rohani (bersih dari rangkapan-kepribadian!) Jangan sampai terjadi, badai-rohani si Konselor berbenturan dengan badai-rohani si pasien, menghasilkan kekacauan yang berlipat ganda! Dua-duanya rusak!
Konselor yang mau menolong si Pasien perlu berhati-hati dan mengamati dengan teliti badai-rohani si Pasien. Bilamanakah putarannya ke kanan (pembangkangan dan menantang) dan bilamanakah ke kiri (menarik-diri dan tertutup)! Ia harus dapat mengambil pendekatan yang sesuai untuk kedua jenis reaksi yang ekstrim itu.
MARI KITA LIHAT APA SAJA YANG DIGAMBARKAN OLEH SETIPA JARI TANGAN di dalam gambar itu. Kita akan mulai dengan jari-jari pada TANGAN-KIRI.
JARI-MANIS (jari-pernikahan!) melambangkan hawa-nafsu. TUHAN menunjukkan kepada saya bahwa roh-najis ini 'menikahkan' orang kepada dunia demi cinta. Hawanafsu selalu berakar pada Ketertolakan. Jika seseorang belum puas akan kasih-sayang yang wajar, kedagingannya akan mulai mencari-cari cinta menurut selera kedagingan; itulah nafsu. Maka oleh pencarian ini terbukalah celah untuk menyelinapnya roh-hawanafsu. Tentu saja roh-hawanafsu ini membawa juga 'sepupunya', yakni roh-pengkhayal-nafsu. Roh-pengkhayal-nafsu ini mungkin menuntun Pasien sehingga menganggap diri sebagai super-star (bintang-film) romantis, atau menuntun si Pasien untuk mengkhayalkan tindak-tanduk hawa-nafsu bejat yang menjadi awal bagi tindak kejahatan. Pada wanita, mungkin muncul roh-persundalan, biasanya diawali oleh penampilan dan cara berpakaian yang merangsang laki-laki. Penyimpangan perilaku seksuil boleh jadi merupakan upaya habis-habisan untuk menutupi Ketertolakan. Namun sesungguhnya pengalaman seksuil, nyata atau khayali, hanyalah pemuasaan palsu yang tidak dapat memuaskan kehausan kasih-sayang yang murni. Ini hanyalah cara Iblisi yang tidak sehat, yang menuntun Pasien ke arah frustasi dan keputus-asaan!
JARI KELINGKING (kerdilnya!) tangan kiri melambangkan ketiada-jaminan atau rasa-tidak-aman (insecurity) dan perasaan-rendah-diri. Inipun manifestasi dari roh-ketertolakan. Pribadi yang merasa tertolak-hebat akan segera merasakan ketiada-jaminan atau ketidak-amanan serta rasa rendah-diri yang dalam.
JARI-TELUNJUK (untuk 'menuding') melambangkan penudingan-diri-sendiri (mendakwa-diri-sendiri). Roh-najis ini membuat si Pasien meremehkan diri sendiri dan menghancurkan harga dirinya sendiri. Dalam banyak kasus, kami menjumpai roh-penudingan-diri ini berpasangan dengan roh-memaksa-mengaku (Confession). Contohnya, jika si Pasien terjerumus ke dalam dosa, ia tidak akan tenang kalau belum mengaku-dosanya! Pengakuannya biasanya diungkapkannya kepada orang yang diharapkannya memberi kasih-sayang. Ia terdorong melakukan hal ini demi mengjutkan teman pergaulannya, agar mereka mengulurkan perhatian terhadap dia, memuaskan rasa haus-kasih-sayangnya.
JARI-JARI TANGAN-KANAN melambangkan agresivitas, menjorok ke luar pribadi si Pasien, menuding atau menyerang orang lain.
JARI-TENGAH, telah kita mengerti, melambangkan Pembangkangan atau Pemberontakan. Telah disampaikan di muka, bahwa Pemberontakan adalah pribadi-semu hasil ciptaan malaikat-Iblis pembentuk schizoprenia itu. Gugusan roh-najis yang digambarkan pada tangan-kanan ini (Pemberontakan) merupakan 'cermin' atau pengimbang bagi gugusan roh-najis yang digambarkan tangan-kiri: Ketertolakan, sebagai 'cermin', karena yang satu tampil ke luar dan bergejolak ke dalam disertai rasa-ketiada-jaminan (menutup diri).
JARI-MANIS (jari-pernikahan) tangan-kanan melambangkan sikap 'semau-gue'. Roh-najis ini 'menikahkan' si Pasien dengan kemauan-sendiri. Maka terbukalah celah untuk menyelinapnya roh-kedegilan (keras-kepala), roh-keakuan (egois) dan roh-kebebalan (tidak dapat diajar). Lagi-lagi terlihat disini pengimbangan terhadap Ketertolakan. Ketertolakan atau takut tertolak itu membuat dia memaksa diri atau mendorong diri untuk tampil, kalau perlu secara melukai orang lain. Begitulah caranya dia mengimbangi perasaan Ketertolakannya! Cara yang sia-sia.
JARI-TELUNJUK (penuding!) adalah untuk mendakwa. Melambangkan roh-pendakwa. Inipun roh-pengimbang terhadap roh-najis pada sisi lainnya. Sekaligus dia berusaha untuk membelokkan tudingan, jangan terhadap dirinya, melainkan terhadap orang lain. Jadi kalau roh-penuding di sisi-kiri menyatakan "Sayalah yang bersalah!", maka yang di sisi-kanan meneriakkan "Dia yang berdosa!" Roh-penuding ini membawa juga sepupunya, antara lain roh-penilai atau penghakimi.
JARI-KELINGKING (kerdilnya!) menampilkan kekerdilan. Kalau roh yang dilambangkan oleh jari-kelingking tangan kiri mendorong si Pasien untuk mengecil (padahal tidak sungguh-sungguh kerdil), maka roh-kekerdilan pada sisi-kanan merangsang si Pasien untuk tampil besar (kendati tidak sungguh-sungguh). Merasa tampil melalui ketertipuan. Di sini terdapat roh-penipuan-diri-sendiri(self-delusion),roh perangsang-(palsu)-diri-sendiri (self-seduction) dan roh-kebanggaan-semu (pride). Semuanya menggelembungkan diri sendiri. Kebanggaan-diri adalah pengimbang yang logis bagi Ketertolakan. Seseorang yang tertolak menginginkan juga untuk tampil penting. Roh-penipuan-diri mungkin datang dengan bualannya: "Saya ini seorang raksasa-rohani!" atau "Saya calon pemimpin dunia!" Maka pribadi yang terluka itu serasa beroleh semangat hidup. Namun semuanya itu palsu, hanya akan menuntun kepada frustasi, kekecewaan dan keputusasaan.
Dalam suatu kasus pelayanan, roh-penipuan-diri itu telah membuat seorang gadis berumur tigabelas tahun mempercayai bahwa dirinya telah berusia sembilan belas! Dia sampai manyandangkan suatu nama lain yang cocok bagi dirinya yang berumur sembilan belas! Dia berusaha keras untuk berpikir, berbicara dan bertindak selayak seorang gadis berumur sembilan belas tahun! Dia terdorong terus, malampaui ketahanannya dan kematangannya,. Hasilnya hanyalah pelipat-gandaan kekecewaan belaka.
Melalui pengajaran itu, TUHAN menunjukkan bahwa kedua ibu jari menggambarkan tahapan Paranoid (yang lebih parah) dari Schizoprenia. Sebagian digambarkan oleh ibu-jari tangan kiri, karena berakar pada Ketertolakan. Disini bertengger roh-iri-hati dan cemburu. Ini berkembang dari haus-kasih-sayang yang tidak terpuaskan. Pasien menjadi iri-hati dan cemburu terhadap orang-orang lain yang dianggapnya beroleh kasih-sayang yang cukup.
PADA SISI PEMBERONTAKAN hadirlah roh-tidak-percaya-orang-lain, roh-curiga, roh-ketakutan dan roh-algojo. Dalam gugusan ini terdapat juga roh-konfrontasi-terhadap-kejujuran, yang akan mendorong manusia itu berkonfrontasi dengan biaya berapa saja, terhadap setiap kejujuran! Roh-curiga dan tidak-percaya-orang-lain akan menggelembung terus dan mendorong si Pasien untuk berkonfrontasi dengan orang lain. Setelah konfrontasi, dorongan tadi terpuaskan sementara, dan tekanan yang dirasakan Pasien itu mereda untuk beberapa lama. Namun orang yang lain itu harus merawat luka(-batin)nya sendiri. Nah, Pasien yang bertindak di bawah pengaruh setan-Paranoid ini tidak perduli akan luka-luka batin yang ditimbulkannya pada diri orang lain. Namun dia luar biasa peka terhadap setiap serangan terhadap dirinya.
Pengungkapan dari TUHAN yang ditampilkan oleh gambar tangan dan ajri-jemari itu terbukti kebenarannya; mutlak dan tidak dapat ditawar-tawar. Sekian banyak kasus Schizoprenia yang kami tangani mentaati rumusan di dalam pengajaran ini.
Nama roh-roh najis yang terdaftar pada pergelangan TANGAN-KIRI biasa terdapat pada sisi Ketertolakan dari Kepribadian-rangkap. Tentu saja dari Pasien ke Pasien akan terlihat variasinya. Daftar itu masih belum lengkap, masih dapat disempurnakan. Dapat dimengerti bahwa roh-roh najis dalam daftar itu bergelayut pada ketiga roh-roh-ketertolakan, yakni roh-ketertolakan, roh-takut-ditolak dan roh-penolakan-diri-sendiri.
Nama roh-roh najis yang terdaftar pada pergelangan TANGAN-KANAN mencakup roh-pengendalian dan roh-haus-kekuasaan. Semuanya bergayut kepada roh-pemberontakan [1Sam.15:23]:
Sebab pendurhakaan (sama dengan pemberontakan; Penyadur) adalah sama seperti dosa bertenung dan kedegilan adalah sama seperti menyembah berhala dan terafim.
Pengertian ayat ini dapat didekati dari dua arah. PERTAMA, di hadapan TUHAN, pemberontakan sama kejinya dengan bertenung (berdukun). KEDUA, dapat diartikan bahwa si Pemberontak memiliki juga sifat petenung! Praktek tenungan selalu ditujukan untuk mengendalikan pihak lain (haus-kekuasaan). Dengan memanfaatkan (secara sadar ataupun tidak) kuasa-kuasa iblis, begitulah tenungan. Pemberontakan memang mempunyai salah satu tujuan: mengendalikan pihak lainnya, disamping melampiaskan haus-kekuasaan.
Mari kita teruskan dengan daftar pada pergelangan tangan-kanan itu. Di sana terdapat 'akar-pahit'. Sementara itu, dalam kehidupan setiap orang pasti muncul pertikaian atau perselisihan. Ada saja peristiwa, ada saja ucapan orang lain yang perlu diselesaikan dengan memberi maaf. Di sinilah pusat masalah bagi pasien Schizoprenia: ia sangat sulit memaafkan! Dia memiliki roh-tiada-maaf! Peristiwa-peristiwa (pahit) yang terjadi puluhan tahun yang silam, baginya masih jelas teringat, seolah-olah barusan saja kejadiannya. Akar-pahit ini melekat kencang dan pada gilirannya mengundang masuk roh-amarah, roh-kebencian, roh-kedengkian, roh-kesumat, roh-balas-dendam, roh-kekejaman, bahkan roh-pembunuhan! Dan masih ada roh-roh lainnya tentu.
