“Kami mematahkan setiap siasat orang dan merubuhkan setiap kubu yang dibangun oleh keangkuhan manusia untuk menentang pengenalan akan Yang Maha Pencipta (YMP). Kami menawan segala pikiran dan menaklukkannya kepada Kristus,…”
ETIKA PEMURIDAN PADA ZAMAN YESUS-ANAK-MANUSIA
Seorang murid akan meninggalkan rumah-tangga orangtuanya, bahkan meninggalkan profesinya, lalu bergabung dengan rumah-tangga Gurunya. Murid akan menjadi pelayan/hamba kepada Gurunya; demikian Etika Pemuridan pada zaman Yesus. Contoh: Elisa menjadi hamba terhadap Gurunya, Elia [1Raj.19:19-21].
Jika murid berganti Guru, ia akan meninggalkan rumah-tangga Guru yang lama. Hal ini nampak dalam Yoh.1:35-43, di mana Petrus dan Andreas bergabung dengan rumah-tangga Yesus, seraya meninggalkan rumah-tangga Yohanes Pembaptis, guru-lama mereka. Ini adalah Etika Pemuridan yang berlaku di zaman Yesus, dan tentunya berlaku bagi muridYesus (terhadap Guru Yesus) sampai ke zaman kini. Sebab
‘Yesus Kristus tetap sama, baik kemarin maupun hari ini dan sampai selama-lamanya’ [Ibr.13:8].
Jika Guru yang baru memberikan pengajaran yang berbeda dari ajaran Guru yang lama, maka pengajaran Guru yang lama akan diabaikan. Demikianlah sikap seorang murid yang setia, yang dianut juga oleh Rasul Paulus, sehingga ia melancarkan pernyataannya pada 2Kor.10:5-6:
…Kami menawan segala pikiran dan menaklukkannya kepada Kristus,…”
Paulus adalah bekas murid Musa (secara tidak langsung), karena ia menganut agama Yahudi, dari mazhab Farisi yang paling keras [Kis.26:5]. Maka segala pikiran dan pengajaran Musa ditaklukkan Paulus ke bawah pikiran Kristus. Jika ada yang tidak sesuai, pikiran Kristus yang akan dianutnya, pikiran Musa disingkirkannya. Begitu setia dan taatnya Paulus kepada Gurunya: Yesus Kristus; TERPUJILAH YESUS!
Apakah Pembaca seorang murid Musa, atau murid guru-guru Kristiani (mereka adalah manusia biasa!), ataukah muridYesus? Hal itu akan nyata dari tanggapan anda, seusai anda membaca buku-kecil ini. Terpujilah Yesus!