Mengampuni secara tuntas adalah memerdekakan mereka yang telah berbuat salah terhadap anda, yakni berdoa agar mereka beroleh ganjaran untuk kesalahan mereka berkat yang tidak selayaknya mereka terima: beroleh pengampunan dari Tuhan, bahkan kelimpahan dalam hidup mereka!
Ada kalanya mengampuni secara tuntas mencakup juga ‘mengampuni Tuhan’, yakni jika anda menganggap Tuhan telah demikian tega-hati mengizinkan terjadinya peristiwa yang menyakiti hati anda, yang mengakibatkan anda menderita.
Berkaitan dengan kedua hal di atas, mpuni jugalah diri anda sendiri! Sebagian orang Kristen tidak menyadari bahwa Tuhan Yesus menginginkan kita mengampuni diri sendiri, untuk dosa dan kesalahan yang kita perbuat, sejalan dengan penerimaan kita akan pengampunan dari Tuhan. Ini menjadi urusan penting, jika disadari bahwa sikap pembenaran diri sendiri dan penghargaan diri sendiri menjadi penghambat utama untuk kita mengampuni diri sendiri. (“Saya tidak memerlukan pengampunan!” kata hati kita)
Oleh sebab itu berilah pengampunan terhadap diri anda sendiri, dan nikmatilah sepenuhnya kedamaian hati, hasil dari (1) perdamaian anda dengan Tuhan, (2) perdamaian anda dengan sesama manusia, dan (3) perdamaian anda dengan satu-lagi “sesama-manusia”: diri anda sendiri!
Saya dapat merasakan kelegaan yang timbul setelah menyampaikan pengampunan, bahkan mengampuni beberapa saudara yang telah „makan-rotiku-lalu-mengangkat- tumitnya-terhadap aku!‟. Namun karena saya tidak mau melanggar ciri no-5 (yang akan dibahas), maka contoh lainlah yang saya kemukakan.
Tokoh Biblikal yang sangat kuat dalam hal pengampunan: Yusuf, dapat menjadi bahan perenungan yang berharga bagi kita sekalian [Kej.45:1-15, bacalah]. Berdasarkan perenungan bagian Bible ini dapat disadap ciri-cirinya jika anda sudah tuntas mengampuni saudara yang berdosa (singkatan: SYB) terhadap anda..