Bagaimana caranya si Pasien schizoprenia dapat bebas dari kekusut-masai-an rohani ini? Tiga bidang utama yang harus ditaklukkan adalah KETERTOLAKAN, PEMBERONTAKAN dan AKAR-PAHIT. penguasaan ketiga bidang ini sebaiknya terjadi bersamaan dengan:
Sejalan dengan pelatihan pada keempat bidang ini akan terburailah dua gugusan roh-najis yang jalin-menjalin ketat itu. Tentu saja si Pasien harus mengambil sikap yang sangat tegas! Ia harus tegar di dalam sikap: "AKU HARUS MENJADI BAIK! AKU TIDAK RELA SETAN-SETAN MENGANDALIKAN DIRIKU". Barulah dia meraih kemenangan di masa depan!
Nah, di bagian bawah gambar, di antara kedua tangan itu terlukis sebuah boneka kayu berjudul PRIBADI ASLI ini harus bangkit (searah panah) dan menceraikan jalinan gugusan roh-roh-najis yang membentuk Kepribadian-rangkap itu. Pribadi Asli yang dewasa seharusnya mewarisi rupa Pribadi Yesus sendiri! Maka penting pulalah kegiatan-kegiatan rohani, seperti Penelahaan Alkitab, Doa dan Puasa, dan Persekutuan yang manis, demi kelepasan yang tuntas. Dengan cara demikianlah, Pasien itu bertumbuh bersama Yesus, mewarisi kualitas-kualitas pribadi Yesus Kristus.
Kelepasan dari Kepribadian-rangkap merupakan perjuangan berat bagi si Pasien, maunpun bagi Konselor. Saya memuji ketegaran perjuangan pasien Schizoprenia yang memenangkan pertarungannya. Sesungguhnya, kelepasan dari Kepribadian-rangkap menjadi pelayanan yang paling berat dan pertarungan paling dahsyat dari semua pelayanan-pelepasan yang kami lakukan.
SEKIANLAH SADURAN DARI TULISAN IDA MAE HEMMOND, HAMBA TUHAN YANG BEROLEH PENGAJARAN LANGSUNG DARI TUHAN. Saya mempercayai bahwa Tuhan mau mengajar langsung hambaNya mengingat Mat.11:29.
---o0o---
Pembaca yang saya kasihi, seyogyanyalah anda harus mengakui bahwa Tuhanlah yang paling memahami hakekat gangguan Schizoprenia dalam diri manusia, bukannya para ahli Psikologi. Tuhan, yang menciptakan setiap manusia, tentunya sangat memahami dan berbagai gangguannya, sehingga selayaknyalah para hamba Tuhan belajar kepada Tuhan Yesus. Bukannya belajar Psikologi, ilmu yang dikembangkan oleh para Atheis itu.
Maka pemantapan pemahaman yang terdapat dalam Bab ini disarikan dari pengajaran Alkitab belaka.
Setelah memahami hakekat kepribadian-rangkap dari Bab-bab yang terdahulu, yakni ganti-bergantinya roh-roh yang mengendalikan perilaku manusia, maka tidaklah masuk akal jika penyebab gonta-gantinya roh-roh itu disebabkan oleh FAKTOR DI DALAM DIRI MANUSIA sendiri! Mana ada orang yang mau menampilkan perilaku aneh-aneh dan kacau demikian?
Lebih masuk akal jika dinyatakan bahwa gonta-ganti roh-roh pengendali itu terjadi karena masuknya berbagai roh, jadi merupakan pengaruh DARI LUAR DIRI MANUSIA! Maka siapakah yang mampu melakukan injeksi roh-roh, sekaligus bertujuan merusak manusia? Tidak lain Iblis saja, yang berketetapan hati mau mencelakakan manusia, gambar Tuhan itu!
Maka masuk akallah, jika penangan Schizoprenia hanya efektif bila dilakukan dengan tindakan MENANGGULANGI FAKTOR DI LUAR DIRI MANUSIA, yakni memerangi malaikat-Iblis pendamping si sakit itu! Dan itu adalah peperangan besar, karena malaikat Iblis itu memiliki beberapa keunggulan terhadap manusia duniawi:
Malaikat Iblis sudah berusai ribuan tahun, serta memiliki pengalaman yang sangat banyak dalam menipu, mempengaruhi, bahkan dalam mencelakakan orang-orang. {Maka manusia bukanlah tandingan para malaikat Iblis! Hanya pengikut Yesus, yang sudah dewasa-rohani (nantikan buku yang akan terbit mengenai KEDEWASAAN ROHANI) yang mampu menanggulangi serangan-serangan malaikat-Iblis itu}
Malaikat iblis memiliki kecerdasan yang sangat tinggi, karena ribuan tahun lamanya sudah diasah, dalam bertarung kecerdikan melawan malaikat Tuhan, mampu melawan manusia yang sadar dan memerangi malaikat-malaikat Iblis. {Maka hanya di bawah tuntunan Roh Kudus, Roh Tuhan sendiri, hamba-hamba tuhan dapat menang, dan menolong korban-korban yang telah dirusak oleh malaikat-iblis}.
Malaikat Iblis dapat
melihat dengan jelas orang-orang yang (akan) menjadi korbannya, juga
melihat jelas hamba-hamba-Tuhan yang mencoba memerangi dia, sementara
manusia tidak dapat melihat perwujudan malaikat Iblis itu. Manusia hanya
dapat merasakan kehadirannya melalui 'radar' yang Tuha nberikan {Ayub
4:15], ataupun dari perilaku manusia di hadapannya.
(Keadaan akan
berimbang jika mnusia, SETIAP HARI, mengundang darah Yesus untuk
membungkus dirinya, sehingga bebaslah ia dari serangan-serangan Iblis,
untuk hari itu. Bahkan malaikat Iblis tidak mampu lagi melihat dan
mengenali, siapa gerangan yang berada di dalam 'bungkus' darah Yesus
itu!).
Dari berbagai pemahaman Alkitabiah di atas, tidak mengherankan komentar Ida M.H.: "Sesungguhnya, kelepasan dari Kepribadian-rangkap menjadi pelayanan yang paling berat dan pertarungan paling dahsyat dari semua pelayanan-pelepasan yang kami lakukan..."
Pekerjaan Iblis merusak penampilan pribadi manusia harus dilihat sebagai bagian dari Pemberontakan Besar yang terjadi di Sorga, direkam dalam Why.12:7-9:
[7] Maka timbullah peperangan di Sorga. Mikhael dan malaikat-malaikatnya berperang melawan naga itu, dan naga itu dibantu oleh malaikat-malaikatnya, [8] tetapi mereka tidak dapat bertahan; mereka tidak mendapat tempat lagi di sorga. [9] Dan naga besar itu, si Ular tua, yang disebut Iblis atau Satan, yang menyesatkan seluruh dunia, dilemparkan ke bawah; ia dilemparkan ke bumi, bersama-sama dengan malaikat-malaikatnya.
Setelah Iblis tidak dapat mengambil-alih kekuasaan TUHAN, Mahapencipta (ini direkam dalam Yes:14:12-15), setelah Iblis dan rombongannya dikalahkan oleh Mikhael (malaikat-Tuhan yang setia) beserta rombongannya, mereka tercampak ke bumi (direkam secara simbolos dalam Why.12:4).
Iblis dan malaikat-malaikatnya setelah menyesatkan Hawa dan Adam (yang pada mulanya ditentukan Tuhan menjadi penguasa bumi) hanya mampu menguasai bumi. Iblis mempertahankan terus -menerus menyesatkan umat manusia, yang artinya sama dengan membunuh rohani manusia, seperti yang telah dialami Hawa dan Adam.
Dalam Yoh.8:44, Yesus katakan: "...Iblis adalah pembunuh manusia sejak semula (sejak Hawa dan Adam; pen.)...Apabila ia berkata dusta, ia berkata atas kehendaknya sendiri...(seperti di masa Iblis mendustai Hawa, sehingga Hawa dan Adam terbunuh rohaninya; pen.)..."
TIDAK BEROLEH EMAS, PERAKPUN JADI....Maka bagi Iblis, adalah logis: jika Iblis tidak dapat langsung membinasakan (-rohani) manusia, ya melumpuhkannya juga memadailah. Sekurang-kurangnya Iblis ingin membingungkan manusia, demi menghambat manusia agar tidak memakai kuasa Yesus untuk memeranginya.
Dari permainan Iblis menginjeksikan berbagai roh-najis ke dalam diri manusia, istimewa dari permainannya dengan masalh Schizoprenia, sudah dicapainya berbagai hasil selama ribuan tahun.
MENCEMOOH TUHAN, adalah hasil yang jelas, karena manusia yang tadinya diciptakan menurut gambar dan peta Tuhan, ternyata menjadi boneka yang dipermainkan Iblis sesuka hati!
MENYIKSA MANUSIA YANG MENJADI KORBANNYA, kalau dapat akan dibuatnya menjadi hamba Iblis. Jika tidak berhasil, Iblis berusaha membinasakan roh dari korbannya itu. Jika ini tidak berhasil juga, akan diusahakannya agar menjadi gila ataupun membunuh-diri ataupun mati-muda oleh berbagai cara (kecelakaan).
MELENYAPKAN MANFAAT MANUSIA ITU BAGI KERAJAAN SORGA adalah hasil yang logis dari pekerjaan Iblis yang disebut di atas.Bahkan bagi masyarakatpun si 'pasien tidak bermanfaat lagi.
MEMBINGUNGKAN PARA AHLI ILMU JIWA (SEKULER) adalah hasil tambahan yang diperoleh Iblis, sebagai usaha mencemoohkan manusia, yang ditinggikan Tuhan! Bingungnya para Ahli Ilmu Jiwa Sekuler ini terlihat dari tidak mampunya mereka menyelesaikan kasus-kasus semacam ini, sehingga yang dapat dilakukan adalah memberi obat penenang banyak-banyak, yang apda gilirannya akan membuat ketergantungan obat. Permasalhannya tidak terselesaikan, melainkan sekedar dipindahkan ke sisi yang lain dari pribadi si 'pasien'!
MEMBINGUNGKAN PARA THEOLOG YANG TIDAK MENERIMA PENGAJARAN TENTANG ROH-ROH. Sungguh, saudara yang terkasih, ada banyak Pendeta, Gembala Sidang dan Theolog yang kebingungan dalam mengamati fenomena Kepribadian Rangkap di dalam pelayanan mereka. Memang demikianlah ganajran bagi mereka yang tidak mau menerima pengajaran tentang roh-roh yang disampaikan Tuhan di dalam Alkitab. Yesus sendiri telah mendemonstrasikan karyaNya di dalam KAWASAN ROH-ROH, masakan kita, yang mengaku pengikut Yesus mau menyangkali pengajaran tersebut?
MENAMBAH BEBAN-PIKULAN MASYARAKAT adalah hasil sampingan yang lain. Memang Iblis gemar membuat pribadi-pribadi manusia, maupun masyarakat-manusia. Dengan pikulan yang bertambah itu, boleh diharapkan bahwa manusia akan mencari pertolongan dari sumber-sumber yang disediakan Iblis (yakni dukun-sakti dan paranormal), sehingga semakin banyak orang terikat kepada Iblis, sehingga penguasaannya atas dunia ini semakin kencang!
---o0o---
7. UPAYA PENYEMBUHAN
PASIEN SCHIZOPRENIA.............
7.1. Rebut Penderita Dari Cengkeraman
si Iblis................
