KELICIKAN IBLIS dan PARA MALAIKATNYA
Wahyu Pasal-12:
7 Maka timbullah peperangan di sorga. Mikhael dan malaikat-malaikatnya berperang melawan naga itu, dan naga itu dibantu oleh malaikat-malaikatnya, 8 tetapi mereka tidak dapat bertahan; mereka tidak mendapat tempat lagi di sorga. 9 Dan naga besar itu, si ular tua, yang disebut Iblis atau Satan, yang menyesatkan seluruh dunia, dilemparkan ke bawah; ia dilemparkan ke bumi, bersama-sama dengan malaikat-malaikatnya.....
....17 Maka marahlah naga itu kepada perempuan itu, lalu pergi memerangi keturunannya yang lain, yang menuruti hukum-hukum TUHAN dan memiliki kesaksian Yesus.
Pembaca yang saya kasihi, buku ini dimulai dengan catatan Kitab Wahyu yang jelas- jelas mengajarkan bahwa di sorga pernah terjadi peperangan yang dahsyat. Mikael dan malaikat-malaikatnya yang setia terhadap RajaSorga, menindas pemberontakan yang dilakukan oleh Iblis bersama malaikat-malaikatnya. Jelas dicatat bahwa Iblis beserta rombongannya tercampak ke bumi [ayat-9]. Setelah tercampak keluar dari Sorga, apakah para pemberontak ini terima kalah? Berdiam diri, tidak mengacau?
Ayat-17 menyatakan Naga itu marah kepada “perempuan” yang dia mau binasakan (tetapi gagal [lihat ayat-13-16]), lalu Naga itu memerangi keturunan perempuan itu. Yakni mereka yang mentaati Hukum-hukum Tuhan (10-Hukum) dan yang memiliki kesaksian Kristus. Menimbang pernyataan pada ayat-9 bahwa Iblis (berhasil) menyesatkan seluruh dunia, maka dapat disimpulkan, peperangan di Sorga itu berlanjut di Bumi, yakni di dalam diri Saudara dan saya, jika Saudara memiliki kesaksian Kristus! Barangkali Saudara juga sudah disesatkan menurut cara tertentu?
Bahwa Iblis dan malaikat-malaikatnya adalah penipu yang sangat licik, rasanya sudah sering dikhotbahkan. Tetapi kebanyakan khotbah (oleh pengkhitbah yang kurang kuasanya) tidak sampai termeteraikan ke dalam pikiran umat, sehingga tidak sampai meningkatkan kewaspadaan umat terhadap serangan-serangan Iblis.
Buku kecil ini menyampaikan kasus-kasus dari “lapangan”, tentang beragam kelicikan dan tipuan Iblis, dari yang sederhana sampai kepada yang super-licik, sehingga banyak hamba-hamba Tuhan (seyogyanya mereka memiliki kesaksian Kristus) terkena penyeSATANnya. Tentu saja sebagian hamba Tuhan ini tidak mau menyadari bahwa mereka sudah disesatkan Iblis, sehingga saya menempuh risiko bahwa sebagian Pembaca mungkin menganggap diri saya sesat, bahkan mungkin dituduh selaku hamba Iblis yang sedang berusaha menipu Pembaca.
Bagi saya, tudingan sesat tanpa dasar tidak membangkitkan kerisauan, sebab tulisan ini ditujukan supaya kesaksian Kristus di dalam diri Saudara semakin dipertajam. Silahkan Saudara membaca dan menyimpulkan sendiri dari hasil pembacaan Saudara, dan ketahuilah, segala sesuatu yang kita pikirkan dan kita tudingkan, harus dipertanggung-jawabkan pada Hari Penghakiman.