Kontroversi Nama Allah

January 2002 ยท 2 minute read

Tiba-tiba saja Tiur (7 tahun, bukan nama sebenarnya) dan Butet (3 tahun, bukan nama sebenarnya) merinding ketakutan dan dari sekujur tubuhnya keluar keringat dingin tatkala didengarnya suara azan dari televisi yang sedang ditontonnya. Hal semacam ini sangat mencemaskan kedua orangtua angkat anak-anak tersebut. Rupanya kedua anak itu menderita trauma parah akibat kekerasan, pembunuhan, perusakan dan pembakaran rumahnya di Ternate. Apakah anda sekalian tahu, teriakan-teriakan apa yang membuat anak-anak kecil tersebut mengalami trauma yang tak mudah dilupakan oleh anak-anak kecil tersebut mengalami trauma yang amat membekas. “Allahu Akbar!”. Sebuah ungkapan yang tak mudah dilupakan oleh bocah-bocah cilik tersebut. Mengapa? Oleh karena mereka yang meneriakkannya, adalah juga yang mengobrak-abrik rumahnya, memukuli, menendang ayah-ibunya dan akhirnya membakar rumahnya hingga kedua orangtuanya tewas tak tertolong. Kini, dalam pengasingan di kota Manado, di rumah orangtua angkatnya, sementara anak-anak itu menonton TV, orangtua angkatnya senatiasa berwaspada, manakala azan tiba - mereka segera mematikan tayangan tersebut, tak lain demi menghindari guncangan jiwa yang semakin mengakumulasi dalam diri anak-anak itu.

Kasus lain, seorang bapak menceritakan pengalaman yang dialaminya pada tanggal 13 Mei 1998. Mobil yang dikendarai sepulang dari kantor, distop oleh serombongan orang yang meneriakkan yel-yel, “Allahu Akbar!”. Ia berhenti, keluar dari mobilnya. Tiba-tiba dengan beringas orang-orang yang mencegatnya itu menjungkirkbalikkan mobilnya, sambil tetap meneriakkan, “Allahu Akbar!”, selanjutnya, dengan rasa tanpa salah, bahkan menganggap sebagai perilaku pahlawan, mereka membakar mobil tersebut.

Hal lain lagi, dapatkah saudara bayangkan, kira-kira kalimat apakah yang diucapkan oleh Muhammad Atta, dan rekan-rekannya, para pembajak yang berhasil mengambil alih kendali Pesawat-pesawat Penumpang dan menghujamkannya ke Menara Kembar WTC dan ke Gedung Pentagon tanggal 11 September 2001 yang lalu. Mungkin saya salah, tetapi saya menebak, pasti mereka mengucapkan “Allahu Akbar” sementara mengarahkan moncong pesawat ke arah sasaran yang dituju untuk dihujamkan bagai bom penghancur yang membinasakan ribuan orang di dalam gedung-gedung tersebut sekaligus meledakkan diri mereka sendiri bersama-sama penumpang lainnya yang tak tahu menahu urusan mereka.

Baca selengkapnya

atau

Baca selengkapnya