7.2. Beri Pelayanan-pribadi dan
Pelepasan......................
7.3. Sembuhkan Luka-luka Batin
Penderita......................
7.4. Rawat Dalam Suasana yang
Bagus..........................
7.5. Latih dan Perkuat si
Penderita................................
7.6. Latih Berperang-rohani
dan Utus Bertarung...............
7.7. Prinsip-prinsip
Kesembuhan....................................
8. TAHAP-TAHAP
PENYEMBUHAN............
8.1. Penyelesaian Masalah Dari Masa
Lalu.......................
8.2. Pengkudusan Dari
Roh-roh-najis..............................
8.3. Pembersihan
Gagasan-tipuan..................................
8.4. Rangsang menjadi
Dewasa-rohani............................
8.5. Latihan Bertarung dan
Mengalahkan Iblis...................
8.6. Pengutusan Kembali ke Tengah
Masyarakat...............
9. LAYAKKAH ANDA
MELAYANI PENDERITA SCHIZOPRENIA?.
9.1. Bebas dari Gangguan
Roh-roh-najis..........................
9.2. Mengalami Dilayani Pribadi
oleh Tuhan Yesus..............
9.3. Menghayati Pengajaran
Yesus.................................
9.4. Memiliki Ketekunan dan
Kesetiaan Melayani................
9.5. Bebas dari
Badai-rohani.........................................
9.6. Sudah
Dewasa-rohani...........................................
9.7.
Pencegahan Rangkapan Pribadi...............................
---o0o---
Untuk menggambarkan upaya penyembuhan penderita Schizoprenia dengan tepat, pandanglah seorang penderita Schizoprenia sebagai korban yang telah dicengkeram Harimau yang istimewa, bahkan sedang dicakar-cakar dan dipermain-mainkannya. Keistimewaan Harimau itu adalah:
Harimau itu telah melukai si Korban secara hebat, berulang-ulang, sehingga tubuh Korban itu sudah morat-marit! Maka si Pelayan harus merebut si korban itu dari cengkeraman si harimau. Tentu saja si Harimau berusaha merampas kembali si Korban sambil mencoba melukai anda, yang telah mengacaukan rencananya! Begitulah akan terjadi secara terus-menerus, sehingga untuk menghentikan upaya si Harimau, anda harus berusaha sungguh memproses si Korban yang telah leaps dari cengkeraman Harimau itu, agar menjadi kuat dan pada waktunya bertarung sendiri (dan menang!) atas harimau itu.
Penyelamatan, perawatan dan pelatihan demikian, mutlak harus dilakukan, karena harimau itu sudah melukai banyak korban, dan dia dapat mempermainkan beberapa korban sekaligus, bukannya satu-persatu! Di pihak lain, si Pelayan hanya mampu menolong dan merawat korban itu satu-persatu saja! Maka urusan penyelamatan dan penyembuhan si korban dapat dijabarkan sebagai berikut:
Rebut si Korban itu dari si Harimau, dan pertahankan, karena si Harimau itu akan berusaha merebutnya kembali. Dalam 'bahasa-pelayanan-rohani', hal ini berbunyi: Rebut si penderita dari cengkeraman si Iblis, yang telah menyiksa dan mempermain-mainkannya, dan pertahankan, karena si Iblis itu akan berusaha merebutnya kembali. Bahkan Iblis akan berupaya untuk melukai anda juga dalam perebutan itu.
Sembuhkan luka-luka si Korban bekas cakar harimau itu. Dalam 'bahasa-pelayanan-rohani', hal ini berbunyi : Sembuhkan luka-luka batinnya si Penderita, akibat siksaan yang dilakukan oleh (malaikat-) Iblis.
Rawat si Korban dalam suasana yang tepat untuk mencapai kesembuhan dan pemulihan, sampai ia menjadi kuat. Dalam 'bahasa-pelayanan-rohani', hal ini berbunyi : Rawat si Penderita dalam lingkungan dan suasana yang tepat untuk kesembuhan rohaninya, sambil dilatih menjadi kuat secara rohani.
Latih si Korban untuk mengenal dirinya, bahwa dia, setelah sehat kembali, sesungguhnya mampu bertarung dan mengalahkan Harimau itu. Latih sampai dia kuat dan siap untuk bertarung. Dalam 'bahasa-pelayanan-rohani', hal ini berbunyi : Latih si Penderita untuk mengenali dirinya, menyadari bahwa dia, setelah rohaninya sehat kembali, sesungguhnya mampu bertarung dan mengalahkan Iblis yang telah menyiksa rohaninya. Latih sampai dia kuat dan siap untuk bertarung.
Pekerjaan pertama yang harus dilakukan si Pelayan adalah membebaskan penderita itu dari (malaikat-) Iblis yang telah mencengkeram dan menyiksa si Pasien. Pekerjaan ini berbentuk rebut-merebut si Penderita, sehingga untuk membuat si Penderita, sehingga untuk membuat si Penderita bebas tuntas, si Pelayan harus mempertahankan terus-menerus, karena si Iblis akan berusaha keras merebutnya kembali. Hal inilah yang disinggung Yesus dalam Mat.12:29 dengan istilah: 'orang-kuat', yang harus diikat lebih dahulu, sebelum dapatnya hartanya dirampas. Penderita Schizoprenia itulah milik si Iblis yang harus dirampas! Urusan ini telah saya saya tuliskan dalam buku: 'MENGUSIR SETAN DENGAN KUASA ROH TUHAN'.
Perlu ditambahkan: dalam perebutan itu, Iblis akan berusaha melukai si Pelayan, kadang-kadang dengan memanfaatkan si Penderita, selama masih dapat dikendalikannya. Saya pernah mengalaminya, ketika Noorta, dalam keadaan (setengah-) kesurupan, menjerit sambil meludahi muka saya, meneriakkan: "Insinyur tai kamu; Letkol tai kamu!" Pengalaman ini tidak akan pernah saya lupakan.
Tentu saja maksud si Iblis adalah untuk membuat saya marah, mungkin menempeleng perempuan itu. Atau membuat saya tawar hati dan menyingkirkan dia dari lingkungan pelayanan kami (Supaya Iblis bebas lagi meneruskan menyiksa perempuan itu!) Namun Roh Kudus, dengan indah mewaspadakan saya, mengingatkan suatu ayat, sehingga saya berdoa bersuara: "Tuhan Yesus, saya sudah dimaki oleh setan ini, karena Engkau, Tuhan. Oleh sebab itu, berilah berkatMu, sesuai dengan Matius 5:11. Dan kamu setan, teruskan makianmu itu, supaya bertambah-tambah berkat Tuhan bagiku!"
Ajaib, setan itu terdiam bungkam. Sebab setan mengerti sungguh sabda Yesus. Sungguh, mana ada setan yang merelakan seorang manusia beroleh berkat tambahan dari Tuhan Yesus!
Masih ada upaya lain dari si Iblis untuk melukai saya dari arah yang lain. Juga dengan tujuan tambahan: agar kami emnghentikan pelayanan terhadap perempuan itu. Kali ini dengan mengendalikan orang lain. Ibunya, dari kampung, mengirimkan surat kepada anak perempuan itu, mengingatkan dia agar waspada, "..so tung dibahen gabe inang-inang ni Situmorang i ho inang!" (Indonesia: "Hati-hati, nak jangan sampai kamu dijadikan gundiknya Situmorang itu")
Tentu saja surat itu kami yang menerima dan membukanya, karena untuk beberapa minggu lamanya si Penderita berada dalam keadaan yang sangat tidak normal, ratusan kali kesurupan setiap hari! Mengingat bahwa saya yang melayani perempuan ini, sedangkan isteri saya belum melibatkan dirinya, anda boleh membayangkan kekuatan isi surat itu untuk membangkitkan cemburu dalam diri seorang isteri! Namun Tuhan Yesus memberikan kesejukan perasaan bagi isteri saya, sehingga apa yang diharapkan Iblis tidak menjadi kenyataan!
Segera setelah Penderita dibebaskan dari cengkeraman malaikat-Iblis, ia harus segera beroleh pelayanan-pribadi serta pelepasan. Sebab, jika malaikat-Iblis mencengkeram Penderita dari luar dirinya, maka roh-roh-najis sudah merasuk dan bersarang di dalam dirinya! Roh-roh najis ini merasuk melaui luka-luka batin yang dideritanya. Dalam bahasa fisik, hal ini mirip dengan: Korban-Harimau itu telah luka-luka tubuhnya, dicakar-cakar oleh Harimau istimewa itu (dari arah luar), serta telah dipenuhi oleh bakteri-bakteri dalam tubuhnya.
Harimau istimewa (rohani: malaikat-Iblis) itu harus diusir dari waktu ke waktu, sementara luka-luka si Korban (rohani: luka-luka batin) harus dibersihkan dan bakteri-bakterinya dimusnahkan! Bakteri-rohani dimusnahkan dengan memanfaatkan kasih dan kuasa Yesus.
Jadilah urusan ini
seperti pelayanan-pribadi yang standard, yang telah saya tuliskan dalam
berbagai buku (MEMBIDANI KELAHIRAN ROHANI, MATIUS-613, dsb.). Perawatan
rohani selanjutnya adalah:
Enyahkan malaikat-Iblis yang telah
menyiksa Penderita itu hari lepas hari! Luk.4:13 menunjukkan
perilaku Iblis yang selalu datang kembali (pada waktu yang dipilihnya)
untuk mengganggu atau merusak manusia. Karena manusia tidak mampu
memperkirakan kedatangannya kembali, maka untuk amannya, pengusiran
malaikat-Iblis kami lakukan setiap hari! Malaikat-malaikat Iblis tidak
dapat dihancurkan begitu saja, sebab oleh TUHAN, mereka diberi hak hidup
sampai hari penghakiman [Mat.25:41]. Hancurkan roh-roh-najis tidak berpribadi,
setiap kali masih nampak manifestasinya. Manifestasi roh-roh-najis itu
nampak dari perilaku si Penderita, sesuai dengan prinsip-prinsip rohani
yang telah saya tuliskan dalam buku YESUS MENGETAHUI ISI HATI MANUSIA
dan sedikit dalam buku TAATI TUHAN YESUS, BERTOBAT TUNTASLAH!
Saya akan menyampaikan satu contoh, betapa pentingnya mengenyahkan malaikat-Iblis setiap hari, TANPA MENANTIKAN MANIFESTASI KEHADIRANNYA! Jika anda menunggu-nunggu untuk memastikan kehadirannya sebelum mengusirnya, maka biasanya hal itu sudah terlambat; pengrusakan sudah terjadi, karena memang mereka adalah perusak yang dahsyat. Peristiwa berikut kami alami sendiri, ketika seorang Penderita berdiam bersama kami untuk beberapa bulan lamanya.
Suatu malam, lewat tengah malam, anak kami yang berusia yang bungsu (berusia l.k. 10 tahun waktu itu) membuka kamar tidur kami. Segera saya terjaga, dan melihat dia berjalan perlahan memasuki kamar. Nampaknya seperti robot dan rupanya masih dalam keadaan tidur. Lalu dia duduk bersila di tengah kamar, sementara saya sudah turun dari tempat tidur. Saya panggil namanya, dan dia tidak menunjukkan reaksi sadar. Saya tuntun ke luar kamar (untuk memperoleh udara segar), dia mengikut saja, seperti robot yang tidak berjiwa. Di saat itu saya sadar ada kelainan gaib. Maka, sambil merasakan tegaknya bulu-roma di sekujur tubuh, segera saya menengking pengganggu itu, dan terlihatlah anak itu menjadi sadar betul. Saya tanyakan masalahnya dan dia tidak dapat menjelaskannya dengan baik. Maka saya mengambil gitar dan mulai menyanyikan lagu-lagu rohani. Beberapa waktu kemudian, lho, si Penderita keluar dari kamarnya. Wajahnya menampakkan ketakutan hebat, yang segera berubah menjadi tenang, serenta menampak kami berdua menyanyikan lagu rohani. Kesimpulan saya, kami telah di'satron'i oleh malaikat-Iblis perusak Penderita....
Contoh yang lain saya berikan menunjukkan bahwa untuk menunjukkan bahwa roh-roh-najis-tidak-berpribadi harus terus-menerus dienyahkan dan dimusnahkan (dengan kuasa Yesus), agar perilaku Penderita berubah ke arah yang bagus, sebab setiap roh-najis-tidak-berpribadi akan merangsang satu sifat tertentu. Ini adalah kasus seorang Penderita yang dibawa kepada kami, dalam keadaan lupa diri total, tidak tahu namanya sendiri, pendiam dahsyat yang tidak dapat bercerita sedikitpun, sehingga bagi kami, keberadaan pribadinya sungguh-sungguh gelap. Sepanjang hari dihabiskannya secara bergelung di lapik-tidurnya, tidak dapat diajak berbicara, tidak dapat mandi sendiri, jangankan melakukan pekerjaan yang berguna! Maka tidak ada cara lain bagi kami selain mengusiri malaikat-Iblis dan menghancurkan roh-roh-najis yang dapat kami amati.
Kami mulai dengan mengenyahkan jin-Arab (kelihatannya begitu manifestasinya) beserta malaikat-Iblis sponsor leluhur. Yang segera nampak adalah roh-jorok (nampak dari penampilan yang jorok), ini dihancurkan dengan kuasa Yesus dan kami memasukkan roh-kebersihan dan roh-ketertiban. Dari perilaku kegemaran memegang alat-kelaminnya, kami mengusiri roh-zinah-tangan. Perilaku lain adalah sifat agressif yang terselubung, nampak sewaktu dia mengambil makanan secara 'garang'. Roh demikianpun dihancurkan. Barulah beberapa bulan kemudian, setelah menyadari bahwa dia sangat sulit diajak berkomunikasi, kami sampai keapda kesadaran hadirnya roh-autisme. (Autisme adalah perilaku di mana Penderita tidak perduli akan keadaan sekeliling, hanya perduli urusannya sendiri. Ada ketikanya sementara dia memegang piring makannya, dia dilamun pikirannya sendiri, lalu piring itu jatuh dari tangannya begitu saja. Atau piringnya berada disampingnya di lantai, dan anjing menjilati makanannya, didiamkan saja.) Setelah pemusnahan berulang-ulang selama beberapa minggu, PUJI TUHAN, dia mulai dapat diajak berbicara. Kunci lainnya terlihat dari tattoo yang ada pada pangkal lengan tangan kiri. Gambar Bozo, si pelawak. Namun sesungguhnya di dalam karakter Bozo terselubung sifat pencemooh. Dan pencemooh juga merupakan sifat agressif yang terselubung, bukan? Inipun dihancurkan berulang-ulang. Hasilnya sungguh bagus: Penderita itu sudah mulai normal dalam berkomunikasi, dapat diajak melakukan pekerjaan yang berguna.
SUATU CATATAN perlu diingatkan di sini, bahwa Pelayanan-pribadi, yang emncakup juga doa yang tertuntun, harus dilakukan dalam keadaan sadarnya Penderita. Dalam kasus seseorang yang normal, pelayanan-pribadi memang cukup dilakukan satu kali. Tetapi karena Penderita berada dalam keadaan tidak normal (mungkin dalam kesurupan yang tersamar!), Lagipula dia dipenuhi luka-luka-batin maka pelayanan-pribadi yang satu kali mungkin tidak memadai. Pelayanan-pribadi demikian sebaiknya diulang-ulang beberapa kali, sambil kepadanya disampaikan pemahaman mengenai manfaatnya, sehingga Penderita melakukannya dalam keadaan mengerti sungguh dan dari keelaan hatinya ('free-will'!)
Pelayan harus menuntun si Penderita untuk menghadap Yesus, agar Tuhan Yesus menyembuhkan luka-luka si Penderita bekas 'cakar' si Iblis yang telah melukai dia berulang-ulang di masa lalunya, menghadapi berbagai peristiwa dan perlakuan orang lain terhdap si Penderita. Ini adalah masalah luka-luka batin yang disinggung oleh Ibr.12:14-15, yang dapat mewabah, melukai orang-orang lain! Inipun telah saya tulisakn daalm buku 'ABSALOM, OH ABSALOM'
Kasus-kasus yang disajikan pada bagain pertama buku ini kiranya cukup untuk memberi gambaran tentang pentingnya kesembuhan dari luka-luka batin itu. Tanpa kesembuhan dari luka-luka-batin, jangan harapkan seorang Penderita dapat dipulihkan dengan tuntas.
Si Penderita harus dipelihara dalam lingkungan dan suasana yang tepat untuk kesembuhan dan pertumbuhan rohaninya, agar menjadi kuat. Maka diperlukan suatu lingkungan di mana ia bebas dari munculnya luka-luka baru serta bebas dari polusi rohani dalam bentuk selusupan kuasa-kuasa Iblis ataupun terpaan berbagai konsep yang mungkin menyesatkan dia lagi.
Lagu-lagu rohani sepanjang hari; kaset khotbah yang dipilihkan untuk perbaikan perilaku; kebaktian setiap malam; berdoa pagi dibawah supervisi; Tidak ada televisi! Pertunjukan Video yang sangat selektif saja yang boleh ditonton, yang sangat rohani sifatnya. Jangan ada video-game, berbahaya.
Kegiatan fisik harus mengisi penuh hari-hari perawatan, jangan ada waktu menganggur (jadi melamun!). Kegiatan fisik juga perlu agar keluar keringat; ini berguna untuk melunturkan racun-racun obat-obat penenang yang mungkin telah memenuhi tubuhnya... Dengan cara itu, juga sisa-sisa racun dari alkohol, rokok, dan ganja akan luntur berangsur-angsur.
Penderita juga harus diberi tanggung-jawab, dalam bentuk pekerjaan routine yang berguna, agar dia melihat dirinya bermanfaat secara sosial. Ini akan membangun harkat pribadinya, dan mendewasakan dia secara sosial. Itulah sebabnya sangat dipelukan suasana tanah pertanian, disertai pemeliharaan hewan dan ternak, demi mempercepat pemulihan!
Pelayan harus melatih si Penderita untuk mengenal dirinya dengan baik, mengenali lawan sesungguhnya, yakni Iblis, dan untuk mengenal jelas Penolongnya, yakni Yesus Kristus. Penelahaan Alkitab setiap hari, di samping Kebaktian Malam dan Doa Pagi adalah cara yang terbaik.
Si penderita harus sampai keinsyafan bahwa dia sesungguhnya mampu bertarung dan mengalahkan si Iblis itu, dengan memanfaatkan kuasa Yesus. Hal inipun dapat dicapai melalui penelahaan Alkitab yang teratur. Latih si Penderita berdoa-peperangan setiap hari, mula-mula didoakan (penderita pasif), lalu berdoa yang dituntun (Penderita setengah aktif), lalu berdoa sendiri. Dengan demikian Penderita menjadi kuat dan siap untuk bertarung.
Pelatihan resosialisasi dirancang secara khusus, untuk benar-benar membebaskan si Penderita Schizoprenia dari kekusut-masai-an rohani. Pelatihan harus dilakukan pada tiga unsur utama: KETERTOLAKAN, PEMBERONTAKAN dan AKAR-PAHIT. Pelatihan pada ketiga unsur ini terselenggara dalam bentuk :
Latihan menyampaikan dan menerima kasih-sayang;
Latihan menaklukkan diri terhadap kekuasaan yang syah dan keteraturan kehidupan;
Latihan menerima penolakan tanpa merasa tertolak;
Latihan menerima ejekan tanpa terluka, yakni dengan memaafkan semua orang, betapun permasalahannya!
Sejalan dengan pelatihan pada keempat bidang ini, disertai dampak dari kegiatan-kegiatan yang telah disebutkan terdahulu, akan terburailah dua gugusan roh-najis yang jalin-menjalin ketat itu: Yang diciptakan oleh malaikat-malaikat Iblis yang mengganggu dia. Tentu saja si Penderita harus mengambil sikap yang sangat tegas! Ia harus tegar di dalam sikap : "AKU HARUS MENJADI BAIK! AKU TIDAK RELA SETAN-SETAN MENGENDALIKAN DIRIKU". Barulah dia mampu meraih kemenangan di masa depan!
Seperti telah disampaikan terdahulu, pribadi Penderita, jika sudah pulih dan dewasa, seharusnya mewarisi rupa pribadi Yesus sendiri!
Jika Pasien telah menunjukkan sifat-sifat yang normal, janganlah terburu-buru memulangkan si Penderita kepada keluarganya. Harus selalu diingat, bahwa pada umumnya, Penderita menjadi 'sakit' sebagai akibat pergaulan d itengah keluarganya dahulu. Oleh sebab itu, mantan Penderita itu masih harus didewasakan lagi, agar:
Setelah kembali kepada keluarganya (kepada lingkungan yang dahulu telah merusaknya) ia tidak kembali rusak, melainkan mampu bertahan (oleh kedewasaannya), bahkan menjadi berkat (pelita) bagi kerabatnya;
Setiap Pelayan harus mengingat sepanjang waktu prinsip-prinsip upaya penyembuhan, dan pendekatannya kepada Penderita harus selalu dalam penghayatan:
Pasien harus bertumbuh; membangun tekad; meneguhkan iman.
---o0o---
Setelah mengerti bahwa kepribadian-rangkap terjadi melalui perampasan pengendalian diri manusia oleh roh-jahat berpribadi (malaikat-Iblis), maka upaya kuratifnya menjadi logisnya: rampas diri manusia itu, dengan mengusir pergi pribadi (roh) pengendalinya. Perampasan tidak mungkin dilakukan secara fisik, karena masalahnya berada dalam kawasan roh, yang tidak dapat dikendalikan secara kedagingan. Pemberian obat-obatan (fisik) tidak diharapkan akan menolong.
Nah, karena Penderita sudah tertindih oleh 'perampok' itu dan tidak berdaya lagi, maka pribadi lain yang harus melakukan perampasan itu. Yakni para hamba Tuhan yang layak menggunakan kuasa Yesus untuk mengusir pribadi perampok itu seperti dicontohkan Yesus dalam Mat.12:28,
[28] Tetapi jika Aku mengusir setan dengan kuasa Roh Theos, maka sesungguhnya Kerajaan Sorga sudah datang kepadamu.
Tetapi pengusiran 'perampok' atau pribadi-lain itu tidak cukup sekian, sebab ia akan segera kembali dan berusaha memasuki 'rumah', tubuh orang yang sakit tadi. Dalam kasus Noorta (pasal 1.3) pengusiran terjadi ratusan kali selama tenggang waktu enam minggu. Beratus kali roh-roh jahat itu selalu datang kembali dan menindih pribadi Noorta! Hal inilah yang diingatkan oleh Yesus dalam Mat.12:43-45 (baca juga 1Ptr.5:8, Luk.4:13):
[43] "Apabila roh jahat keluar dari manusia (salah satu kasus: keluar dari orang berpribadi-rangkap, diusir oleh hamba Tuhan dengan menggunakan kuasa Yesus, Pen.), iapun mengembara ke tempat-tempat yang tandus mencari perhentian. Tetapi ia tidak mendapatnya. [44] Lalu ia berkata: Aku akan kembali ke rumah yang telah kutinggalkan itu. Maka pergilah ia dan mendapati rumah itu kosong, bersih tersapu dan rapih teratur. [45] Lalu ia keluar dan mengajak tujuh roh lain yang lebih jahat daripadanya dan mereka masuk dan berdiam di situ. Maka akhirnya keadaan orang itu lebih buruk dari keadaannya semula. Demikian juga akan berlaku atas angkatan yang jahat ini.
Noorta bahkan mengalami kemerosotan kembali, karena setelah pelayanan pertama yang enam minggu itu, dia minta izin menemui ibunya, hanya untuk terseret lagi oleh sindikatnya itu. Maka ketika beberapa bulan kemudian Noorta muncul kembali, keadaannya lebih buruk dari semula, dipenuhi kembali oleh ilmu-ilmu gaib yang sudah dihapuskan. Jelaslah, selama beberapa bulan jauh dari kami, Noorta seumpama rumah kosong yang belum berpengawal.
Pembaca yang dikasihi Tuhan Yesus, mengusir roh-jahat, pencipta pribadi-semu itu, tidaklah cukup. Setelah rumah itu dikosongkan, dibersihkan dan dirapihkan, perlu ditempatkan penjaga yang perkasa, mengawal rumah itu siang-malam.
Dan siapakah penjaga yang perkasa itu? Tidak lain adalah Roh Kudus, Pribadi yang penuh kuasa Yesus yang ajaib itu! Kalau sudah ada kuasa Yesus mengawal suatu 'rumah', pribadi mana lagi yang mampu merampasnya?
Mungkin bagi anda terdengar ganjil, 'kok Roh Kudus dipanggil menjaga rumah? Apakah ini bukan menghujat Tuhan? Tidak, saudaraku, karena Yesus sendiri yang mengatakan hal itu, dalam Yoh.14:23;
[23] Jawab Yesus: "Jika seseorang mengasihi Aku, ia akan menuruti firmanKu dan BapaKu akan mengasihi dia dan Kami akan datang kepadanya dan diam bersama-sama dengan dia...
Ya saudara; Kami (jadi: Bapa, Yesus dan Roh Kudus) mau diam bersam-sama dengan setiap pribadi (roh) yang mengasihi Tuhan Yesus di dalam tubuh kedagingannya! Keinginan Merekalah untuk berdiam bersama dengan pasien yang telah dirampas pulang dari roh-jahat yang tadinya menindih dia.
Maka untuk memelihara kesembuhan si Penderita, tidak lain dia harus mengundang Tuhan Yesus Kristus masuk ke dalam hatinya, menjadi Raja di dalam kehidupannya. Setan mana lagi yang mampu mengusik Penderita itu? Dan undangan terhdap Tuhan Yesus Kristus itu harus dilakukan oleh Penderita dari kesadaran sendiri, bukan oleh paksaan! Pada pelayanannya tahap-pertama, Noorta melakukannya dengan setengah terpaksa, karena dai khawatir disingkirkan oleh perawat-perawatnya, jika tidak taat. Maka dengan sikap setengah hati-nya ini kuasa Yesus tidak sepenuhnya berkuasa atas diri Noorta. Baru setelah mengalami kejatuhan yang lebih gawat lagi, Noorta menginsyafi betapa dia harus hidup sungguh-sungguh bersama Yesus. Baru dia mengundang Yesus dengan sepenuh hati, dan tuntaslah kesembuhannya!
Bagian-bagian mendatang menguraikan operasionalisasi dari prinsip-prinsip pemulihan yang telah dicatat pada Bab-7.
Urusan ini telah saya tuliskan di dalam berbagai buku, dan menjadi standard pelayanan-pertobatan yang kami lakukan. Berbagai hal yang harus diselesaikan adalah:
Pembatalan perjanjian yang ditegakkan oleh leluhur di masa lalu bersama (malaikat) Iblis. Yosua melakukannya seperti nampak pada Yos.24:14:...Jauhkanlah allah yang kepadanya nenek moyangmu telah beribadah di seberang sungai Efrat dan di Mesir, dan beribadahlah kepada TUHAN. Dalam kata 'jauhkan allah' terkandung arti: batalkanlah perjanjian yang diatur leluhur bersama sembahan mereka di masa kegelapan mereka! Karena leluhur kita kebanyakan masih menganut animisme, maka mutalk perlu dilakukan pembatalan perjanjian itu. Yosua memperbaharui perjanjian dengan TUHAN, sebagaimana tercatat pada Yos.24:25.
Penghapusan kutuk yang menimpa diri Penderita, mungkin kutuk warisan, akibat dosa-dosa leluhurnya, boleh jadi juga kutuk yang dijatuhkan oleh orangtuanya dan orang-orang lain terhadap dirinya. Caranya adalah dengan memohon kepada TUHAN agar Tuhan Yesus menghapuskan kutuk itu, oleh kasihNya, dengan kedaulatanNya, demi terbentuknya (Ex) Penderita yang memuliakan Tuhan Yesus.
Penyelesaian Dosa-dosa, menurut cara pelayanan-pribadi yang standard;
Penyangkalan Persekutuan dengan Iblis di masa lalu, melaui dukun-dukun. Perlu juga diteliti kalau-kalau ada perjanjian (mungkin terselubung) dengan hamba-hamba Iblis yang harus dibatalkan, misalnya: berjanji tidak akan menceritakan ilmu yang dipelajarinya, dengan taruhan nyawa, jika diceritakan juga. Urusan semacam ini harus diselidiki dan diselesaikan, dengan memanfaatkan kuasa Yesus. Malaikat Iblis sponsor ilmu-ilmu dan sponsor dukun-dukun itu harus dienyahkan dari kehidupan Penderita.
Penyelesaian Luka Batin dan Sakit hati, sesuai cara standard, yang telah dibukukan. Jangan ketinggalan penyelesaian sakit hati orang lain yang dibangkitkan oleh si Penderita di masa lalunya.
Berbagai penyelesaian ini sebaiknya dilakukan dalam kesadaran si Pasien. Dari kemauan bebasnya, sebab jika dilakukan dalam keadaan kesurupan, atau tidak sadar, ataupun dipaksakan, maka hal itu menjadi tidak syah, sehingga perlu diulangi. Iblis akan mendakwakan ke-tidak-syah-an itu, demi menjaga Penderita tetap dalam cengkeramannya!
Saudara, 'penyelesaian masalah masa-lalu' sebenarnya adalah istilah yang sama dengan KELAHIRAN-ROHANI atau KELAHIRAN BARU. Orang yang sudah selesai-tuntas masa lalunya, kondisi rohani dan sosialnya menjadi serupa dengan bayi manusia. Statusnya seolah-olah belum pernah berbuat dosa, tanpa kebencian dan tidak dibenci orang; dia tidak memiliki luka-luka-batin serta secara sosial tidak punya hutang kepada orang lain. 'Bayi' ini siap untuk bertumbuh secara rohani, sehat dan menjadi dewasa, siap untuk di kemudian hari menjadi pribadi yang berguna di tengah Kerajaan Sorga (di bumi ini) dan ditengah masyarakat.
Ada dua perilaku kerja dari roh-roh-najis yang perlu dipahami oleh setiap pengikut Yesus:
Oleh kehadiran mereka secara beramai-ramai (satu roh mengajak tujuh roh lain yang lebih jahat), secara keroyokan, roh-roh-najis akan menindih roh-roh yang baik, sehingga unjuk-kerja roh-yang-baik, yakni perilaku baik manusia yang dihuninya, tidak muncul lagi. Sebaliknya unjuk-kerja roh najislah yang akan muncul, dalam bentuk perilaku manusia yang menjadi rusak. Hal ini analog dengan perihal fisik: kehadiran bakter-bakteri-perusak secara beramai-beramai dalam tubuh manusia, akan menindih bakteri-bakteri yang berguna, sehingga tubuh kehilangan bahan-bahan yang menyehatkan, menghasilkan gangguan kesehatan tubuh manusia.
SATU PRINSIP yang melatar-belakangi kedua gangguan rohani ini adalah: Malaikat iblis mampu menginjeksikan roh-roh-najis ke dalam diri manusia yang terbuka (terluka batin atau membuka diri untuk menerima keburukan), yang tidak waspada akan peperangan jenis ini. Dalam alam fisik kita mengenal kemampuan orang jahat untuk menginjeksikan bakteri-bakteri-perusak ke dalam tubuh manusia, demi mencapai maksud jahatnya.
Dari prinsip-prinsip ini jelaslah, bahwa malaikat-Iblis menjadi biang-keladi kerusakan perilaku manusia, antara lain membangkitkan Schizoprenia. Itulah sebabnya hal-hal berikut harus dilakukan:
Penyelesaian semua urusan dengan (malaikat-)Iblis, seperti telah disinggung pada pasal yang lalu. Bila hal ini dilakukan dalam kesadaran Penderita, cukup satu kali dilakukan, dan:
Setiap hari melakukan pengusiran malaikat-Iblis dari kehidupan Penderita, bahkan dari lingkungan perawatannya. Tahapan-tahapan berikut harus diikuti:
Pada awalnya urusan ini dilakukan oleh Pelayan (hamba Tuhan),
Berikutnya Penderita dilatih melakukannya, dengan cara Doa-tertuntun;
Selanjutnya Penderita didengarkan berdoa sendiri sambil Pelayan mendengarkan dan menyempurnakannya di mana perlu, sampai Penderita mampu dan tertib melakukannya sendiri setiap hari.
Sekali-sekali pemeriksaan oleh Pelayan, untuk memastikan bahwa Penderita tertib berdoa demikian.
PERLU SAYA MEWASPADAKAN para Pelayan, Malaikat-Iblis mampu menginjeksikan Informasi-tipu kepada Penderita, biasanya pada hari-hari teledor: kelupaan (atau terlambat) melakukan pengusiran malaikat-Iblis. Salah satu injeksi gagasan yang sangat ampuh untuk merusak program pemulihan Penderita adalah injeksi: "Hamba Tuhan ini mau mebuat saya menjadi sama seperti dia, 'nggak usah yaa!" Maka gagasan demikian berganung dengan keangkuhan pribadi Penderita, cukup untuk membuat Penderita menolak pelayanan lebih jauh. Waspadalah!
Bagian ini sesungguhnya berisi kesimpulan-kesimpulan hasil dari pemikiran panjang, yang, jika harus dimuat disini, akan membengkakkan ukuran buku-kecil ini. Saya berencana untuk menuliskan satu buku lain, tentang peranan Informasi terhadap perilaku manusia. (Informasi mencakup: perintah, ajaran, didikan, berita, laporan, gagasan, hasil pengamatan, dsb.) Ringkasan yang sangat ringkas dari buku yang saya maksudkan adalah sebagai berikut:
8.3.1. Perenungan yang dalam atas Ams.6:6-8, menunjukkan bahwa hikmat manusia di zaman purbakala tidak kalah dari kemapuan berpikir di masa kini. Dua kesimpulan dapat ditarik dari renungan ini: Informasi mempengaruhi perilaku semut, dan Peng-amsal mengharapkan si pemalas akan berubah perilakunya oleh informasi yang diperolehnya dari pengamatan terhadap perilaku semut-semut.
8.3.2. Bab yang sama dari kitab Amsal [Ams.6:20-23], jika direnungkan dalam-dalam akan memberi kesimpulan : Informasi yang dihayati (diterima, dipercaya dan ditanggapi) akan mempengaruhi perilaku manusia. Tipuan-tipuan Informasi sudah berhasil membentuk Penderita-penderita (Schizoprenia, Stress, Gila), sehingga mereka cenderung membunuh diri, melakukan tindakan yang tidak masuk akal, ataupun berbuat kriminil, dsb.
8.3.3. Sabda Yesus, yang penuh hikmat dan kebenaran pada Yoh.8:44, mengajarkan kepada kita dalil berikut: Informasi buruk (dusta) dapat membunuh (rohani-) manusia! Iblis telah melakukannya terhadap Hawa dan Adam sejak di Taman Eden! Cara ini pula yang dilakukan olah Iblis terhadap para Penderita.
8.3.4. Rekaman Alkitab, Yoh.13:2, Mat.16:21-23, 1Taw.21:1,7 serta Kis.8:17-23, mengajarkan kepada kita kepada kita dalil berikut: Langsung ke dalam diri setiap orang Iblis mampu menginjeksikan informasi-tipu (dusta), untuk menyeret seseorang meninggalkan persekutuan yang akrab bersama Tuhan Yesus! Dunia modern telah dibanjiri oleh Iblis dengan informasi-informasi yang buruk (buku-buku, majalah, radio, televisi, video-game, dan kini: internet) sehingga injeksi-langsung dari Iblis ke dalam benak manusia tidak perlu banyak-banyak lagi. Akibatnya, manusia sulit merasakan injeksi langsung itu! Akibat lanjutan: para guru Kristiani sulit menerima dalil bahwa Iblis mampu menginjeksikan gagasan-tipu langsung ke dalam diri manusia.
8.3.5. Manusia memiliki kesadaran dan kemauan bebas yang, jika dipelihara, memampukan dia membedakan mana informasi yang buruk dan mana yang berguna! Sayangnya. dalam diri Penderita Schizoprenia (dan stress), kemampuan ini sudah digerogoti habis oleh roh-roh-najis di dalam dirinya! Seyoyanya setiap manusia yang sehat (-rohani) harus mampu menolak informasi -buruk dan membuka diri hanya kepada informasi yang sehat dan menyehatkan. Kemampuan inilah yang harus dibangitkan dalam diri setiap Penderita.
8.3.6. Dengan membanjirnya informasi-pembunuh di tengah-tengah kehidupan manusia, Alkitab menjadi satu-satunya sumber informasi yang sehat dan menyehatkan perilaku manusia. Itulah sebabnya Penelahaan Alkitab yang diarahkan untuk Penelahaan Diri-sendiri harus menjadi metode yang standard dalam rangka pemulihan Penderita. Melalui tentang bagaimana seharusnya posture pribadinya (seperti Yesus, Yang sempurna). Melalui Penelahaan Diri-sendiri, Penderita bercermin tentang keberadaan dirinya, serta dapat mengembangkan pribadinya ke arah yang benar.
RINGKASAN RENUNGAN-RENUNGAN di atas, memberikan kepada kita beberapa dalil-rohani dalam kaitan dengan Informasi:
A. Informasi yang
diterima mungkin merubah perilaku manusia;
B. Informasi yang
dihayati pasti merubah perilaku manusia;
C. Informasi yang buruk
(dusta) dapat membunuh (-rohani);
D. Iblis mampu menginjeksikan secara langsung informasi-tipu ke dalam
diri manusia sasarannya;
E. Kesadaran dan kemauan-bebas manusia seyognya cukup untuk
menangkis serangan-serangan Iblis dalam kawasan Informasi;
F. Alkitab adalah satu-satunya sumber Informasi sehat yang sekaligus
menyehatkan manusia.
Saudara yang terkasih, dalil-dalil rohani di atas harus menjadi pedoman dalam program pemulihan penderita Schizoprenia (dan Stress). Itulah pula sebabnya dalam doa-doa-tertuntun perlu dipanjatkan penolakan terhadap pengajaran asing (dari kepercayaan leluhur, dari agama asing, juga dari bidat bidat Kristiani ), disertai pengusiran malaikat-malaikat-Iblis sponsor berbagai penyesatan itu. Sebab semuanya itu adalah Informasi-perusak pribadi!
Penyangkalan juga harus dilakukan oleh Penderita terhadap ilmu-ilmu Atheistik, yakni Ilmu-ilmu Sosial yang menolak peranan TUHAN terhdap kehidupan (sosial) manusia! Ilmu Filsafat, Psikologi, Anthropologi, Etika (Sekuler), Theologi-bidat, adalah ilmu-ilmu yang memasukkan Informasi-perusak, sehingga menumbang pengrusakan dalam diri Penderita Schizoprenia dan Stress!
Buku-kecil PERTARUNGAN KEBENARAN akan membantu. Namun harus diwaspadai, teknik untuk memulihkan Penderita bukannya dengan benturan, melainkan dengan menggiring dia perlahan-lahan menyingkirkan Informasi-tipu, untuk masuk ke dalam kebenaran Kristus!
Sesuai bahasan pada 7.5., Pelayan harus melatih Penderita untuk mengenal dirinya dengan baik, mengenali lawannya yang sesungguhnya, yakni Iblis, dan untuk mengenal jelas Penolongnya, yakni Yesus Kristus. Pengenalan akan lingkungan kehidupan, bukankah itu hal yang paling mendasar untuk individu muda yang harus bertumbuh? Dalil ini berlaku benar, baik bagi dunia hewan, maupun bagi lingkungan sosial manusia, terlebih lagi dalam lingkup kehidupan rohani manusia! Tanpa pengenalan yang benar tentang kemampuan diri sendiri, serta pengenalan tajam akan kawan dan lawan, jangan harap seseorang akan berjaya dalam perjuangan 'survival of the fittest'!
Setelah diperkenalkan akan keberadaan dirinya, si Penderita harus berulangkali di'giring' oleh Pelayan, untuk meninggalkan status pribadi semunya. Bukankah Penderita mengidap beberapa pribadi-semu ciptaan malaikat-Iblis yang merusak dia? Maka, jika Pelayan membiarkan Penderita berlama-lama dalam pribadi-semunya, itu sama saja seperti perawatan sekuler, yang membiarkan Penderita termenung-menung berbulan-bulan, di dalam pengaruh obat-penenang. Hal ini mudah dimanipulir oleh Iblis, untuk di kemudian hari memasukkan roh-komersialisasi, membiarkan Penderita berlama-lama dalam 'Balai-perawatan', selama keluarga Penderita setia membayar terus biaya perawatan!
Untuk menggiring Penderita meninggalkan pribadi-semunya, selain melalui tengkingan-setan, Pelayan perlu mengembangkan kegiatan-sosial yang bersifat mendorong Penderita untuk meninggalkan pribadi-semunya. Dalam satu kasus, misalnya, seorang wanita berusia dua puluh tahun 'melarikan diri' dari kenyataan hidupnya, masuk ke dalam pribadi seorang bayi. Bersuara kecil, bermanja-manja, dengan rengekan-rengekan bayi pula. Tengkingan terhadap setan (roh-kekanak-kanakan) sudah dilakukan, kurang efektif.
Maka pada suatu ketika saya digerakkan Tuhan untuk mendemostrasikan di depan Penderita, permainan manipulasi tangan yang hanya dapat dilakukan oleh remaja dan orang dewasa. Tentu saja dia terpikat melihat manipulasi itu, dan mulai berusaha mengikutinya. Permulaan, gerakan jari-tangannya masih seperti gerakan bayi kecil. Namun berangsur-angsur menjadi biasa, selayaknya seorang dewasa. demikianlah beberapa lama, sampa dia (seolah-olah) tersadar sudah terpancing, lalu surut lagi ke dalam pribadi semunya.
Pada ketika lain, saya menyanyikan lagu anak-anak-kecil di depan Penderita itu. Lagu Tek-kotek-kotek-kotek, anak ayan turun sepuluh. Tentu saja dia merasa geli mendengarkan lagu itu, sehingga keluarlah reaksi dewasa dari dirinya. Lagi-lagi tingkah roh-kekanak-kanakan itu dipatahkan, kendati untuk sementara, namun berangsur-angsur akan menolong. Saya bahkan menyarankan Pelayan, rekan sekerja kami, agar dia dibelikan dot-bayi (kompeng), supaya, dengan melihat dot itu saja, rasa malunya akan mematahkan tingkah roh-kekanak-kanakan itu!
Sesungguhnya aktivitas seperti yang saya utarakan tadi cukup melelahkan (dan membosankan!) Pelayan, namun di sanalah kualitas pribadi Pelayan dilatih dan dipertajam! Dan semua kegiatan sosialisasi tadi diselenggarakan bersamaan dengan Penelahaan Alkitab dan Penelahaan Diri-Sendiri setiap hari, mengingat bahwa Alkitab satu-satunya sumber Informasi yang sehat dan menyehatkan. Sebagai tambahan, kebaktian Malam dan Doa Pagi adalah pendekatan diri kepada Tuhan Yesus, sehingga kuasa Yesus menyelubungi Penderita dan memulihkannya.
Latihan bertarung dan mengalahkan Iblis dalam berbagai kegiatan rohani harus pula menjadi bagian dari porgram pemulihan Penderita. Bentuk yang paling mendasar adalah kegiatan doa-puasa. Dalam kegiatan ini Penderita dilatih berpuasa, yang akan membangkitkan tekad-hidup dan berjuang di dalam dirinya.
Doa-bungkus (permohonan agar dibungkus oleh darah Yesus) setiap hari bagi Pasien dan diri si Pelayan serta kerabat-kerabat mereka menjadi hal yang sangat standard. Dengan demikian, pertarungan melawan malaikat-Iblis menjadi seimbang: manusia tidak mampu melihat malaikat-Iblis lawannya, sebaliknya setan-setan juga tidak dapat menandai dirinya, karena dibungkus oleh darah Yesus, untuk hari itu!
Si Penderita harus sampai kepada keinsyafan bahwa dia sesungguhnya mampu bertarung dan mengalahkan si Iblis itu, dengan memanfaatkan kuasa Yesus. Hal inipun dapat dicapai melalui Penelahaan Alkitab yang teratur. Latih si Penderita berdoa-peperangan setiap hari, mula-mula didoakan (Penderita pasif), lalu berdoa yang dituntun (Penderita setengah aktif), lalu berdoa sendiri. Dengan demikian Penderita menjadi kuat dan siap bertarung.
Selanjutnya, Penderita juga harus dilatih bersaat teduh, dilatih menyembah Tuhan Yesus, hal mana akan memberi dia perasaan akan hadirat Tuhan Yesus, jangan dia mengaggap pergaulan dengan Tuhan sebagai khayalan belaka (seperti yang dianut oleh kebanyakan orang yang mengaku Kristen). Pengenalan akan Tuhanpun akan dipertajam melalui kegiatan ini, sehingga tidak perlu lagi Penderita sangsi akan dukungan Tuhan Yesus dalam kehidupannya. Maka pada waktu dia harus berjuang sendiri melawan kuasa-kuasa Iblis yang sudah lebih dahulu menunggangi dirinya, dia memiliki kemantapan hari dan pandangan kedepan yang penuh kemenangan.
Bagian dari kegiatan doa-puasa adalah berdoa syafaat, untuk kepentingan orang lain, yang boleh jadi tidak dikenalnya! Bahkan doa-peperanganpun harus diajarkan dan dilatihkan bagi Penderita, demi membentuk pribadi yang mantap untuk berjuang dan menang!
Pelayan harus melatih si Penderita untuk bertarung kembali melawan (malaikat-) Iblis, dalam latihan yang berulang-kali (doa-puasa dan doa-syafaat), juga untuk hadir pada waktu adanya kasus seorang kesurupan, sehingga ia sungguh-sungguh mantap, mengalahkan si Iblis berulang-ulang. Sangat boleh jadi Tuhan Yesus akan memakai bekas penderita ini di masa depan sebagai Pelayan Schizoprenia pula; PUJI TUHAN!
Tentu saja semua hal ini dailakukan dalam lingkungan yang aman dan bersih, seeprti telah dibahas dalam Bab-7.4.
Jika Pasien telah menunjukkan sifat-sifat membaik, janganlah terburu-buru memulangkan si Penderita kepada Keluarganya. Hanya selalu diingat, bahwa pada umumnya, Penderita menjadi 'sakit' sebagai akibat pergaulan di tengah di tengah keluarganya dahulu. Oleh sebab itu, mantan Penderita itu masih harus didewasakan lagi, agar:
Setelah kembali kepada keluarganya (kepada lingkungan yang dahulu telah merusaknya) ia tidak kembali rusak, melainkan mampu bertahan (oleh kedewasaannya), bahkan menjadi berkat (pelita) bagi kerabatnya;
Oleh pertimbangan di atas, maka Penderita dapat diuji-coba kemantapannya dengan mengutus dia ke tengah lingkungan keluarganya. Adalah kewajiban Pelayan untuk menyiapkan cara-cara pengamatan di tengah keluarga, misalnya dengan melatih singkat anggota keluarganya. Perlu pula disiapkan langkah pengembalian ke tempat perawatan, jika keadaan menjadi berbahaya!
Kesembuhannya yang benar adalah jika dia bertahan sehat dan nampak bertumbuh secara sosial di tengah masyarakat. Lebih bagus lagi jika dia menjadi lilin di tengah masyarakatnya! Itu sebabnya sangat dianjurkan agar keluarga merelakan saja si Penderita menjadi hamba TUHAN, menjadi lilin di tengah masyarakat.
---o0o---
Selaras dengan pernyataan Ida Mae Hammond, bahwa pemulihan Penderita Schizoprenia adalah pekerjaan (-rohani) yang berat, seharusnyalah Pelayan untuk Penderita demikian memenuhi persyaratan yang berat pula. Secara singkat, syarat yang mendasar, dan tidak dapat ditawar-tawar adalah:
SEORANG PELAYAN HARUSLAH SEORANG YANG SUDAH DILAYANI SECARA PRIBADI DAN TELAH NYATA MENGALAMI KELEPASAN....
....dari berbagai cengkeraman Iblis, dan sudah mengalami pelayanan lanjutan oleh Tuhan Yesus sendiri, yakni berupa perbaikan-perbaikan pribadinya sehingga memiliki berbagai kualitas Yesus di dalam dirinya. Penjabaran kualifikasi seorang Pelayan adalah:
a. Dewasa secara
rohani;
b. Bebas dari gangguan roh-roh-najis yang tersembunyi;
c.
Memiliki kesejukan pribadi; bebas dari badai-rohani;
d. Memiliki
ketekunan dan kesetiaan melayani.
Roh-najis akan merangsang seseorang untuk berperilaku buruk; hal ini telah lebih dahulu dibahas. Maka seseorang yang masih mengidap roh-najis yang tersembunyi, akan menampakkan perilaku buruknya pada waktunya. Hal ini serupa dengan seseorang yang masih mengidap kuman-kuman malaria (laten), sepanjang waktu nampak sehat, namun pada waktu tertentu, kuman itu dapat berkembang biak dan merusak kesehatannya.
Kesehatan rohani seseorang akan rusak oleh roh-amarah, misalnya, dan orang itu, dalam suasana tertentu masih mungkin marah hebat, kadangkala tanpa dapat disangka-sangka! Maka penting bagi seorang Pelayan, bahwa di masa lalu ia telah beroleh pelayanan-pribadi beserta pelepasan, beroleh pelayanan untuk kesembuhan luka-luka-batin, dan bebas dari dosa-dosa yang tersembunyi, maupun dari roh-najis yang mendekam di dalam dirinya.
Sebagian Theolog, sadar ataupun tidak, menolak prinsip bahwa Yesus masih mengajar secara langsung, para muridNya, sampai sekarang. Banyak Theolog akan menolak tulisan Ida Mae Hammond yang disadur di atas. Rupanya bagi mereka tidak berlaku ajakan Tuhan Yesus pada Mat.11:29: Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah padaKu....Kasihan!
Dengan pertimbangan di atas, akan lebih banyak Theolog dan guru-guru Kristiani yang menolak prinsip: Yesus memberi pelayanan-pribadi keapda para muridNya di masa kini! Sayang sekali, paham mereka itu ditantang oleh sekian banyak fakta yang dapat saya sajikan, yang mempersaksikan pelayananNya di masa kini. Namun karena keterbatasan ruangan, saya hanya akan menyajikan satu contoh berikut:
Saya memberi pelayanan-pribadi kepada seseorang yang memiliki latar-belakang Agama Katolik yang taat. Rupanya dia sudah memutuskan untuk menjadi murid Yesus yang taat. Tentu saja saya tidak dapat langsung-langsung menyerang dia dengan menunjukkan penyimpangan-penyimpangan dari Agama Katolik terhadap pengajaran Tuhan Yesus! Perkara itu saya doakan untuk ditanggulangi belakangan saja. Maka saya memberi dia pelayanan-pribadi yang standard saja. Maka saya memberi dia pelayanan-pribadi yang standard saja, ditambahkan dengan doa-tetuntun: "Saya mohon Tuhan Yesus menyingkirkan dari diriku setiap konsep atau pengajaran yang tidak sesuai dengan kebenaran Kristus!"
Apa yang terjadi di kemudian hari?
Suatu ketika, semua kemenakannya, di rumah kerabatnya tempat dia menumpang, mengalami sakit campak, dengan demam tinggi. Dan beberapa hari kemudian, diapun terserang demam. Dia mulai bergumul dalam doa, waswas, jangan-jangan dirinyapun terkena campak. Dia berdoa, menanyakan kepada Tuhan Yesus, apakah dia sudah terkena campak. Tidak ada jawaban dari sorga. Dia teruskan bergumul dalam doa dan bertanya. sampai lewat tengah malam dia bergumul, di mana datang jawaban, bahwa dia tidak kena campak. Dia bertanya lagi dalam doa "Jika demikian, Tuhan, apakah artinya demam saya ini?"
Barulah diperolehnya jawaban dari sorga: "Rosariomu, Aku tidak membenarkan hal itu !" Tersentak dia, dan teringat bahwa dia masih menimpan Rosario, kendati doa-doa Rosarionya sudah meluntur selama tahun terakhir, seusai pelayanan-pribadi. Dengan sigap dia turun dari tempat tidurnya, mengambil rosario dan gunting, lalu menyatakan bahwa dia tidak suka lagi benda dan cara-cara kegelapan itu. Rosario itu habis diguntinginya. dan PUJI TUHAN, seesokan paginya tubuhnya sudah bebas dari demam. Pulih seperti sediakala.
Sungguh luar biasa pelayanan-pribadi demikian. Sudahkah saudara pembaca menikamati dilayani secara pribadi oleh Tuhan Yesus? Rasanya itu hampir mustahil terjadi, jika anda tidak merendahkan diri terlebih dahulu untuk dilayani secara pribadi oleh hamba-Tuhan yang layak!
KARENA PENOLAKAN-PENOLAKAN PARA THEOLOG ini, tidaklah heran, belum pernah terdengar kabarnya pasien Stress (jangankan Schizoprenia) disembuhkan dengan bantuan metode-metode Theologia! sebaliknya, kesembuhan dengan metode pengusiran-setan banyak terjadi, sementara para Theolog ini (biasanya) menutup pandangannya dari fakta-fakta itu, melainkan dengan roh-kritik akan mencari kelemahan pelayanan demikian, untuk kemudian menolaknya. Wai!
Sekali lagi, para Pelayan untuk Penderita Schizoprenia dan Penderita Stress haruslah mereka yang pernah dilayani secara pribadi oleh Tuhan Yesus, sehingga setelah pergaulan ayng akrab ini, ia tidak akan ragu memanfaatkan kuasa Yesus serta menjalankan metode Yesus di dalam pelayannya terhadap Penderita.
Bukan Theologia, bukan Psikologi, bukan pula pengajaran dari sumber di luar Alkitab, yang tepat untuk menjadi dasar pelayanan pemulihan Penderita Schizoprenia! Pengajaran dari Tuhan yesuslah, Pencipta manusia, Yang mengetahui sungguh struktur lengkap kepribadian manusia; pengajaran Yesuslah yang mendasari pelayanan pemulihan Penderita ayng ditulisakn dalam buku ini!
Mengapa pula bukan Theologia? Karena, secara umum, Theologia menolak pengajaran tentang roh-roh, tidak mengakui peranan malaikat-Iblis dan roh-roh najis daalm kehidupan manusia, padahal Yesus sendiri telah mencontohkan sembuhnya orang gila dari Gerasa melaui pengusiran setan; Yesus telah mendemonstrasikan sembuhnya orang buta [Mat.12] dari kebutaannya, melalui pengusiran setan; Yesus telah meluruskan punggung-bungkuk seorang wanita yang diikat Iblis selama delapan-belas tahun [Luk.ps.13], juga Yesus telah menyembuhkan seorang anak dengan cara mengusir setan yang membuat bisu dan tuli [Mrk.ps.9]. Jika anda masih meragukan perbuatan-perbuatan ajaib yang dilakukan oleh Yesus itu, masih layakkah anda disebut pengikut Yesus??
Salah satu pengajaran Yesus yang jelas diterapkanNya adalah pengajaran tentang roh-roh! Peranan malaikat sangat banyak disinggung dalam Injil. Anehnya, orang Kristen, termasuk Gembala-gembala Sidang, banyak yang menolak pengajaran ini! Begitulah yang terjadi, jika seseorang sempat menelan Informasi-tipu yang dari iblis, sehingga menutup diri dari Infomasi sehat (dan menyehatkan) yang dari Pencipta manusia, Yesus Kristus! Kiranya pembaca yang terkasih mau meninjau pahamnya dan menyesuaikan diri dengan sikap Tuhan Yesus, jika anda pengikutNya.
Jika anda merajinkan diri meneliti Perjanjian Baru dengan fokus mengamati peranan Iblis dan malaikat-malaikatnya, anda akan menemukan banyak nama-nama yang berkaitan dengan mereka dan kuasa mereka. Nama-nama berikut akan anda dapatkan: Pemerintah-pemerintah, penguasa-penguasa, penghulu-penghulu, singgasana, pangeran, para tuhan, para allah, para malaikat, roh-roh (-dunia, -perhambaan, -zaman, dsb.), roh-roh-najis, roh-roh-jahat, roh-roh-elementer (stoichea), dengan nama-nama tambahan bagi (malaikat-)Iblis: Satan, Iblis, ular-beludak, singa, 'orang-kuat', si jahat (evil-one), pendakwa, pencoba, musuh, pendusta, pembunuh, ilah zaman ini, penguasa kerajaan angkasa, Beelzebul, Belial, roh-katak, Abadon, dll.
Berbagai kesimpulan berikut dapat ditarik dari fakta, banyaknya nama dan peranan rombongan-Iblis yang dicatat oleh para penulis perjanjian Baru:
Para penulis Perjanjian Baru sangat perduli akan kuasa dan peranan rombongan Iblis ini, baik pada zaman Rasul-rasul, maupun pada zaman sesudahnya. Jujur saja, saya tidak akan pernah mau mengikuti keteledoran sebagian Theolog masa kini yang cenderung mengabaikan peranan rombongan Iblis ini;
Adalah kesesatan yang menguntungkan dan menggembirakan Iblis, bila kita menganggap bahwa permainan rombongan Iblis itu hanya berlaku di zaman para Rasul atau hanya berlaku bagi orang kafir dan yang tidak/belum mengakui Yesus Kristus sebagai Juruselamatnya! Kitab wahyu [12:10] menyatakan bahwa Iblis mendakwa 'saudara- saudara kita' siang malam di hadapan Tuhan. Berarti anda, yang saudaranya Yohanes (penulis Wahyu), berulang-ulang didakwa Iblis, kendati anda tidak percaya bahwa Iblis masih aktif bekerja, bahkan berkuasa!
Maaf, saudara pembaca, jika anda tidak dapat menerima berbagai pengajaran Yesus yang disampaikan di dalam buku ini, maka di dalam peprangan rohani, sesungguhnya anda masih berada di pihak Iblis!!
Pelayan pasien Schizoprenia haruslah seorang yang telah membuktikan ketekunan dan kesetiaannya melayani Tuhan Yesus. Semakin kaya pengalamannya semaki nbaik. Hal ini penting, mengingat bahwa penyembuhan pasien Schizoprenia membutuhkan jangka waktu yang cukup lama. Jangan berharap seorang pasien Scizoprenia dapat disembuhkan dalam tempo seminggu atau dua minggu saja. Beberapa bulan, bahkan tahunan, mungkin dibutuhkan untuk penyembuhan yang tuntas!
Saya ditaklukkan habis-habis oleh Tuhan Yesus semasa memberi pelayanan kepada Noorta, yang kesaksiannya sudah direkan di muka. Dalam pelayanan-maraton itu, Tuhan membentuk ketekunan melayani dan kesetiaan seorang hamba di dalam diri saya. Setelah itu, selama sepuluh tahun, saya dan isteri saya telah memberikan pelayanan-pribadi kepada ribuan oran, namun yang menjadi hamba Tuhan yang sungguh-sungguh tekun hanyalah berjumlah puluhan saja. Dan yang untuk menjadi Pelayan Scizoprenia lebih sedikit lagi! Namun apa boleh buat, persyaratan ketat itu selayaknya dipelihara, karena pelayan Schizoprenia bukanlah pelayanan main-main belaka!
Telah disinggung pula di muka, badai rohani adalah tingkah laku yang labil. Perilaku Penderita bergerak goyah, kadang-kadang dari ekstrim yang satu ke ekstrim yang lain dalam waktu sekejap saja. Hampir dapat dipastikan, seseorang yang memiliki badai-rohani pastilah mengidap luka batin, yakni sakit hati atau kekecewaan dari masa lalunya.
Pengamatan menunjukkan pula, semakin hebat badai-rohani seseorang menunjukkan hebatnya luka batin yang menimpa dia di masa lalu. Itulah sebabnya seorang hamba Tuhan yang mau memberi pelayanan terhadap pasien Schizoprenia, haruslah seseorang yang sudah sembuh dari luka-luka batin! Buku ABSALOM, OH ABSALOM membahas masalah luka-luka batin ini.
Bukan hanya sekian, seseorang yang telah mendapat pelayanan kesembuhan luka-luka batin, jika belum menampilkan kesejukan pribadi, belum layak menjadi Pelayan Schizoprenia. Jika seorang belum sejuk pribadinya, yang emosionil, mencoba-coba menangani seorang Penderita Schizoprenia, akan sangat mudah terjadi si setan mempengaruhi si Penderita untuk menampilkan perilaku yang menjengkelkan. Bilaman pelayan tidak waspada, secara wajar dia akan bereaksi yang emosionil pula, jengkel atau marah, sehingga terjadilah benturan emosi, yang membawa kepada saling ketertolakan. Maka si Penderita akan menolak simpati si Pelayan, dan/atau si Pelayan juga menolak merawat si Penderita. Secara demikian, mengalah Iblis.
Banyak orang menganggap dewasa secara rohani adalah bilamana seseorang sudah menjabat jabatan Gerejawi ataupun kesarjanaan Theologia. Ini kekeliruan yang fatal!
Seorang bayi tidak mampu secara mandiri menanggulangi masalah dan ancaman, bahkan tidak mengenal bahaya ataupun musuh kehidupannya!! Banyak orang Kristen tidak menyadari bahwa lawan mereka adalah Iblis, kendati rasul Paulus telah mencatat bahwa [Ef.6:12] perjuangan kita bukanlah melawan darah dan daging, melainkan melawan...rombongan Iblis!!
Maka siapapun orang Kristen yang tidak menganggap Iblis sebagai lawan, dan tidak memeranginya sesuai dengan pesan Rasul Petrus [1Ptr.5:8] dan Rasul Yakobus [Yak.4:8], belumlah ia dewasa (-rohani)! Dia tidak layak melayani pasien Schizoprenia! Tanpa memerangi malaikat-Iblis setiap hari, maka usaha penyembuhan Schizoprenia hanya menjadi kesia-siaan!
Selanjutnya, kedewasaan-rohani nampak dari kualitasnya memenuhi ukuran Flp.2:5 (bacalah!). Seorang pelayan pasien Schizoprenia harus memiliki pikiran dan perasaan (jadi memiliki pula:kasih) Kristus! Tanpa memiliki kasih Kristus, si pelayan akan mudah terpancing untuk berlaku kasar terhadap pasien (ini yang ditunggu malaikat Iblis!) Sehingga si Pasien akan terluka batin, dan menjauhkan diri dari si Pelayan. Gagallah seluruh tahapan pelayanan itu. sehingga harus dimulai lagi dari semula!
Kepada para hamba Tuhan, yang biasa memberiakn pelayanan-pribadi, perlu saya sampaikan bagian terakhir ini, demi mencegah seseorang mengalami rangkapan-pribadi adalah hasil karya malaikat-Iblis, yang mengacau-balaukan kepribadian korbannya. Faktor kedua yang membuka peluang untuk terjadinya rangkapan-pribadi adalah terjadinya luka-luka batin di masa lalu.
Berdasarkan pemahaman ini, maka pencegahan rangkapan-pribadi dapat dilakukan melalui langkah-langkah berikut:
a. Setiap hari, usir
malaikat-Iblis penguntit, yang biasanya mewaris dari leluhur yang sakti-sakti;
sebab malaikat-Iblis itu masih ingin mengusai kehidupan seseorang, sambil
memberinya kesaktian (bahkan dijadikan dukun!)
b. Cepat-cepat mengampuni
setiap orang yang menyakiti hati dn segeralah minta ampun akan dosa-dosa,
Setiap kali tergelincir melakukannya;
c. Usir roh-roh-najis perangsang dosa setiap kali;
d. Pelihara kekudusan
lingkungan pergaulan dari informasi yang buruk dan gagasan yang menyimpang.
Dengan pemahaman yang di atas, jelaslah betapa pentingnya bahwa setiap hamba Tuahn yang bertugas memberikan pelayanan-pribadi yang telah tuntas melaksanakan urusan-urusan ini!
Bilamana pembaca adalah seorang hamba Tuhan yang biasa memberikan pelayanan-pribadi atau pelayanan-pertobatan, ada baiknya pengusiran roh-jahat pendamping menjadi standard dalam pelayanan pertobatan! Adalah terlalu besar resikonya kalau kita menganggap seseorang tidak didampingi roh-roh jahat, sementara dia punya roh-pendamping. Begitu ia jauh dari anda, cepat sekali dia diseret kepada kehidupan yang lama!
Jadi lebih aman kalau kita minta Roh Kudus memeriksa setiap orang yang kita layani dalam pertobatan, lalu sewaktu dia berdoa di bawah pimpinan kita, kita ajak, atau kita tuntun dia memanjatkan pokok doa sbb."
(1) Mohon Roh Kudus
memeriksa dengan teliti kepribadian ybs.;
(2) Nyatakan: "Kalau 'saya didampingi roh-jahat pendamping', maka pada saat
ini ikatan-rohani dengan roh-pendamping itu 'saya batalkan, dalam nama Yesus
ikatan itu tidak berlaku lagi!' "
(3) "Dengan kuasa Yesus, setiap roh-jahat pendamping yang mungkin mengawalku,
aku usir pergi; menyingkir kalian setan-setan, aku tidak mau diganggu, Tuhan
Yesuslah yang mengawal aku selama-lamanya; AMIN."
UNTUK PEMERIKSAAN DIRI anda sendiri tentang kehadiran roh-jahat pendamping itu, gampang saja. Berdoalah menurut tiga pokok-doa di atas! Maka ada beberapa kemungkinan yang muncul:
Kalau anda enggan memanjatkan tiga pokok doa itu, ketahuilah, bukanlah anda enggan berdoa, melainkan anda sudah dikendalikan sehingga enggan berdoa, oleh roh-jahat pendamping itu, karena ia tidak mau diusir-usir, bukan? Segeralah, cari pertolongan hamba Tuhan yang biasa memberikan pelayanan-pelepasan!
Kalau anda mampu berdoa, tetapi anda tidak mampu menyelesaikannya dengan baik, terputus di tengah, ketahuilah, roh-jahat pendamping itu memang hadir. Dan cengkeramannya kuat, sehingga doa anda tidak selesai. Carilah pertolongan hamba Tuhan yang biasa memberikan pelayanan-pelepasan!
Kalau anda mampu menyelesaikannya, tetapi mengalami ganguan-gangguan aneh selama berdoa, ketahuilah, roh-jahat pendamping itu benar-benar mendampingi diri anda, tetapi kehadiran atau cengkeramannya tidak terlalu kuat. Lakukanlah pengulangan doa itu dari waktu ke waktu, sampai anda tidak merasakan lagi gejala-gejala gangguan roh-jahat pendamping seperti yang diuraikan pada Bab-8!
Jangan sampai anda undur setapakpun dari setan-setan semacam itu. Jangan memberi hati keapda roh-roh jahat! Ketahuilah, kemauan anda yang teguh, yang didukung oleh kuasa Yesus yang diberikanNya sesuai Yoh.1:12, cukup untuk menghasikan kemenangan bagi anda. Kedua hal itu cukup ampuh untuk menghalau roh-jahat itu untuk selama-lamanya, betapapun kuat atau besarnya roh itu, sebab Roh(-kudus!) yang ada di dalam diri anda, lebih besar dari pada roh yang ada di dalam dunia [1Yoh.4:4]!
Lakukanlah, saudara yang kekasih, bebaskanlah diri anda, dan diri saudara-saudara kita dari roh-roh jahat pendamping. Jangan biarkan pengendalian atau penunggangan roh-jahat itu berlarut-larut, agar......
DAMAI SEJAHTERA DARI YESUS KRISTUS MENYERTAI ANDA!!
---o0o---